Konstruksi Arsitektur Joglo Yogyakarta

8

2.3 Konstruksi Arsitektur Joglo Yogyakarta

Berdasarkan bentuk keseluruhan tampilan dan bentuk kerangka, bangunan joglo dapat dibedakan menjadi 4 bagian :  Muda Nom : Joglo yang bentuk tampilannya cenderung memanjang dan meninggi melar.  Tua Tuwa : Joglo yang bentuk tampilannya cenderung pendek tidak memanjang dan atapnya tidak tegakcenderung rebah nadhah.  Laki-laki lanangan : Joglo yang terlihat kokoh karena rangkanya relatif tebal.  Perempuan wadonpadaringan kebak : Joglo yang rangkanya relatif tipispipih. Di bagian tengah pendapa terdapat empat tiang utama yang dinamakan sakaguru. Ukurannya harus lebih tinggi dan lebih besar dari tiang-tiangsaka-saka yang lain. Di kedua ujung tiang- tiang ini terdapat ornamenukiran.Bagian atas sakaguru saling dihubungkan oleh penyambungpenghubung yang dinamakan tumpang dan sunduk. Posisi tumpang di atas sunduk. Dalam bahasa Jawa, kata “sunduk” itu sendiri berarti “penusuk”. Di bagian paling atas tiang sakaguru inilah biasanya terdapat beberapa lapisan balok kayu yang membentuk lingkaran-lingkaran bertingkat yang melebar ke arah luar dan dalam. Pelebaran ke bagian luar ini dinamakan elar. Elar dalam bahasa Jawa berarti ‘sayap,. Sedangkan pelebaran ke bagian dalam disebut ‘tumpang-sari’. Elar ini menopang bidang atap, sementara Tumpang- sari menopang bidang langit langit joglo pamidhangan. Untuk lebih lengkapnya mengambil dari literature Ismunandar, 2001 telah diolah, detail dari rangka joglo adalah sebagai berikut : Detail rangkajoglo sumber : Ismunandar, 2001 telah diolah 9 1. Molo mulosirahsuwunan, balok yang letaknya paling atas, yang dianggap sebagai “kepala” bangunan. 2. Ander saka-gini, Balok yang terletak di atas pengeret yang berfungsi sebagai penopang molo. 3. Geganja, konstruksi penguatstabilisator ander. 4. Pengeret pengerat, Balok penghubung dan stabilisator ujung-ujung tiang; kerangka rumah bagian atas yang terletak melintang menurut lebarnya rumah dan ditautkan dengan blandar. 5. Santen, Penyangga pengeret yang terletak di antara pengeret dan kili. 6. Sunduk, Stabilisator konstruksi tiang untuk menahan goncangangoyangan. 7. Kili Sunduk Kili, Balok pengunci cathokan sunduk dan tiang. 8. Pamidhangan Midhangan, Rongga yang terbentuk dari rangkaian baloktumpang-sari pada brunjung. 9. Dhadha Peksi dhadha-manuk, Balok pengerat yang melintang di tengah tengah pamidhangan. 10. Penitihpanitih. 11. Penangkur. 12. Emprit-Ganthil, Penahanpengunci purus tiang yang berbentuk tonjolan; dudur yang terhimpit. 13. Kecer, Balok yang menyangga molo serta sekaligus menopang atap. 14. Dudur, Balok yang menghubungkan sudut pertemuan penanggap, penitih dan penangkur dengan molo. 15. Elar sayap, Bagian perluasan keluar bagian atas sakaguru yang menopang atap. 16. Songgo-uwang, Konstruksi penyikupenyangga yang sifatnya dekoratif

2.4 Ragam Hias Pada Rumah Joglo