1
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Pada saat ini, sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang penting bagi suatu daerah atau negara.
2
pengunjung mengetahui atau mengunjungi tempat-tempat yang ada di Setu Babakan.
Perlu adanya solusi untuk pengunjung wisata Setu Babakan agar tidak mengalami kesulitan dalam mencari tempat, atau pengunjung tidak hanya mengunjungi
sebagian objek wisata yang diketahui saja. Hal ini dapat menjadi nilai tambahan tersendiri bagi pihak pengelola wisata Setu Babakan. Maka dari itu, penelitian ini
penting untuk diangkat.
I.2 Identifikasi Masalah
Dari hal-hal yang telah diuraikan di atas, ada beberapa hal yang dijadikan sebagai identifikasi permasalahan pada penelitian ini, antara lain:
3
1.5 Batasan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis membatasi masalah pada sign system Setu Babakan, karena permasalahan utama yang muncul di atas adalah mengenai
keterbatasan informasi yang diberikan pengelola. Dengan adanya sign system guna memberikan informasi yang terarah dan pengunjung juga dapat berinteraksi
dengan berbagai macam objek wisata atau failitas yang tersedia si Setu Babakan, sehingga pengunjung dapat menentukan arah yang akan dituju dengan mudah.
I.6 Tujuan Perancangan
Adapun yang menjadi tujuan dalam perancangan ini adalah:
4
BAB II WISATA BUDAYA KAMPUNG SETU BABAKAN
II.1 Sign System
Menurut C. S Peirce dalam Sign In Use, 1958: 1 menyatakan bahwa “sign
adalah tanda berbentuk symbol yang dapat mengartikan suatu pesan atau istilah, sign dibuat untuk menjadi pembeda atau pembanding dengan tanda-tanda yang
lain ”.
Menurut Raymon Boudon dalam Sign In Use, 1958: 228 “System adalah suatu
cara untuk melaksanakan sebuah perencanaan yang telah ada, system juga dapat diartikan menjadi sebuah siasat atau cara untuk dapat menyampaikan sesuatu
dengan baik dan mudah ”.
Menurut Sachari, 2013: 45 sign system dapat kita artikan “sebuah system yang
mengatur alur informasi tertentu atau pesan tertentu dengan menggunakan media tanda sebagai sebuah pesan
”. Menurut Sihombing, 2001: 22 desain juga harus melewati tahapan-tahapan
tertentu untuk mencapai proses kreatif tersebut. Agar mudahnya dipahami oleh target yang menjadi sasaran, pembuatan Sign yang baik harus memenuhi empat
kriteria berikut :
5
6
7
Sedangkan arti pariwisata menurut H. Oka A.Yoeti 1996 adalah “suatu
perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha business atau
mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi
keinginan yang beraneka ragam ”.
II.2.1 Jenis Pariwisata
Berdasarkan definisi-definisi di atas, H. Oka. Yoeti mengemukakan pariwisata mempunyai berbagai jenis dan macam salah satu nya adalah pariwisata menurut
obyeknya yaitu Cultural tourism, yaitu “jenis pariwisata, di mana motivasi orang-
orang untuk melakukan perjalanan disebabkan karena adanya daya tarik dari seni- budaya suatu tempat atau daerah. Jadi obyek kunjungannya adalah warisan nenek
moyang benda-benda kuno. Sering perjalana wisata semcam ini dengan kesempatan untuk mengambil bagian dalam suatu kegiatan kebudayaan itu sendiri
di tempat yang dikunjunginya ”.
II.2.2 Wisata Budaya
Menurut Drs.Sudjatmoko 2006 “Wisata budaya adalah kegiatan wisata dengan tujuan mengenali hasil kebudayaan. Masyarakat dari berbagai daerah terdiri atas
berbagai suku bangsa, budaya, adat istiadat, dan kepercayaan. Hasil-hasil kebudayaan yang unik dan beragam dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Hasil kebudayaan seperti tarian daerah, lagu daerah, upacara adat, atau keunikan rumah adat sangat menarik untuk diamati dan dipelajari. Masyarakat dapat
mengembangkan potensi daerah tersebut agar meningkatkan kesejahteraan”.
II.2 Tinjauan Umum Setu Babakan
Situ atau Setu Babakan merupakan danau buatan dimana airnya berasal dari Sungai Ciliwung dan saat ini digunakan untuk memancing bagi warga sekitarnya.
8
Danau ini juga merupakan tempat untuk rekreasi air seperti memancing, sepeda air, atau bersepeda mengelilingi tepian setu.
Gambar II.1 Danau Setu Babakan Sumber : https:setubabakan.files.wordpress.com201305mancing.jpg 3 Desember
2014
Setu Babakan adalah sebuah kawasan perkampungan yang ditetapkan pemerintah Jakarta sebagai
tempat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi.
Perkampungan yang terletak di selatan kota Jakarta ini merupakan salah satu objek wisata yang menarik bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana khas
pedesaan atau
menyaksikan budaya
Betawi asli
secara langsung.
