d. Dalam hal terjadinya sengketa dalam perjanjian kerjasama operasi KSO,
maka beban pembuktian, berat ringan kadar kesalahan maupun hal-hal lain terkait harus diukur berdasarkan asas proporsionalitas untuk memperoleh
hasil penyelesaian yang elegan dan win-win solution. Dengan demikian, perjanjian kerjasama operasi KSO sebagai proses
mata rantai hubungan para pihak harus dibangun berdasarkan pemahaman keadilan yang dilandasi atas pengakuan hak para pihak yang terikat dalam
perjanjian tersebut. Pengakuan terhadap eksistensi hak para pihak tersebut tersalurkan dalam pemberian peluang dan kesempatan yang sama dalam
pertukaran hak dan kewajiban. Namun demikian, pengakuan terhadap hak, kebebasan, dan kesamaan dalam pertukaran hak dan kewajiban tersebut tetap
harus dalam bingkai aturan yang mempertimbangkan asas proporsional.
C. Perjanjian Kerjasama Operasi KSO Sebagai Dasar Hukum Perikatan Diantara Para Pihak
Perjanjian kerjasama operasi KSO merupakan suatu perjanjian yang dibuat sesuai dengan Pasal 1320 KUH Perdata sebagai syarat umum lahirnya
suatu perjanjian. Proses terjadinya perjanjian kerjasama operasi KSO itu sendiri didasarkan pada asas kebebasan berkontrak yang dilakukan oleh para pihak yang
telah memenuhi persyaratan menurut hukum. Perlunya dibuat suatu perjanjian berarti masing-masing pihak pasti akan terikat oleh adanya perjanjian itu dan
dikenakan tanggung jawab yang dipikulnya melalui perbuatan yang dilakukan, sedangkan dari sudut tertib hukum karena para pihak sepakat membuat suatu
perjanjian berarti pihak tersebut akan mempertaruhkan kepentingannya.Begitu juga dengan perjanjian kerjasama operasiKSOuntuk menjamin kepastian hukum
Universitas Sumatera Utara
perjanjian kerjasama operasi KSO ini mengacu pada pengaturan perjanjian yang terdapat dalam Pasal 1313 KUH Perdata yang menyatakan bahwa,“Suatu
perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.”
Berdasarkan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia Nomor : PER-13MBU092014 tentang Pedoman Pendayagunaan Aset
Tetap Badan Usaha Milik Negara menyatakan bahwa kerjasama operasi yang selanjutnya disingkat KSO adalah “kerjasama dengan prinsip bagi hasil yang
saling menguntungkan antara BUMN dengan mitra kerjasama dimana BUMN ikut terlibat dalam manajemen pengelolaan”. Menurut kamus terminologi hukum
perjanjian kerjasama operasi adalah
70
1. Build, Operate, TransferBOT atau Bangun, Guna, Serah BKS adalah
kerjasama BUMN dengan pihak lain untuk melakukan pendayagunaan aset “Usaha yang digotong bersama-sama atau
bersifat kerjasama dalam bidang ekonomi”. Perjanjian kerjasama operasi KSO adalah merupakan kerjasama operasi
dua badan atau lebih yang sifatnya sementara hanya untuk melaksanakan suatu proyek tertentu sampai proyek tersebut selesai dikerjakan. Landasan yuridis dari
suatu perjanjian kerjasama operasi KSO berdasarkan ikatan perjanjian adalah asas kebebasan berkontrak yang terdapat dalam Pasal 1338 KUH Perdata.
Berdasarkan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia Nomor : PER-13MBU092014 tentang Pedoman Pendayagunaan Aset Tetap
Badan Usaha Milik Negara, bentuk operasional kerjasama operasi KSO dapat dibagi menjadi 2 dua bagian yaitu sebagai berikut :
70
IPM Ranuhandoko, Terminologi Hukum Inggris-Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 1996, hlm. 174.
