Lokasi Laporan Pengamatan Arsitektur Vernakuler

17 BAB III GAMBARAN OBYEK PENGAMATAN

3.1 Lokasi

Rumah joglo ini terletak di Desa Wisata Tanjung daerah Sleman tepatnya di Desa Donoharjo, Kec.Ngaglik, Kab. Sleman, D.I Yogyakarta. Dahulu Rumah ini adalah milik salah satu anggota DPRD D.I Yogkarta namun setelah beliau pindah ke Jakarta, beliau menjadikan rumah ini sebagai warisan budaya. Masyarakat Ngaglik mengelola rumah ini menjadi salah satu bagian dari Desa Wisata Tanjung dan menjadikannya sebagai warisan budaya. 3.2 Sejarah Singkat Pendirian Rumah Joglo di Desa wisata Tanjung Yogyakarta Desa wisataTanjung berada di Jalan Palagan Tentara Pelajar Km. 11, tepatnya di Donoharjo, Ngaglik, Sleman atau 5 km dari Monumen Yogya Kembali kearah Utara atau 30 menit dari kota Yogyakarta. Sebagian besar masyarakat desa wisata Tanjung ini yang berpenduduk sekitar 1.600 jiwa ini bekerja sebagai petani dan terbagi dalam 3 pedukuhan yakni Tanjung, Panasan dan Bantarjo dengan 6 RW dan 11 RT. Desa ini diresmikan menjadi desa wisata sejak 1 juli 2001, sejak saat itu banyak wisatawan baik mancanegara maupun dalam negeri datang ke desa ini, namun yang paling banyak pada saat masa liburan sekolah yakni pada bulan Juni Juli. Beberapa potensi wisata yang dapat dinikmati dan dipelajari pengunjung seperti kegiatan bertani seperti halnya mata pencaharian warga setempat dan memasak serta terdapat juga kesenian tradisional dan membatik. Dan ada atraksi yang paling baru yang dapat anda nikmati di Desa wisata Tanjung ini, yakni Ciciblung. Ciciblung adalah permainan nada yang dihasilkan dari permainan di sungai dengan cara menepuk aliran air di sungai. Atraksi ini sudah jarang sekali ditemukan di desa desa lain, dan anak-anak pun sudah jarang mengenal akan permainan ini. Yang paling menarik di desa wisata Tanjung ini adalah Rumah Joglo yang berusia sekitar 200 tahun. Dahulu rumah joglo seperti yang ada di desa wisata Tanjung tersebut merupakan symbol orang berada atau hanya dimiliki oleh kalangan ningrat saja. Rumah joglo di desa ini masih dapat ditemukan namun yang tertua waktu itu adalah milik Lurah Desa Tanjung bernama Noto Suparjo, yang saat ini menjadi kepemilikan adik Noto 18 Suparjo yakni R. Suwarno. Pendopo dari rumah ini dapat disewa untuk keperluan pertemuan ataupun acara makan siang. Kondisi rumah ini sudah mengalami 2 kali renovasi salah satunya yang patut disayangkan adalah penggantian lantai yang berupa tanah menjadi keramik, hal ini tentu saja agak sedikit mengubah kesan tradisionalnya namun secara keseluruhan bagian- bagian dari rumah joglo ini masih lengkap walaupun ada beberapa mengalami perubah fungsi serta ornamen-ornamen kuno masih terjaga dengan baik. Bagian bagian rumah tersebut antara lain Pendopo, pringgitan, ndalem, senthong, dangandhok. Rumah joglo ini sarat dengan filosofi yang mendalam pada tiap bagiannya. Pada bagian bangunan utama terbagi menjadi 3 bagian yakni ruang depan, kemudian pendopo sebagai penghubung sesuai filosofinya pendopo yakni papan kondo opo opo yang berarti tempat untuk menyampaikan sesuatu. Kemudian terdapat Ndalem yang berisi tiga bagian yakni senthong kiwo, tengah dantengen. Senthong yang mempunyai makna sepilan kothong sepidan kosong maka ditempat ini tidak boleh diisi oleh apapun bahkan untuk tidur. Karena Senthong tengah merupakan tempatnya dewi SriPadi, senthong kiwo sebagai tempat pemujaan atau sembah yang sedangkan senthong tengen sebagai tempat pusaka. Selain ruang tersebut dalam joglo masih ada bagian yang dinamakan Gandhok kiwo dan tengen, ruangan ini berfungsi bagi putra putri pemilik rumah yang belum menikah, untuk yang gandhok tengen kanan untuk anak laki-laki sedangkan Gandhok kiwo kiri untuk anak perempuan. Masih ada ruangan lain yakni di bagian belakang yang berfungsi sebagai dapur yang luasnya mencapai 50 meter persegi. Bagi kalangan ningrat dahulu binatang yang sering dipelihara selain sebagai sarana transportasi adalah kuda maka di desain rumah joglo juga masih ada kandang kuda namun sudah berubah fungsi yakni sebagai tempat menyimpan gamelan, dan letaknya berada di dekat gandhok kiwo.

3.3 Konstruksi, Tata Ruang, Ragam Hias, Makna Filosofi