Sumber Data METODE PENELITIAN

c. Klasifikasi data yaitu menempatkan data menurut kelompok-kelompok yang ditentukan sehingga diperoleh data yang obyektif dan sistematis sesuai dengan pokok bahasan secara sistematis. d. Sistematika data yaitu penyusunan data berdasarkan urutan data ditentukan dan sesuai dengan pokok bahasan secara sistematis. e. Penyusunan data yaitu menyusun data secara sistematis menurut data urutan pokok bahasan yang telah ditentukan dengan maksud untuk memudahkan dalam menganalisis data.

3.4. Analisis Data

Data yang telah diolah, dianalisis dengan menggunakan cara deskriptif kualitatif maksudnya adalah analisis data yang digunakan dengan menjabarkan secara rinci kenyataan atau keadaan atas suatu objek dalam bentuk kalimat guna memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap permasalahan yang diajukan sehingga memudahkan untuk ditarik kesimpulan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukan pada pembahasan sebelumnya, maka kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 Pelaksanaan pengawasan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Kota Bandar Lampung masih kurang optimal karena masih ada part entry yang menjadi celah masuknya kosmetik tanpa ijin edar ke klinik kecantikan dan toko-toko kosmetik. 2 Upaya Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Bandar Lampung dalam menanggulangi peredaran kosmetik ilegal dilakukan melalui upaya non penal dan penal. 3 Upaya penanggulangan kejahatan melalui upaya non penal menitik beratkan pada sifat preventif pencegahan terjadinya peredaran kosmetika yang tidak mempunyai ijin edar maka dalam hal ini yang menjadi sasaran utama adalah masyarakat sebagai konsumen serta pelaku usaha di bidang kosmetika. Adapun upaya preventif yang dilakukan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan BBPOM Bandar Lampung adalah : a. Meningkatkan pengawasan peredaran kosmetika. b. Memberikan pelatihan bagi petugas dengan materi yang terkait dengan layanan publik. c. Membangun jejaring komunikasi dengan para stakeholder sebagai jejaring kerja pemerintah, Memorandum of Understanding dengan Gubernur, Bupati dan Majelis Ulama Indonesia. d. Melakukan advokasi kepada stakeholder dengan bahan-bahan yang up to date mengenai kebijakan, tugas pokok dan fungsi Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. e. Sosialisasi program melalui media massa, elektronik maupun cetak. f. Memberdayakan masyarakat agar menjadi cerdas dalam memilihmenentukan produk kosmetika yang aman dan bermutu melalui program penyebaran informasi dan pameran.

1.2 Saran

Berdasarkan analisa dan kesimpulan atas permasalahan yang telah dibahas, maka yang menjadi saran penulis adalah : 1. Sebaiknya Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Bandar Lampung meningkatkan tata hubungan kerja dengan stakeholder melalui kegiatan sosialisasi, workshop, dan advokasi dalam rangka pengawasan. 2. Sebaiknya Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Bandar Lampung mengoptimalkan unit layanan pengaduan konsumen. 3. Sebaiknya Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Bandar Lampung meningkatkan pengetahuan teknis dan manajerial personil untuk optimalisasi kerja. 4. Sebaiknya aparat penegak hukum dapat tegas dalam mempertimbangkan sanksi yang berat untuk menjerat pelaku usaha peredaran kosmetika tanpa ijin edar.

Dokumen yang terkait

UPAYA BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI BANDAR LAMPUNG DALAM MENANGGULANGI PEREDARAN KOSMETIK TANPA IJIN EDAR

0 24 58

PERLINDUNGAN KONSUMEN AKIBAT MENGGUNAKAN KOSMETIK TANPA IZIN EDAR ( STUDI PADA BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN BANDAR LAMPUNG )

10 66 52

Kinerja Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Kota Bandar Lampung Dalam Mengawasi Peredaran Kosmetik Ilegal Di Propinsi Lampung

1 19 73

KOORDINASI KEPOLISIAN POLDA LAMPUNG DAN BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BBPOM) BANDAR LAMPUNG UNTUK MEMBERANTAS TINDAK PIDANA PEREDARAN OBAT DAN MAKANAN BERBAHAYA

1 13 71

KOORDINASI KEPOLISIAN POLDA LAMPUNG DAN BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BBPOM) BANDAR LAMPUNG UNTUK MEMBERANTAS TINDAK PIDANA PEREDARAN OBAT DAN MAKANAN BERBAHAYA

0 10 56

PERANAN BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BBPOM) TERHADAP MARAKNYA PEREDARAN KOSMETIK ILEGAL DI KOTA PADANG.

0 1 7

PELAKSANAAN PENGAWASAN OLEH BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN TERHADAP KOSMETIK YANG MENGANDUNG BAHAN MERCURY DI KOTA PADANG.

0 0 8

Analisis Hukum Islam dan Hukum Positif Terhadap Peredaran Makanan Mengandung Bahan Tambahan Pangan Berbahaya (Studi Kasus Hasil Pengawasan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Bandar Lampung Tahun 2017) - Raden Intan Repository

1 3 109

PENGAWASAN BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BPOM) PROVINSI BANTEN DALAM PEREDARAN OBAT TRADISIONAL DI KOTA SERANG

1 2 236

PENGAWASAN BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BPOM) TERHADAP PEREDARAN PRODUK KOSMETIK ILEGAL DI KOTA SERANG - FISIP Untirta Repository

0 2 306