Noninvasif Invasif Sitologi Karsinoma

2.3.6.4. Sitologi Karsinoma

Karsinoma payudara dibagi menjadi karsinoma yang belum menembus membran basal noninvasif dan kanker yang sudah invasif. Bentuk utama karsinoma payudara diklasifikasikan sebagai berikut:

A. Noninvasif

1. Karsinoma duktus in situ 2. Karsinoma lobulus in situ

B. Invasif

1. karsinoma duktus invasif 2. karsinoma lobular invasif 3. karsinoma medularis 4. karsinoma koloid 5. karsinoma tubulus. Dalam menilai keganasan karsinoma dibedakan dua macam kriteria yaitu kriteria keganasan utama dan kriteria keganasan sekunder. Kriteria keganasan utama adalah parameter morfologik yang menjadi dasar diagnosis keganasan definitif sedangkan kriteria keganasan sekunder adalah parameter morfologik yang apabila ditemukan dapat memberi bantuan yang penting dalam diagnosis dan bukan dibutuhkan untuk membuktikan keganasan. Adapula tanda-tanda atau pola gambaran sel yang lain disebut kriteria indirek, dimana ia dapat bermanfaat dalam membedakan lesi jinak dari lesi ganas lestadi, 1999. Menurut Lestadi 1999 Gambaran sitologi karsinoma sebagai berikut : A. Gambaran keganasan pada sel tunggal Kriteria utama : 1. Gambaran inti a. Tipe kromatin Inti sebagian besar terdiri atas kromatin yang menggumpal kasar atau granuler kasar atau granuler halus, tersebar didalam inti dengan nukleoli kecil yang tidak nyata. Universitas Sumatera Utara b. Tipe nukleolar Inti mengandung nukleoli yang nyata mencolok dengan kromatin granuler yang tersebar longgar. c. Tipe ground glass Homogen dengan gambaran ground glass kaca susu. 2. Gambaran kromatin Berupa granuler kasar, menggumpal, granuler atau granuler halus, tetapi granuler halus jarang dijumpai. Kromatin menggumpal dapat bekembang menjadi bulat atau bentuk anguler. Distribusi kromatin mungkin rata atau tidak Hoskin Robert, 2005. Gambar 2.8. Sitologi karsinoma lobuler invasive payudara Sumber: Lestadi, 1999. 1. Hiperkromasi Sebagian inti sel yang terpulas lebih gelap secara optimal yang dilihat dibawah mikroskop cahaya, mengindikasikan meningkatnya kuantitas DNA, terutama peningkatan substansi basofilik. 2. Batas inti reguler Ketebalan batas inti atau dinding inti ireguler menunjukkan pengerutan yang banyak dan penting dalam mendiagnosis keganasan. 3. Bentuk inti dengan pleomorfik Pleomorfik ditandai khas batas inti yang ireguler yaitu anguler, lobuler, pipih rata dan mengerut seperti daun Universitas Sumatera Utara Gambar 2.9. Sitologi karsinoma papiler payudara Sumber: Lestadi, 1999. 4. Lokasi inti marginal Inti-inti sel ganas sering terletak eksentrik atau marginal. Khususnya untuk adenokarsinoma itu merupakan kriteria diagnostik. 5. Multinukleoli ireguler nukleoli abnormal Nukleoli pada umumnya merupakan gambaran yang tidak konsisten dan tidak dapat dipercaya untuk diagnosis karsinoma. Inti besar mungkin ditemukan pada sel karsinoma, demikian pula pada setiap sel aktif dan sel berproliferasi kehamilan, menyusui. 6. Mitosis reguler Mitosis adalah parameter yang inkonklusif untuk mendiagnosis keganasan. Mitosis dapat ditemukan pada penyakit proliferatif jinak dan pada tumor jinak fibroadenoma, papiloma, tetapi gambaran mitosis ireguler menjadi lebih sering pada keganasan dan jarang ditemukan pada tumor jinak. 