Desa wisata Ciwidey-Ciwidey Kabupaten Bandung Jawa Barat
(2)
(3)
(4)
SEBAGAI PERSYARATAN UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR
OLEH :
JIM MY RIKHARDI
104.09.004
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK & ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
(5)
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas karunia dan rahmat-nya saya dapat menyelesaikan laporan Studio Tugas Akhir Arsitektur dengan judul “ Desa Wisata Ciwidey – Wisata Berbasis Pendidikan Desa” . Laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur tahun ajaran 2012/2013 di program studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.
Selama proses pelaksanaan hingga penyusunan laporan studio tugas akhir ini tentunya tidak lepas dari bantuan, saran, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, yaitu :
1. Ibu Dhini D. Tantarto, ST., MT. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan
dan bimbingan selama proses studio tugas akhir.
2. Bapak Dr. Salmon P Martana, ST., MT. selaku ketua jurusan teknik arsitektur UNIKOM.
3. Seluruh Dosen Prodi Teknik Arsitektur UNIKOM.
4. Seluruh Staf Tata Usaha Prodi Teknik Arsitektur. 5. Seluruh Peserta Tugas Akhir Teknik Arsitektur.
6. Seluruh Teman-Teman Angkatan 2009.
7. Kedua orang tua dan keluarga praktikan yang senantiasa memberikan dukungan moral dan spiritual, hingga akhirnya praktikan dapat menyelesaikan persyaratan kelulusan mata kuliah kerja praktik ini.
8. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Bandung, Agustus 2013
Penulis, Jimmy Rikhardi
(6)
iii
Daftar Isi ... iii
Daftar Gambar ... v
Daftar Tabel... vii
BAB I Pendahuluan ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Maksud dan Tujuan ... 2
1.3 Lingkup Permasalahan ... 2
1.4 Lingkup Perancangan ... 2
1.5 Metoda Pembahasan ... 3
1.6 Kerangka Berpikir ... 4
1.7 Sistematika Penulisan ... 5
BAB II Studi Banding dan Literatur ... 6
2.1 Studi Banding ... 7
2.2 Studi Literatur ... 18
BAB III Deskripsi Proyek ... 35
3.1 Deskripsi Proyek ... 35
3.2 Program Kegiatan ... 35
3.3 Pola Kegiatan ... 38
3.4 Kebutuhan Ruang dan Lanskap ... 40
3.5 Persyaratan Teknis ... 42
3.6 Hubungan Fungsional ... 54
3.7 Analisis Lingkungan, Tapak dan Bangunan ... 57
(7)
iv
Konsep Perancangan ... 65
4.1 Konsep Dasar ... 65
4.2 Pemintakan ... 68
4.3 Konsep Sirkulasi ... 68
4.4 Konsep Massa Bangunan ... 69
4.5 Konsep Tata Hijau ... 69
4.6 Konsep Bangunan Penginapan ... 70
4.7 Konsep Struktur ... 71
BAB V Kesimpulan ... 73
5.1 Kesimpulan ... 73
5.2 Saran ... 73
Lampiran DAFTAR PUSTAKA ... 74
(8)
v
Gambar 2.1.1.2 ... 7
Gambar 2.1.1.3 ... 7
Gambar 2.1.1.4 ... 7
Gambar 2.1.1.5 ... 8
Gambar 2.1.1.6 ... 8
Gambar 2.1.1.7 ... 8
Gambar 2.1.1.8 ... 8
Gambar 2.1.1.9 ... 9
Gambar 2.1.1.10 ... 9
Gambar 2.1.2.1 ... 9
Gambar 2.1.2.2 ... 10
Gambar 2.1.2.3 ... 10
Gambar 2.1.2.4 ... 10
Gambar 2.1.2.5 ... 11
Gambar 2.1.3.1 ... 12
Gambar 2.1.3.2 ... 12
Gambar 2.1.3.3 ... 12
Gambar 2.1.4.1 ... 13
Gambar 2.1.4.2 ... 14
Gambar 2.1.4.3 ... 14
Gambar 2.1.4.4 ... 14
Gambar 2.1.4.5 ... 15
Gambar 2.1.4.6 ... 15
Gambar 2.1.5.1 ... 16
Gambar 2.1.5.2 ... 16
Gambar 2.1.5.3 ... 17
Gambar 2.1.5.4 ... 17
(9)
vi
Gambar 2.2.4.1 ... 20
Gambar 2.2.5.1 ... 21
Gambar 2.2.5.2 ... 21
Gambar 2.2.5.3 ... 22
Gambar 2.2.5.4 ... 22
Gambar 2.2.5.5 ... 23
Gambar 2.2.5.6 ... 23
Gambar 2.2.5.7 ... 24
Gambar 2.2.5.8 ... 24
Gambar 2.2.5.9 ... 25
Gambar 2.2.5.10 ... 25
Gambar 2.2.6.1 ... 26
Gambar 2.2.6.2 ... 27
Gambar 2.2.6.3 ... 27
Gambar 2.2.6.4 ... 28
Gambar 2.2.6.5 ... 28
Gambar 2.2.6.6 ... 29
Gambar 2.2.6.7 ... 29
Gambar 2.2.7.1 ... 29
Gambar 2.2.7.2 ... 30
Gambar 2.2.8.1 ... 31
Gambar 2.2.8.2 ... 31
Gambar 2.2.9.1 ... 32
Gambar 2.2.9.2 ... 33
Gambar 2.2.9.3 ... 33
Gambar 3.1.1 ... 35
Gambar 3.3.1 ... 39
(10)
vii
Gambar 3.6.3.1 ... 55
Gambar 3.6.4.1 ... 55
Gambar 3.6.5.1 ... 56
Gambar 3.6.6.1 ... 56
Gambar 3.6.7.1 ... 57
Gambar 3.7.2.1 ... 58
Gambar 3.7.2.2 ... 59
Gambar 3.7.3.1 ... 61
Gambar 4.1.1 ... 65
Gambar 4.1.1.1 ... 66
Gambar 4.1.1.2 ... 67
Gambar 4.2.1 ... 68
Gambar 4.3.1 ... 69
Gambar 4.5.1 ... 70
Gambar 4.6.1 ... 71
Gambar 4.7.1 ... 72
(11)
viii
(12)
74
DAFTAR PUSTAKA
Dee, Catherine. (2001). Form and Fabrcs in Landscape Architecture. London : Spon Press.
Berge, BjØrn. (2001). The Ecology of Buildings Materials.Woburn, MA : Architectural Press.
Neufert, Ernst. Architects’ Second Edition. Diterjemahkan oleh Ir. Sjamsu Amril. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1996.
Ching, D.K. Arsitektur. Bentuk, ruang dan tatanan. Jakarta: Erlangga, 2000.
Sabaruddin, Arief. Membangun Rumah Sederhana Tahan Gempa. Jakarta :
Departemen Pekerjaan umum.
(13)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Letak Kabupaten Bandung sebagian besar merupakan pengunungan dengan puncak– puncaknya adalah sebelah utara terdapat Gunung Bukit Tunggul dengan ketinggian sekitar 2200 m, Gunung Tangkuban Parahu dengan tinggi 2076 m yang berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta. Keduanya saat ini sudah masuk dalam wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB). Sedangakan di selatan terdapat Gunung Patuha dengan tinggi 2334 m, Gunung Malabar dengan tinggi 2321 m, Gunung Papandayan dengan tinggi 2262 m dan Gunung Guntur dengan tinggi 2249 m. (sumber:BPD Kab. Bandung)
Wilayah Kabupaten Bandung memiliki potensi wisata yang baik. Kecamatan Ciwidey merupakan salah satu wilayah Argopolitan yang memiliki potensi alam dan hasil bumi yang melimpah, bila dimanfaatkan dengan baik potensi-potensi tersebut dapat dijadikan sebuah wahana rekreasi bagi wisatawan yang datang ke Ciwidey.
Kecamatan Ciwidey memiliki beberapa objek-objek wisata yang telah dikenal banyak orang seperti Kawah Putih, Pemandian Air Panas Cimanggu, Situ Patengan dan lain-lain. Tempat rekreasi di Ciwidey menawarkan berbagai macam keindahan alam yang dapat didatangi oleh wisatawan.
Rekreasi pendidikan merupakan sebuah gagasan yang baik untuk mengenalkan dan melestarikan lingkungan. Bentuk rekreasi pendidikan yang berbasis ke pendidikan desa dapat mengajarkan wisatawan untuk hidup selaras dengan alam dan lingkungan masyarakatnya. wisatawan dapat mengenal alam lebih dekat dan menjadi bagian dari alam tersebut.
Rekreasi berbasis pendidikan desa menawarkan sebuah pengalaman baru bagi wisatawan dan menjadi bagian dari desa tersebut. Pendidikan desa padi mengajarkan wisatawan untuk hidup menjadi seorang petani dan hidup mandiri sebagai orang desa. Rekreasi lain yang ditawarkan yaitu pengetahuan tentang alam dan lingkungan sekitar desa seperti pendidikan tentang tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan yang tumbuh di desa tersebut.
(14)
2 1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari perancangan Lembur Pare Ciwidey adalah untuk mengenalkan kepada para wisatawan lokal maupun mancanegara sebuah desa yang berbasis pada pendidikan untuk hidup mandiri, sehingga dapat memberikan suatu kesan yang mendalam bagi para wisatawan untuk merasakan kehidupan desa yang benar-benar asli.
Tujuan dari perancangan Lembur Pare Ciwidey ini adalah sebagai berikut :
Membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar.
Memberikan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar.
Memberikan ilmu kepada wisatawan tentang cara hidup di desa.
Membantu mengembangkan pariwisata Kecamatan Ciwidey.
Membantu menghidupkan potensi di daerah itu sendiri.
Menjadi sarana penghubung antara desa wisata di Kecamatan Ciwidey.
Menjadi salah satu sarana rekreasi dan edukasi.
1.3 LINGKUP PERM ASALAHAN Permasalahan Umum
1. Bagaimana menata sebuah desa yang telah lama didiami oleh masyarakat.
2. Bagaimana mengolah lanskap desa yang berbasis pada pendidikan desa.
3. Bagaimana menciptakan atraksi desa sebagai penarik wisatawan.
4. Bagaimana mengolah bangunan yang terintegrasi dengan lingkungan sekitar.
1.4 LINGKUP PERANCANGAN
Fasilitas Utama :
Akomodasi desa.