Di perkampungan ini, masyarakat Setu Babakan masih mempertahankan budaya
dan cara hidup khas Betawi, memancing, bercocok tanam, berdagang, membuat kerajinan tangan, dan membuat makanan khas Betawi.
9 Gambar II.2 Rumah betawi di Setu Babakan
Sumber : http:theatmojo.comwp-contentuploads201409DSC06589.jpg 2 April 2015
Kawasan hunian Setu Babakan yang memiliki nuansa yang masih kuat dan murni baik dari sisi budaya, seni pertunjukan, jajanan, busana, rutinitas keagamaan,
maupun bentuk rumah Betawi. Dari perkampungan yang luasnya 289 Hektar, 65 hektar di antaranya adalah milik pemerintah di mana yang baru dikelola hanya 32
hektar. Perkampungan ini didiami setidaknya 3.000 kepala keluarga. Sebagian besar penduduknya adalah orang asli Betawi yang sudah turun temurun tinggal di
daerah tersebut. Sedangkan sebagian kecil lainnya adalah para pedagang, seperti pendatang, dari Jawa barat, Jawa tengah, Kalimantan, dan lainnya.
Setu Babakan yang sebagai sebuah kawasan cagar budaya Betawi, sebenarnya merupakan objek wisata yang terbilang baru. Peresmiannya sebagai kawasan
cagar budaya dilakukan pada tahun 2000, yakni bersamaan dengan peringatan HUT DKI Jakarta ke-474. Perkampungan ini dianggap masih mempertahankan
dan melestarikan budaya khas Betawi, seperti bangunan, dialek bahasa, seni tari, seni musik, dan seni drama.
10 Gambar II.3 Salah satu Rumah warga di Setu Babakan
Sumber : Dokumentasi pribadi 21 Maret 2015
Dalam sejarahnya, penetapan Setu Babakan sebagai kawasan cagar budaya Betawi sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 1996. Sebelum itu,
Pemerintah DKI Jakarta juga pernah berencana menetapkan kawasan condet, Jakarta Timur, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi, namun batal dilakukan
karena seiring perjalanan waktu perkampungan tersebut semakin luntur dari nuansa budaya Betawinya. Dari pengalaman ini, Pemerintah DKI Jakarta
kemudian merencanakan kawasan baru sebagai pengganti kawasan yang sudah direncanakan tersebut. Melalui SK Gubernur No. 9 tahun 2000, dipilihlah
perkampungan Setu Babakan. Sejak tahun penetapan ini, pemerintah dan masyarakat mulai berusaha merintis dan mengembangkan perkampungan tersebut
sebagai kawasan cagar budaya yang layak didatangi oleh para wisatawan. Setelah persiapan dirasa cukup, Setu Babakan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta
Sutiyoso sebagai kawasan cagar budaya Betawi.
II.3.1 Kawasan Wisata Setu Babakan
Kawasan Setu Babakan berada di Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa. Menurut Perda No.3 Tahun 2005 Tentang Penetapan Perkampungan
Budaya Betawi di Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Kotmadya Jakarta Selatan, kawasan perkampungan budaya mempunyai luas ± 32 ha,
11
meliputi kawasan pemukiman, fasilitas, hutan kota, Setu Babakan, Setu Mangga Bokong dan Mata Air yang merupakan satu kesatuan yang dikelola secara
terpadu.
Gambar II.4 Peta kawasan Setu Babakan Sumber : https:kesetubabakannyok.files.wordpress.com201301siteplan-mini.jpg 4
April 2015
Batas fisik kawasan perkampungan budaya betawi adalah:
12 Gambar II.5 Pintu masuk I Bang Pitung
Sumber : Dokumentasi pribadi 21 Maret 2015
Begitu memasuki Setu Babakan, mata pengunjung akan disuguhi sebuah gapura besar bertuliskan:
”Pintu Masuk I Bang Pitung” karena warga Betawi di sini ingin memberikan penghormatan kepada Bang Pitung sebagai salah seorang
pejuang Betawi.
II.3.2 Fasilitas yang ada di kawasan Setu Babakan
Sebagai sebuah
kawasan cagar
budaya. Perkampungan budaya betawi
Setu Babakan hingga saat ini telah dilengkapi fasilitas- fasilitas umum, seperti :
13 Gambar II.6 Fasilitas busana adat khas betawi
Sumber : http:media.viva.co.idthumbs220141203283242_perkampungan-budaya- betawi-setu-babakan_325_183.jpg 2 april 2015
Pengunjung juga dapat berfoto dengan menggunakan fasilitas busana adat khas betawi
dengan lokasi
pemotretan yang disesuaikan dengan keinginan pengunjung. Hal yang tidak kalah menarik adalah terhitung mulai maret 2011
telah terbentuk suatu komunitas sepeda di kawasan Setu Babakan dengan nama OSEBA Onthel Setoe Babakan. Komunitas ini biasa kumpul setiap minggu pagi
di halaman utama
II.3.3 Potensi Pariwisata Yang Dimiliki Perkampungan Budaya Betawi
Sebagai kawasan
wisata budaya,
wisata agro
dan wisata
air, perkampungan budaya Betawi, memiliki potensi lingkungan alam yang asri dan
sangat menarik, yang sulit ditemukan ditengah hiruk pikuknya kota Jakarta. Dua buah Setu alam yakni; Setu Babakan dan Setu Mangga Bolong yang dikelilingi
hijau dan rindangnya pohon-pohon buah khas Betawi kecapi, belimbing, rambutan, sawo, melinjo, pepaya, pisang, jambu, nagka, namnam yang tumbuh
sehat membumi dihalaman depan samping dan diantara rumah - rumah penduduk Betawi menjadikan perkampungan budaya betawi sebagai obyek wisata yang
paling lengkap dan menarik, serta menjadi pilihan utama bagi para wisatawan.