7. Vakuol sitoplasma bentuk tertentu Vakuolisasi dalam sitoplasma pada sel karsinoma adalah hal yang biasa. Khususnya 2 tipe vakuolisasi sitoplasma dinyatakan sebagai tanda diagnostik untuk karsinoma Kriteria sekunder 1. Ukuran inti Sebagai Patokan inti sel karsinoma adalah lebih besar dari pada inti sel Universitas Sumatera Utara 2. Inti banyak Multinukleasi jarang ditemukan pada sel-sel karsinoma payudara, kecuali pada tumor-tumor tipe sel besar atau tipe datia giant cell, biasanya dapat dilihat pada karsinoma duktal berdiferensiasi buruk. 3. Struktur sitoplasma dan konfigurasi a. Jumlah sitoplasma Pada karsinoma payudara jumlah sitoplasma dapat berbeda banyak sekali. Ia tidak menunjukkan diagnosis yang bermakna untuk keganasan, tetapi sitoplasmanya sedikit atau sitoplasma yang hampir tidak ada. b. Struktur sitoplasma Sitoplasma sel ganas sering kali menunjukkan struktur padat, kadang- kadang dalam kombinasi dengan granulasi eosinofilik longgar dan berwarna basofilik Lale et al, 2011. c. Bentuk sitoplasma Sitoplasma dari sel-sel yang tersendiri seringkali berbentuk tringuler dan dapat merupakan gambaran khas dari keganasan. Gambar 2.10. Sitologi karsinoma sel skuamosa pada payudara Sumber: Lestadi,1999. d. Batas sel Batas sitoplasma yang tajam, tegas, tebal, dan reguler biasanya ditemukan pada keduanya yaitu pada karsinoma dan sel duktus jinak Universitas Sumatera Utara B. Gambaran keganasan pada kelompok sel Kriteria utama : 1. Kelompok sel tiga dimensi yang kompak, dengan batas sel yang licin. 2. Kumpulan kelompok sel dengan ukuran dan bentuk inti bervariasi. 3. Sel di dalam sel dengan inti hiperkromatik. Satu sel berada di dalam vakuola sitoplasma dari sel epitelial lain. 4. Susunan sel khusus a. Susunan sel menyerupai rantai b. Formasi asiner c. Formasi roset Kriteria sekunder 1. Jumlah sel banyak Biopsi aspirasi jarum halus menghasilkan sediaan apus yang penuh mengandung sel, lebih jelas pada keganasan dari pada lesi jinak, hal ini disebabkan oleh hilangnya daya kohesi antar sel pada tumor ganas. 2. Disosiasi sel Disosiasi sel dan banyak sel epitel dengan sitoplasma triangular sangat mencurigakan neoplasia ganas, walaupun dalam sediaan apus papiloma, banyak sel yang tersendiri dengan sitoplasma silindrik dapat ditemukan. 3. Kelompok sel berlapis banyak dengan inti penuh dan saling bertumpuk. Kelompok sel memperlihatkan gambaran seperti dapat bermanfaat dalam membantu diagnosis keganasan, apabila tidak ditemukan sel-sel mioepitel didalam kelompokkan sel-sel tersebut. 4. Lokasi inti ireguler Sel-sel ganas dapat tersusun secara tidak teratur, menunjukkan inti seperti papan, saling bertumpuk pada satu sisi atau berlokasi di perifer. Universitas Sumatera Utara Kriteria indirek 1. Nekrosis Jaringan nekrotik biasanya polimorf dan kasar berwarna sianofilik atau eosinofilik. 2. Mukus ekstraseluler dalam jumlah besar Jumlah mukus ekstraseluler yang berlebihan seharusnya diperiksa dengan seksama untuk mencari elemen epitelial yang mencurigakan adanya karsinoma musinus 3. Tidak ditemukannya sel apokrin metaplastik 4. Tidak ditemukan sel mioepitel 5. Tidak dijumpai sel busah. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian ini adalah untuk mengetahui profil penderita tumor payudara yang dilakukan tindakan biopsi aspirasi jarum halus pada tahun 2009-2011. Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka, maka kerangka konsep dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 3.1 Skema Kerangka Konsep Penelitian

3.2 Definisi Operasional

1. Sitologi adalah ilmu yang mempelajari sel-sel yang lepas atau deskuamasi dari suatu organ tertentu. 2. Biopsi aspirasi jarum halus adalah alat diagnostik jaringan dengan cara memeriksa sejumlah sel dari ekstra tumor atau nodul yang diambil dengan