Universitas Sumatera Utara
tetap berupa tanah dan atau bangunan milik atau dikuasai BUMN dengan cara mendirikan atau meningkatkan kualitas dan atau kuantitas bangunan, sarana
berikut fasilitasnya, kemudian setelah selesai pembangunan, bangunan dan atau sarana berikut fasilitasnya menjadi milik BUMN untuk kemudian
didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu yang telah disepakati.
2. Build, Transfer, OperateBTO atau Bangun, Serah, Guna BSG adalah
kerjasama BUMN dengan pihak lain untuk melakukan pendayagunaan aset tetap berupa tanah dan atau bangunan milik atau dikuasai BUMN dengan cara
mendirikan atau meningkatkan kualitas dan atau kuantitas bangunan, sarana berikut fasillitasnya kemudian setelah selesai pembangunan, bangunan dan
atau sarana berikut fasilitasnya menjadi milik BUMN untuk kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang
telah disepakati. Berdasarkan Surat Deputi Menteri BUMN Bidang Usaha Logistik dan
Pariwisata No. S. 13702-MBU2003 tertanggal 28 April 2003 perihal rencana kerjasama operasi KSO Air Bersih di Pelabuhan Belawan, Dumai, dan Tanjung
Balai Karimun kemudian PT. Metito Indonesia menyampaikan dokumen penawaran tertanggal 18 September 2003. Setelah melewati proses kualifikasi,
kemudian dicapailah suatu kesepakatan untuk melaksanakan hubungan kerjasama pengusahaan air minum di Pelabuhan Belawan antara PT. Pelabuhan Indonesia I
Persero dengan PT. Metito Indonesia yang dituangkan dalam surat perjanjian kerjasama nomor : Um.584118P.I-04 jo. 001AGRPI-MI04.
Universitas Sumatera Utara
Perjanjian kerjasama antara PT. Pelabuhan Indonesia I Persero dengan PT. Metito Indonesia merupakan bentuk perjanjian yang berbentuk kerjasama
operasi KSO dengan sistem bagi hasil sharing dalam melaksanakan pengusahaan air minum di Pelabuhan Belawan baik untuk kapal, untuk umum,
untuk industri, maupun untuk keperluan dinas. Di dalam perjanjian kerjasama operasi KSO tersebut juga ditegaskan
mengenai pembagian sharing dari kerjasama pelayanan jasa penyediaan air minum terhitung sejak beroperasinya water treatment plant yang dibangun atau
dimodifikasi oleh pihak PT. Metito Indonesia.Pembagian sharing didasarkan atas produksi air minum untuk kapal, umum, dan industri yang dijual kepada
konsumen melalui alat ukur pada sisi konsumen. Besaran pembagian sharing tidak akan diubah baik selama masa perjanjian, kecuali dengan persetujuan
tertulisdahulu dari masing-masing pihak yang terlibat dalam perjanjian kerjasama operasi KSO.
Kewenangan untuk menandatangani untuk dan atas nama kerjasama operasi KSO yang mewakili PT. Pelabuhan Indonesia I Persero diberikan
kepada Drs. SJ, Aen Sjahril Th, MBA.,MM dalam kedudukannya sebagai General Manager cabang Pelabuhan Belawan berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT.
Pelabuhan Indonesia I Persero No. KP.32614PI-04 tertanggal 13 April 2004 sehubungan dengan substansi dan semua ketentuan dalam semua dokumen yang
yang akan ditandatangani. Apabila masa berlaku perjanjian kerjasama telah habis, maka pihak PT. Metito Indonesia wajib menyerahkan seluruh hak milik dan
kepentingan PT. Metito Indonesia kepada pihak PT. Pelabuhan Indonesia I
Universitas Sumatera Utara
Persero atas fasilitas-fasilitas yang dibangun tanpa kompensasi dalam bentuk apapun, dan tidak menerima pembayaran atas pengalihan aset.
Universitas Sumatera Utara
60
BAB IV PERJANJIAN KERJASAMA OPERASI PENGUSAHAAN AIR MINUM DI