Sementara didalam Pasal 1337 KUH Perdata hanya disebutkan causa yang terlarang.Suatu sebab adalah terlarang apabila bertentangan dengan undang-
undang, kesusilaan dan ketertiban umum. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebab yang halal adalah prestasi yang wajib dilakukan oleh para pihak
sebagaimana yang telah diperjanjikan, tanpa adanya prestasi yang telah diperjanjikan untuk dilakukan maka perjanjian tidak akan ada diantara para
pihak.
39
Akibat hukum dari perjanjian yang berisi sebab yang tidak halal adalah perjanjian itu batal demi hukum.Dengan demikian tidak ada yang menjadi dasar
untuk menentut pemenuhan prestasi karena sejak semula dianggap tidak pernah ada perjanjian.Dan begitu pula sebaliknya apabila perjanjian itu tanpa sebab maka
perjanjian itu dianggap tidak pernah ada.
40
C. Unsur-Unsur Perjanjian
Unsur pokok perjanjian menjadi hal yang sangat penting dalam hal membedakan jenis-jenis perjanjian khusus. Dengan dapat diidentifikasikannya
unsur pokok dalam suatu perjanjian dalam suatu perjanjian kedalam salah satu dari 3 tiga jenis perikatan yang disebutkan dalam Pasal 1234 KUH Perdata yaitu,
perikatan untuk menyerahkan sesuatu, perikatan untuk berbuat sesuatu, atau perikatan untuk tidak berbuat sesuatu dengan segala akibat hukumnya.
41
Dalam perkembangan doktrin ilmu hukum dikenal adanya tiga unsur dalam perjanjian :
42
1. Unsur essensialia;
39
Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Op.Cit.,Hlm. 164.
40
Abdulkadir Muhammad, Op.Cit.,Hlm. 96.
41
Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Op.Cit., Hlm. 84.
42
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
2. Unsur naturalia;
3. Unsur aksidentalia.
Ad. 1. Unsur essensialia dalam perjanjian
43
Ad. 2. Unsur naturalia dalam perjanjian Unsur essensialia dalam perjanjian mewakili ketentuan-ketentuan berupa
prestasi-prestasi yang wajib dilakukan oleh salah satu atau lebih pihak yang mencerminkan sifat dari perjanjian tersebut yang membedakannya secara prinsip
dari jenis perjanjian lainnya.Unsur essensialia ini pada umumnya dipergunakan dalam memberikan rumusan, definisi, atau pengertian dari sebuah perjanjian.
Unsur essensalia adalah unsur yang harus ada dalam suatu perjanjian, dan tanpa keberadaan unsur tersebut maka perjanjian yang dimaksudkan untuk dibuat
dan diselenggarakan oleh para pihak dapat menjadi beda dan karenanya menjadi tidak sejalan dan sesuai dengan kehendak para pihak. Dan oleh karena itu, unsur
essensialia ini pula yang seharusnya menjadi pembeda antara suatu perjanjian dengan perjanjian lainnya, dan karenanya memiliki karakteristik tersendiri yang
berbeda pula antara satu dengan yang lain.
44
Unsur naturalia adalah unsur yang pasti ada dalam suatu perjanjian tertentu, setelah unsur essensialianya diketahui secara pasti. Misalnya dalam
perjanjian yang mengandung unsur essensialia jual-beli, pasti akan terdapat unsur naturalia berupa kewajiban dari penjual untuk menanggung kebendaan yang dijual
dari cacat-cacat tersembunyi. Ketentuan ini tidak dapat disimpangi oleh para pihak, karena sifat dari jual beli mengkhendaki hal yang demikian.Masyarakat
tidak akan mentolerir suatu bentuk jual-beli, dimana penjual tidak mau
43
Ibid., Hlm. 85.
44
Ibid., Hlm. 88.
Universitas Sumatera Utara
menanggung cacat-cacat tersembunyi dari kebendaan yang dijual olehnya. Dalam hal ini maka berlakulah ketentuan Pasal 1339 KUH Perdata.
Ad. 3. Unsur aksidentalia dalam perjanjian
45
D. Jenis-Jenis Perjanjian