Perkampungan Budaya Betawi sebagai pilihan utama para wisatawan memiliki potensi dan daya tarik yang luar biasa, karena hanya diperkampungan budaya
14
Betawi wisatawan dapat menikmati empat obyek wisata sekaligus yakni : Wisata Budaya, Wisata Air, dan Wisata Kuliner.
Gambar II.7 Pergelaran seni tari Sumber : http:4.bp.blogspot.com-SXZgY9iP069.jpg 2 april 2015
Berikut adalah beberapa jenis kegiatan wisata yang dapat disaksikan di kawasan perkampungan budaya Betawi Setu Babakan :
1. Wisata budaya seperti :
15
2. Wisata Air
Gambar II.8 wisata air Setu Babakan Sumber :
http:fc00.deviantart.netfs71i2013181c6wisata_air_setu_babakan_by_adhikadanan -d6bdyrv.jpg 2 april 2015
Wisata air adalah upaya meningkatkan daya tarik wisata dari aspek olah raga air yang mampu menarik wisatawan. Kedalaman Setu Babakan sendiri saat ini, yaitu
berkisar dua hingga lima meter. Wisata air yang dapat dinikmati di perkampungan budaya Betawi saat ini adalah : Sepeda air, Olah raga kanodayung dan
Pemancingan.
3. Wisata Kuliner
Wisata kuliner di setu babakan juga menyediakan makanan khas betawi seperti bir pletok, jus belimbing, kerak telor, laksa, toge goreng, gado-gado, soto, ikan pecak,
sayur asem, nasi uduk, nasi ulam, nasi begane, dodol, geplak, wajik rangi, rengginang, tape uli, lapis talam, onde, dll.
II.3.4 Aktivitas Masyarakat Di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan
Dalam kawasan Setu Babakan dapat dengan mudah dijumpai aktifitas keseharian masyarakat Betawi seperti Leski Rizkinaswara, 2014: 21-22 :
16 Gambar II.9 Latihan silat betawi
Sumber : https:kesetubabakannyok.files.wordpress.com201301silat-beksi- 3.jpg?w=800
2 april 2015
17
II.4 Opini Masyarakat Pengunjung Tentang Setu Babakan
Berdasarkan hasil wawancara dengan pak H. Abdul Rohim Sairin, salah satu masyarakat yang tinggal di kawasan sekitar Setu Babakan berpendapat bahwa
pandangan menurut masyarakat sekitar tentang Setu Babakan beraneka ragam salah satunya adalah mereka senang dengan adanya taman wisata karena mereka
bisa mengembangkan usahanya seperti berdagang. Berdasarkan hasil wawancara dan kuesinoer pada pegunjung tentang Setu
Babakan adalah mereka datang ke Setu Babakan karena alasan masih asri, aman dan nyaman untuk dikunjungi karena di Jakarta sudah jarang tempat-tempat yang
masih asri. Banyak tersedianya aneka macam makanan dan minuman khas betawi yang layak dijjadikan wisata kuliner. Ada hiburan kesenian dan rumah-rumah
bergaya khas betawi. Gratis, pengunjung tidak dipungut biaya masuk, hanya biaya masuk parkir motor atau mobil saja.
Adapaun hasil pendapat pengunjung dari wawancara dan kueisioner tentang permasalahan yang ada adalah kurangnya informasi tentang sarana parkir
sehingga motor dan mobil kerap mengganggu pejalan kaki, kurangnya informasi resmi yang didapatkan dari pengelola Setu Babakan. Kurangnya informasi tentang
objek-objek apa saja yang berada di Setu Babakan. Berdasarkan wawancara pada hari minggu 22 maret 2015 dengan ibu Irma sebagai
salah satu pengelola Setu Babakan di kantor lembaga pengelola Setu Babakan, mengakui karena pembangunan Setu Babakan yang belum selesai 100 membuat
fasilitas seperti informasi- informasi pun memang belum memadai.
