2.2.2. Etiologi dan Faktor Resiko
Menurut Rosjidi 2000 Sampai saat ini, penyebab pasti tumor payudara belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor resiko yang telah teridentifikasi,
yaitu : a.
Jenis kelamin Wanita lebih beresiko menderita tumor payudara dibandingkan dengan pria.
Prevalensi tumor payudara pada pria hanya 1 dari seluruh tumor payudara. b.
Riwayat keluarga Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita tumor payudara
beresiko tiga kali lebih besar untuk menderita tumor payudara. c.
Faktor genetik Mutasi gen
BRCA1
pada kromosom 17 dan
BRCA2
pada kromosom 13 dapat meningkatkan resiko tumor payudara sampai 85. Selain itu, gen
p53, BARD1, BRCA3
, dan
noey2
juga diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.
d. Faktor usia
Resiko tumor payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia. e.
Faktor hormonal Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif, terutama jika tidak
diselingi oleh perubahan hormon akibat kehamilan, dapat meningkatkan resiko terjadinya tumor payudara.
f. Usia saat kehamilan pertama
Hamil pertama pada usia 30 tahun beresiko dua kali lipat dibandingkan dengan hamil pada usia kurang dari 20 tahun.
g. Terpapar radiasi
h. Intake alkohol
i. Pemakaian kontrasepsi oral
Pemakaian kontrasepsi oral dapat meningkatkan resiko tumor payudara. Penggunaan pada usia kurang dari 20 tahun beresiko lebih tinggi
dibandingkan dengan penggunaan pada usia lebih tua.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3 Klasifikasi Tumor Payudara.
Berdasarkan „The World Health Organization‟ WHO tahun 2003, Klasifikasi histologik Tumor Payudara Sebagai Berikut :
Tabel 1. Klasifikasi histologik Tumor Payudara http:www.Atlas of breast. Com
Universitas Sumatera Utara
2.2.4.
Diagnosis
Diagnosis tumor payudara dapat ditegakkan dengan berdasarkan anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik dasar dan pemeriksaan penunjang. Sedangkan
diagnosis pasti adalah pemeriksaan histopatologi anatomi Siregar, 2003. 1.
Anamnesa meliputi: riwayat timbulnya tumor, adanya faktor resiko untuk terjadinya tumor payudara dan adanya tanda-tanda penyebaran tumor.
2. Pemeriksaan fisik dari tumor payudara
Pemeriksaan Payudara Sendiri SADARI Menurut Djamaloeddin 2005, deteksi dini tumor payudara adalah suatu
usaha untuk menemukan adanya tumor yang belum lama tumbuh, masih kecil, masih lokal, dan belum menimbulkan kerusakan yang berarti
sehingga masih dapat disembuhkan. Deteksi dini biasanya dilakukan pada orang-
orang yang “kelihatannya sehat”, asimptomatik, atau pada orang yang beresiko tinggi menderita tumor. Wanita usia 20 tahun ke atas
sebaiknya melakukan SADARI sebulan sekali, yaitu 7-10 hari setelah menstruasi. Pada saat itu, pengaruh hormon ovarium telah hilang sehingga
konsistensi payudara tidak lagi keras seperti menjelang menstruasi. Untuk wanita yang telah menopause, SADARI sebaiknya dilakukan setiap
tanggal 1 setiap bulan agar lebih mudah diingat. Pemeriksaan payudara sendiri SADARI dilakukan dalam tiga tahap,
yaitu : a.Melihat payudara
b.Memijat payudara c.Meraba payudara
Jika ditemukan benjolan maka yang akan dilakukan: 1
Lokasi tumor 2
Diskripsi tumor
Universitas Sumatera Utara
Menurut Soeprianto 2003 klinis jinak dan ganas memberikan gambaran sebagai berikut:
klinis jinak memberikan gambaran a.
Bentuk bulat, teratur atau lonjong. b.
Permukaan rata c.
Konsistensi kenyal, lunak d.
Mudah digerakkan terhadap sekitar e.
Tidak nyeri tekan. Klinis ganas memberikan gambaran
a. Permukaan tidak rata dan berbenjol-benjol
b. Tepi tidak rata
c. Bentuk tidak teratur
d. Konsistensi keras, padat
e. Batas tidak tegas
f. Sulit digerakkan terhadap jaringan sekitar
g. Kadang nyerti tekan
3. Pemeriksaan penunjang
a. Mammography
b. Ultrasound USG
c. Magnetic Resonance Imaging MRI
d. Biopsi
Terbuka : dilakukan dengan operasi seperti biasa dapat berupa pengangkatan seluruh benjolannya eksisi atau sebagian saja insisi.
Tertutup : biopsi aspirasi jarum halus Djamaloeddin, 2005.
2.3. Biopsi aspirasi jarum halus