Kantor desa
Rumah makan desa.
Toko cindramata dan oleh-oleh khas Ciwidey
Aula desa sebagai tempat pendidikan
Sawah sebagai tempat pendidikan
Lumbung padi
(15)
3
Lanskap desa
Lanskap sungai
Fasilitas Penunjang :
Tempat parkir
Fasilitas ibadah
Tempat bagi pengelola
Kandang hewan ternak
Kolam rendam
Gazeebo / saung
1.5 METODA PEM BAHASAN 1.5.1 Data Primer 1.5.1.1Observasi
Observasi dilakukan langsung pada lahan yang akan di rancang menjadi sebuah desa wisata. Kegiatan Observasi meliputi pengamatan terhadap lahan, kontur, arah matahari, fasilitas wisata di sekitar lahan, rumah-rumah penduduk, aksesbilitas dan lain-lain.
1.5.1.2Studi Dokumentasi
Kegiatan dokumentasi mencakup pencarian data-data mengenai Kabupaten Bandung, Kecamatan Ciwidey, peraturan daerah setempat, penanaman padi, Lanskap desa, jenis-jenis bangunan tradisional, sistem struktur dan konstruksi bangunan tradisional, literature, pengambilan foto-foto eksisting dan lain-lain.
1.5.2 Data Sekunder 1.5.2.1 Studi Pustaka
Kegiatan studi pustaka mencakup pencarian mengenai buku-buku yang digunakan untuk menunjang perancangan seperti buku Built to Meets Needs, Eco House, Form and Fabric in Landscape Architecture, The Ecology Building Material, Bangunan Tahan Gempa, Arsitektur Tropis dan lain-lain.
(16)
4 1.6 KERANGKA BERPIKIR
Gambar 1.6.1 Kerangka Berfikir
(17)
5 1.7 SISTEM ATIKA PENULISAN LAPORAN
Laporan Studio Tugas Akhir Arsitektur disusun menjadi tiga bagian yang terdiri atas bagian awal, bagian pokok dan bagian akhir. Bagian awal dari laporan mencakup halaman judul, abstraksi, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan daftar tabel. Bagian akhir laporan mencakup daftar pustaka dan lampiran-lampiran. Bagian pokok mencakup tentang data-data proyek yang akan disajikan dalam 5 (lima) bab. Secara garis besar sistematika penulisan laporan studio tugas akhir adalah sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Bab ini berisi tentang uraian umum seperti latar belakang, maksud dan tujuan, lingkup permasalahan, lingkup perancangan, metoda pembahasan, kerangka berfikir dan sistematika penulisan laporan.
Bab II : Studi Banding dan Literatur
Bab ini berisi tentang studi banding dan literatur untuk merancang sebuah desa wisata.
Bab III : Deskripsi Proyek
Bab ini berisi tentang tinjauan umum proyek seperti deskripsi proyek, program kegiatan, pola kegiatan, kebutuhan ruang, persyaratan teknis, hubungan antar ruang dan elaborasi tema.
Bab IV : Konsep Perancangan
Bab ini berisi tentang rincian konsep yang digunakan dalam proses perancangan sebuah desa wisata. Seperti konsep dasar, lanskap, ruang, struktur dan sebagainya.
Bab V : Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang merupakan bagian akhir dari laporan studio tugas akhir arsitektur.
Selain itu dilampirkan juga daftar pustaka, dokumentasi dan data-data/gambar kerja dari proyek yang sedang dirancang sebagai lampiran.
(18)
35
BAB III
DESKRIPSI PROYEK
3.1 DESKRIPSI PROYEK
Judul Proyek : Desa Wisata Ciwidey “ Lembur Pare Ciwidey” .
Tema Proyek : Desa wisata berbasis pendidika.
Status Proyek : Fiktif.
Pemilik Proyek : Masyarakat – swasta
Lokasi Proyek : Jl. Raya Sukahaji – Kecamatan Ciwidey, Kab.
Bandung.
Luas Lahan : ± 3ha.
3.2 PROGRAM KEGIATAN
3.2.1 Kegiatan Desa M enanam Padi
1. Ritual menanam padi
Mengadakan ritual menanam padi pada saat datang musim tanam. Ritual ini dinamakan “ Seren Taun”, yang akan melibatkan masyarakat sekitar yang bermata-pencaharian sebagai petani dan melibatkan wisatawan lokal
Gambar 3.1.1 Foto Udara
(19)
36
maupun mancanegara. Kegiatan ritual semacam ini dimaksudkan sebagai daya tarik wisata dan melestarikan budaya sunda.
2. Pengolahan lahan
Pengolahan lahan dimaksudkan untuk meningkatkan kesuburan tanah sebagai media tumbuh padi. Kegiatan pengolahan tanah ini dilakukan 3 kali selama 1 tahun dengan menggelar acara-acara tertentu dan membuat promosi-promosi untuk mengundang wisatawan.
Kegiatan pengolahan lahan akan melibatkan petani dan wisatawan. Kegiatan yang melibatkan wisatawan seperti membajak sawah dan garu.
3. Benih padi (persemaian padi)
Persemaian padi dengan menyebar benih secara merata pada badengan. Kegiatan menyebar benih ini akan melibatkan wisatawan yang ingin tahu cara menyebar benih padi, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pendidikan desa.
4. Penanaman padi
Kegiatan penanaman padi di sawah pada umumnya ditanam dengan jarak yang teratur, yang paling sering di lakukan berjarak sekitar 20 cm. Tanaman padi yang masih muda ditancapkan ke dalam tanah yang digenangi air sedalam 10 s/d 15 cm hingga akarnya terbenam di bawah permukaan tanah (Tandur). Kegiatan penanaman padi menjadi salah satu objek wisata pendidikan dan dapat melibatkan peran wisatawan dalam melakukannya. Karena penanaman padi dilakukan 3 kali dalam 1 tahun maka dilakukan promosi-promosi untuk mengundang wisatawan.
5. Perawatan padi
Padi adalah jenis tanaman yang memerlukan perawatan untuk pertumbuhannya. Kegiatan perawatan melibatkan wisatawan karena masa tumbuh padi cukup lama yaitu sekitar ± 4 bulan.
(20)
37
6. Panen padi
Masa panen di desa wisata ini terbagi menjadi 2 (dua) masa panen padi. Masa panen yang pertama merupakan panen raya yang terjadi pada bulan Maret setelah masa penanaman yang dimulai sejak bulan Nopember, karena dibulan – bulan tersebut merupakan musim tanam utama. Kegiatan panen raya merupakan acara puncak di desa padi ini, karena hanya dilakukan 1 kali dalam 1 tahun maka promosi-promosi dilakukan untuk mengundang wisatawan.
Masa panen yang kedua merupakan panen pada musim tanam gadu yaitu pada bulan Juli setelah masa tanam di bulan Maret. Masa panen gadu dapat melibatkan wisatawan yang ingin tahu tentang masa panen gadu ini.
3.2.2 Kegiatan Hidup di Desa
1. Berhuni
Kegiatan berhuni ini merupakan kegiatan bagi para wisatawan untuk merasakan bagaimana cara / pola hidup sebagai orang desa. Kegiatan tinggal di desa akan memberikan pendidikan pada wisatawan untuk lebih mencintai alam.
2. Berkebun
Kegiatan ini dilakukan oleh masyarakat setempat untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari dan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Berkebun dapat dilakukan kapan saja dan melibatkan wisatawan agar mengetahui jenis – jenis hasil bumi dan cara menanamnya. Tanaman yang ditanam seperti tomat, bawang, kol, kentang, strawberry dan lain-lain.
3. Memasak
Kegiatan memasak di desa wisata ini dilakukan oleh masyarakat setempat seperti mengolah hasil bumi dari desa ini sendiri. Hasil olahan dari masyarakat dapat dijual kepada wisatawan yang datang, selain itu wisatawan juga bisa belajar cara memasak tradisional di desa ini. Jenis-jenis masakan
(21)
38
yang dibuat yaitu masakan tradisional sunda dan khas Ciwidey seperti lotek, peuyeum, kalua jeruk, gepuk, oncom dan lain-lain.
4. Bermain
Kegiatan bermain di desa wisata ini lebih ditujukan kepada wisatawan, karena kegiatan ini dapat mendidik anak – anak tentang kehidupan desa. Kegiatan bermain ini meliputi permainan – permainan tradisional desa ini. Permainan seperti engrang, ucing-ucingan, benjang dan lain-lain.
3.3.3 Kegiatan Edukasi dan Rekreasi
1. Mengenal Jenis – Jenis Tanaman
Kegiatan ini merupakan kegiatan edukasi agar wisatawan lebih mengetahui tentang tanaman – tanaman dan cara menanam di desa ini.
2. Memberi Makan Hewan
Kegiatan pendidikan tentang hewan seperti kerbau, sapi, ayam, bebek dan hewan – hewan yang ada di desa ini. Kegiatan ini merupakan kegiatan edukasi kepada anak – anak.
3. Memancing Ikan
Kegiatan memancing ikan untuk para wisatawan, mereka dapat langsung memasak ikan hasil pancingan dan langsung mengkonsumsi di desa ini. Jenis ikan sepeti ikan mas, nila, mujaer dan lain-lain.
3.3 POLA KEGIATAN
Pola kegiatan di desa wisata ini terbagi menjadi beberapa bagian kegiatan berdasarkan penggunanya, yaitu :
(22)
39
1. Lokal, yang berasal dari seluruh Indonesia yang ingin lebih mengenal kehidupan desa padi.
2. Mancanegara, yang berasal dari seluruh negara di dunia yang ingin lebih mengenal budaya dan cara hidup di desa padi.
Masyarakat setempat
1. Masyarakat Desa
Masyarakat desa yang mengolah dan me-manajemen desa wisata ini.
2. Masyarakat Desa (Petani)
Masyarakat yang mengolah lahan pertanian di desa ini untuk menjadi daya tarik wisata.
3. Masyarakat diluar Desa
Masyarakat yang bekerja mengolah lahan desa wisata ini.
