Proses Perubahan Model Lewin Elemen-Elemen Dan Kekuatan- Kekuatan Bagi Suksesnya Perubahan

108

2. Tipe-Tipe Perubahan

Hasil studi Daft 1995 mengidentifikasikan 4 tipe perubahan yang saling bergantung : a. Perubahan produk dan jasa. Memodifikasi dan memperbaiki produk serta mengembangkan produk. b. Perubahan strategi dan struktur. mendesain kembali organisasi strategi dan pekerjaan. c. Perubahan budaya dan orang. Merubah dan memperbaiki nilai pekerja, tingkah laku, harapan- harapan, kepercayaan dan perilaku individu maupun kelompok. d. Perubahan teknologi. Merubah proses produksi, metode termasuk pengetahuan dan keahlian dasar. Keempat tipe perubahan dasar ini salling bergantung, karena dengan merubah strategi dan struktur bisa mengakibatkan perubahan dalam teknologi orang dan budaya. Sementara Gordon 1998 melihat perubahan melalui suatu continuum perubahan dalam 4 rangkaian kesatuan perubahan The Continuum of Change. a. Tuning. Perubahan yang menaik dalam mengantisipasi perubahan lingkungan atau mencoba memperbaiki efisiensi dan efektifitas. Tuning dapat memperbaiki prosedur-prosedur dan kebijakan baru, memperkenalkan tekhnologi baru dan mengembangkan kegiatan antar karyawan. b. Adapatasi. Perubahan yang menaik dalam menjawab perubahan lingkungan yang tidak diharapkan organisasi bisa melalui memperkenalkan produk baru atau menambah keistimewaan produk yang ada untuk menanggapi produk-produk saingan. c. Re-orientasi. Perubahan yang tidak menentu dan tidak bersambung yang mengantisipasi perubahan industri, sering melibatkan pendefinisian kembali suatu organisasi, seperti perubahan dalam identitas, visi, strategi, atau nilai-nilai yang berarti. Tipe perubahan ini secara umum membutuhkan pemimpin yang mempunyai pandangan ke depan yang dapat mengantisipasi perubahan lingkungan termasuk mendesain kembali organisasi dan melakukan re-engineering. d. Re-creation. Dalam merespon krisis atau perubahan lainnya seperti perubahan lingkungan yang tidak diharapkan ataupun perubahan-perubahan yang cenderung tidak terduga dan berat dan selalu menjadi tantangan bagi nilai inti organisasi.

3. Proses Perubahan Model Lewin

Proses apa yang harus orang gunakan untuk berhasil mengendalikan perubahan? Untuk menjawab pertanyaan ini tidak masalah apakah tipe perubahan evolusioner maupun revolusioner yang dipakai oleh perusahaan untuk berubah. Kurt Lewin yang terkenal dengan mengembangkan teori lapangan kekuatan Force – Field Theory membagi pelaksaaan perubahan kedalam 3 tahap proses yaitu : Unfreezing, Moving, Refreezing. Unfreezing Pelelehan yaitu suatu upaya melelehkan status quo, serta menciptakan kesadaran akan kebutuhan untuk merubah dan menggeser beberapa resistensi terhadap perubahan diantara anggota organisasi. Proses kedua yaitu Moving, bergeser ke keadaan yang baru. Proses ini dapat diimplementasikan hanya setelah Unfreezing dilakukan dengan baik. Refreezing Pembekuan kembali, menawarkan usaha-usaha untuk menstabilkan organisasi setelah perubahan terjadi. Dengan memakai titik pandang yang berbeda, Commins dan Warley 1993 menyarankan 5 langkah proses perubahan. a. Motivasi untuk berubah. Ini penting untuk menciptakan keadaan yang benar-benar siap untuk menerima perubahan dan juga dapat mengurangi penolakan atas perubahan itu. Unfreeze The Organization From Its Present state. Make The desired Type of Change. Refreeze Organization in a New Desired State 109 b. Menciptakan visi. Termasuk didalamnya mengkomunikasikan dan mengembangkan misi, tujuan dan hasrat desire masa depan kepada seluruh anggota organisasi. c. Mengembangkan dukungan politik. Ini menyangkut penyewaan agen perubahan dan mengidentifikasi serta mempengaruhi pihak-pihak yang berkepentingan yang paling dominan Key Stake Holders. d. Mengelola masa transisi. Dalam hal ini berkenaan dengan kegiatan perencanaan dalam struktur khusus seperti lintas tim departemen. e. Momentum yang berkelanjutan. Ini menyinggung penyediaan sumber daya, mendukung agen perubahan, mengembangkan kompetensi baru dan menguatkan perilaku baru.

