JENIS BRONKOSKOPI INDIKASI BRONKOSKOPI

x Pada akhir abad ke-19, Chevalier Jackson, mengembangkan bronkoskopi kaku dengan menambah okular langsung, tabung penghisap dan sumber pencahayaan di ujung distalnya. Ia juga mengembangkan dan menekankan pentingnya protokol prosedur keselamatan selama tindakan yang dilakukan dan teknik ini masih digunakan sampai sekarang. Setelah itu Shigeto Ikeda memperkenalkan BSOL pada tahun 1966 dan tersebar secara luas di pusat-pusat pelayanan kesehatan. 20,24

2.1.2. JENIS BRONKOSKOPI

Bronskoskopi merupakan prosedur tindakan pemeriksaan kedalam saluran pernapasan dengan menggunakan alat bronkoskop. Bronkoskop dapat dimasukkan ke saluran pernapasan melalui hidung atau mulut ataupun melalui lubang trakeostomi. Saat ini dikenal ada 2 macam alat bronkoskopi, yaitu Bronkoskopi Kaku dan Bronkoskopi Serat Optik Lentur. 22,23,25 Gambar 2.1. Bronkoskopi kaku. 25 Universitas Sumatera Utara ix Gambar 2.2. Bronkoskop Serat Optik Lentur BSOL. 25

2.1.3. INDIKASI BRONKOSKOPI

Tujuan melakukan prosedur bronkoskopi adalah untuk pemeriksaan bronkus dan cabang-cabangnya dengan tujuan diagnostik maupun pengobatan. 26,27 Prosedur bronkoskopi secara rutin dapat dilakukan untuk mendeteksi kelainan- kelainan endobronkial. 28 Indikasi tindakan bronkoskopi dengan menggunakan bronkoskopi kaku adalah: 22 1. Mengatasi dan penanganan batuk darah masif. 2. Mengeluarkan benda asing dari saluran pernapasan. 3. Penanganan stenosis saluran napas. 4. Penanganan sumbatan saluran napas akibat neoplasma. 5. Pemasangan stent bronkus. 6. Laser bronchoscopy. Indikasi tindakan diagnostik pada bronkoskopi antara lain pada keadaan: 23 • Batuk • Batuk darah • Mengi dan stridor • Gambaran foto toraks yang abnormal. Universitas Sumatera Utara x • Pemeriksaan Bronchoalveolar Lavage BAL : - Infeksi paru. - Penyakit paru difus bukan infeksi. • Pembesaran kelenjar limf atau massa pada rongga toraks. • Karsinoma bronkus. - Ada bukti sitologi atau masih tersangka. - Penentuan derajat karsinoma bronkus. - Follow up karsinoma bronkus. • Karsinoma metastasis. • Tumor esophagus dan mediastinum. • Benda asing pada saluran napas. • Striktur dan stenosis pada saluran napas. • Cedera akibat zat kimia dan panas pada saluran napas. • Trauma dada. • Kelumpuhan pita suara dan suara serak. • Kelumpuhan diafragma. • Efusi pleura. • Pneumotoraks yang menetap. • Miscellaneous. - Sangkaan fistel trakeoesopagus atau bronkoesopagus. - Fistel bronkopleura. - Bronkografi. - Memastikan pemasangan pipa endotrakeal. Universitas Sumatera Utara ix - Memastikan pipa endotrakeal terpasang dengan baik pada kasus- kasus trauma. - Pemeriksaan paska operasi trakea, trakeobronkial atau penyambungan bronkus. Indikasi tindakan bronkoskopi terapeutik adalah pada keadaan: 23 • Dahak yang tertahan, gumpalan mukus. • Benda asing pada saluran pernapasan. • Mengeluarkan sesuatu dengan bronkoskopi. • Laser therapy. • Brachytherapy. • Pemasangan stent pada trakeobronkial. • Melebarkan bronkus. • Laser. • Dilatasi dengan menggunakan balon. • Abses paru. • Kista pada mediastinum. • Kista pada bronkus. • Pneumotoraks. • Fistel bronkopleura. • Miscellaneous. • Injeksi intralesi. • Pemasangan pipa endotrakeal. • Kistik fibrosis. • Asma. Universitas Sumatera Utara x • Trauma dada. • Therapeutic lavage pulmonary alveolar proteinosis. Beberapa prosedur rutin seperti bronchoalveolar lavage BAL, bilasan bronkus, dapat digunakan untuk mengidentifikasi mikroorganisme penyebab penyakit-penyakit infeksi saluran napas dan paru juga dapat mendeteksi penyakit lainnya yang bukan disebabkan infeksi mikroorganisme. Sikatan bronkus dan biopsi jaringan pada daerah lesi di saluran napas dapat menentukan diagnosis dari kelainan di saluran napas tersebut. 28 Berkat teknologi yang semakin berkembang, beberapa teknik pencitraan saat ini dapat dilakukan melalui bronkoskopi. Fluorescence bronchoscopy dan Endobronchial bronchoscopy ultrasonography dapat membantu menentukan tempat yang tepat untuk melakukan pengambilan sampel jaringan untuk diagnostik. Di unit-unit perawatan intensif, 50-75 dari prosedur bronkoskopi yang dilakukan merupakan bronkoskopi dengan tujuan terapeutik. Membersihkan saluran napas dari sekret yang kental dan menghilangkan bekuan darah di saluran napas merupakan tindakan terapeutik yang sering dikerjakan pada pasien-pasien yang dirawat diruang perawatan intensif. 28 Bronkoskopi dengan tujuan diagnostik dan terapeutik dapat dilakukan secara bersamaan. Beberapa tindakan intervensi endobronkial separti laser terapi, pemasangan stent endobronkial, phototherapy, cryotherapy, reseksi lesi endobronkial, thermoplasty, dan pemasangan valve endobronkial merupakan tindakan yang memerlukan diagnostik yang tepat sebelum melaksanakannya. 28,29 Penggunaan balon dilatasi dan pemasangan stent pada saluran napas juga bermanfaat untuk mengatasi sumbatan jalan napas. 27 Bronkoskopi diagnostik Universitas Sumatera Utara ix memegang peranan yang penting dalam pendiagnosaan kelainan-kelainan endobronkial yang selanjutnya dapat dilakukan prosedur terapeutik endobronkial dengan bronkoskopi sesuai kebutuhan dan tindakan intervensi yang dibutuhkan. 28,29 Brutinel dkk, melaporkan peningkatan survival rate pada pasien dengan penyumbatan saluran napas akibat keganasan yang dilakukan prosedur laser photoresection. Endobronchial elektosurgery dengan menggunakan argon plasma koagulasi dapat digunakan untuk debulking tumor trakeobronkial. Coulter dkk melaporkan keberhasilan endobronchial elektrosurgery sekitar 86 pada kasus endobronkial polipoid dengan menggunakan anastesi lokal. 19 Pada pasien yang dirawat diruang perawatan intensif yang mengalami atelektasis akibat penyumbatan saluran napas oleh gumpalan mukus, BSOL dapat digunakan sebagai alat diagnostik maupun terapeutik. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan BSOL dapat mengatasi atelektasis yang disebabkan gumpalan mukus dan perbaikan secara radiologis pada 88 kasus. 27

