2.3.3. Indikasi Bajah
Hampir semua tumor dapat dilakukan biopsi aspirasi, baik yang letaknya superfisial
palpable
ataupun tumor yang terletak di dalam rongga tubuh
unpalpable
dengan indikasi: a.
Membedakan tumor kistik,
solid
dan peradangan. b.
Diagnosis prabedah kanker sebagai pengganti diagnosis potong beku intra operatif
c. Diagnosis pertama pada wanita muda kurang dari 30 tahun dan wanita
lanjut usia d.
Payudara yang telah dilakukan beberapa kali biopsi diagnostik e.
Penderita yang menolak operasianestesi f.
Nodul-nodul lokal atau regional setelah operasi mastektomi. g.
Kasus kanker payudara stadium lanjut yang sudah inoperabel. h.
Mengambil spesimen untuk kultur dan penelitian.
2.3.4. Tehnik Biopsi
Teknik biopsi aspirasi mencakup kegiatan mulai dari pendekatan pasien, mempersiapkan peralatan, mengambil aspirat tumor dan membuat sediaan
Tambunan, 1992. a.
Persiapan alat Alat yang dipergunakan terdiri dari tabung suntik plastik ukuran 10 ml,
jarum halus, gagang pemegang tabung suntik, kaca objek dan desinfektan alkohol atau betadin.
b. Pendekatan pasien
c. Dengan ramah pasien dianamnesis singkat. Wawancara singkat ini dibuat
sedemikian rupa, sehingga pasien tidak takut atau stres dan bersedia menjalani biopsi aspirasi. Biopsi dilakukan dengan kelembutan hati dan
rasa tanggung jawab terhadap sesama manusia. d.
Pengambilan aspirat tumor 1.
Tumor dipegang lembut 2.
Jarum diinsersi segera ke dalam tumor.
Universitas Sumatera Utara
3. Piston di dalam tabung suntik ditarik ke arah proksimal; tekanan di
dalam tabung menjadi negatif; jarum manuver mundur-maju. Dengan cara demikian sejumlah sel massa tumor masuk ke dalam lumen jarum
suntik. 4.
Piston dalam tabung dikembalikan pada posisi semula dengan cara melepaskan pegangan.
5. Aspirat dikeluarkan dan dibuat sediaan hapus, dikeringkan di udara
dan dikirimkan ke laboratorium pusat pemeriksaan kanker.
Gambar 2.2.Teknik biopsi aspirasi jarum halus BAJH Tumor Payudara Sumber: Lestadi,1999.
2.3.5.
DIAGNOSIS SITOLOGIK BIOPSI ASPIRASI DAN NILAI KLINIK
Ketepatan diagnostik sitologi biopsi jarum halus BAJH, apabila dilakukan oleh ahli sitopatologi akan mendapatkan nilai lebih tinggi,
dibandingkan apabila dilakukan klinisi karena itu disarankan sedapat mungkin penderita sebaiknya dirujuk ke laboratorium sitologi patologi anatomi untuk
pengambilan sampel bahan pemeriksaan atau paling sedikit sampel diambil oleh dokter yang sudah biasa melakukan biopsi aspirasi Lestadi. 1999.
Pada umumnya sensitivitas sitologi aspirasi jarum halus positif dan curiga berkisar antara 77 sampai 98 untuk adanya kanker payudara dan nilai
spesifisitas berkisar antara 97,6 sampai 100 untuk absennya kanker payudara. Ini memberikan bukti tingginya nilai diagnostik dari sitologi BAJH sebagai cara
diagnosis prabedah tumor payudara Etta et al, 2002.
Universitas Sumatera Utara
1. Posisif maligna disebut Positif 2. Kelainan jinak disebut Negatif
3. Mencurigakan maligna disebut Suspek 4. Tidak dapat diinterpretasi disebut Inkonklusif
a. Sitologi positif merupakan mandat untuk melakukan tindakan
lebih lanjut antara lain survei metastasis, menentukan stadium, memilih alat diagnostik lain bila diperlukan dan mendiskusikan
pola pengobatan. b.
Sitologi negatif atau kelainan jinak, belum dapat menyingkirkan adanya kanker; perlu dipikirkan kemungkinan negatif palsu.
Negatif palsu dapat terjadi karena kesalahan teknis, sehingga sejumlah sel tumor tidak terdapat pada sediaan. Bila terdapat
diskrepensi sitologi dan data klinik, alternatif tindakan terbaik adalah biopsi bedah; akan tetapi, pada kasus sitologi negatif
dengan spesifikasi kelainan dan cocok dengan gambaran klinik, maka pola pengobatan dapat ditentukan.
c. Sitologi suspek, mungkin memerlukan pemeriksaan lain sebelum
pengobatan antara lain pemeriksaan potongan beku ataupun d.
sitologi
imprint
atau kerokan
durante operasional
Tambunan Lukito, 1992.
2.3.6 Penilaian sediaan sitologi biopsi aspirasi jarum halus pada tumor payudara