23 kecil, hal ini menyebabkan responden mengalami kesulitan untuk
membiayai atau menyekolahkan anaknya. - Bantuan yang diberikan pemerintah hanya berupa potongan biaya
sekolah seperti BP3 dan biaya kegiatan sekolah.
2.6 Solusi yang Ditawarkan
Mohammad Saroni 2009, menjelaskan bahwa:
Masyarakat dan pemerintah perlu meningkatkan kepedulian terhadap kondisi pemerataan pendidikan pada setiap lapisan masyarakat. Bahwa
masyarakat adalah satu kesatuan yang tidak dapat dilepaskan satu terhadap yang lainnya. Setiap yang terjadi pada masyarakat akan
menimbulkan dampak pada orang lain. Sejak dulu masyarakat Indonesia telah menganut konsep hidup dalam kebersamaan sehingga banyak
kegiatan hidup yang lakukan secara bersama-sama untuk mencapai hasil maksimal. Konsep hidup kebersamaan ini mengajarkan bahwa
perlunya persatuan. Jika bersatu dalam melakukan suatu kegiatan, kegiatan tersebut dapat terselesaikan dalam waktu yang relatif lebih
cepat dibandingkan jika kegiatan tersebut dikerjakan secara individu. Konsep hidup kebersamaan ini diwujudkan dalam pola kegotong
royongan dalam hidup. Masyarakat harus menerapkan konsep hidup
24 dalam kebersamaan pada proses pendidikan dan pembelajaran. Harus
saling membantu agar program peningkatan sumber daya manusia melalui dunia pendidikan benar-benar dapat terwujud sebagai gerakan
kesadaran bersama h. 54.
Dalam konteks ini, gerakan kesadaran bersama yang dimaksudkan adalah adanya saling mendukung dan membantu antar sesama,
khususnya orang-orang kaya terhadap orang miskin. Jika terjadi proses seperti ini, orang-orang miskin mempunyai kesempatan mengikuti
proses pendidikan dan pembelajaran yang setara dengan para orang kaya. Dengan demikian, upaya peningkatan SDM dapat terwujud.
Dilihat dari hasil studi lapangan dan studi pustaka, banyaknya anak yang putus sekolah disebabkan oleh kekurangan biaya dan tidak adanya
kemampuan untuk pemenuhan kebutuhan pribadi siswa seperti kebutuhan perlengkapan sekolah, pemerintah telah membuat program
dana BOS untuk mengurangi anak putus sekolah. Masyarakat juga ikut berupaya untuk mengurangi anak yang putus sekolah tersebut dengan
mendirikan yayasan atau lembaga sosial.
25 Namun, upaya dari pemerintah dan masyarakat belum sepenuhnya
berhasil. Oleh karena itu, solusi yang ditawarkan yaitu dengan mengajak orang tua dengan status sosial ekonominya menengah ke atas untuk
membantu anak-anak yang berada di sekitar mereka yang terancam putus sekolah, agar dapat memberikan bantuan dalam bentuk
perlengkapan sekolah, karena perlengkapan sekolah menjadi salah satu penyebab anak-anak putus sekolah. Upaya tersebut diharapkan dapat
mencegah bertambahnya anak-anak yang putus sekolah sekaligus mengajak dan mengajarkan kepada anak dari orang tua yang mampu
untuk membantu sesama agar tumbuh jiwa kepedulian sosial pada diri anak tersebut.
2.7 Studi Target Audiens a. Demografis