17
II.4 Opini Masyarakat Pengunjung Tentang Setu Babakan
Berdasarkan hasil wawancara dengan pak H. Abdul Rohim Sairin, salah satu masyarakat yang tinggal di kawasan sekitar Setu Babakan berpendapat bahwa
pandangan menurut masyarakat sekitar tentang Setu Babakan beraneka ragam salah satunya adalah mereka senang dengan adanya taman wisata karena mereka
bisa mengembangkan usahanya seperti berdagang. Berdasarkan hasil wawancara dan kuesinoer pada pegunjung tentang Setu
Babakan adalah mereka datang ke Setu Babakan karena alasan masih asri, aman dan nyaman untuk dikunjungi karena di Jakarta sudah jarang tempat-tempat yang
masih asri. Banyak tersedianya aneka macam makanan dan minuman khas betawi yang layak dijjadikan wisata kuliner. Ada hiburan kesenian dan rumah-rumah
bergaya khas betawi. Gratis, pengunjung tidak dipungut biaya masuk, hanya biaya masuk parkir motor atau mobil saja.
Adapaun hasil pendapat pengunjung dari wawancara dan kueisioner tentang permasalahan yang ada adalah kurangnya informasi tentang sarana parkir
sehingga motor dan mobil kerap mengganggu pejalan kaki, kurangnya informasi resmi yang didapatkan dari pengelola Setu Babakan. Kurangnya informasi tentang
objek-objek apa saja yang berada di Setu Babakan. Berdasarkan wawancara pada hari minggu 22 maret 2015 dengan ibu Irma sebagai
salah satu pengelola Setu Babakan di kantor lembaga pengelola Setu Babakan, mengakui karena pembangunan Setu Babakan yang belum selesai 100 membuat
fasilitas seperti informasi- informasi pun memang belum memadai.
II.5 Khalayak Masyarakat Pengunjung Setu Babakan
Menurut Dyah dalam tulisannya yang berjudul “Nongkrong di Setu Babakan”
pada tanggal 15 April 2015, kawasan wisata Setu Babakan penuh dengan remaja tanggung. Meskipun diperkenalkan Pemerintah sebagai pusat kebudayaan Betawi,
Setu Babakan tetap lebih dikenal masyarakat sebagai tempat nongkrong anak muda.
18
Menurut Adi, petugas Setu Babakan dalam wawancara artikel berita Post Kota mengatakan bahwa kebanyakan anak remaja yang datang ke wisata Setu Babakan.
Demografis:
19
merupakan salah satu objek wisata yang menarik bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana khas pedesaan atau menyaksikan budaya Betawi asli secara
langsung. Setu Babakan sebagai kawasan wisata yang memiliki potensi sebagai wisata
budaya, wisata agro, wisata kuliner, wisata air dan memiliki potensi alam yang masih asri. Tetapi Setu Babakan sebagai objek wisata juga masih memilki
permasalahan seperti masalah kebersihan, informasi-informasi letak objek wisata yang masih banyak belum diketahui oleh pengunjung, kurangnya informasi
petunjuk-petunjuk tentang fasilitas umum yang tersedia. Pengunjung hanya mengetahui sebagian dari objek wisata yang ada. Hal ini dapat dilihat fasilitas sign
system yang ada di kawasan wisata yang belum memadai. Melihat dari uraian di atas maka disimpulkan bahwa permasalahan yang terkait
adalah permasalahan informasi yang belum ada di kawasan Setu Babakan. Solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang ada adalah dengan
membuat sign system berupa tanda petunjuk arah, tanda pengenalidentitas dan tanda laranganperintah agar memudahkan pengunjung untuk menikmati berbagai
objek wisata atau fasilitas yang ada di Setu Babakan.
20
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
III.1 Strategi Perancangan
Permasalahan yang ditemukan penulis setelah melakukan observasi lokasi adalah mengenai kurangnya perhatian pengelola terhadap media informasi berupa sign
system petunjuk, rambu, tanda yang ditujukan kepada pengunjung yang berkunjung, sebagai pemecahan masalah tersebut penulis merancang sebuah
media informasi sign system untuk pengunjung yang berkunjung pada objek wisata budaya Setu Babakan, dan berguna untuk memudahkan pengunjung untuk
menikmati fasilitas yang ada pada objek wisata budaya Setu Babakan. Strategi
pemecahan masalah
yang dilakukan
penulis tahapannya
adalah melakukan pencarian data terlebih dahulu seperti data informasi wisata dan data
referensi pembuatan media lalu menyampaikan informasi berbentuk sign system yang didalamnya terdapat berbagai informasi mengenai hal-hal atau fasilitas yang
terdapat di wisata seperti: petunjuk, larangan, himbauan pada area wisata. Perancangan sign system dibuat diharapkan mampu mempermudah memahami
maksud pesan dari bentuk ikon yang ada sehingga pengunjung dalam menikmati fasilitas yang ada pada objek wisata budaya Setu Babakan.
III.1.1 Tujuan Komunikasi
Menurut Krusrianto 2007 “komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan
oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku, baik langsung secara lisan maupun tidak langsung
memalui media ”.
Dalam perancangan media informasi yang berupa sign system, penulis merancang petunjuk-petunjuk mengenai fasilitas yang terdapat di wisata Setu Babakan serta
himbauan yang
harus dipatuhi para pengunjung wisata Setu Babakan.
Penyederhanaan bentuk
visual yang disesuaikan dengan konsep budaya