Kontrol analisa penampang :
b fc
fy As
a
85
,
..................................................... 2.23
ØMn =
ØAs.fy.
2 a
d
............................ 2.24 ØMn
≥ Mu .................................................... 2.25
2.7.3. Beban Gempa Statik Ekuivalen
Gedung D’Soya Hotel termasuk gedung beraturan yang memenuhi ketentuan SNI 03-1726-2002 pasal 4.2.1 yaitu :
- Tinggi struktur gedung diukur dari taraf penjepitan lateral tidak lebih dari 10
tingkat atau 40 m. -
Denah stuktur gedung adalah persegi panjang tanpa tonjolan, dan kalaupun ada tonjolan, panjangnya tidak lebih dari 25 dari ukuran terbesar denah struktur
gedung dalam arah tonjolan tersebut. -
Denah struktur tidak menunjukkan coakan sudut, dan kalaupun mempunyai coakan sudut, panjang sisi coakan tersebut tidak lebih dari 15 dari ukuran
terbesar denah struktur gedung dalam arah sisi coakan tersebut. Untuk struktur gedung beraturan, pengaruh gempa rencana dapat ditinjau
sebagai pengaruh beban gempa statik ekuivalen. Sehingga menurut standar ini, analisisnya dapat dilakukan berdasarkan analisis statik ekuivalen.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
A. Waktu Getar Alami Fundamental T1
SNI 03-1726-2002 mengatur perhitungan T
1
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pasal 6.2.2 menyebut T
1
harus ditentukan dengan rumus – rumus empiris : T
1
= 0,06 . H
34
………………………………………………. 2.26 b.
Pasal 5.6 mensyaratkan T
1
harus lebih kecil dari
ξ.n T
1
ξ.n untuk mencegah penggunaan struktur gedung yang terlalu fleksibel. Nilai
ξ tergantung lokasi Wilayah Gempa.
Tabel 2.1. Koefisien ξ yang Membatasi Waktu Getar Alami Fundamental Struktur
Wilayah Gempa
Ξ
1 0,20 2 0,18
3 0,18 4 0,17
5 0,16 6 0,15
Sumber : SNI 03-1726-2002 pasal 5.6, tabel 8 c. Nilai
T
1
dari hasil empiris tidak boleh menyimpang lebih dari 20 dari hasil T yang dihitung rumus Rayleigh.
n i
i i
n i
i i
ray
d F
g d
W T
1 1
2
3 ,
6
……………………………… 2.27
Dimana di = Simpangan horizontal lantai tingkat i dinyatakan dalam mm g = Percepatan gravitasi : 9810 mmdt
2
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
B. Distribusi dari V
V =
1 1
W R
I C
…………………………………… 2.28 Beban geser dasar nominal harus dibagikan sepanjang tinggi struktur gedung
menjadi beban – beban gempa nominal statik ekuivalen F
i
yang merangkap pada pusat masa lantai tingkat ke-i.
Dimana : V = Beban geser dasar nominal static ekuivalen
C
I
= Faktor respons gempa I = Faktor keutamaan dari tabel 1
W
I
= Berat total gedung R = Faktor reduksi gempa dapat diambil berapapun asalkan
kurang dari Rm pada tabel 3
Tabel 2.2. Faktor Keutamaan I untuk Berbagai Kategori Gedung dan Bangunan.
Faktor Keutamaan
Kategori Gedung I
1
I
2
I Gedung umum seperti untuk penghunian,
perniagaan dan perkantoran. 1,0 1,0 1,0
Monumen dan bangunan monumental. 1,0
1,6 1,6
Gedung penting pasca gempa seperti rumah sakit, instalasi air bersih, pembangkit tenaga listrik, pusat
penyelamatan dalam keadaan darurat, fasilitas radio dan televisi.
1,4 1,0 1,4 Gedung untuk menyimpan bahan berbahaya seperti
gas, produk minyak bumi, asam, bahan beracun. 1,6 1,0 1,6
Cerobong, tangki di atas menara. 1,5 1,0 1,5
Catatan : Untuk semua struktur bangunan gedung yang ijin penggunaannya
diterbitkan sebelum berlakunya standar ini maka Faktor Keutamaan I dapat dikalikan 80.
Sumber : SNI 03-1726-2002 pasal 4.1.2, tabel 1
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
C. Distribusi Beban Gempa Nominal Statik Ekuivalen Fi
V z
W z
W F
n i
i i
i i
i
1
…………………………………………. 2.29
Dimana : W
i
= Berat lantai ke-i termasuk beban hidup yang sesuai. Z
i
= Ketinggian lantai ke-i diukur dari taraf penjepitan lateral menurut SNI 03-1726-2002 pasal 5.1.2 dan pasal 5.1.3.
n = Nomor lantai tingkat paling atas.
Gambar 2.7. Distribusi Beban Gempa Nominal Statik Ekuivalen Fi
2.7.4. Pembebanan dan Kombinasi Pembebanan