ix
pemeriksaan saluran napas dilakukan dan anastesi topikal dapat ditambahkan sesuai kebutuhan. Prosedur diagnostik atau terapeutik dapat dilakukan secara
bersamaan sesuai kebutuhan.
7
2.3 ANASTESI LOKAL PADA BRONKOSKOPI
Anastesi saluran napas harus dilakukan sebelum tindakan bronkoskopi dilakukan.
10,34,35
Bronkoskopi kaku dilakukan dengan penderita di bawah anestesi umum. Selain itu, anastesi umum juga dilakukan pada penderita yang akan
dilakukan BSOL dengan prosedur tindakan diagnostik dan terapi yang memerlukan waktu yang panjang, pasien dengan tingkat kecemasan yang tinggi
dan pada pasien anak-anak.
19
Tindakan ini harus dilakukan oleh seorang Bronchoscopist yang berpengalaman di ruang operasi.
22,36
BSOL telah digunakan di lebih dari 95 dari semua prosedur bronkoskopi dan telah menjadi modalitas dalam diagnostik maupun terapi.
23
BSOL digunakan secara luas karena mudah dilakukan, memiliki komplikasi yang lebih ringan, lebih
nyaman dan lebih aman, dapat menggunakan anestesi lokal dan dapat menjangkau ke percabangan bronkus yang lebih distal.
10,34,35,36,37,38
Dalam pelaksanaan bronkoskopi pertama kali, Killian telah menggunakan kokain sebagai zat anastesi lokal. Saat ini beberapa obat anastesi lokal telah
banyak digunakan antara lain lidokain, tetrakain, benzokain dan kokain. Obat anastesi yang paling umum digunakan adalah lidokain.
2,10,34,35,39
Obat anastesi lokal memblok saraf-saraf pada saluran pernapasan dan menghilangkan sensasi sepanjang jalan saraf yang dipersarafinya. Saluran
pernapasan dipersarafi oleh percabangan nervus kranialis yang keluar dari
Universitas Sumatera Utara
x
vertebra torakalis ke V, IX dan X yang memberi sensasi ke saluran pernapasan. Sedangkan mukosa nasal di persarafi oleh pleksus sfenopalatina yang terdiri dari
percabangan nervus maksillaris dan nervus trigeminalis. Serat saraf ini berjalan di bawah mukosa sepanjang dinding lateral nares posterior ke turbinate tengah.
Sensasi pada 23 anterior lidah ditimbulkan oleh percabangan serabut saraf yang berasal dari nervus kranialis ke-V dan 13 posterior lidah dan mukosa faring
menuju ke pita suara dipersarafi oleh saraf glossofaringeus melalui pleksus faring. Sedangkan pita suara, trakea dan bronkus dipersarafi oleh nervus laringeus
superior dan nervus laringeus recurrent yang merupakan percabangan dari nervus vagus.
10
Cara melakukan tindakan anastesi lokal dapat diberikan dengan cara spraysemprotan, nebulisasi, injeksi transkrikoid atau injeksi transtrakea, atau
spraysemprotan langsung melalui bronkoskop atau disebut juga cara spray as you go. Kumur lidokain dapat diberikan sebelum melakukan tindakan anastesi secara
spraysemprotan. Hal ini bertujuan untuk melakukan pembiusan pada daerah mulut dan daerah posterior lidah.
2,32,39,40
Chung dkk menyatakan bahwa kombinasi lidokain kumur dan lidokain yang diberikan ke lidah bagian posterior memberikan
anastesi yang efektif untuk faring, laring dan trakea pada pasien yang dilakukan
intubasi dengan serat optik.
41
Dalam teknik spraysemprotan lidokain, pasien di posisikan duduk, mulut dan faring secara berurutan di semprotkan dengan obat anastesi. Obat anastesi
disemprotkan dengan sebuah alat berbentuk tabung melengkung yang berfungsi sebagai penyemprot obat anastesi lidokain 0,5 sampai 1 ml perkali semprotan
dengan urutan penyemprotan mulai dari pangkal lidah untuk memblokir pangkal
Universitas Sumatera Utara
ix
saraf laring, epiglottis, pita suara, dan trakea. Kanula diposisikan dengan sebuah cermin laring tidak langsung sebagai pemandu yang dihangatkan terlebih dahulu.
Semprotan diberikan sampai pasien batuk.
6
Pemberian secara semprotan membutuhkan pengalaman tersendiri sebab cara semprotan dengan memegang
lidah pasien harus dilakukan selembut mungkin untuk menghindari rasa sakit akibat pegangan yang terlalu kuat. Oleh karena itu pegangan lidah dapat
dilakukan oleh pasien sendiri dan jika kurang memadai maka operatorasisten dapat memegangnya secara hati-hati.
4,6,7,8
Penyebaran zat anastesi didaerah lidah dan pangkal lidah tergantung pada arah semprotan yang dilakukan. Pengalaman
operator menentukan sebaran semprotan dan keberhasilan tindakan anastesi. Semprotan harus merata mulai daerah pangkal lidah dari kanan ke kiri serta
kearah pita suara dan trakea bagian proksimal dibawah pita suara.