Gambar 3.3.1 Diagram kegiatan wisatawan DATANG
REKREASI & EDUKASI
TINGGAL REKREASI & EDUKASI PULANG
Gambar 3.3.2
Diagram kegiatan masyarakat setempat DATANG
MENGOLAH DESA
PULANG BERTANI / BERLADANG / BERKEBUN
(23)
40 3.4 KEBUTUHAN RUANG DAN LANSKAP
KEGIATAN
KEBUTUHAN
BANGUNAN LANSKAP
Menanam Padi K eg ia ta n P en d id ik an
Ritual tanam padi (Seren
Taun) Rumah kepala adat Jalan setapak
Benih padi (Persemaian
Padi) Sawah / Pematang sawah
Panyulaman padi Sawah
Pengairan sawah Saluran dan irigasi
Pemupukan Kandang hewan Jalan setapak
Pembajakan sawah Kandang hewan Sawah
Tanam padi Saung/Gazeebo Pematang sawah
Pengendalian hama dan penyakit
Gudang Pestisida dan
insektisida Jalan setapak
Panen Gudang peralatan/Lumbung Padi
Pematang sawah / jalan setapak
Pengolahan padi Tempat pengolahan Jalan setapak
Menjaga sawah Saung/gazeebo Pematang sawah/jalan setapak
Akomodasi Fa si lit as u ta m
a Berhuni ala desa padi Rumah petani Pematang sawah/tanggul/jalan setapak
Memasak / Makan Dapur tradisional
(24)
41 Pelayanan Oleh Pengelola
P
el
ay
an
an Resepsionis Kantor Desa Jalan setapak
Pelayanan Kantor pelayanan Jalan setapak
Arena Rekerasi & Belajar
K eg ia ta n R ek re as i D es a
Mengenal jenis tanaman Aula desa/Plaza Jalan setapak/Kebun
Memberi makan hewan Kandang hewan
Permainan tradisional R. ganti / toilet / kamar
mandi Sawah/sungai
Berenang/bermain di sungai Kolam renang/rendam Sungai
Bermain di sawah Sawah
Cara bercocok tanam Lahan pertanian
Memancing ikan Kolam ikan
Fasilitas Pendukung P en un ja ng
Parkir kendaraan Tempat parkir Buffer/vegetasi/jalan setapak
Kincir Air Bangunan untuk perawatan Sungai
Rumah makan desa padi Rumah makan Jalan setapak/sungai/sawah
Toko souvenir/oleh-oleh Rumah penduduk sekitar
Tabel 3.4.1
(25)
42 3.5 PERSYARATAN TEKNIS
3.5.1 Rumah Kepala Adat
Bangunan rumah tahan gempa
Memiliki ruang-ruang yang fungsional
Memiliki elemen estetis sebagai daya tarik
Memiliki lanskap lingkungan yang baik
Sirkulasi tata cahaya dan tata udara baik
Memiliki komponen bangunan yang baik (struktur, utilitas dll)
3.5.2 Rumah Petani (Penginapan)
Bangunan rumah tahan gempa
Memiliki ruang-ruang yang fungsional
Memiliki elemen estetis sebagai daya tarik
Memiliki lanskap lingkungan yang baik
Sirkulasi tata cahaya dan tata udara baik
Terintegrasi dengan lingkungan sekitar
Memiliki komponen bangunan yang baik (struktur, utilitas dll)
3.5.3 Kantor Desa
Bangunan tahan gempa
Memiliki runag-ruang yang fungsional
Memiliki nilai atau manfaat untuk peningkatan kinerja
Kesesuaian dengan rencana tata wilayah
Berbasis estetika dan artistik budaya lokal
Tidak berkesan mewah, sesuai dengan kewajaran dan kepatutan
serta hemat energy
Dimungkinkan untuk dilakukan pengembangan/perluasan bangunan
Memberikan dampak ekonomis
(26)
43
Sirkulasi tata cahaya dan tata udara baik
Terintegrasi dengan lingkungan sekitar
Memiliki komponen bangunan yang baik (struktur, utilitas dll)
3.5.4 Aula Desa
Bangunan tahan gempa
Mempunyai fleksibilitas yang baik sehingga mudah untuk digunakan dalam berbagai kegiatan
Sirkulasi tata cahaya dan tata udara baik
Terintegrasi dengan lingkungan
Berbasis estetika dan artistik budaya lokal
Memiliki lanskap lingkungan yang baik
Memiliki komponen bangunan yang baik (struktur, utilitas dll)
3.5.5 Kantor Pelayanan Publik
Bangunan tahan gempa
Memiliki runag-ruang yang fungsional
Memiliki nilai atau manfaat untuk peningkatan kinerja
Kesesuaian dengan rencana tata wilayah
Berbasis estetika dan artistik budaya lokal
Tidak berkesan mewah, sesuai dengan kewajaran dan kepatutan
serta hemat energy
Dimungkinkan untuk dilakukan pengembangan/perluasan bangunan
Memberikan dampak ekonomis
Memiliki lanskap lingkungan yang baik
Sirkulasi tata cahaya dan tata udara baik
Terintegrasi dengan lingkungan sekitar
(27)
44 3.5.6 Rumah M akan
Bangunan tahan gempa
Memiliki ruang –ruang yang fungsional
Berbasis estetika dan artistik budaya lokal
Dimungkinkan untuk dilakukan pengembangan/perluasan bangunan
Sirkulasi manusia yang baik antara pengunjung dan pegawai
Memberikan dampak ekonomis
Memiliki lanskap lingkungan yang baik
Sirkulasi tata cahaya dan tata udara baik
Terintegrasi dengan lingkungan sekitar
Memiliki komponen bangunan yang baik (struktur, utilitas dll)
Standar ruang ;
1. Service Bar
Tidak bergantung pada jumlah pengujung rumah makan karena tidak menggunakan tempat duduk.
No Jenis restoran Pedoman Luas
RESTORAN
1 Supper Club 1.6 m² / orang
2 Dining Room 1.6 m² / orang
3 Grilled Restaurant 1.6 m² / orang
4 Executive Restaurant 1.6 m² / orang
5 Coffe Shop 1.3 m² / orang
6 Cafe / Canteen 0.83 m² / orang
BAR
7 Public Bar 1.5 m² / orang
8 Service Bar
9 Snack Bar / Pub 1.8 m² / orang
FUNCTION ROOM
10 Restaurant Style 1.4 m² / orang
11 Class Style 1.9 m²/ orang
12 Theatre Style 0.6 m²/orang
13 Standing Buffet 0.9 m²/orang
KITCHEN
14 Main Kitchen 1.4 m²/orang
15 Banquet 1.4 m²/orang
16 Coffe Shop Kitchen 1.45 m²/orang
Tabel 2.5.6.1
(28)
45
2. Meja dan Kursi
Bentukan meja dan kursi dapat mempengaruhi sirkulasi sebuah rumah makan, untuk memudahkan rumah makan harus memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran meja.
a. Meja Bundar :
Diameter 600 mm 2 kursi
Diameter 800 mm 3 kursi
Diameter 960 mm 4 kursi
Diameter 1100 mm 5 kursi
Diameter 1250 mm 6 kursi
Diameter 1400 mm 8 kursi
Diameter 1550 mm 10 kursi
Diameter 1850 mm 12 kursi
Diameter 2200 mm 14 kursi
Diameter 2500 mm 16 kursi
b. Meja empat sisi :
Panjang 800 mm x lebar 625 mm 2 kursi
Panjang 850 mm x lebar 850 mm 4 kursi
Panjang 1250 mm x lebar 800 mm 4 kursi
(29)
46
Panjang 2500 mm x lebar 800 mm 8 kursi
Panjang 3750 mm x lebar 800 mm 12 kursi
c. Meja dan Sofa Bar
Diletakan di ruang tunggu atau di Cocktail Lounge yang berfungsi untuk pelayanan minuman saja.
Kapasitas untuk digunakan 4 – 6 pengunjung dan tidak termasuk meja makan.
d. Meja dan Kursi untuk restaurant Non-Formal
Bentukan meja seperti ini digunakan di restoran non-formal, seperti Fast Food.
Dimensi meja panjang 1200 mm x lebar 700 mm
untuk kapasitas 4 orang
Tempat duduk saling membelakangi
Penyajian makanan dan minuman dari samping
kanan atau kiri meja. 3. Tata Letak Meja dan Kursi
(30)
47
Jalur pelayanan
Antara tempat tempat duduk yang satu dengan tempat duduk yang membelakangi disebut jalur pelayanan (gang) memiliki jarak 1350 mm.
Ukuran dan Tata Letak Meja :
1. Tinggi kursi keseluruhan dengan dandaran 900 mm.
2. Tinggi kursi sampai dengan bagian yang diduduki
(jok) 450 mm.
3. Panjang dan lebar kaki kursi 450 mm x 450 mm.
4. Tinggi meja makan 730 mm.
5. Luas meja tergantung kebutuhan, di sesuaikan dengan jumlah pengunjung.
6. Jarak antara kursi dengan yang membelakangi (jalur pelayanan) 1350 mm, untuk satu pramusaji.
7. Penggeseran kursi untuk pengunjung berdiri 300 mm.
4. Bar Strool dan Bar Counter
Bar Strool merupakan kursi khusus yang diletakan dimuka Bar Counter, jenis kursi tinggi yang dapat berputar.
