ukuran kinerja yang ditetapkan, serta penyimpangan nol yang artinya pelaksanaan kegiatan belum berhasil atau sama
dengan indikator dan ukuran kinerja yang ditetapkan. 4
Evaluasi kinerja Evaluasi kinerja akan memberikan gambaran kepada
penerima informasi mengenai nilai kinerja yang berhasil dicapai organisasi. Capaian kinerja organisasi dapat dinilai
dengan skala pengukuran tertentu. Informasi capaian kinerja dapat dijadikan
feedback
dan
reward punishment
, penilaian kemajuan organisasi dan dasar peningkatan kualitas
pengambilan keputusan dan akuntabilitas.
3. Aspek
– Aspek Pengukuran Kinerja Sektor Publik
Oleh karena sifat dan karakteristiknya yang unik, maka organisasi sektor publik memerlukan ukuran kinerja yang lebih
luas. Pengukuran kinerja organisasi sektor publik meliputi aspek –
aspek antara lain: 1
Kelompok masukan
input
: segala
sesuatu yang
dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran.
2 Kelompok proses
proceses
: ukuran kegiatan baik dari segi kecepatan, ketepatan, maupun tingkat akurasi pelaksanaan
kegiatan tersebut.
3 Kelompok keluaran
output
: sesuatu yang diharapkan langsung dapat dicapai dari suatu kegiatan yang berwujud
maupun tidak berwujud. 4
Kelompok hasil
outcome
: segala
sesuatu yang
mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah yang mempunyai efek langsung.
5 Kelompok manfaat
benefit
: sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan.
6 Kelompok dampak
impact
: pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun negatif.
C. Pengertian
Balanced Scorecard
Balanced Scorecard
terdiri atas dua kata, yaitu
balanced
yang berarti seimbang dan
scorecard
yang berarti kartu skor. Pengertian
balanced
adalah bahwa kinerja seseorang atau kelompok tertentu akan diukur secara berimbang antara sisi intern dan ekstern perusahaan, dan
berimbang pula antara perspektif keuangan dan non keuangan.
Scorecard
adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang danatau suatu kelompok, juga untuk mencatat rencana skor yang hendak
diwujudkannya.
Balanced scorecard
pertama kali diperkenalkan oleh Kaplan dan Norton 1992.
Konsep
balanced scorecard
ini dikembangkan untuk melengkapi pengukuran kinerja keuangan dikenal dengan pengukuran kinerja
tradisional dan sebagai alat yang penting bagi perusahaan untuk
merefleksikan pemikiran baru dalam era kompetisi dan efektivitas perusahaan. Kemudian pengertian
balanced scorecard
, Kaplan dan Norton 1996 mengemukakan bahwa ukuran kinerja keuangan saja tidaklah
cukup untuk menilai kinerja perusahaan yang diharapkan berhasil di masa depan, tetapi harus memperhatikan aspek ukuran kinerja lain, yaitu
perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Balanced scorecard
mencoba untuk menciptakan suatu gabungan pengukuran strategis, pengukuran finansial dan non finansial serta
pengukuran ekstern dan intern. Pengukuran kinerja perusahaan dapat dipandang menjadi empat kategori perspektif Kaplan, 2000, yaitu
perspektif finansial, perspektif pelanggan, perspektif internal bisnis, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Keempat perspektif ini saling
berhubungan dalam sebab akibat, sebagai cara untuk menerjemahkan strategi ke dalam tindakan.