Jadi, metode penulisan makalah ini menggunakan metode qualitative research. Dalam pengumpulan data-data dalam penelitian ini penulis
menggunakan studi kepustakaan library research, dengan merujuk kepada artikel, buku-buku, internet, dan berita-berita media yang relevan.
Dalam pengumpulan data-data tersebut penulis lebih mengacu kepada data-data dari internet dan buku-buku, karena keterbatasan penulis dalam
mencari data-data yang original.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penulisan ini disusun dengan sistematis, sehingga dapat mempermudah proses pengkajian dan pemahaman terhadap
persoalan yang akan diteliti. Adapun sistematika penulisan ini adalah:
BAB I, yang meliputi pendahuluan yang memuat latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan terakhir sistematika penulisan. Secara keseluruhan uraian pada bab
pertama adalah penjelasan awal tentang cara pandang dan pendekatan yang dipakai merupakan pertanggungjawaban penulis tentang proses
penelitian ini.
BAB II, yang meliputi membahas tentang kerangka teori dari penulisan
makalah ini. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih spesifik, maka dibahas pula mengenai sensasi dan persepsi yang didalamnya terdapat
perhatian attention, faktor fungsional, dan faktor struktural.
BAB III, yang meliputi penutup, yaitu kesimpulan dan saran. Kesimpulan
memuat sejumlah jawaban terhadap rumusan masalah dari semua pembahasan teori dan mengklarifikasi kebenaran serta saran atau kritik
yang dirasa perlu.
4
BAB II PEMBAHASAN TEORI-TEORI
Sensasi adalah proses menangkap stimuli. Persepsi ialah proses memberi makna pada sensasi sehingga manusia memeroleh pengetahuan baru. Dengan kata lain,
persepsi mengubah sensasi menjadi informasi. Memori adalah proses menyimpan informasi dan memanggilnya kembali. Berpikir adalah mengolah dan
memanipulasi informasi untuk memengaruhi kebutuhan atau memberikan respons.
2.1 Sensasi
Sensasi adalah tahap palinga awal dalam penerimaan informasi. Sensasi berasal dari kata “sense”, artinya alat penginderaan, yang menghubungkan
organism dengan lingkungannya. Dennis Coon 1977: 79 mengatakan “bila alat-alat indera mengubah informasi menjad impuls-impuls saraf dengan
‘bahasa’ yang dipahami ‘komputer’ otak maka terjadilah proses sensasi.” Sedangkan Benyamin B.Wolman 1973: 3443 menuliskan “sensasi adalah
pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan
kegiatan alat indera.” Seorang filusuf bernama John Locke beranggapan bahwa there is nothing in
the mind except what wa first in the sensetidak ada apa-apa dalam jiwa kita kecuali harus lebih dulu lewat alat indera. Filusuf lain, Berkeley,
beranggapan bahwa andaikan kita tidak mempunyai alat indera, dunia tidak akan ada.
Psikologi menyebut sembilan bahkan ada yang menyebut sebelas alat indera: penglihatan, pendengaran, kinestesis, vestibular, perabaan,
temperature, rasa sakit, perasa, dan penciuman. Kita dapat
5
mengelompokkannya pada tiga macam indera penerima, sesuai sumber informasi. Sumber informasi boleh berasal dari dunia luar eksternal atau
dari dalam diri individu sendiriinternal. Informasi dari luar diinderai oleh ekseptor misalnya, telinga atau mata. Informasi dari dalam diindera oleh
interoseptormisalnya, sistem peredaran darah. Selain itu gerakan tuhuh kita sendiri diindera oleh proprioseptor misalnya, organ vestibular.
Apa saja yang menyentuh alat indera disebut stimulus. Stimulus yang diubah menjadi energi saraf disampaikan ke otak melalui proses transduksi. Agar
dapat diterima pada alat indera, stimulus harus cukup kuat. Batas minimal intensitas stimulus disebut ambang mutlak absolute threshold.
Ketajaman sensasi ditentukan oleh faktor-faktor personal. Brakesley, seorang peneliti mengatakan “we live in different taste worlds”. Perbedaan sensasi
dapat disebabkan oleh perbedaan pengalaman atau lingkungan budaya, disamping kapasitas alat indera yang berbeda.
2.2 Persepsi