(31)
48
Bar Counter merupakan meja penyekat antara Working Area (Bartender) dengan pengunjung bar.
a. Bar Strool
Dimensi tinggi dengan sandaran : 1150 mm
Dimensi tinggi tempat duduk : 800 mm
Tinggi sandaran duduk : 350 mm
Panjang alas duduk : 380 mm
Pepadatan per orang : 625 mm
Jarak antara pengunjung : 75 mm
Jarak kaki antara Bar Strool : 625 mm
Tinggi rendahnya Bar Strool dapat disesuaikan
dengan permukaan lantai b. Bar Counter
Dimensi tinggi : 1100 mm
Dimensi lebar : 500 mm
(32)
49
5. Luas Restoran dan Meja Makan
a. Meja bundar dengan tata letak diagonal
Jumlah tempat duduk 24 kursi
Luas ruangan 18.81 m², panjang 6000 mm x lebar 3300 mm
Diameter meja 900 mm
Luas kursi .20 m²
Kepadatan 0.82 m²/ tamu termasuk jalur pelayanan pramusaji
b. Meja Panjang (Banquet Table)
Jumlah tempat duduk 10 kursi
Luas ruangan 8.57 m², panjang 3650 mm x lebar 2350 mm
(33)
50 Luas meja 2.16 m², panjang 2700 mm x lebar 800
mm
Luas kursi 0.2 m²
Kepadatan 0.86 m² / tamu termasuk jalur pelayanan pramusaji
Meja dengan orang kepadatannya 1.1 m² /
pengunjung
c. Meja Kotak dengan Tata Letak Simetris (Square Table)
Jumlah tempat duduk 24 kursi
Luas ruangan 35 m², panjang 7500 mm x 4600 mm
Luas meja 0.72 m²
Luas kursi 0.2 m²
Kepadatan 1.4 m²/ tamu termasuk jalur pelayanan pramusaji
(34)
51
d. Meja Kotak dengan tata letak diagonal (Square Table)
Jumlah tempat duduk 24 kursi
Luas ruangan 27 m², Panjang 7500 mm x lebar 3600
mm
Luas meja 0.72 m²
Luas kursi 0.2 m²
Kepadatan 0.92 m² / tamu termasuk jalur pelayanan pramusaji
6. Gudang Penyimpanan Peralatan Restoran
Untuk penyimpanan barang yang relative berat ketinggian pada rak teratas 1500 mm dan untuk barang – barang relatif ringan maksimal masih dalam jangkauan yaitu 1950 mm.
(35)
52
Standar jarak penyimpanan
Untuk perletakan rak penyimpanan antara rak lainnya tanpa kereta barang 1200 mm. untuk perletakan rak antara rak lainnya dengan menggunakan kereta barang 1500 mm.
3.5.7 Rumah Tipikal Penduduk Sekitar
Bangunan tahan gempa
Memiliki ruang –ruang yang fungsional
Dimungkinkan untuk dilakukan pengembangan/perluasan bangunan
Memberikan dampak ekonomis
Memiliki lanskap lingkungan yang baik
Sirkulasi tata cahaya dan tata udara baik
Terintegrasi dengan lingkungan sekitar
Memiliki komponen bangunan yang baik (struktur, utilitas dll)
3.5.8 Tempat Parkir
Memiliki aksesbilitas yang baik
Memiliki keamanan yang tinggi
Memiliki lanskap lingkungan yang baik
(36)
53 3.5.9 Kandang Hewan
Bangunan tahan gempa
Memilki tata udara yang baik
Memiliki sistem utilitas yang baik
Memiliki lanskap lingkungan yang baik
Material bangunan dari bahan alami
Pemanfaatan gas Metan
3.5.10 Lanskap Desa
Memiliki material yang ramah lingkungan
Material ramah terhadap pengguna
Material yang sesuai standar
Pencahayaan yang baik
Sistem utilitas yang baik
Memiliki nilai estetis lanskap
Memiliki Space untuk kegiatan masyarakat dan wisatawan
(37)
54 3.6 HUBUNGAN FUNGSIONAL
3.6.1 Organisasi Umum
3.6.2 Organisasi Rumah Penduduk
Gambar 3.6.1.1 Diagram Organisasi Umum
Gambar 3.6.2.1
(38)
55
3.6.3 Organisasi Rumah Petani (Penginapan)
3.6.4 Kantor Desa
Gambar 3.6.3.1 Diagram Organisasi Rumah Petani
Gambar 3.6.4.1 Diagram Organisasi Kantor Desa
(39)
56
3.6.5 Aula Desa
3.6.6 Kantor Pelayanan
Gambar 3.6.5.1 Diagram Organisasi Aula Desa
Gambar 3.6.6.1
(40)
57
3.6.7 Rumah Makan
3.7 Analisis Lingkungan, Tapak dan Bangunan 3.7.1 Kriteria Pemilihan Lokasi
Proyek desa wisata merupakan proyek yang lebih mengacu kepada lingkungan sekitar dan alam. Pemilihan lokasi sangat berpengaruh untuk kelangsungan proyek ini. Berikut faktor – faktor yang menjadi pertimbangan pemilihan tapak;
1. Lingkungan
Berada dilokasi yang strategis, dekat dengan beberapa objek wisata, desa wisata lainnya, suasana dan iklim yang cocok, lingkungan yang kondusif, aman, nyaman. Sangat mendukung untuk kegiatan rekreasi dan edukasi. 2. Jarak / pencapaian dari pusat kota
Karena lokasi terdapat didalam sebuah desa wisata, diharapkan desa ini dapat menjadi alternatif lain sebagai sarana akomodasi, rekreasi dan edukasi. Jarak tempuh dari ibukota propinsi sekitar 50 KM kearah selatan.
Gambar 3.6.7.1 Diagram Organisasi Rumah Makan
(41)
58
Keadaan jalan beraspal dan baik, lama waktu tempuh dari ibukota propinsi sekitar 2 jam dalam kecepatan normal.
3. Place of Identity
Dalam pemilihan lokasi faktor identitas tempat sangat berpengaruh besar, karena lokasi akan mudah dikenal oleh masyarakat luas. contonya dikenal melalui ke-khasan dari wilayah tersebut. Ciwidey dikenal karena memiliki tempat-tempat wisata yang baik dan menjadi alternatif wisata di wilayah Kabupaten Bandung setelah Lembang.
3.7.2 Tapak
Lokasi Tapak
Lokasi : Jalan Raya Sukahaji, Desa Alamendah, Kecamatan Ciwidey,
Kabupaten Bandung.
Lebar jalan : ± 6m, 4m (aspal) & 2m (tanah)
Jenis jalan : Jalan Desa
Batas Lahan
Utara : Sawah, Ladang dan Rumah Penduduk
Timur : Sawah dan Bukit
Barat : Jalan desa dan Kebun
Selatan : Kebun dan Rumah Penduduk
Gambar 3.7.2.1 Foto tapak
(42)
59
Keadaan Eksisting
Tapak merupakan tapak berkontur dengan ketinggian sekitar ± 0.5 meter. lahan digunakan sebgai lahan bercocok tanam seperti Padi, Strawberry, Tomat dan Bawang daun, terdapat sumber air yang digunakan untuk mengairi lahan di sekitarnya.
Disekitar tapak terdapat beberapa tempat wisata yaitu Kawah Putih, Puncak Punceling, Kampung Cai Ranca Upas, Situ Patengan dan Kawah Cibuni.
Potensi Lahan
a. Terletak dilembah yang subur
b. Memiliki jalan desa yang baik (aspal) c. Dekat dengan objek – objek wisata lain
d. Dekat dengan beberapa desa wisata
e. Terdapat sumber air untuk mengairi lahan
Masalah Tapak
a. Aksesbilitas jalan desa perlu diperlebar
b. Tidak adanya turap / Retaining Wall pada kontur yang curam.
Gambar 3.7.2.2 Keadaan Eksisting Tapak
(43)
60 3.7.2.1 Jarak Tempuh Antar Desa Wisata
Terdapat beberapa desa wisata di keacmatan Ciwidey ini, berikut daftar desa wisata dan jarak tempuh dari alun – alun Ciwidey.
No Nama Desa Wisata Jarak tempuh (KM )
1 Alun – alun Ciwidey Desa Rawa Bogo 7.5 KM
2 Alun – alun Ciwidey Desa Lebak Muncang 5 KM
3 Alun – alun Ciwidey Desa Gambung 10 KM
4 Alun – alun Ciwidey Desa Panundaan 4 KM
5 Alun – alun Ciwidey Desa Alam Endah 8 KM
3.7.2.2 Kondisi Fisik Dasar
Kecamatan Ciwidey memiliki bulan – bulan basah selama 7 – 9 bulan berturut – turut dan bulan kering kurang dari 2 bulan atau bulan kering antara 2 – 3 bulan atau bulan kering lebih dari 3 bulan. Berdasarkan kondisi bulan – bulan basah tersebut, maka peruntukan untuk kawasan ini yaitu sawah tadah hujan yang bisa dilakukan selama 2 kali dalam setahun. (sumber : BPD Kab. Bandung)
3.7.2.3 Teperature Udara
Wilayah Ciwidey memiliki temperatur rata – rata tahunan 21.5°C, temperatur terendah terjadi pada bulan januari yaitu 20.5°C dan temperatur tertinggi sebesar 22.5°C. (sumber : BPD Kab. Bandung)
3.7.2.4 Topografi
Wilayah Ciwidey memiliki topografi yang relative bergelombang dan sedikit datar. Ciwidey terletak ± 1100 m diatas permukaan laut. Bentuk wilayah yang terdapat di ketiga kecamatan yaitu Ciwidey, Pasirjambu dan
Tabel 3.7.2.1.1 Jarak tempuh antar desa wisata
(44)
61
Rancabali adalah berbukit 15 – 25%, bergelombang 8 – 15%, berombak 3 – 8% dan datar 0 – 3%. Daerah bergelombang dan berombak sebagian besar terdapat di kecamatan Pasirjambu yaitu seluas 12749.6 Ha untuk luas wilayah bergelombang 8 – 15%. (sumber : BPD Kab. Bandung 2006)
3.7.2.5 Hidrologi
Keadaan hidrologi suatu wilayah mencerminkan kondisi tata air dari wilayah tersebut yang terlihat dari keadaan sungai – sungai yang mengalir, disamping faktor utama curah hujan. Kawasan Ciwidey merupakan daerah aliran sungai (DAS) Citarum. Dikawsan ini terdapat situ yang dapat dijadikan pembangkit listrik, yaitu situ Patengan dan sungai Ciwidey.
3.7.2.6 Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di kawasan Ciwidey didominasi oleh kebun teh, yaitu seluas 12.771,1 Ha atau sebesar 31.4% dari total luas penggunaan lahan. Kawasan ruang terbangun adalah sebesar 4.79% yang digunakan untuk pemukiman. (sumber : BPD Kab. Bandung 2006)
3.7.3 Bangunan
Terdapat 3 unit bangunan rumah di dalam lahan desa wisata. Rumah tersebut merupakan rumah pemilik lahan.
Tabel 3.7.1. Rumah Penduduk
(45)
62 3.7.4 M asyarakat Desa
Kecamatan Ciwidey yang terletak di Kabupaten Bandung. Ciwidey memiliki luas sekitar 4.846,92 Ha dan berada di dataran tinggi yang menjadikan Ciwidey memiliki udara yang sejuk. Tanah di Ciwidey merupakan tanah yang subur dan memiliki banyak potensi.