II.5 Khalayak Masyarakat Pengunjung Setu Babakan
Menurut Dyah dalam tulisannya yang berjudul “Nongkrong di Setu Babakan”
pada tanggal 15 April 2015, kawasan wisata Setu Babakan penuh dengan remaja tanggung. Meskipun diperkenalkan Pemerintah sebagai pusat kebudayaan Betawi,
Setu Babakan tetap lebih dikenal masyarakat sebagai tempat nongkrong anak muda.
18
Menurut Adi, petugas Setu Babakan dalam wawancara artikel berita Post Kota mengatakan bahwa kebanyakan anak remaja yang datang ke wisata Setu Babakan.
Demografis:
19
merupakan salah satu objek wisata yang menarik bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana khas pedesaan atau menyaksikan budaya Betawi asli secara
langsung. Setu Babakan sebagai kawasan wisata yang memiliki potensi sebagai wisata
budaya, wisata agro, wisata kuliner, wisata air dan memiliki potensi alam yang masih asri. Tetapi Setu Babakan sebagai objek wisata juga masih memilki
permasalahan seperti masalah kebersihan, informasi-informasi letak objek wisata yang masih banyak belum diketahui oleh pengunjung, kurangnya informasi
petunjuk-petunjuk tentang fasilitas umum yang tersedia. Pengunjung hanya mengetahui sebagian dari objek wisata yang ada. Hal ini dapat dilihat fasilitas sign
system yang ada di kawasan wisata yang belum memadai. Melihat dari uraian di atas maka disimpulkan bahwa permasalahan yang terkait
adalah permasalahan informasi yang belum ada di kawasan Setu Babakan. Solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang ada adalah dengan
membuat sign system berupa tanda petunjuk arah, tanda pengenalidentitas dan tanda laranganperintah agar memudahkan pengunjung untuk menikmati berbagai
objek wisata atau fasilitas yang ada di Setu Babakan.
20
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
III.1 Strategi Perancangan
Permasalahan yang ditemukan penulis setelah melakukan observasi lokasi adalah mengenai kurangnya perhatian pengelola terhadap media informasi berupa sign
system petunjuk, rambu, tanda yang ditujukan kepada pengunjung yang berkunjung, sebagai pemecahan masalah tersebut penulis merancang sebuah
media informasi sign system untuk pengunjung yang berkunjung pada objek wisata budaya Setu Babakan, dan berguna untuk memudahkan pengunjung untuk
menikmati fasilitas yang ada pada objek wisata budaya Setu Babakan. Strategi
pemecahan masalah
yang dilakukan
penulis tahapannya
adalah melakukan pencarian data terlebih dahulu seperti data informasi wisata dan data
referensi pembuatan media lalu menyampaikan informasi berbentuk sign system yang didalamnya terdapat berbagai informasi mengenai hal-hal atau fasilitas yang
terdapat di wisata seperti: petunjuk, larangan, himbauan pada area wisata. Perancangan sign system dibuat diharapkan mampu mempermudah memahami
maksud pesan dari bentuk ikon yang ada sehingga pengunjung dalam menikmati fasilitas yang ada pada objek wisata budaya Setu Babakan.
III.1.1 Tujuan Komunikasi
Menurut Krusrianto 2007 “komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan
oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tidak langsung
memalui media ”.
Dalam perancangan media informasi yang berupa sign system, penulis merancang petunjuk-petunjuk mengenai fasilitas yang terdapat di wisata Setu Babakan serta
himbauan yang
harus dipatuhi para pengunjung wisata Setu Babakan.
Penyederhanaan bentuk
visual yang disesuaikan dengan konsep budaya
21
merupakan teknik yang digunakan penulis dalam perancangan media informasi ini.
Adapun tujuan perancangan media informasi sign system ini guna mengatasi pokok permasalahan yang ada pada wisata Setu Babakan antara lain:
1. Memberikan informasi kepada pengunjung mengenai informasi, fasilitas serta
tempat-tempat yang berada di objek wisata Setu Babakan. 2.
Mempermudah pengunjung wisata Setu Babakan untuk menemukan tempat yang mereka tuju.
3. Menjadikan kawasan wisata Setu Babakan sebagai kawasan wisata budaya
yang mempunyai fasilitas sign system yang lengkap.
III.1.2 Pendekatan Komunikasi
Pendekatan komunikasi yang dilakukan penulis ada dua, yaitu pendekatan komunikasi secara visual dan verbal.
1. Pendekatan Komunikasi Visual
Pendekatan visual dilakukan dengan cara menyampaikan informasi kepada pengunjung dengan menggunakan penyederhanaan objek, ilustrasi, dan
tipografi yang dibuat menjadi visual yang tidak menghilangkan ciri khas wisata Setu Babakan, yang merupakan sebuah objek wisata budaya betawi.
2. Pendekatan Komunikasi Verbal
Pada pendekatan
komunkasi verbal
dalam strategi
perancangan ini
menggunakan penyampaian komunikasi menggunakan bahasa Indonesia. Hal itu ditujukan agar penyampaian komunikasi menjadi dapat dimengerti oleh
pengunjung
III.1.3 Materi Pesan
Tujuan perancangan media informasi ini ditujukan pada target sasaran dengan segmentasi yang telah dikelompokkan yaitu pengunjung wisata Setu Babakan.
