Tabel 1. Daftar Proyek Greenfield Kegiatan PPP
No Nama
Deskripsi Proyek Besar Proyek
Lokasi Perkiraan
Investasi Status
Bentuk Kerjasama
Literdetik Miliar
Rupiah
POTENSI
1. Kota Bekasi Konsesi
370 Pondok Gede,
Jatiasih, Kota Bekasi
234 Pra FS 2007
PRIORITAS
2. Kab. Bekasi
Konsesi 450
Cikarang Barat dan Cibitung
299 Pra FS 2009
3. Kota B.
Lampung Konsesi
550 Kota B.
Lampung 371
Pra FS 2010 4.
Kab. Bandung
Bandung Barat
Konsesi 500
Kab. Bandung Selatan
172 Pra FS
Konsesi 200
Kab. Bandung Barat
127 Pra FS
Sumber : BPPSPAM, 2013 Ini pula yang dialami oleh PDAM di Provinsi Lampung, khususnya di Kota
Bandarlampung yang menjadi ibukota provinsi. PDAM Way Rilau sebagai salah satu BUMD yang dimiliki Pemkot Bandarlampung tetapi memiliki masalah
kinerja dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut berdasarkan hasil penilaian kinerja yang dilakukan oleh BPPSPAM pada tahun 2009 sampai dengan tahun
2011 kinerja PDAM Way Rilau dalam keadaan tidak sehat. Selain itu PDAM Way Rilau juga baru mampu melayani 35.071 sampai tahun 2010 dari jumlah
penduduk Kota Bandarlampung sebesar 881. 801 jiwa BPS, 2010. Itu artinya baru sekitar 27 penduduk Kota Bandarlampung yang terlayani air bersih melalui
jaringan perpipaan. Tingkat kebocoran air yang dialami oleh PDAM Way Rilau juga masih sangat tinggi sampai tahun 2011. Kapasitas prooduksi sampai saat ini
pun baru 550 liter per detik sedangkan kebutuhan air minum penduduk Kota
Bandarlampung sebesar 1.326 liter per detik dihitung berdasarkan jumlah penduduk dengan kebutuhan air minum per detik berdasarkan jenis kota dari
Dinas PU. Selain masalah-masalah tersebut terdapat pula masalah lain yang dialami PDAM Way Rilau seperti masalah terbatasnya kemampuan sumber daya
manusia serta masalah tarif dan keuntungan. Untuk mengatasi masalah-masalah PDAM Way Rilau tersebut dibutuhkan
investasi yang cukup besar, tetapi dengan keterbatasan dana investasi dari pemerintah membuat Pemerintah Kota Bandarlampung mengajukan usulan
proyek KPS kepada pemerintah pusat. Berdasarkan PPP Book 2013 yang diterbitkan oleh Bappenas. Provinsi Lampung
memiliki proyek KPS air minum berupa Bandarlampung Water Supply yang memiliki nilai investasi sebesar USD 80 juta sampai USD 100 juta. Yang mana
proyek KPS SPAM Lampung dibagi menjadi dua yaitu PPP1 dengan fungsi : pembangunan dan pengoperasian IPA Curah dan Fasilitas Pompa Transmisi dan
pembangunan jaringan distribusi sampai kepada SSR dan PPA2 dengan fungsi : supervisi atas jaringan distribusi dan koneksi SSR dan pengoperasian dan
perawatan jaringan distribusi. Bentuk kerjasama atau partnership yang diusulkan pemerintah untuk mengatasi
permasalahan PDAM Way Rilau ini tentunya memiliki dampak terhadap beberapa aspek yaitu produksi serta distribusi air minum. Kebijakan ini merupakan
kebijakan publik terhadap BUMD yang tentunya akan mempengaruhi dan berdampak pada masyarakat luas terutama penduduk Kota Bandarlampung.
Kebijakan ini memerlukan kajian yang dapat menentukan layak atau tidaknya kebijakan ini diteruskan.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan permasalahan dalam penelitian ini yaitu:
1. Kinerja PDAM Way Rilau yang saat ini dalam kategori ‘sakit’ menurut
penilaian BPPSPAM membutuhkan penanganan dalam hal ini sumber modal untuk pembangunan infrastruktur penunjang layanan jasa air minum.
2. Proyek KPS yang sedang dalam proses pada PDAM Way Rilau menjadi
solusi permasalahan yang dialami oleh PDAM Way Rilau selama ini.
B. Rumusan Masalah
Dari permasalahan tersebut dapat dibuat rumusan masalah melalui pertanyaan- pertanyaan berikut ini:
1. Bagaimana bentuk kerjasama partnership yang akan dilaksanakan oleh
PDAM Way Rilau ? 2.
Bagaimana proses formulasi kebijakan KPS pada PDAM Way Rilau ? 3.
Bagaimana perkiraan dampak terhadap produksi, distribusi, dan tarif air bersih serta simulasi penerimaan pada PDAM Way Rilau dalam pelaksanaan
KPS ?