2.1.4. KONTRAINDIKASI DAN KOMPLIKASI

Dokumen yang terkait

Perbandingan Kenyamanan Pasien Yang Dilakukan Bronkoskopi Serat Optik Lentur Dengan Anastesi Lokal Secara Spray dan Nebul di RSUP H. Adam Malik Medan

3 73 106

Pola Kuman Bilasan Bronkus Pada Tindakan Bronkoskopi Serat Optik Lentur (BSOL) Di RSUP Haji Adam Malik Medan

5 106 101

Profil Penderita Yang Dilakukan Tindakan Bronkoskopi Serat Optik Lentur Di Instalasi Diagnostik Terpadu (IDT) RSUP H. Adam Malik Medan

3 49 53

Penerimaan Tenaga Non PNS RSUP H. Adam Malik Semester I TA 2017

0 1 6

Perbandingan Kenyamanan Pasien Yang Dilakukan Bronkoskopi Serat Optik Lentur Dengan Anastesi Lokal Secara Spray dan Nebul di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. BRONKOSKOPI 2.1.1. SEJARAH BRONKOSKOPI - Perbandingan Kenyamanan Pasien Yang Dilakukan Bronkoskopi Serat Optik Lentur Dengan Anastesi Lokal Secara Spray dan Nebul di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 31

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG - Perbandingan Kenyamanan Pasien Yang Dilakukan Bronkoskopi Serat Optik Lentur Dengan Anastesi Lokal Secara Spray dan Nebul di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 7

Perbandingan Kenyamanan Pasien Yang Dilakukan Bronkoskopi Serat Optik Lentur Dengan Anastesi Lokal Secara Spray dan Nebul di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 20

Perbandingan Kenyamanan Pasien yang Dilakukan Bronkoskopi Serat Optik Lentur dengan Anastesi Lokal Secara Spray dan Nebul di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 8

Pola Kuman Bilasan Bronkus Pada Tindakan Bronkoskopi Serat Optik Lentur (BSOL) Di RSUP Haji Adam Malik Medan

0 1 9