Materi pesan yang akan disampaikan mengenai simbol, petunjuk arah, dan peringatan atau himbauan di area wisata Setu Babakan.
22
III.1.4 Strategi Kreatif
Agar tujuan perancangan media informasi yang diharapkan dapat tercapai dengan baik, maka yang harus dilakukan dalam penyampaian informasi ini harus
memiliki konsep visual yang menarik seperti bentuk-bentuk ikon yang
berdasarkan dari objek wisata budaya betawi Setu Babakan yang telah disederhanakan yang nantinya akan membuat tempat wisata memiliki nuansa
betawi di wisata Setu Babakan dan tentunya lebih mudah dipahami oleh target audiens, sehingga akan memudahkan audiens untuk mendapatkan pesan informasi
yang disampaikan. Media informasi menurut M. Kesrul 2003 memiliki arti data akurat, tepat waktu,
relevan dan lengkap. Sehingga informasi yang akan dibuat harus memenuhi 4 faktor tersebut.
Media yang digunakan oleh penulis adalah media informasi, yang didalamnya terdapat informasi lokasi dan petunjuk arah yang ada di Setu Babakan.
Perancangan media informasi pada objek ini disesuaikan dengan ciri khas yang dimiliki Setu Babakan, dengan konsep yang dibuat diharapakan dapat selaras
dengan karakter khas yang dimiliki Setu Babakan dan informasi yang akan disampaikan dapat dipahami dengan mudah dan jelas.
III.1.5 Strategi Media
Stategi media yang digunakan disesuaikan dengan fenomena permasalahan yang ada, dalam hal ini perlu adanya media yang dapat memberi informasi tentang
fasilitas-fasilitas apa saja yang ada di kawasan Setu Babakan. Dalam hal ini digunakan teori media untuk perancangan yang menggunakan
media primer dan sekunder. Media primer adalah media utama dalam media informasi ini, sedangkan media sekunder adalah media yang bersifat melengkapi
atau menunjang media utama.
23
1. Media Utama
Media utama yang dipakai dalam perancangan media informasi ini disesuaikan dengan kebutuhan utama wisata Setu Babakan yaitu sign system.
Dari berbagai jenis sign system yang ada hanya beberapa saja yang dipakai dalam perancangan sign system Setu Babakan ini, yaitu :
24
Babakan dan tetap mempertimbangkan aturan yang ada dalam sistem identitas dari wisata Setu Babakan. Konsep visual yang ditampilkan dalam media informasi
ini memanfaatkan teknik penyampaian dengan teknik perancangan menggunakan sign system yang menggunakan visual simbol dan ciri khas dari wisata budaya
betawi Setu Babakan tersebut. Bentuk dan pesan secara visual menggunakan bentuk-bentuk yang diambil dari objek-objek yang terdapat pada wisata Setu
Babakan dan disederhanakan ke dalam bentuk sign system yang menarik dan efektif, agar pesan dan informasi sampai kepada target sasaran yang dituju.
III.2.1 Format Desain
Format desain yang akan digunakan dalam media informasi ini dibuat sederhana dengan menggunankan posisi landscape pada sign system direction dan potrait
untuk sign system identification dan regulation. Sedangkan, untuk format peta kreatif adaah landscape serta format yang disesuaikan pada setiap media-media
yang akan digunakan.
Gambar III.1 Ornamen gigi balang pada rumah khas Betawi Sumber : http:cintebetawi.comwp-contentuploads201307ornamen-betawi-2.jpg 23
mei 2015
Format desain yang digunakan dalam perancangan sign system petunjuk arah menggunakan sebuah objek yang ada di wisata Setu Babakan yaitu gigi balang.
Gigi balang adalah adalah ornamen yang biasanya dijadikan sebagai dekorasi rumah adat Betawi, gigi balang terbuat dari kayu berbentuk ornamen segitiga
berjajar menyerupai gigi belalang.
25 Gambar III.2 Ornamen gigi balang pada rumah khas Betawi
Sumber : https:fadiahnurannisa.files.wordpress.com201401betawi2.jpg 2 juli 2015
Gambar III.3 Ornamen gigi balang pada rumah khas Betawi Sumber : https:ahsinufadli.files.wordpress.com201407setu-
babakan1.jpg?w=415h=274 2 juli 2015
Dalam buku “Rumah etnik betawi” gigi balang memiliki ragam hias yang
bentuknya mirip belalang sembah concorang ini juga diartikan sebagai bentuk penghormatan pemilik rumah kepada tamu yang berkunjung. Maka dari itu
penulis memilih ornamen gigi balang sebagai bentuk dasar sign system petunjuk arah karena akan memberikan kesan sebuah penghormatan kepada wisatawan
yang datang ke wisata Setu Babakan. Secara kesamaan bentuk similarity, bentuk dasar gigi balang memiliki kemiripan
sebagai tanda petunjuk arah.