4. Elemen-Elemen Dan Kekuatan- Kekuatan Bagi Suksesnya Perubahan

Perubahan dimulai ketika orang merasa bertanggung jawab untuk membuat perubahan dan memastikan bahwa perubahan akan terjadi. Sering orang harus bernegosiasi dalam suatu kesepakatan formal maupun non formal dengan ciri-ciri perubahan terencana Planned Change serta siapa yang akan berkompetisi dalam pelaksanaannya. Daft 1995 mengusulkan 5 elemen kunci bagi suksesnya perubahan : a. Needs – Kebutuhan untuk Berubah. Ini sangat penting bagi para manager dan para karyawan dalam berbagi rasa kebutuhan akan perubahan. Perubahan dapat diterima hanya apabila mereka setuju bahwa ada Gap antara kenyataan dengan kinerja yang diharapkan. Inilah awal dari perubahan. b. Ideas – Ide-Ide bagi Perubahan. Ide-ide baru diperlukan untuk tetap dapat bertahan Survive didalam lingkungan yang berubah. Jadi menemukan ide-ide yang cocok untuk kebutuhan merupakan suatu kesempatan yang baik untuk mengembangkan partisipasi karyawan. c. Adoption. Ini terjadi apabila pengambil keputusan memilih merubah ide. d. Implementation – Pelaksanaan. Ini mengartikan bahwa organisasi menggunakan ide baru, tekhnologi baru atau perilaku baru. Ini adalah bagian yang paling sulit dari proses perubahan, rencana perubahan yang besar dapat dibagi kedalam sub-sub rencana dan setiap bagian dilaksanakan secara bertahap. e. Resources – Sumber Daya. Seperti SDM, sangat penting untuk membuat perubahan terjadi dan organisasi harus berfikir bagaimana mendapatkan dukungan manajemen. Sementara temuan Gordon 1985 mendefinisikan kekuatan-kekuatan internal bagi perubahan merupakan suatu motivasi atau sesuatu yang dapat merangsang terjadinya perubahan, seperti : kebangkrutan, kecelakaan industri, penolakan akan produk, permusuhan diantara karyawan, bertambahnya tingkat turn over, karyawan bisa disebut krisis dalam organisasi yang dapat memotivasi perubahan. Ini semua merupakan desakan internal. Walaupun desakan itu diluar kendali manager, tetapi manager yang berpengetahuan akan tanggap terhadap desakan itu. Jadi dapat dikatakan bahwa kebutuhan untuk berubah perlu disosialisasikan terhadap semua pekerja agar mendapatkan dukungan dari semua orang di perusahaan tersebut. 5. Kekuatan-Kekuatan Yang Menolak Perubahan Walaupun perubahan dibutuhkan dalam rangka survivenya sebuah perusahaan tetapi orang cenderung menolak perubahan itu terutama apabila perubahan yang terjadi dipersepsikan sebagai hasil yang secara potensial merusak situasi yang bagi individu dirasakan sudah nyaman. Menurut Leonard 1996 dan Hilb 1996, kegagalan perubahan bukan merupakan akibat kekurangan hal yang fundamental dalam ide dasarnya, tetapi sebagai akibat kurangnya perhatian terhadap komponen “Human” atau anggota organisasi secara memuaskan. Hal ini berarti bahwa kekurangberhasilan inisiatif perubahan cenderung berhubungan dengan faktor manusia sebagai pelaku utama aktivitas organisasi. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Cooper dan Markus 1995. Ada beberapa penyebab dari resistensi itu Strebel P, 1996 : a. Kurangnya informasi tentang perubahan itu sehingga para karyawan tidak 110 mengetahui mengapa perubahan harus terjadi, kapan dan bagaimana. b. Karyawan memandang perubahan sebagai suatu ancaman bagi prestasi dan keamanan mereka. c. Adanya keinginan dari karyawan untuk mempertahankan kekuasaan. d. Karyawan merasa bahwa manajer mengabaikan kebutuhan mereka, sikap dan kepercayaan mereka. e. Karyawan gagal merasakan suatu kebutuhan untuk berubah karena mereka merasa bahwa organisasi mereka beroperasi secara efektif dan menguntungkan sehingga mereka tidak secara sukarela mau berubah. Peter Senge yang terkenal sebagai pencetus konsep The Fifth Dicipline dalam bukunya “The Dance of Change” menunjukkan bahwa pembaharuan mem- butuhkan kemampuan memperhitungkan baik kekuatan yang akan menghasilkan proses perubahan maupun kekuatan yang menjadi perintangnya entah secara disengaja ataupun tidak disengaja. 6. Mengatasi Penolakan Terhadap Perubahan Jennifer M George Garreth R Jones 1996 memperkenalkan teknik untuk mempromosikan perubahan melalui tiga tingkatan, yaitu : Counselling, Sensitivity Training, dan Consultation Process. Pemilihan teknik-teknik diatas ditentukan oleh jenis perubahan yang dilakukan. Tekhnik pengembangan organisasi ini diterapkan untuk mengubah tingkah laku Attitudes dan perilaku Behaviour dari setiap individu. Walaupun kepribadian tidak dapat dirubah dalam waktu singkat, tetapi orang dapat dibantu untuk memahami bahwa persepsi mereka terhadap suatu situasi hanya merupakan salah satu kemungkinan. Mereka dapat membantu dengan belajar toleransi terhadap beraneka ragam penerimaan manusia. Berikutnya melatih sensitivitas atau pelatihan kepekaan merupakan suatu pengalaman pelatihan yang terstruktur agar individu mempelajari bagaimana menangani konflik dan menghadapi perbedaan dengan menciptakan suatu kesadaran akan norma baru yang ditekankan oleh tim kerja. Sementara proses konsultasi menyediakan umpan balik kepada kelompok tentang suatu pengambilan keputusan, kepemimpinan dan proses komunikasi.

7. Perubahan Struktur Organisasi Dan Strategi Organisasi