2.6.1. Daktilitas Struktur Bangunan dan Pembebanan Gempa Nominal
Analisa struktur dari gedung D’Soya Hotel Surabaya menggunakan sistem ganda. Uraian dari sistem pemikul beban gempa sistem ganda ini adalah dinding
struktur dengan SRPMK Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus dengan nilai faktor daktilitas maksimum, faktor reduksi gempa maksimum, faktor tahanan lebih
struktur dan faktor tahanan lebih total adalah sebagai berikut : m = 5,2 Rm = 8,5 ; f = 2,8 lihat pada tabel 3 SNI 03-1726-2002
2.6.2. Wilayah Gempa WG
Indonesia ditetapkan terbagi dalam 6 wilayah gempa WG, dimana WG 1 adalah wilayah dengan kegempaan paling rendah dan WG 6 dengan kegempaan
paling tinggi. Dalam Tugas Akhir ini gedung direncanakan di WG 5 yang kegempaannya termasuk paling tinggi.
Gambar 2.5. Grafik Respons Spektrum Gempa Rencana
0.90 0.83
0.70 0.36
0.32 0.38
Wilayah Gempa 5
C =
T 0.90
Tanah lunak C =
T 0.50
Tanah sedang C =
T 0.35
Tanah keras
C
0 0.2 0.5 0.6 1.0 2.0 3.0
T
Sumber SNI 03-1726-2002 pasal 4.7.6 hal 21
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.6.3. Pengaruh P - ∆
Semua struktur akibat beban lateral akan melentur kesamping ∆ , begitu juga
akibat beban gempa. ∆ ini akan menimbulkan momen sekunder atau momen
tambahan pada komponen – komponen kolom disebut pengaruh P - ∆ oleh beban
gravitasi yang titik tangkapnya menyimpang ke samping. Pada SNI 03-1726-2002 pasal 5.7 ditetapkan, struktur gedung yang bertingkat lebih dari 10 lantai atau 40 m,
harus diperhitungkan terhadap pengaruh P - ∆ tersebut.
Sedangkan pada gedung D’Soya Hotel ini bertingkat 8 lantai dengan tinggi bangunan 32 m sehingga pengaruh P -
∆ tidak diperhitungkan.
2.6.4. Pembatasan Penyimpangan Lateral
Pada SNI 03-1726-2002 pasal 8, simpangan antara tingkat akibat pengaruh gempa nominal dibedakan dua macam :
1. Kinerja Batas Layan KBL struktur gedung yang besarnya dibatasi :
KBL ≤
1
03 ,
h R
≤ 30 mm ............................................... 2.9
Pembatasan ini bertujuan mencegah terjadinya pelelehan baja dan peretakan beton yang berlebihan disamping menjaga kenyamanan penghuni.
2. Kinerja Batas Ultimit KBU struktur gedung akibat gempa rencana
untuk struktur gedung beraturan dibatasi sebesar : KBU
≤ 0,7 R x KBL atau ≤ 0,02 h
1
...................... 2.10
Pembatasan ini bertujuan membatasi kemungkinan terjadi keruntuhan struktur yang dapat menimbulkan korban jiwa manusia dan untuk mencegah benturan
berbahaya antar gedung.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 2.6. Pemodelan Struktur SRPM
2.6.5. Syarat Kekakuan Komponen Struktur