Masyarakat Ciwidey sebagian besar menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian dan pariwisata. Sektor pertanian Ciwidey sangat beraneka ragam mulai dari beras, kentang, tomat, bawang merah, bawang daun hingga strawberry. Masyarakat desa menjual hasil buminya ke beberapa kota di Jawa Barat. Selain menjual ke luar daerah Ciwidey, hasil bumi juga dijual secara langsung oleh masyarakat terutama di kawasan – kawasan wisata Ciwidey.
Mata pencaharian penduduk di kawasan Ciwidey sebagian besar adalah petani (buruh tani). Faktor ini disebabkan karena keadaan alam di Ciwidey yang subur sehingga cocok untuk lahan pertanian. Selain petani penduduk Ciwidey ada yang bekerja sebagai TKI, yang menyebabkan penurunan jumlah petani seperti di beberapa desa yaitu desa Panundaan, Patengan dan Indragiri.
3.8 ELABORASI TEM A 3.8.1 Pengertian Desa
Desa – desa asli yang berfungsi lengkap sebagai suatu unit pemukiman telah ditata dengan sarana fungsional dalam skala yang sederhana. Ada barisan perumahan, rumah upacara, lumbung, pemondokan pemuda, tapian (tempat mengambil air minum dan mandi), tempat beternak, peladangan, tempat berburu, kuburan (makam) dan jalan setapak. Penduduk desa hidup harmonis dengan alam. Hidup mereka diikat oleh adat dan upacara keagamaan, gotong royong, tepa selira dan solidaritas mewarnai sistem perkerabatan dan pergaulan mereka sehari – hari. Marbun (1994)
(46)
63
Wisata adalah pergerakan sementara manusia untuk tujuan keluar dari tempat kerja dan tempat tinggal mereka, dimana mereka melakukan kegiatan – kegiatan selama mereka tinggal ditempat tujuan tersebut dan fasilitas – fasilitas dibuat untuk memenuhi kebutuhan mereka. Kegiatan wisata itu merupakan suatu sistem yang dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal yang barus bisa di analisis dan direncanakan dengan baik, antara lain sumber daya alam, sumber daya budaya, pengusaha, keuangan, tenaga kerja. Persaingan, masyarakat, kebijaksanaan pemerintah dan organisasi atau kepemimpinan. Gunn (1994).
Kegiatan wisata pada prinsipnya memiliki tiga sektor, yaitu bisnis, non-bisnis dan pemerintah. Ketiga sektor ini bersama – sama dalam merencanakan faktor yang menunjang kegiatan wisata yaitu atraksi, pelayanan, transportasi, informasi dan promosi. Gunn (1994)
Dalam merencanakan suatu tempat wisata yang baik haruslah mencakup semua perjalanan, bisa memprediksikan perkembangan yang baik dari masa ke masa dan melibatkan ketiga sektor yang ada dalam kegiatan wisata itu. Gunn (1994)
Wisata desa adalah berwisata ke suatu kawasan tertentu dimana disediakan fasilitas akomodasi, makan dan minum, serta aktif dalam kehidupan desa. Kegiatan yang bisa dilakukan dalam desa wisata adalah kegiatan pertanian seperti menanam, menuai, menjemur dan menumbuk padi. Selain itu juga dapat mempelajari kebudayaan desa setempat seperti bahasa, kesenian, kerajinan dan kegiatan jalan – jalan desa menikmati pemandangan dan keindahan alam. WWF (1994) dan Dinas Pariwisata Propinsi Jambi (1998).
3.8.2 Pengertian Desa Wisata
Desa Wisata merupakan suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomondasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku.(Nuryanti, Wiendu. 1993. Concept, Perspektive and Challenges, Makalah bagian dari laporan Konferensi Internasional mengenai Pariwisata Budaya).
(47)
64 3.9 PENGERTIAN TEMA
Desa wisata Berbasis pendidikan, merupakan suatu kolaborasi antara Akomodasi, rekreasi dan edukasi. Akomodasi mencakup fasilitas – fasilitas desa di peruntukan bagi pengunjung/wisatawan desa. Rekreasi yang mencakup rekreasi desa, seperti permainan – permainan desa dan edukasi yang mencakup tentang pendidikan yang ada di desa, seperti pendidikan tentang pertanian desa tersebut.
3.9.1 Interpretasi Tema
Konteks tapak yang terletak di kawasan Rural (pedesaan) maka desa wisata ini harus terintegrasi dengan lingkungan sekitar agar keharmonisan antara desa dan alam terjaga dengan baik.
Banyak cara agar sebuah rancangan tidak merusak lingkungan, dalam merancang sebuah desa wisata banyak faktor yang harus diperhatikan karena berhubungan dengan konteks pedesaan. Seperti penggunaan material untuk bangunan dan lanskap, desain hemat material (modular) dan lain-lain.
Banyak sekali ilmu – ilmu yang bisa didapat melalui pendidikan desa terutama ilmu tentang alam, ilmu yang langsung dipraktikan di desa seperti bertani, berladang, memancing dan lain-lain.
Solusi desain arsitektur desa wisata yang berbasis pendidikan ialah merancang sebuah desa yang memiliki keharmonisan dengan alam dan menerapkan pendidikan tentang desa agar masyarakat luas terutama pengunjung dapat mempelajari cara – cara melestarikan alam.
(48)
65
BAB IV
KONSEP PERANCANGAN
4.1 KONSEP DASAR
Konsep yang diajukan dalam perancangan desa wisata “ Lembur Pare
Ciwidey” adalah suatu kawasan desa wisata yang berbasis pada pendidikan desa. Pendidikan desa merupakan sebuah konsep yang dapat memberikan dampak yang positif bagi wisatawan dan masyarakat lokal, selain itu dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat lokal dan turut serta bagi pelestarian lingkungan.
4.1.1 Pengembangan Konsep
Pengembangan konsep desa wisata “ Lembur Pare Ciwidey” terdiri atas pengembangan untuk akomodasi, rekreasi dan edukasi yang mencakup pengembangan tata ruang wisata, sarana dan prasarana dan sirkulasi.
Gambar 4.1.1 Diagram Konsep Dasar
(49)
66
Konsep desa wisata berbasis pendidikan ini melibatkan masyarakat lokal sebagai sumber daya manusia yang mengolah sumber daya alam setempat dengan manajemen yang terkoodinir dengan baik. Masyarakat yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dapat memberikan edukasi bagi wisatawan yang berkunjung, seperti edukasi tentang menanam padi, mengolah, menuai dan lain-lain. Selain itu fasilitas – fasilitas untuk wisatawan yang di manajemen oleh masyarakat setempat sehingga dapat meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.
Tabel 4.1.1.1
(50)
67
Lembur Pare Ciwidey merupakan sebuah desa wisata yang memiliki manajemen oleh masyarakat lokal, memiliki fasilitas – fasilitas untuk menunjang wisatawan, memiliki lanskap yang baik sebagai daya tarik wisata dan pemenuhan kepuasan bagi pengunjung.
Tabel 4.1.1.2
(51)
68 4.2 PEMINTAKAN
4.3 KONSEP SIRKULASI
Sirkulasi dibuat menerus dengan menghubungkan setiap elemen-elemen landskap agar dapat memberikan pengalaman ruang kepada pengunjung. Beberapa jalur memiliki titik fokus yang tertuju ke pegunungan agar dapat dijadikan objek-objek foto oleh pengunjung.
Gambar 4.2.1 Site Plan Lembur Pare Ciwidey
(52)
69 4.4 KONSEP MASSA BANGUNAN
Bangunan dibuat menyebar agar memberikan kesan luas. Setiap massa bangunan terintegrasi dengan elemen-elemen landskap dan memiliki orientasi ke semua arah. Seperti bangunan penginapan yang terletak di tengah-tengah sawah yang setiap saat akan memiliki suasana yang berbeda, contohnya saat sawah dalam
musim tanam dan saat sawah dalam masa panen.
Massa bangunan yang berorientasi ke semua arah dapat memberikan pemandangan-pemandangan kepada pengunjung.
4.5 KONSEP TATA HIJAU
Tata hijau pada lahan desa dirancang sebagai daya tarik wisata. Pepohonan dibuat memiliki bingkai bambu dan di letakan pada tempat-tempat yang strategis. Pohon yang ditanam merupakan jenis pohon peneduh, agar dapat digunakan oleh pengunjung. Konsep tata hijau juga berlaku pada bangunan yaitu 1 bangunan 1 pohon seperti pada bangunan penginapan yang terletak di tengah-tengah sawah.
Gambar 4.3.1 Jalur dan Titik Fokus
(53)
70 4.6 KONSEP BANGUNAN PENGINAPAN
Bangunan penginapan yang terletak di tengah-tengah sawah dimaksudkan agar pengunjung dapat merasakan kehidupan menjadi seorang petani. Material bangunan menggunakan material lokal yang terdapat di sekitar Ciwidey. Penggunaan material lokal dapat menekan harga bangunan dan dapat dikerjakan oleh masyarakat sekitar.
Konsep ruang pada penginapan dibuat sederhana agar mencerminkan kehidupan desa. Ruang-ruang yang terdapat pada bangunan ini yaitu ruang serbaguna di bagian dalam, ruang duduk/teras di bagian luar dan toilet yang terpisah dari bangunan. Toilet dibuat terpisah karena dalam kehidupan desa mempercayai bahwa toilet merupakan tempat yang kotor sehingga dibuat terpisah dari bangunan utama.
Gambar 4.5.1 Bangunan penginapan
(54)
71 4.7 KONSEP STRUKTUR
Bangunan-bangunan yang terletak di desa padi merupakan bangunan panggung. Bangunan seperti ini memiliki banyak kelebihan seperti menjaga daya resap air ke tanah, aman dari serangan hewan, bagian bawah bangunan dapat di jadikan sebagai ruangan dan lain-lain.
Pondasi yang digunakan yaitu jenis pondasi umpak, pondasi seperti ini memang sering digunakan pada bangunan-bangunan di desa. Karena lahan yang terletak di sawah/lahan berlumpur maka pada pondasi umpak ditambahkan rucuk-rucuk bambu yang berfungsi menahan tekanan dari bangunan. Penggunaan rucuk-rucuk bambu pada pondasi tidak akan mengganggu ekosistem karena terbuat dari bahan alami.