4,6,10,11
Gambar 2.3: A Penyemprotan rongga mulut dan faring. Pasien dan operator dalam posisi tegak dan lidah pasien dijulurkan secara maksimal.
B Operator melakukan penyemprotan kearah lebih dalam dengan bantuan kaca laring. Pasien atau asisten operator memegang ujung
lidah pasien agar tetap terjulur keluar.
6
Anastesi lokal untuk nasofaring dan laring dapat juga dilakukan dengan cara nebulisasi. Umumnya digunakan lidokain 4 sebanyak 4 ml dengan alat
A B
Universitas Sumatera Utara
x
nebul melalui face mask atau mouthface.
40
Nebulizer lazimnya digunakan sebagai alat untuk terapi inhalasi dengan tujuan pengobatan, namun dengan
perkembangannya, nebulizer juga digunakan sebagai alat untuk memasukkan berbagai zat aktif untuk kepentingan medis. Nebulizer merupakan alat yang relatif
murah dibandingkan alat terapi inhalasi lainnya.
42,43
Sediaan zat yang digunakan umumnya berbentuk larutan yang mengandung zat aktif. Nebulizer dapat
mengubah partikel zat aktif menjadi partikel yang berukuran sangat kecil sekitar 5 µ m, dapat menghantarkan partikel zat aktif sampai ke alveolus serta mudah
dihirup dengan bernapas biasa.
43
Dengan nebulizer pasien hanya bernapas biasa sambil menghirup uap nebul yang mengandung obat anastesi. Obat dapat
mencapai sasaran sampai kesaluran napas yang kecil sehingga dosis yang diberikan dapat lebih rendah dibandingkan cara pemberian lainnya serta
menurunkan resiko terjadinya efek samping yang tidak dinginkan.
43,44
Beberapa keuntungan penggunaan nebulizer antara lain :
44
• Zat aktif yang diberikan dapat langsung ketempat sasaran yaitu saluran napas dan paru sehingga dosis zat aktif yang dibutuhkan lebih kecil jika
dibandingkan dengan pemberian zat aktif melalui cara lainnya. • Dosis yang rendah dapat menurunkan absorpsi sistemik sehingga efek
samping sistemik menjadi lebih minimal. • Pengiriman obat melalui nebulizer ke paru berlangsung dengan cepat,
sehingga efek yang diharapkan akan lebih cepat dibandingkan pada cara pemberian lainnya seperti subkutan atau oral.
• Udara yang dihirup melalui nebulizer mengandung air yang dapat mengencerkan sekret bronkus dan membantu sekresinya.
Universitas Sumatera Utara
ix
Berger dkk, Stolz dkk, Sethi dkk telah meneliti penggunaan nebulisasi lidokain yang berhubungan dengan kenyamanan pasien yang dilakukan prosedur BSOL.
Mereka menggunakan lidokain 4 secara nebulisasi sebanyak 4 ml selama 5 sampai 10 menit untuk menganastesi saluran napas.
2,14,45
Gambar 2.4: A Mouthpiece nebulizer; B Facemask nebulizer.
36
Jika anastesi kurang memadai dapat ditambahkan anastesi lokal melalui bronkoskop secara spray as you go.
6
Teknik Pembiusan secara spray as you go dilakukan melalui semprotan langsung ke saluran napas melalui bronkoskop. Saat
penyemprotan dilakukan, aliran oksigen harus tetap diberikan untuk membantu mempertahankan oksigenasi pasien. Jumlah total obat anastesi yang telah
diberikan harus diketahui dan tidak melebihi dosis yang direkomendasikan agar terhindar dari efek samping dan komplikasi yang dapat terjadi akibat obat
anastesi.
6,46
British Thoracic Society merekomendasikan dosis lidokain sebagai anastesi lokal untuk saluran napas tidak melebihi 8,2 mg kg berat badan.
8
Penilaian keberhasilan anastesi lokal saluran napas pada BSOL dapat di kelompokkan sebagai berikut:
45
Sangat baik : Saat bronkoskop melewati pita suara tidak terjadi batuk dan tidak
ada kesulitan melewati pita suara serta tidak ada kesulitan
B A
Universitas Sumatera Utara
x
melakukan memanipulasi untuk pelaksanaan prosedur. Jika terjadi batuk saat pengambilan bahan pemeriksaan dari
endobronkial, akan mereda dalam beberapa detik. Baik
: Tidak ada kesulitan melewati pita suara, terjadi batuk yang ringan saat bronkoskop melewati di daerah trakea dan bronkus.
Batuk selama pengambilan bahan pemeriksaan dari endobronkial dapat berlangsung beberapa saat namun tidak mengganggu
penyelesaian prosedur dan tidak perlu penundaan atau perubahan dalam cara pengambilan bahan.
Sedang : Tidak ada kesulitan melewati pita suara, tapi sering batuk
sepanjang pelaksanaan prosedur. Terkadang perlu penundaan beberapa saat ketika menuju ke tahapprosedur selanjutnya, tapi
pengambilan bahan pemeriksaan masih dapat dilakukan. Buruk
: Bronkoskop sulit melewati pita suara. Terjadi batuk yang parah sehingga menyulitkan pengambilan bahan pemeriksaan dari
endobronkial dan prosedur harus dihentikan.
2.4 LIDOKAIN