26 Gambar III.4 a Gigi balang, b Bentuk dasar sign system
Sumber : a http:cintebetawi.comwp-contentuploads201307ornamen-betawi-2.jpg
23 mei 2015
b Dokumen pribadi
III.2.2 Tata Letak layout
Tujuan utama tata letak layout adalah menampilkan elemen visual yaitu gambar dan teks agar menjadi lebih komunikatif sehingga memudahkan pembaca dalam
menerima informasi yang disajikan. Dalam setiap media yang disusun selalu mengacu pada konsep awal yaitu penempatan unsur-unsur grafis yang disusun
sedemikian rupa untuk mendapat kesan yang menarik dan juga informatif. Untuk mendapatkan kesan tersebut, maka dibuat variasi yang berupa pemberian
bentuk yang mengandung unsur Wisata Setu Babakan yang disederhanakan yang akan diisi dengan simbol dan tulisan pada sign system.
Gambar III.5 Tata letak layout pada sign system petunjuk arah Sumber : Dokumen pribadi
27 Gambar III.6 Tata letak layout sign system identitas tempat, himbauan dan peringatan.
Sumber : Dokumen pribadi
III.2.3 Huruf
Pemakaian huruf yang baik adalah pemakaian huruf yang memiliki tingkat keterbacaan yang baik dan mudah dipahami oleh target audiens.
Pada perancangan sign system objek wisata budaya Setu Babakan penulis memilih font Assassin
’s Creed untuk mempermudah menyampaikan informasi kepada target audiens, alasan penulis memilih jenis
Assassin’s Creed sebagai tipografi pada perancangan yang digunakan yaitu karena jenis font ini memiliki
keterbacaan yang baik, sesuai dengan perancangan sign system yang dibuat penulis.
Pemilihan tipografi yang benar sangat membantu audience untuk beraktifitas di objek wisata budaya Setu Babakan, selain untuk memperkuat untuk perancangan
sign system, huruf juga mampu memberikan kenyamanan serta informasi yang berguna untuk pengunjung yang berkunjung ke obek wisata budaya Setu
Babakan. Contoh pemilihan font :
28
Budaya Setu Babakan. Pemilihan font ini digunakan untuk teks pada Sign System.
Gambar III.7 Huruf Assassin’s Creed
Sumber : Dokumen pribadi
29
Babakan” pada media pendukung dikarenakan memiliki bentuk yang hampir sama seperti huruf utama tetapi memiliki unsur keterbacaan lebih jelas untuk
dibaca.
Gambar III.10 Huruf Adelfy Sumber : Dokumen pribadi
III.2.4 Ilustrasi
Ilustrasi adalah gambar yang dapat berbentuk sketsa atau image atau foto yang kemudian dibuat menjadi bentuk simbol. Perancangan media informasi sign
system ini mengambil ilustrasi dari foto-foto lokasi yang ada di objek wisata budaya Setu Babakan dan kemudian disederhanakan menjadi gambar dan simbol
yang akan digunakan dalam perancangan sign system ini. Pada ikon kuliner, penulis mengambil ciri khas dari salah satu kuliner betawi.
Salah satu ciri khas nya adalah tempat yang digunakan sebagai wadah kerak telor yang digendong dan anglo.
Gambar III.11 a Referensi kuliner betawi, b ikon kuliner Sumber : a
https:upload.wikimedia.orgwikipediacommonsff9Kerak_Telor_Betawi_Vendor.jpg 11 agustus 2015
b Dokumen pribadi
30
Pada ikon danau, penulis mengambil ciri khas bentuk air. Salah satu ciri khas nya adalah lengkungan seperti gelombang air.
Gambar
III
.12
a Referensi danau, b ikon danau Sumber : a
http:www.indonesiakaya.comassetsimagesweb_images_gallery1231_Danau_yang_be rada_di_Setu_Babakan_dikelilingi_pepohonan_rimbun_membuat_suasana_menjadi_asri.
jpg 8 agustus 2015 b Dokumen pribadi
Pada ikon parkir, penulis mengambil bentuk objek mobil sebagai ikon parkir.
Gambar III.13 a Referensi parkir, b ikon parkir Sumber : a http:4.bp.blogspot.com-tuGdS-
VgH6sUacMItEjBDIAAAAAAAAHdMEfVXmRAu9wEs1600tampak+belakang+all +new+vios+tipe+E.jpg 11 agustus 2015
b Dokumen pribadi
Pada ikon OSEBA atau Onthel Setu Babakan, penulis mengambil ciri khas bentuk sepeda onthel.
31 Gambar III.14 a Referensi sepeda onthel, b ikon onthel
Sumber : a https:nyepeda.files.wordpress.com201009gazelle2010_kruisframe.jpeg 11 agustus 2015
b Dokumen pribadi
Pada ikon wisata air, penulis mengambil ciri khas wisata yang paling digemari oleh pengunjung yaitu sepeda air.