Beberapa bangunan menggunakan konstruksi beton bertulang seperti bangunan rumah makan. Beton bertulang pada sloof, kolom praktis dan ring balk, besi yang digunakan yaitu Ø12mm untuk tulangan utama dan Ø8mm untuk cincin.
Gambar 4.6.1 Bangunan penginapan
(55)
72
Pada bagian ring balk tulangan menggunakan bambu, cara ini sering digunakan pada bangunan-bangunan di pedesaan.
Gambar 4.7.1
Jenis pondasi dengan rucuk bambu
Gambar 4.7.2
(56)
73
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Merancang sebuah kawasan dalam konteks Rural / Pedesaan harus
memperhatikan banyak faktor terutama faktor lingkungan. Penggunaan material menjadi salah satu penentu dalam perancangan suatu desa wisata, material-material lokal yang terdapat disekitar desa harus bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menunjang pembangunan.
Pedesaan yang memiliki banyak potensi dapat dikembangkan untuk mengangkat taraf hidup masyarakatnya. Potensi yang dimiliki oleh desa ini ialah pertanian dan perkebunan yang dapat dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata, terutama wisata pendidikan desa.
5.2 SARAN
Dalam melakukan perancangan sebuah tempat wisata harus dapat menggali banyak potensi yang ada di wilayah tersebut. Potensi tersebut dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan yang datang, selain itu konteks lingkungan harus menjadi perhatian yang utama karena lingkungan akan bersentuhan langsung dengan masyarakat sekitar.
(57)
6
BAB II
STUDI BANDING DAN LITERATUR
2.1 STUDI BANDING
2.1.1 Kampung Sampireun, Garut.
Merupakan sebuah penginapan yang memiliki suasana alami. Setiap kamar yang ada di Kampung Sampireun berada di bibir danau dan di fasilitasi oleh perahu di setiap kamar. Pengunjung dapat menggunakan fasilitas perahu setiap saat.
Jasa yang ditawarkan oleh Kampung Sampireun ialah jasa akomodasi dan pariwisata terutama di kota Garut.
Fasilitas yang ditawarkan Kampung Sampireun
1. Bangunan pemerima (Lobby)
Terdapat beberapa ruang / fasilitas yang terdapat di ruang penerima (Lobby).
Resepsionis
Lobby (Ruang tunggu)
Cafetaria
Toilet
Gambar 2.1.1.1 Lobby Kampung Sampireun
(58)
7
2. Kamar (Cottage)
Fasilitas yang ada di kamar (Cottage) Kampung Sampireun
Ruang tidur
Ruang keluarga / Ruang bersama
Kamar mandi
Fasilitas perahu
Gambar 2.1.1.3
Kamar-kamar di Kampung Sampireun
Gambar 2.1.1.4 Interior ruang tidur Gambar 2.1.1.2
(59)
8
3. Fasilitas Pendukung Kampung Sampireun
Terdapat beberapa fasilitas pendukung di Kampung Sampireun.
Danau
Taman
Restoran
Musholla
Tempat pertunjukan
Gambar 2.1.1.5 Interior Ruang Bersama
Gambar 2.1.1.6 Interior Kamar Mandi
Gambar 2.1.1.7 Danau Kampung Sampireun
Gambar 2.1.1.8 Taman Kampung Sampireun
(60)
9 2.1.2 Desa Budaya Sindang Barang, Bogor.
Merupakan sebuah desa yang menawarkan – menawarkan atraksi kesenian
Jawa Barat. Selain itu desa budaya ini menawarkan akomodasi dan beberapa kegiatan desa. Bangunan di desa Budaya Sindang Barang dibuat dari material alami.
Fasilitas yang ditawarkan di Desa Budaya Sindang Barang
1. Bangunan Penerima
Gambar 2.1.1.9 Musholla Kampung Sampireun
Gambar 2.1.1.10 Tempat Pertunjukan
Gambar 2.1.2.1 Imah Gede Desa Sindang Barang
(61)
10
2. Bangunan desa Sindang Barang
3. Bangunan untuk akomodasi pengunjung
4. Bangunan untuk akomodasi pengunjung
Gambar 2.1.2.2 Desa Budaya Sindang Barang
Gambar 2.1.2.3
Bangunan untuk akomodasi pengunjung
Gambar 2.1.2.4 Kamar Tidur Penginapan
(62)
11
5. Bangunan untuk lumbung padi
2.1.3 Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya.
Kampung Naga merupakan sebuah kawasan budaya, menurut ketua adat Kampung Naga, falsafah hidup seluruh masyarakat Kampung Naga adalah menjaga tata wilayah, tata wayah dan tata lampah. Tata wilayah merupakan ruang yang tertinggi yaitu gunung hingga ruang lautan. Tata Wayah adalah suatu waktu atau zaman/era, artinya masyarakat tidak boleh melupakan ajaran leluhur. Tata Lampah adalah kepercayaan moralitas masyarakat yang berpedoman pada ajaran agama dan kitabnya (Al-quran).
Fasilitas yang ditawarkan di Kampung Naga
1. Tempat parkir 2. Rumah makan 3. Toko souvenir
4. Akomodasi rumah warga
Gambar 2.1.2.5 Bangunan untuk lumbung padi
(63)
12
1. Bangunan rumah di Kampung Naga
2. Bangunan rumah di Kampung Naga
3. Lanskap Kampung Naga
Gambar 2.1.3.1 Bangunan Kampung Naga
Gambar 2.1.3.2
Bangunan Rumah Adat Kampung Naga
Gambar 2.1.3.3
(64)
13 2.1.4 Desa Shirakawa-go, perbatasan Prefekture Gifu dan Prefekture
Toyama, Honsu, Jepang
Terletak di lembah sungai Shokawa (Desa Shirakawa) perbatasan Prefektur Gifu dan Prefektur Toyama wilayah Tokai-Hokuriku, Honsu, Jepang.
Merupakan salah satu situs warisan dunia yang telah ditetapkan oleh UNESCO sejak tahun 1995. Desa ini terkenal karena Arsitektur bangunan desa yang memiliki cirikhas, seperti bangunan Gassho-Zukuri, Bentukan atap menyerupai tangan yang sedang berdoa. Material atap yang unik dan tebal untuk menjaga suhu dalam ruangan agar tetap hangat. Atap rumah ini di ganti secara berkala.
Fasilitas yang ditawarkan di desa Shirakawa-go
1. Desa Shirakawa-go saat musim dingin
Gambar 2.1.4.1
(65)
14
2. Gassho-Zukuri (Farmhouse)
3. Lanskap desa yang dipertahankan oleh desa ini
4. Kincir air yang digunakan untuk fasilitas desa
Gambar 2.1.4.2 Rumah Gassho-Zukuri
Gambar 2.1.4.3
Rumah Gassho-Zukuri dan Lanskap desa
Gambar 2.1.4.4 Bangunan & kincir air
(66)
15
5. Bangunan desa yang dapat disewakan kepada pengunjung
6. Fasilitas yang ada di dalam bangunan tradisional desa Shirakawa-go Jepang
Gambar 2.1.4.5 Interior ruang bersama
Gambar 2.1.4.6
(67)
16 2.1.5 Desa Wengen, Bern, Swiss.
Sebuah desa di Barnese Oberland wilayah Bern yang terletak di Swiss dengan
ketinggian 1274 m dpl.
Atraksi yang ditawarkan di Desa Wengen ini adalah perlombaan Ski.
Perlombaan Ski kelas dunia sering juga diselenggarakan disini, seperti perlombaan menuruni bukit salju, Slalom dan acara gabungan lainnya
Fasilitas yang ditawarkan di desa Wengen
1. Desa Wengen yang terletak di pegunungan pada ketinggian 1274 m dpl.
2. Bentuk bangunan di desa Wengen
Gambar 2.1.5.1 Landskap desa Wengen
Gambar 2.1.5.2 Bangunan desa Wengen
(68)
17
3. Fasilitas untuk wisata desa Wengen
4. Fasilitas transportasi di desa Wengen
5. Kegiatan musim dingin desa Wengen menggelar kompetisi ski kelas dunia.
Gambar 2.1.5.3 Kereta gantung di desa Wengen
Gambar 2.1.5.4 Stasiun kereta di desa Wengen
Gambar 2.1.5.5 Kegiatan musim dingin
(69)
18 2.2 STUDI LITERATUR
Studi literature menjelaskan beberapa elemen-elemen lanskap untuk merancang sebuah tempat wisata yang nyaman dan aman bagi wisatawan. Elemen-elemen lanskap sangat berperan penting dalam merancang sebuah kawasan wisata yang harus memiliki daya tarik.
2.2.1 Landscape Elements
Perancangan lanskap memiliki beberapa desain yang dapat digunakan sebagai referensi. Beberapa contoh perancangan lanskap seperti Ground Plane, Wall Plane dan Sky Plane. Elemen-elemen lanskap dapat dijadikan sebuah daya tarik dalam sebuah kawasan wisata.
Gambar 2.2.1.1
Landscape Elements
(70)
19 2.2.2 Contoh Integrated Design
Desain lanskap yang terintegrasi dengan bangunan, sehingga memberikan kesan yang alami bagi pengunjungnya. Lanskap dapat dibuat menjadi pengalaman- pengalaman ruang yang menarik untuk pencapaian ke sebuah bangunan.
2.2.3 Contoh Jalan Setapak
Desain jalan setapak dapat dibuat menarik untuk menjadi sebuah atraksi dalam sebuah desain lanskap. Beberapa contoh desain jalan setapak seperti menggunakan material-material alami dan tambahan elemen-elemen seperti lampu.
Gambar 2.2.2.1
Integrated Design. Gasworks Park, Seattle, Richard Haag Associates (sumber : Form and Fabric in Landscape Architecture – Catherine Dee)
Gambar 2.2.3.1 Jalan Setapak
(71)
20 2.2.4 Ground, Wall and Sky Planes
Elemen-elemen lanskap seperti Ground, Wall dan Sky Planes dapat digunakan sebagai tempat berkegiatan selama desain tersebut ramah bagi penggunanya.