C. Tujuan Penelitian
Dari uraian-uraian pada subbab sebelumnya telah menunjukkan masalah-masalah pokok yang dihadapi oleh PDAM WAY RILAU Kota Bandarlampung dengan
demikian perlu adanya solusi atau penyelesaian masalah dengan upaya keras
semua pihak. Kerjasama pemerintah swasta yang akan dilaksanakan PDAM Way Rilau dan Pemerintah Kota Bandarlampung adalah alternatif penyelesaian
masalah yang dihadapi PDAM Way Rilau yang mulai akan dilaksanakan pada tahun 2014.
Maka tujuan penelitian ini yaitu mengkaji kebijakan yang akan diimplementasikan yaitu dengan mengkaji beberapa aspek. Tujuan penelitian ini
yaitu: 1.
Mengetahui bentuk kerjasama atau partnership yang dilaksanakan oleh PDAM Way Rilau.
2. Mengetahui proses formulasi kebijakan KPS yang dilaksanakan PDAM Way
Rilau. 3.
Melihat perkiraan dampak KPS PDAM Way Rilau dalam penetapan tarif, aspek distribusi dan produksi serta mengkaji penerimaan yang akan
didapatkan.
D. Kerangka Pikir
Sebagai Badan Usaha Milik Daerah BUMD yang kepemilikan sepenuhnya oleh Pemerintah Kota Bandarlampung, PDAM Way Rilau memiliki kewajiban untuk
memberikan hasil keuntungannya sebagai bagian dari PAD Kota Bandarlampung. Tetapi tuntutan untuk meningkatkan pelayanan konsumen demi mendapatkan
keuntungan yang lebih banyak menyebabkan kebutuhan air minum meningkat. Peningkatan kebutuhan air minum ini tidak seiring dengan peningkatan produksi
serta distribusi air minum, hal ini disebabkan masalah-masalah yang dialami oleh PDAM Way Rilau diantaranya masalah profitabilitas, tingkat kebocoran air,
distribusi serta cakupan layanan. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dibutuhkan dana investasi yang cukup besar serta teknologi dan sumber daya
manusia yang mumpuni. Kendala terbatasnya dana investasi, teknologi dan sumber daya manusia dapat diatasi melalui skema kerjasama yang diberikan
pemerintah yaitu Kerjasama Pemerintah Swasta KPS atau Public Private Partnership PPP. Skema kerjasama ini baru berjalan pada tahun 2010 di PDAM
Way Rilau sebagai masa persiapan. Dengan adanya kebijakan ini tentunya akan mempengaruhi besarnya tarif air minumyang dibebankan kepada konsumen,
selain itu juga mempengaruhi proses produksi serta distribusi air minum kepada konsumen.
Kebijakan KPS yang baru akan dilaksanakan tentunya perlu kajian terutama dari pihak luar pemerintahan sebagai perbandingan. Skema KPS di PDAM Way Rilau
sudah masuk tahap implementasi perlu kajian terhadap formulasi kebijakannya. Tujuannya sebagai kritik terhadap kebijakan pemerintah terhadap sumber daya air
bersih sebagai barang publik yang pengelolaannya akan diambil alih oleh pihak swasta. Secara skematis kerangka penelitian ini dapat dilihat dalam Gambar 1.
Gambar 2. Kerangka Pikir
Peningkatan Pelayanan Konsumen
Kebutuhan Air Minum Meningkat
Masalah PDAM Way Rilau : Profitabilitas,
tingkat kebocoran air, distribusi, produksi dan
cakupan layanan Kendala :
Terbatasnya dana, SDM
dan teknologi Solusi : Skema
KPS Kerjasama Pemerintah
Swasta
Bentuk skema KPS yang
dijalankan Tahapan
Formulasi Kebijakan KPS
Perkiraan dampak, distribusi, produksi ,
dan penetapan tarif, serta simulasi
penerimaan pada pelaksanaan KPS
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Peran dan Fungsi Pemerintah
Dalam setiap sistem perekonomian, pemerintah memegang peranan yang penting. Upaya peningkatan kehidupan ekonomi individu dan masyarakat tidak hanya
diperlukan peranan pasar yang dalam hal ini dikuasai oleh swasta, tetapi juga dibutuhkan peranan pemerintah yang bersifat komplementer dengan pelaku
ekonomi lainnya. Pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi, memiliki fungsi penting dalam
perekonomian yaitu berfungsi sebagai stabilisasi, alokasi, dan distribusi. 1
Fungsi Stabilisasi, yakni fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilan ekonomi, sosial politik, hukum, pertahanan, dan keamanan.
2 Fungsi Alokasi, yakni fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan jasa
publik seperti pembangunan jalan raya, gedung sekolah, penyediaan fasilitas penerangan, dan telepon.
3 Fungsi Distribusi, yakni fungsi pemerintah dalam pemerataan atau distribusi
pendapatan masyarakat.