Gambar III.15 a Referensi ikon wisata air b ikon wisata air Sumber : a http:i623.photobucket.comalbumstt318capungkecil24012010005.jpg 11
agustus 2015 b Dokumen pribadi
Pada ikon rumah betawi, penulis mengambil ciri khas rumah betawi yang ada di Setu Babakan.
32 Gambar III.16 a Referensi rumah betawi b ikon rumah betawi
Sumber : a http:www.tokodagang.comimagesproduk84f081bd6011a49b4201.jpg 11 agustus 2015
b Dokumen pribadi
Pada ikon panggung pertunjukan, penulis mengambil ciri khas dari sebuah panggung teater. Salah satu ciri khas nya adalah gorden jendela yang terbuka.
Gambar III.17 a Referensi panggung pertunjukan b panggung pertunjukan Sumber : a http:2.bp.blogspot.com-
KioKxcGTiC8UL4lvxBXaKIAAAAAAAABSI9heszui_Jwks320IMG_1079.JPG 8 agustus 20150
b Dokumen pribadi
Pada ikon taman bermain, penulis mengambil bentuk dasar ayunan sebagai ciri khas dari sebuah taman bermain.
33
Gambar
III
.18 a Referensi taman bermain b ikon taman bermain Sumber : a
https:mainanedukatifdantkonline.files.wordpress.com201408ayunan-2-in- 1.jpg?w=700 11 agustus 2015
b Dokumen pribadi Pada ikon toko souvenir, penulis mengambil bentuk keranjang ciri khas dalam
perbelanjaan.
Gambar III.19 a Referensi toko souvenir, b ikon toko souvenir Sumber : a
http:www.mitragemilang.comimagesKeranjang20Belanja20Rak20Minimarket.jp g 11 agustus 2011
b Dokumen pribadi
Pada ikon himbauan pecah, penulis mengambil sebuah guci ciri khas dari sebuah benda yang mudah pecah dengan ditambahkan bentuk sebuah retakan diatasnya
untuk mewakilkan bentuk pecahan.
34 Gambar III.20 a Referensi ikon himbauan awas pecah, b ikon himbauan awas pecah
Sumber : a http:image1.indotrading.comco2452productimagesp32246e77bd26a- 6b0b-4ada-8ad0-0dcaeb5e3b2cw.jpg?404=default 11 agustus 2015
b Dokumen pribadi
Pada ikon larangan parkir, penulis mengambarkan resiko yang terjadi jika ada salah satu pengunjung Setu Babakan melakukan parkir sembarangan yaitu mobil
yang sedang diderek.
Gambar III.21 a Referensi larangan parkir, b ikon dilarang parkir Sumber : a http:www.sportku.comuploadsimagesmobil-derek-sedang-
mengamankan-mobil-milik-bambang-rus-effendi-20121001160321-9319.JPG 11 agustus 2015
b Dokumen pribadi
Pada ikon
himbauan kurangi
kecepatan, penulis mengambarkan sebuah speedometer yang sedang berada dalam kecepatan rendah
35 Gambar III.22 a Referensi himbauan kurangi kecepatan, b ikon himbauan kurangi
kecepatan Sumber : a http:s.hswstatic.comgifspeedometer-1.jpg 11 agustus 2015
b Dokumen pribadi
Pada ikon kantor pengelola, penulis mengambil ondel-ondel yang merupakan ciri khas dari dari ikon betawi sebagai karakter orang di Setu Babakan. Salah satu ciri
khas nya adalah ondel-ondel pria.
Gambar III.23 a Referensi ikon kantor pengelola, b ikon kantor pengelola Sumber : a https:c1.staticflickr.com761346011274023_4c2c5363b0_b.jpg 11
agustus 2015 b Dokumen pribadi
Pada ikon toilet pria, penulis mengambil ondel-ondel dengan sarung di pundak yang merupakan ciri khas dari dari ondel-ondel pria.
36 Gambar III.24 Perancangan ikon toilet pria
Sumber : Dokumeni pribadi
Pada ikon toilet wanita, penulis mengambil ondel-ondel dengan sarung di pundak menyelempang yang merupakan ciri khas dari dari ondel-ondel wanita.
Gambar III.25 a Referensi ikon toilet wanita b ikon toilet wanita Sumber : a
http:fc06.deviantart.netfs70i2014036b1ondel_ondel_wpap_by_rifantaa- d75ad39.jpg 11 agustus 2015
b Dokumen pribadi
Pada ikon larangan mencorat-coret, penulis mengambarkan karakter pengunjung yang sedang mencoret fasilitas.
Gambar III.26 Perancangan ikon larangan mencoret fasilitas Sumber : Dokumen pribadi
37
Pada ikon himbauan hati-hati melangkah, penulis mengambarkan karakter pengunjung yang sedang jatuh dari tangga.
Gambar III.27 Perancangan ikon himbauan hati-hati melangkah Sumber : Dokumen pribadi
Pada ikon himbauan buang sampah, penulis mengambarkan karakter pengunjung yang sedang membuang sampah dengan benar.