2.2.5 Ruang (Space)
Desain Space melibatkan banyak bentuk, banyak cara untuk
membuat desain ini. Beberapa metoda yang sering digunakan untuk menciptakan dan mengartikulasikan bentuk adalah sebagai berikut :
Interpretation of existing site form
Geometry
Metaphor
Symbolism
Abstraction and use of natural forms
Archetypes
Vernacular
Historics paradigm
Gambar 2.2.4.1
Ground, Wall and Sky Planes
(72)
21
Desain lanskap Metaphor & Symbolism digunakan pada desain ruang yang digunakan untuk pengunjung berkegiatan seperti, belajar, piknik dan bermain.
Gambar 2.2.5.1
Contoh InterpretationofExistingSiteForm & Geometry (sumber : Form and Fabric in Landscape Architecture – Catherine Dee)
Gambar 2.2.5.2 Contoh Metaphor & Symbolism
(73)
22
Desain lanskap Abstraction and Use of Natural Form terdapat pada sungai dan hutan pada kawasan desa. Desain lanskap seperti ini akan memberikan kesan alami tanpa ada campur tangan manusia.
Gambar 2.2.5.3
Contoh Abstraction and Use of Natural Form s (sumber : Form and Fabric in Landscape Architecture – Catherine Dee)
Gambar 2.2.5.4
Contoh Archetypes, Vernacular & Historic Paradigm (sumber : Form and Fabric in Landscape Architecture – Catherine Dee)
(74)
23
Desain lanskap Space Enclosure terdapat pada beberapa ruang terbuka / Shelter untuk pengunjung. Ruang-ruang dapat dicapai dengan mudah karena terlihat dari segala arah.
Desain Space and Edge terdapat pada kolam rendam yang langsung
menghadap ke pegunungan dan sungai.
Gambar 2.2.5.5 Contoh Space Enclosure
(sumber : Form and Fabric in Landscape Architecture – Catherine Dee)
Gambar 2.2.5.6 Contoh Space and Edges
(75)
24
Space of Scale terletak pada area bermain dan piknik untuk pengunjung desa. Desain dibuat memberikan kenyamanan bagi pengunjung dan memiliki pemandangan langsung ke sungai.
Hubungan antar ruang terletak pada pulau yang memiliki ruang-ruang terbuka bagi pengunjung. Ruang-ruang terbuka tersebut dihubungkan dengan jalan setapak.
Gambar 2.2.5.7 Contoh Scale of Space
(sumber : Form and Fabric in Landscape Architecture – Catherine Dee)
Gambar 2.2.5.8 Contoh Space Relationships
(76)
25
Kolam pancing dibuat Natural sehingga tidak mengganggu ekosistem ikan dan tumbuhan yang ada, selain itu memberikan kesan alami bagi pengunjung.
Gambar 2.2.5.9
Contoh Ecological and Environmental Roles of Vegetation (sumber : Form and Fabric in Landscape Architecture – Catherine Dee)
Gambar 2.2.5.10 Contoh Pools and Pond
(77)
26 2.2.6 Jalur (Path)
Ruang lanskap linier untuk berjalan
Menghubungkan antar ruang dalam lanskap
Linear surfaced areas
Gambar 2.2.6.1
Contoh Garden, Grand Isle, Vermont, USA Landscape Architect – Susan Child
(78)
27
Jalur, ruang dan tepian merupakan elemen yang penting dalam lanskap. Elemen-elemen ini menghubungkan ruang-ruang yang terdapat dalam lanskap seperti dibagian pinggir sungai dan pematang sawah.
Gambar 2.2.6.2 Contoh Paths, Spaces and Edges
(sumber : Form and Fabric in Landscape Architecture – Catherine Dee)
Gambar 2.2.6.3 Contoh Axis and Meander
(79)
28
Degrees of Enclosure terdapat pada desain-desain bangunan yang memiliki orientasi ke pegunungan, sawah dan sungai. Desain ini akan memberikan kenyamanan dan pemandangan untuk pengunjung.
Gambar 2.2.6.4 Contoh Degrees of Enclosure
(sumber : Form and Fabric in Landscape Architecture – Catherine Dee)
Gambar 2.2.6.5 Contoh Green Tunnels
(80)
29 2.2.7 Tepian (Edges)
Berada diantara zona transisi linier
Pemisah antara dua wilayah / ruang
Batas
Tepian / Edges terletak pada batas-batas lahan desa, batas lahan ditandai dengan pematang sawah dan sungai.
Gambar 2.2.6.6
Contoh The Design of Paths Adjacent to Water (sumber : Form and Fabric in Landscape Architecture – Catherine Dee)
Gambar 2.2.7.1 Contoh Edges
(81)
30 2.2.8 Fokus (Foci)
Sebuah bentukan terpusat (biasanya vertikal), kontras dengan sekitarnya
Bentukan lanskap yang membantu orientasi
Bentuk yang menandai tempat spiritual, sosial atau budaya menjadi tujuan untuk berkumpul
Menjadi sebuah even dalam lanskap
Gambar 2.2.7.2
Contoh Interlock & Barriers – Intentional and Unintentional (sumber : Form and Fabric in Landscape Architecture – Catherine Dee)
(82)
31
Fokus / Foci terletak pada desain jalur untuk membantu orientasi pengunjung menuju objek-objek foto, selain itu sebagai tanda berkumpul pengunjung untuk belajar tentang pertanian desa.
Gambar 2.2.8.1
Contoh Foci, Spaces, Edges & Focal Spaces (sumber : Form and Fabric in Landscape Architecture – Catherine Dee)
Gambar Contoh 2.2.8.2
Public Sclupture, Landmarks for Orientation & Building as Foci (sumber : Form and Fabric in Landscape Architecture – Catherine Dee)
(83)
32 2.2.9 Ambang Batas (Thresholds)
Merupakan ruang transisi antara ruang kecil dan ruang besar atau jalan
Ruang di tepi
Bentuk lanskap yang secara visual menghubungkan satu tempat dengan
tempat lain
Tempat masuk atau Gateway
Tempat awal atau akhir
Ambang batas terletak pada bagian pintu masuk menuju desa. Terdapat beberapa elemen lanskap yang menjadi penghubung antar ruang.
Gambar 2.2.9.1 Contoh Entry Spaces & Gateways
(84)
33
Jembatan penghubung dalam lahan desa dibuat menarik dan ramah bagi penggunanya.
Sungai dibuat menjadi daya tarik wisata dengan membuat tangga-tangga untuk turun. Sehingga pengunjung dapat menggunakan sebagai sarana rekreasi.
Gambar 2.2.9.2
Contoh Landing and Staircase & Hollows (sumber : Form and Fabric in Landscape Architecture – Catherine Dee)
Gambar 2.2.9.3
Contoh Inlets and Harbours & Dock and Platform (sumber : Form and Fabric in Landscape Architecture – Catherine Dee)
(85)
34 2.2.10 Pengertian Perencanaan Lanskap
Pendekatan yang baik dalam perencanaan lanskap didasarkan pada lima komponen utama yaitu faktor alami, sosial, teknologi, metodologi dan nilai – nilai. Laurie (1975).
Simonds (1983) menjelaskan bahwa untuk mempersiapkan atau membuat suatu lanskap menjadi tempat yang menyenangkan maka, semua karakter dari elemen – elemen yang beranekaragam atau bagian-bagiannya harus bisa menuju keharmonisan.
2.2.11 Proses Perencanaan Lanskap
Proses perencanaan yang baik merupakan proses yang dinamis, saling terkait dan saling menunjang. Proses ini merupakan alat yang sistematis yang digunakan untuk menentukan saat awal, keadaan yang diinginkan serta cara dan model terbaik yang diinginkan pada tapak. Gold (1980)
(86)
jimmy rikhardi
t h e
(87)
jimmy rikhardi
j a l a n k e a d i l a n s e l a t a n I I I n o . 5 k o m p l e k r i u n g b a n d u n g +62 896 5316 4880 | +62 157 2122 488 u c i n g u c i n g a n . w a e @ g m a i l . c o m
pendidikan
universitas komputer indonesia bandung
teknik arsitektur (s1) 2009
smk negeri 6 bandung
teknik gambar bangunan 2005
smp negeri 48 bandung 2003
pengalaman kursus & seminar
peserta kursus microsoft office pt. daya adira mustika
2007
peserta seminar urban vernacular universitas komputer indonesia 2009
peserta seminar past and future universitas komputer indonesia 2012
peserta workshop merakit dan instalasi pc universitas komputer indonesia
2012
peserta seminar nasional desain sekolah aman bencana
universitas pendidikan indonesia 2013
+++ September 2008 - desember 2008
pt. triza intra cipta drafter 2008 - 2009 gopestudios/3os drafter juli 2011 - September 2011 cv. muthiana (pekerja lepas) Drafter 2009 - 2013 pt. studio cilaki empat lima kerja praktek September 2012 - nopember 2012 covestudios arsitek 2013 - sekarang
pengalaman proyek
tim covestudios desain + rab + pelaksanaan rumah tinggal parongpong, kab. bandung barat tim smk negeri 6 desain smk negeri 13 & r k b sd kab. bandung kota bandung personal desain rumah tinggal cibiru - kota bandung +++
KETERAMPILAN CAD
auto cad 6 tahun sketch up 5 tahun 3d studio 2 tahun revit 6 bulan
corel 3 tahun photoshp 3 tahun +++
(88)
POTENSI ALAM
Desa Wisata Ciwidey terletak pada lembah yang subur dan memiliki banyak potensi seperti pertanian dan perkebunan. Lokasi desa terletak di Jalan Raya Sukahaji, Desa Alamendah, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Luas lahan desa 3.1 ha dengan keadaan berkontur dan berbatasan dengan kebun disebelah utara, selatan dan timur serta jalan desa disebelah barat. Wilayah kecamatan Ciwidey memiliki temperatur udara sekitar 21.5°c dengan suhu terendah 20.5°c dan tertinggi 22.5°c. Masyarakat Ciwidey
menggantungkan hidupnya melalui sektor pertanian dan pariwisata, karena memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah.
