Tujuan Pengawasan Tinjauan Umum Konsep Pengawasan

1. Preventive controll, adalah pengendalian yang dilakukan sebelum kegiatan dilakukan untuk menghindari terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaannya. Preventive controll ini dilakukan dengan cara : a. Menentukan proses pelaksanaan pekerjaan b. Membuat peraturan dan pedoman pelaksanaan pekerjaan c. Menjelaskan dan atau mendmonstrasikan cara pelaksanaan pekerjaan itu d. Mengorganisasi segala macam kegiatan e. Menentukan jabatan, job description, authority, dan responsibility bagi setiap individu karyawan f. Menetapkan sistem koordinasi pelaporan dan pemeriksaan g. Menetapkan sanksi-sanksi bagi karyawan yang membuat kesalahan Preventive controll ini adalah pengendalian terbaik karena dilakukan sebelum terjadi kesalahan. 2. Repressive Controll, adalah pengendalian yang dilakukan setelah terjadi kesalahan dalam pelaksanaannya, dengan maksud agar tidak terjadi pengulangan kesalahan, sehingga hasilnya sesuai dengan yang diinginkan. Repressive controll ini dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Membandingkan hasil dengan rencana b. Menganalisis sebab-sebab yang menimbulkan kesalahan dan mencari tindakan perbaikannya c. Memberikan penilaian terhadap pelaksanaannya, jika perlu dikenakan sanksi hukuman kepadanya. d. Menilai kembali prosedur-prosedur pelaksanaan yang ada e. Mengecek kebenaran laporan yang dibuat oleh petugas pelaksana jika perlu meningkatkan keterampilan atau kemampuan pelaksana melalui training dan education. 3. Pengawasan saat proses dilaksanakan yaitu jika terjadi kesalahan langsung diperbaiki. 4. Pengawasan berkala, adalah pengendalian yang dilakukan secara berkala, misalnya per bulan, per semeter, dan lain-lain. 5. Pengawasan mendadak, adalah pengawasan yang dilakukan secara mendadak untuk mengetahui apakah pelaksanaan atau peraturan-peraturan yang ada telah dilaksanakan atau tidak dilaksanakan dengan baik. Pengawasan mendadak ini sekali-sekali perlu dilakukan, supaya kedisiplinan karyawan tetatp terjaga dengan baik. 6. Pengawasan melekat waskat adalah pengawasan yang dilakukan secara integratif mulai dari sebelum, pada saat, dan sesudah kegiatan operasional dilakukan .

2.4 Pengawasan Berdasarkan Peraturan Kepala Badan POM No. Hk.

03.1.23.12.11.10052 Tahun 2011 Tentang Pengawasan Produksi dan Peredaran Kosmetik. Meningkatnya kegiatan produksi, distribusi dan penggunaan kosmetik, mempunyai implikasi yang luas terutama dalam pengendalian dan pengawasannya. Upaya pengendalian dan pengawasan kosmetik dimensi permasalahan yang luas dan cenderung semakin kompleks serta merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Untuk itu maka dalam pengawasan kosmetik, peran serta masyarakat termasuk produsen mempunyai arti penting dan perlu ditingkatkan serta diberi peluang yang makin luas. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan POM No. Hk. 03.1.23.12.11.10052 Tahun 2011 Tentang Pengawasan Produksi dan Peredaran Kosmetik. Pengawasan yang dilakukan Badan POM antara lain mencakup: 1. Pendaftaran, Penilaian, dan Pengujian terhadap Produk Kosmetik sebelum beredar di masyarakat Proses registrasi kosmetik telah makin disempurnakan dengan sistem registrasi elektronik. Registrasi mempunyai arti penting dalam pengawasan kosmetik. Melalui evaluasi dan pengujian dalam sistem registrasi maka secara awal akan dapat diketahui mutu dan keamanan kosmetik sebelum beredar di masyarakat. Kosmetik yang ternyata mengandung bahan- bahan terlarang tidak akan diberi nomor registrasi dan dilarang beredar di Indonesia. Pembinaan dan Pemeriksaan terhadap Sarana Produksi dan Distribusi Dalam rangka menigkatkan penerapan cara-cara produksi yang baik maka Badan POM melakukan upaya pembinaan terutama terhadap industri-industri yang sedang dalam tahap berkembang. Disamping itu, pemeriksaan terhadap sarana produksi dan distribusi akan ditingkatkan terus terutama untuk mencegahnya beredar produk-produk yang tidak memenuhi syarat, sub standart maupun kasus-kasus pemalsuan. Oleh karena itu, dalam kegiatan pemeriksaan terhadap sarana produksi dan distribusi tersebut dilakukan pengujian mutu di laboratorium

Dokumen yang terkait

UPAYA BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI BANDAR LAMPUNG DALAM MENANGGULANGI PEREDARAN KOSMETIK TANPA IJIN EDAR

0 24 58

PERLINDUNGAN KONSUMEN AKIBAT MENGGUNAKAN KOSMETIK TANPA IZIN EDAR ( STUDI PADA BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN BANDAR LAMPUNG )

10 66 52

Kinerja Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Kota Bandar Lampung Dalam Mengawasi Peredaran Kosmetik Ilegal Di Propinsi Lampung

1 19 73

KOORDINASI KEPOLISIAN POLDA LAMPUNG DAN BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BBPOM) BANDAR LAMPUNG UNTUK MEMBERANTAS TINDAK PIDANA PEREDARAN OBAT DAN MAKANAN BERBAHAYA

1 13 71

KOORDINASI KEPOLISIAN POLDA LAMPUNG DAN BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BBPOM) BANDAR LAMPUNG UNTUK MEMBERANTAS TINDAK PIDANA PEREDARAN OBAT DAN MAKANAN BERBAHAYA

0 10 56

PERANAN BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BBPOM) TERHADAP MARAKNYA PEREDARAN KOSMETIK ILEGAL DI KOTA PADANG.

0 1 7

PELAKSANAAN PENGAWASAN OLEH BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN TERHADAP KOSMETIK YANG MENGANDUNG BAHAN MERCURY DI KOTA PADANG.

0 0 8

Analisis Hukum Islam dan Hukum Positif Terhadap Peredaran Makanan Mengandung Bahan Tambahan Pangan Berbahaya (Studi Kasus Hasil Pengawasan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Bandar Lampung Tahun 2017) - Raden Intan Repository

1 3 109

PENGAWASAN BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BPOM) PROVINSI BANTEN DALAM PEREDARAN OBAT TRADISIONAL DI KOTA SERANG

1 2 236

PENGAWASAN BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN (BPOM) TERHADAP PEREDARAN PRODUK KOSMETIK ILEGAL DI KOTA SERANG - FISIP Untirta Repository

0 2 306