Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa transportasi merupakan suatu upaya pengalihan suatu objek dari suatu tempat ke tempat
lain dengan proses pemindahan. Dalam penelitian ini, transportasi terfokus pada pola perencanaan pengangkutan penumpang oleh sarana transportasi
angkutan massal dengan jenis angkutan busway.
2.3.2. Bus Rapid Transit BRT
Sarana angkutan umum perkotaaan yang banyak digunakan di kota-kota besar adalah jenis bus. Salah satunya adalah busway. Busway adalah alat
transportasi massal perkotaan yang memiliki daya tampung penumpang setara dengan 4-5 angkutan kota. Penyelenggaraan busway membutuhknan
terminal khusus dan jalur jalan khusus Adisasmita, 2005:131. Bus Rapid Transit BRT beroperasi dengan rute trayek tertentu di jalur yang telah
disediakan. Jalur BRT sebagian atau parsial, artinya BRT dengan lajur khusus di beberapa ruas jalan, namun pada ruas jalan dan persimpangan
yang tidak memungkinkan dibangun lajur khusus maka BRT bercampur dengan kendaraan lainnya.
2.3.3. Perencanaan Transportasi
Semakin berkembangnya aktivitas penduduk di suatu daerah, maka segala fasilitas pendukung sebaiknya turut dikembangkan mengikuti pergerakan
yang ada. Tuntutan akan perkembangan aktivitas, gaya hidup, pertambahan penduduk, kebutuhan hidup yang bertambah, membuat sistem transportasi
sebagai sarana perpindahannya harus mampu direncanakan dengan tepat dan sesuai dengan kondisi Miro, 2005:3.
Perencanaan transportasi menurut Adisasmita 2011:45 dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang tujuannya mengembangkan sistem transportasi
yang memungkinkan manusia dan barang bergerak atau berpindah tempat dengan aman, murah, cepat, dan nyaman. Lebih lanjut, dikatakan bahwa
perencanaan transportasi yang baik adalah perencanaan yang mampu meramalkan lalu lintas masa depan, yang ditunjukkan dalam peningkatan
kebutuhan pergerakan dalam bentuk perjalanan manusia, barang dan kendaraan yang ditunjang oleh tersedianya kapasitas prasarana transportasi;
yang selanjutnya diikuti oleh penjabaran ke dalam keterkaitan antar wilayah yang digambarkan dalam distribusi lalu lintasnya; untuk selanjutnya
dilakukan pemilihan moda transportasi yang serasi dan penyusunan ruteproyek yang mampu melayani kebutuhan pergerakan perjalanan lalu
lintas masa depan. Masih diungkapkan oleh Adisasmita, proses perencanaan transportasi
meliputi beberapa tahapan analisis, sebagai berikut: 1. Inventarisasi kondisi saat ini, meliputi tata guna lahan, pemilikan
kendaraan, pergerakan orang dan kendaraan, fasilitas transportasi, aktivitas ekonomi, sumber dana yang tersedia, dan perjalanan;
2. keputusan kebijakan umum masa mendatang meliputi pengontrolan peraturan dan kebijakan umum terhadap pengembangan lahan pada
masa mendatang dan karakteristik dari jaringan trasportasi pada masa mendatang;
3. perkiraan pertumbuhan daerah perkotaan pada masa mendatang, meliputi perkiraan jumlah penduduk, aktivitas ekonomi, pemilikan
kendaraan, tata guna lahan, dan jaringan transportasi pada masa mendatang;
4. perkiraan pergerakan pada masa mendatang, meliputi pembangkitan perjalanan, pemilihan moda, perpindahan antar zona pada jaringan
transportasi dan evaluasi terhadap jaringan yang telah tersedia, serta kemajuan teknologi transportasi perkotaan.
Berdasarkan pemaparan perencanaan transportasi di atas, dapat dipahami bahwa perencanaan transportasi sebagai sebuah proses yang berlangsung
dengan beberapa tahapan dari kebijakan yang dipersiapkan untuk keadaan di masa depan. Di dalam penelitian ini, perencanaan transportasi yang
dimaksud adalah perencanaan program BRT Trans Bandar Lampung sebagai sarana angkutan umum massal yang diterapkan di kota Bandar
Lampung.
2.4. Program