FO TO eksi sti n g
Sebuah desa wisata dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat sekitar untuk dapat meningkatkan ekonomi dan dapat mendidik wisatawan untuk hidup selaras dengan alam.
n
PERTANIAN LANSKAP pendidikan lingkungan
Rp $ ¥
€
issue konsep desas d a s d m
manajemen
pendidikan fasilitas
+
wisata berbasis pendidikan desa
ᮨ ᮪ ᮁ ᮕ ᮨ ᮎ ᮓᮨ ᮪
(89)
rencana tapak
n
Desa Wisata Ciwidey dibagi menjadi tiga kawasan yaitu.
Kawasan Edukasi
merupakan kawasan untuk wisatawan mempelajari aktifitas desa sepeti bertani, memasak, makan, tidur dan lain-lain.
Kawasan Rekreasi
merupakan kawasan untuk wisatawan rekreasi dengan suasana pedesaan
Kawasan Akomodasi
merupakan kawasan dengan fasilitas pemondokan bagi wisatawan.
Fasilitas yang terdapat di Desa Wisata Ciwidey dirancang untuk menunjang kegiatan masyarakat sekitar dan wisatawan seperti ; kantor desa, rumah makan, kolam rendam, ruang terbuka, aula desa, pemondokan dan lain-lain.
Plasa desa sebagai gerbang masuk dan tempat penyelenggaraan aktifitas seni tradisional untuk menyambut tamu.
Pintu masuk desa dirancang memiliki objek yang menarik dan membawa wisatawan merasakan pengalaman ruang yang berbeda.
Penggunaan material lokal sepeti bambu, kayu pinus dan jerami pada setiap bangunan desa dapat memperkecil
Carbon Footprint selain itu peran serta masyarakat desa dapat meningkatkan ekonomi desa sekitar terutama dari sektor wisata dan pertanian.
gerbang desa / plasa
pintu masuk utama
jerami bambu batu sungai
(90)
lobby & resepsionis
Resepsionis dan Lobby merupakan ruang peralihan menuju desa wisata. ruang dibuat terbuka ke segala arah dan menggunakan material lokal.
sungai dan pemondokan
TIPE ADesain Landing and Staircase & Hollows pada aliran sungai dirancang agar wisatawan dapat turun dan menikmati permainan di sungai, selain itu orientasi pemondokan dirancang menghadap ke sungai untuk memberikan suasana pedesaan yang kental.
(91)
Kegiatan pendidikan desa wisata Ciwidey seperti bertani, membajak sawah, panen dan lain-lain.
membajak sawah
panen
bermain
Pemondokan tipe A memiliki kapasitas maksimal 6 orang dengan luas bangunan sekitar
2
110 m terdapat 2 ruang serbaguna, 1 kamar mandi dan 1 ruang bersama.
Pemondokan tipe B memiliki kapasitas maksimal 3 orang dengan luas bangunan sekitar
2
65 m terdapat 1 ruang serbaguna, 1 kamar mandi dan 1 ruang bersama.
(92)
Fasilitas seperti Gazeebo terletak di pinggir sungai dan sawah sehingga dapat d i g u n a k a n o l e h w i s a t a w a n d a n masyarakat sekitar saat menanam / memanen padi.
gazeebo / saung
jembatan / sasak
Jembatan desa merupakan penghubung menuju fasilitas-fasilitas lainnya seperti kolam rendam, ruang terbuka, aula desa dan rumah makan.
kolam rendam
Fasilitas kolam rendam air panas dirancang memiliki suasana alami dengan penggunaan batu sungai.
Ruang terbuka sebagai fasilitas wisata desa dapat digunakan untuk acara-acara keluarga dan rekreasi cuma-cuma.
ruang terbuka
***studio tugas akhir arsitektur*** universitas komputer indonesia
(93)
EKSISTING STASIUN KIARACONDONG
Lokasi : Kiara Condong,
KOTA BANDUNG.
Operator : DAOP II Bandung
Kode Stasiun : KAC
Elevasi : +681 m
Stasiun Sebelumnya : Stasiun Cikudapateuh Stasiun Berikutnya : Stasiun Gedebage POHON KIARA (BERINGIN)
TRANSFORMASI BENTUK
EKSISTING BENTUKAN BARU
DENAH LANTAI ATAS
DENAH LANTAI BAWAH
Lantai bagian bawah berfungsi sebagai r uang tunggu bagi penumpang kereta api.
1
2
3
4 Pembagian jalur rel
1. K a kelas ekonomi 2. K a kelas eksekutif/bisnis 3. K a kelas eksekutif/bisnis 4. K a kelas ekonomi
Denah lantai atas berfungsi sebagai ruang tunggu dan penghubung antar peron. Sehingga penumpang kereta api tidak perlu menyebrangi jalur rel kereta api.
ISOMETRI
(94)
PERSPEKTIF STASIUN KIARACONDONG
Stasiun Kereta Api Kiara Condong (KAC) merupakan stasiun ke-dua terbesar setelah stasiun Bandung. Letak stasiun ini bersebelahan dengan pasar Inpres Kiara Condong, sehingga stasiun ini sering digunakan oleh para pedagang pasar sebagai alat transportasi.
SPACE FRAME
Struktur atap menggunakan Space Frame dengan setiap sambungan menggunakan
Ball Joint.
***studio STRUKTUR DAN KONSTRUKSI*** universitas komputer indonesia
(95)
Warisan Kontekstual
Bentukan lengkung pada bangunan sekitar mer upakan warisan kontekstual yang menggambarkan kawasan Heritage di Asia Afrika
Gedung PLN Gedung Swarha Gedung Bank BJB Gedung New Majestic
Gedung Bank BTPN Gedung Merdeka
utara
TAPAK EKSISTING
Luas Lahan sekitar 1 Ha dengan Batas-batas Sebelah Utara Jalan Asia Afrika & Gedung Merdeka, Sebelah Timur Jalan Homann & Hotel Savoy Homann, Sebelah Barat Sungai Cikapundung & Gedung Palaguna dan Sebelah Selatan Ruko-ruko & Jalan Dalem Kaum
tampak dari gedung merdeka tampak dari jalan braga
Bandoeng Pop Art Centrale
EKSISTING
Kota Bandung merupakan salah satu kota kreatif, sudah selayaknya memiliki sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan warga kota. Dalam perencanaan pusat seni ini meliputi gedung pertunjukan, galeri seni, workshop seni, ruang terbuka dan lain-lain. warga Kota Bandung dapat mengembangkan kreatifitas dan jiwa seni, sehingga akan mengangkat pariwisata Kota Bandung yang selama ini terkonsentrasi di titik-titik tertentu.
(96)
utara
gedung hiburan pintu utama pejalan kaki
panggung terbuka
pintu timur untuk kendaraan gedung pertunjukan
pintu selatan untuk drop off sungai cikapundung
rencana hutan kota
Bangunan menjadi penghubung antara dua Jalan utama yaitu Asia Afrika dan Jalan Dalem Kaum. Ruang terbuka dirancang untuk menampung kegiatan kreatifitas seni warga kota dan Sungai Cikapundung dirancang sebagai fasilitas rekreasi.
pintu utama ruang terbuka JALUR PENGHUBUNG
Kualitas ruang terbuka dirancang dapat memenuhi kenyamanan bagi warga kota, selain itu kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan seni tradisional dan modern dapat menjadi magnet bagi tempat ini.
cafée & Resto
jalan dalem kaum
jalan asia afrika kanal rekreasi
(97)
Pintu masuk utama terletak di sebelah utara dirancang memiliki vegetasi yang tidak terlalu rimbun dan memiliki bingkai-bingkai batu sebagai objek yang menarik.
Tampak bangunan dari jalan braga memperlihatkan bagian atas bangunan utama. Bangunan utama dirancang memiliki Sun Shading yang kontras dengan lingkungan sekitar sehingga membuat penasaran pengguna jalan.
Kegitan seni yang dilakukan Indoor dan Outdoor
dapat menjadi Event yang mendatangkan wisatawan lokal dan mancanegara.
tampak dari jalan braga Kegiatan seni b-pop art
Kegiatan seni b-pop art
***studio perancangan arsitektur vi*** universitas komputer indonesia
(98)
DESA WISATA CIWIDEY
LEMBUR PARE CIWIDEY
(99)
suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku.(Nuryanti 1993)
TEMA
Desa wisata Berbasis pendidikan, merupakan suatu kolaborasi antara Akomodasi, rekreasi dan edukasi. Akomodasi
mencakup fasilitas – fasilitas desa, seperti bangunan untuk penginapan yang diperuntukan bagi pengunjung/wisatawan
desa. Rekreasi yang mencakup rekreasi desa, seperti permainan – permainan tradisional desa yang ada di kawasan
tersebut dan edukasi yang mencakup tentang pendidikan yang ada di desa, seperti pendidikan tentang pertanian desa
tersebut.
INTERPRETASI TEMA
Konteks tapak yang terletak di kawasan
Rural
(pedesaan) maka desa wisata ini harus terintegrasi dengan lingkungan
sekitar agar keharmonisan antara desa dan alam terjaga dengan baik.
Desain arsitektur desa wisata yang berbasis pendidikan ialah merancang sebuah desa yang memiliki keharmonisan
dengan alam dan menerapkan pendidikan tentang desa agar masyarakat luas terutama pengunjung dapat mempelajari
cara – cara melestarikan alam.
(100)
Judul Proyek : Desa Wisata
Tema Proyek : Wisata Berbasis Pendidikan Desa
Kasus Proyek : Edukasi, Rekreasi dan
Akomodasi
Status Proyek : Fiktif
Sumber Dana : Masyarakat - Investor
Pemilik Proyek: Masyarakat
Luas Lahan
: ± 2.9 ha
Batas Lahan
Utara
: Sawah - Ladang – Rumah - Penduduk
Timur
: Sawah – Bukit
Barat
: Jalan Desa – Kebun
Selatan
: Kebun – Rumah Penduduk
Tapak merupakan tapak berkontur dengan ketinggian sekitar ±
0.5 meter. lahan digunakan sebgai lahan bercocok tanam
seper ti Padi, Strawberry, Tomat dan Bawang daun, terdapat
sumber air yang digunakan untuk mengairi lahan di sekitarnya.
(1)
(2)
PENGINAPAN / PEMONDOKAN 1
(3)
PENGINAPAN / PEMONDOKAN 2
(4)
(5)
JEMBATAN PENGHUBUNG
(6)
AREA WISATA