Secara lebih spesifik, Myers 1983 mengartikan sikap sebagai predisposisi terhadap suatu objek, termasuk kepercayaan, perasaan dan
kecenderungan perilaku. Baron dan Byrne 1984 mendefinisikan sikap sebagai kumpulan perasaan, kepercayaan, dan kecenderungan
perilaku terhadap objek sikap, antara lain orang, ide, gagasan,
kelompok, dan lain-lain. Walgito 2003 juga mendefinisikan sikap
sebagai organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan
memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sikap adalah respon evaluatif individu untuk
memberi kesimpulan baik itu respon memihak atau mendukung favorable maupun tidak memihak atau tidak mendukung
unfavorable yang terdiri dari organisasi kepercayaan seseorang mengenai objek tertentu, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan
memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku terhadap objek sikap tersebut.
2. Definisi Word of mouth
Menurut Word of Mouth Marketing Association pengertian dari word of mouth adalah usaha meneruskan informasi dari satu konsumen
ke konsumen lain www.womma.org. Word of mouth dipandang sebagai sumber yang lebih dapat dipercaya dan dapat diandalkan
dibanding dengan informasi nonpersonal melalui iklan Gremler Brown, 1994. Selain itu, Mowen dan Minor 2002 menjelaskan
bahwa word of mouth merupakan proses pertukaran informasi, komentar, pemikiran, dan ide-ide diantara dua konsumen atau lebih,
yang tak satupun dari mereka merupakan sumber pemasaran dari produk atau jasa tersebut.
Pada awalnya, komunikasi word of mouth terjadi diantara para tetangga yang saling bertukar pikiran mengenai penawaran yang
diberikan oleh beberapa toko yang ada disekitar tempat tinggal mereka Whyte, 1954 dalam Shaikh 2014. Kemudian pada tahun 1955, Katz
Lazarsfeld menemukan bahwa komunikasi word of mouth tujuh kali lebih efektif dari iklan yang ada di surat kabar dan majalah, empat kali
lebih efektif daripada personal selling, dan lebih efektif dalam mempengaruhi konsumen untuk beralih dari merek satu ke merek
lainnya Shaikh, 2014. Selain itu, komunikasi word of mouth juga dinilai sembilan kali lebih efektif dibandingkan dengan iklan dalam
kaitannya dengan mengubah sikap negatif konsumen menjadi positif terhadap suatu produk Day, 1971 dalam Shaikh 2014. Oleh karena
itu, word of mouth menjadi topik yang menarik untuk dipelajari dalam ilmu pemasaran selama beberapa dekade terakhir Raluca,2012.
Arndt 1967 menjelaskan bahwa word of mouth merupakan salah satu bentuk komunikasi lisan antara penerima informasi dengan
pemberi informasi non komersial mengenai produk atau jasa. Word of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mouth itu berbeda dengan iklan karena word of mouth melibatkan pertukaran pesan lisan secara singkat antara individu yang bersifat
independen bukan bagian dari pemilik produk atau jasa tersebut Stern, 1994.
Menurut Yasvari, Ghassemi, dan Rahrovy 2012 word of mouth merupakan cara yang tepat dan lebih kompetitif sebagai usaha sebuah
perusahaan untuk melakukan pemasaran produknya. Selain itu menurut Bone dalam Yasvari dkk, 2012 komunikasi Word of mouth
mampu mempengaruhi konsumen untuk mengevaluasi dan juga dapat mempengaruhi niat beli konsumen terhadap suatu produk atau jasa.
Lovelock 2001 menekankan bahwa word of mouth merupakan pendapat dan rekomendasi yang dibuat oleh konsumen tentang
pengalamannya mengenai produk atau jasa, yang berpengaruh terhadap keputusannya dalam melakukan pengambilan keputusan
pembelian. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Word of
mouth merupakan salah satu bentuk komunikasi lisan yang dilakukan antara penerima informasi dengan pemberi informasi non-komersial
bukan bagian dari perusahaan yang memiliki pengalaman mengenai produk atau jasa.
3. Definisi Sikap Terhadap Word of Mouth