ix
memegang peranan yang penting dalam pendiagnosaan kelainan-kelainan endobronkial yang selanjutnya dapat dilakukan prosedur terapeutik endobronkial
dengan bronkoskopi sesuai kebutuhan dan tindakan intervensi yang dibutuhkan.
28,29
Brutinel dkk, melaporkan peningkatan survival rate pada pasien dengan penyumbatan saluran napas akibat keganasan yang dilakukan prosedur laser
photoresection. Endobronchial elektosurgery dengan menggunakan argon plasma koagulasi dapat digunakan untuk debulking tumor trakeobronkial. Coulter dkk
melaporkan keberhasilan endobronchial elektrosurgery sekitar 86 pada kasus endobronkial polipoid dengan menggunakan anastesi lokal.
19
Pada pasien yang dirawat diruang perawatan intensif yang mengalami atelektasis akibat
penyumbatan saluran napas oleh gumpalan mukus, BSOL dapat digunakan sebagai alat diagnostik maupun terapeutik. Beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa penggunaan BSOL dapat mengatasi atelektasis yang disebabkan gumpalan mukus dan perbaikan secara radiologis pada 88 kasus.
27
2.1.4. KONTRAINDIKASI DAN KOMPLIKASI
Kontraindikasi tindakan bronkoskopi yaitu kontraindikasi absolut dan kontraindikasi relatif. Kontraindikasi absolut antara lain:
23
• Pasien kurang kooperatif. • Keterampilan operator kurang.
• Fasilitas yang tidak memadai. • Angina yang tidak stabil.
• Aritmia yang tidak terkontrol.
Universitas Sumatera Utara
x
• Hipoksia yang tidak respon dengan pemberian oksigen. Yang termasuk kontraindikasi relatif yaitu:
23
• Hiperkarbia berat. • Bulla emfisema berat.
• Asma berat. • Gangguan koagulopati yang serius.
• Obstruksi trakea. • High positive end-expiratory pressure.
Berbagai komplikasi yang dapat terjadi saat tindakan bronkoskopi yaitu:
22,23
• Kesulitan melakukan intubasi. • Cedera pada trakea dan bronkus.
• Perdarahan. • Spasmus pada bronkus dan laring.
• Aritmia : Sinus takikardia.
Aritmia yang serius. Aritmia yang mengancam jiwa.
• Henti jantung. • Pneumotoraks.
• Emfisema mediastinum. Prosedur bronkoskopi yang dilakukan seperti, penggunaan laser
photoresection, endobronchial elektrosurgery, brachytherapi, cryotherapy, dan photodinamic therapy serta prosedur lainnya dapat menimbulkan komplikasi
mulai dari reaksi inflamasi saluran napas, perdarahan maupun perforasi saluran napas yang dapat menyebabkan pneumotoraks ataupun pneumomediastinitis.
27
Universitas Sumatera Utara
ix
Langendijk dkk menyatakan bahwa endobronchial brachytherapy dengan dosis 10 Gy dapat menimbulkan perdarahan dan pada 6-8 kasus menyebabkan fistel
antara saluran napas ke rongga toraks.
28
Pada pasien yang dilakukan biopsi transbronkial risiko terjadinya perdarahan dan pneumotoraks akan meningkat 5-
7. Pneumotoraks dapat terdeteksi 1 jam setelah tindakan biopsi dilakukan.
29
Komplikasi juga dapat terjadi karena tindakan yang dilakukan pada bronkoskopi dan dapat terjadi sesudah tindakan bronkoskopi atau disebut sebagai sekuele.
Umumnya sekuele terjadi akibat tindakan tambahan pada saat bronkoskopi. Sekuele dapat berupa jaringan parut yang dapat timbul setelah tindakan biopsi.
30
Jin dkk mengemukakan dari 73 pasien yang dilakukan prosedur bronkoskopi diagnostik, 30 orang mengalami spasme saluran napas, 28 orang
hemoptisis, 4 orang pneumotoraks dan 11 orang mengalami aritmia.
31
Sedangkan pasien yang dilakukan prosedur bronkoskopi terapeutik, dari 79 pasien, 38 orang
mengalami spasme saluran napas, 13 orang aritmia, 9 orang hemoptisis, 8 orang terjadi sumbatan saluran napas, 5 orang mengalami esofagotrakeal fistel, 3 orang
trejadi perforasi trakea dan 3 orang meninggal dunia.
31
2.2 PERSIAPAN SEBELUM BRONKOSKOPI