1. Penjelasan dari perincian kegiatan-kegiatan yang dibutuhkannya, faktor-faktor produksi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan tersebut agar apa yang menjadi tujuan dapat dihasilkan; 2. penjelasan mengapa kegiatan-kegiatan itu harus dikerjakan dan
mengapa tujuan yang ditentukan itu harus dicapai; 3. penjelasan tentang lokasi fisik setiap kegiatan yang harus dikerjakan
sehingga tersedia segala fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan itu;
4. penjelasan mengenai waktu dimulainya pekerjaan dan diselesaikannya pekerjaan baik untuk tiap-tiap bagian pekerjaan maupun untuk seluruh
pekerja; 5. penjelasan tentang para petugas yang akan mengerjakan pekerjaannya,
baik mengenai kuantitas maupun kualitas, yaitu kualifikasi-kualifikasi pegawai, seperti keahlian, pengalaman, dan sebagainya; serta
6. penjelasan tentang tehnik mengerjakan pekerjaan. Berdasarkan pendapat di atas, dalam penelitian ini konsep perencanaan
program BRT Kota Bandar Lampung oleh pemerintah kota dan stakeholder dapat diidentifikasi melalui tujuan program BRT yang akan dicapai di masa
depan, pedoman perencanaan program BRT, perincian kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan, hingga aktivitas pemerintah kota Bandar Lampung dan
stakeholder yang terkait dalam perencanaan program BRT.
2.2.3. Fungsi dan Tujuan Perencanaan
Beberapa ahli mendeskripsikan fungsi dari tahap perencanaan, beberapa diantaranya adalah fungsi perencanaan menurut Robbins dan Coulter dalam
Sule dan Saefullah 2005:07 antara lain sebagai berikut: 1. Perencanaan sebagai pengarah.
Perencanaan akan menghasilkan upaya untuk meraih sesuatu dengan cara yang lebih terkoordinasi. Perencanaan dalam hal ini memegang fungsi
pengarahan dari apa yang harus dicapai oleh organisasi. 2. Perencanaan sebagai minimalisasi ketidakpastian.
Dengan adanya perencanaan, diharapkan ketidakpastian yang mungkin akan terjadi di masa yang akan datang dapat diantisipasi.
3. Perencanaan sebagai minimalisasi pemborosan sumber daya. Jika perencanaan dilakukan dengan baik, maka jumlah sumber daya yang
diperlukan, dengan cara bagaimana penggunaanya dan untuk penggunaan apa saja dengan lebih baik dipersiapkan sebelum kegiatan dijalankan.
4. Perencanaan sebagai penetapan standar dalam pengawasan kualitas. Perencanaan berfungsi sebagai penetapan standar kualitas yang harus
dicapai oleh organisasi dan diawasi pelaksanaannya dalam fungsi pengawasan manajemen.
Selain memiliki fungsi, berbicara mengenai perencanaan juga berbicara mengenai tujuan dari perencanaan itu sendiri. Hasibuan 2006:95
mengungkapkan ada setidaknya 9 tujuan dari perencanaan,antara lain: 1. Perencanaan bertujuan untuk menentukan tujuan, kebijakan-kebijakan,
prosedur, dan program serta memberikan pedoman cara-cara pelaksanaan yang efektif dalam mencapai tujuan;
2. perencanaan bertujuan untuk menjadikan tindakan ekonomis, karena semua potensi terarah dengan baik kepada tujuan;
3. perencanaan adalah satu usaha untuk memperkecil risiko yang dihadapi pada masa yang akan datang;
4. perencanaan menyebabkan kegiatan-kegiatan dilakukan secara teratur dan bertujuan;
5. perencanaan memberikan gambaran yang jelas dan lengkap tentang seluruh pekerjaan;
6. perencanaan membantu penggunaan suatu alat pengukuran hasil kerja; 7. perencanaan menjadi suatu landasan untuk pengendalian;
8. perencanaan merupakan usaha untuk menghindari mismanagement dalam penempatan karyawan;
9. perencanaan membantu peningkatan data guna dan hasil guna organisasi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa perencanaan berfungsi sebagai pengarah,
meminimalisir ketidakpastian termasuk dalam pemborosan sumber daya yang digunakan dalam pelasksanaan rencana kemudian, serta sebagai
standar dari target yang akan dicapai. Perencanaan juga memliliki tujuan, dan yang paling utama dari tujuan perencanaan ialah penetapan tujuan yang
ingin dicapai, kebijakan-kebijakan, prosedur, dan program yang akan dilakukan guna efisiensi pencapaian tujuan.
2.2.4. Proses Perencanaan