Gambar III.28 Perancangan ikon toilet himbauan buang sampah Sumber : Dokumen pribadi
Pada ikon dilarang buang sampah sembarangan, penulis mengambarkan resiko karakter pengunjung yang sedang jatuh terpeleset akibat membuang sampah
sembarangan.
Gambar III.29 Perancangan ikon larangan buang sampah sembarangan Sumber : Dokumen pribadi
38
Pada ikon masjid, penulis mengambarkan kubah sebagai ciri khas sebuah masjid.
Gambar III.30 Perancangan ikon Masjid Sumber : Dokumen pribadi
Pada ikon larangan merusak fasilitas, penulis mengambarkan karakter pengunjung yang sedang merusak fasilitas.
Gambar III.31 Perancangan ikon larangan Merusak Fasilitas Sumber : Dokumen pribadi
III.2.5 Warna
Warna merupakan salah satu unsur desain yang mempengaruhi pesan. Warna dalam perancangan media informasi sign system ini berfungsi untuk memberi
kesan pada kesan informasi yang disampaikan. Menurut Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Provinsi DKI Jakarta dalam buku
Ikhtisar Kesenian Betawi 2003, p126, pada umumnya orang betawi menyenangi warna yang cerah meriah dan kadang-kadang menyolok. Jadi penulis memilih
warna-warna dasar yang kontras.
39 Gambar III.32 Warna pada perancangan latar ikon Sign system
Sumber : Dokumen pribadi
Gambar III.33Warna pada perancangan layout luar ikon Sign system Sumber :Dokumen pribadi
Gambar III.34 Warna pada ikon Sign system Sumber : Dokumen pribadi
40 Gambar III.35 Penempatan warna pada sign system
Sumber : Dokumen pribadi
Sesuai dengan warna rambu lalu lintas yang sudah ditetapkan oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika. Bahwa rambu yang memiliki arti
keterangan tempat bewarna, rambu yang memiliki arti sebuah peringatan bewarna kuning dan rambu yang memiliki arti sebuah larangan bewarna merah. Maka dari
itu penulis memilih warna tersebut sebagai salah satu perancangan sign system pada identifikasi tempat, peringatan, dan larangan.
Gambar III.36 Contoh warna pada sign system Sumber : http:aeon-client.rumahosting.com~dhbdukgoimagesrambu.gif 11 agustus
2015
41
Arti pada warna rambu sign, berdasarkan artikel pada situs berita erteerwe.com. Pada tahun 1920, seorang petugas polisi bernama Willliam Potts, di Detroit,
Michigan menyempurnakan pembuatan lalu lintas dengan tiga warna yang kemudian dikenal sebagai dasar ditemukannya lampu lalu lintas modern yang ada
pada saat ini. Warna merah artinya larangan atau stop atau bahaya. Warna merah identik dengan
warna darah. Sejak jaman dahulu manusia sering berperang, berperang berarti saling membunuh dan menumpahkan darah Seperti yang diketahui bahwa semua
manusia memiliki darah yang berwarna merah. Perang itu merugikan, maka kemudian ada kelompok manusia yang anti dengan peperangan, disepakati dan
dibuatlah aturan untuk tidak saling berperang, melukai dan saling membunuh sesama manusia. Dengan tahapan aturan tersebut, yaitu awas bisa melukai, awas
bahaya, dilarang melukai atau bahaya. Sehingga sampai sekarang warna merah dijadikan simbol untuk hal yang membahayakan atau larangan.
Warna Kuning artinya hati-hati atau waspada. Warna kuning identik dengan warna api, api memiliki sifat antara dua pilihan yaitu api kecil yang bisa di
kendalikan, dan api besar yang sulit dikendalikan dan bisa membahayakan. Aturan warna kuning merniliki resiko bisa aman dan bisa juga berbahaya. Jaman
dulu di dalam peperangan rnanusia selalu menggunakan api, baik untuk senjata, sinyal komunikasi, simbol dan penerangan. Dalam berperang mereka akan
menggunakan api untuk segala sesuatunya, mengamati pergerakan musuhnya dengan melihat api yang digunakan, sehingga bila ada gerakan api atau obor
musuhnya mereka akan bersiap-siap dan waspada untuk menghadapi serangan. Sehingga sampai sekarang warna kuning telah disepakati sebagai simbol untuk
hati-hati atau waspada. Adapun warna dalam perancangan layout infotainment map atau media
pendukung lainnya ini adalah mayoritas adalah hijau dan kuning.
42 Gambar III.37 referensi warna pada peta kreatif
Sumber : Buku Rumah Etnik Betawi
Penulis memilih warna ini karena warna hijau dan kuning sangat identik dengan budaya betawi. Dalam buku “Rumah Etnik Betawi” dikatakan rumah betawi
masih banyak yang diberi warna hijau dan kuning. Makna filosofi warna hijau adalah kesuburan, sedangkan filosofi warna kuning adalah kesejahteraan.
Gambar III.38 Penempatan warna putih, kuning dan merah pada sign system Sumber : Dokumen pribadi
43
BAB IV TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA