dipisahkan didalam akumulator akan masuk kembali kedalam evaporator, bersama – sama dengan refrigeran cair yang berasal dari kondensor.
Tabung evaporator terisi oleh cairan refrigeran. Cairan refrigeran meyerap kalor dari fluida yang hendak di dinginkan air larutan garam, yang mengalir di
dalam pipa uap refrigeran yang terjadi dikumpulkan di bagian atas dari evaporatorsebelum masuk kekompresor. Tinggi permukaan cairan refrigeran yang
ada di dalam evaporator diatur oleh pelampung. Jumlah refrigeran yang dimasukkan ke dalam tabung evaporator di sesuaikan dengan beban pendingin.
2.3 Kondensor
Kondensor adalah suatu alat untuk terjadinya kondensasi refrigeran uap dari kompresor dengan suhu tinggi dan tekanan tinggi. Kondensor sebagai alat
penukar kalor berguna untuk membuang kalor dan mengubah wujud refrigeran dari uap menjadi cair. Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas kondensor
adalah : 1.
Luas muka perpindahan panasnya meliputi diameter pipa kondensor, panjang pipa kondensor dan karakteristik pipa kondensor.
2. Aliran udara pendinginnya secara konveksi natural atau aliran paksa oleh
fan. 3.
Perbedaan suhu antara refrigeran dengan udara luar. 4.
Sifat dan karakteristik refrigeran di dalam system. Kondensor ditempatkan di luar ruangan yang sedang didinginkan, agar
dapat melepaskan panas saat mengkondensasi methanol pada proses desorpsi. Tekanan refrigeran yang meninggalkan kondensor harus cukup tinggi untuk
mengatasi gesekan pada pipa dan tahanan dari alat ekspasi, sebaliknya jika tekanan di dalam kondensor sangat rendah dapat menyebabkan refrigeran tidak
mampu mengalir melalui alat ekspansi.
2.3.1. Prinsip Kerja Kondensor
Uap refrigeran yang keluar dari generator akan memasuki kondensor. Uap yang bersuhu tinggi ini sebelum masuk ke evaporator terlebih dahulu didinginkan
di kondensor. Panas uap dari refrigeran secara konveksi akan mengalir ke pipa
Universitas Sumatera Utara
kondensor. Panas akan mengalir ke sirip-sirip kondensor sehingga panas tersebut dibuang ke udara bebas melalui sirip dengan cara konveksi alamiah.
Sehingga untuk memperluas daya konveksi maka luas sirip dirancang semaksimal mungkin. Suhu uap refrigeran didalam kondensor ini akan turun
tetapi tekanannya tetap tidak berubah. Bila penurunan suhu gas mencapai titik pengembunannya maka akan terjadi proses pengembunan kondensasi, dalam hal
ini terjadi perubahan wujud gas menjadi liquid yang tekanan dan suhunya masih cukup tinggi tekanan condensing.
2.3.2. Analisis Kondensor
Dua sistem A dan B yang berbeda suhunya, bila dihubungkan satu sama lain akan terjadi perubahan suhu sampai suhu keduanya sama besar setimbang.
Perubahan suhu itu terjadi karena aliran panas atau perpindahan dari A ke B atau sebaliknya. Dari percobaan dan penelitian Count Rumford 1753-1814
serta Sir Janes Prascolt Youle 1818-1889 muncul suatu pendapat bahwa aliran panas itu tidak lain adalah suatu perpindahan energi :
� = �̇. c. ∆t ...............................2.1 Dimana
Q = Panas yang diserap atau dikeluarkan w m = Massa benda kg
c = Panas jenis kjkg °c
∆t = selisih temperatur °c Pada peristiwa melebur atau meleleh, panas yang diserap atau dikeluarkan
oleh benda yang mengalami perubahan fase tersebut. Demikian juga pada peristiwa mendidih, mengembun dan sublimasi. Banyaknya panas persatuan
massa benda pada waktu terjadi perubahan fase disebut panas laten L.
Q = m.l ..........................................2.2
Dimana Q = Panas yang diserap atau dikeluarkan pada waktu perubahan fase kj
M = Massa benda kg
Universitas Sumatera Utara
L = Panas laten kjkg
Perhitungan panas yang dilepas air persatuan massa dapat dirumuskan sebagai berikut:
� = ��
�
�
1
−�
2
+ � + ��
��
�
2
−�
3
................2.3 Dimana
Z = Panas yang dilepas air persatuan massa kjkg Cp
w
= Panas jenis air kjkg.k Cp
es
= Panas jenis es kjkg.k L = Panas laten yang harus dilepas kjkg
T
3
= Temperatur akhir rata rata es k
2.4 Kolektor