21 dapat diinterpretasikan sebagai tingkat
efisiensi perusahaan, yaitu sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menekan
biaya-biaya yang ada di perusahaan. Semakin tinggi NPM maka semakin efektif suatu
perusahaan dalam menjalankan operasinya. Almilia 2007: 5, menyatakan bahwa “net
profit margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba
yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu, atau biaya yang tinggi pada tingkat penjualan
tertentu”.
Perusahaan yang menghasilkan laba profitable yang tinggi juga akan
menghasilkan disclosure yang lebih luas atas laporan keuangannya. Hal tersebut
disebabkan manajemen perusahaan ingin meyakinkan bahwa perusahaan dalam posisi
persaingan yang kuat dan memperlihatkan kinerja manajemen yang baik. Selain itu,
manajemen juga ingin meyakinkan kepada investor dan kreditor bahwa operasi
perusahaan berjalan dengan efisien.
b. Likuiditas
Kasmir 2008: 130 menyatakan rasio likuiditas sering disebut rasio modal
kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa
likuidnya suatu perusahaan. Dalam penelitian ini
menggunakan rasio lancar. Alasan peneliti lebih mengutamakan rasio lancar
dibandingkan dengan rasio cepat karena pada rasio lancar persediaan termasuk ke dalam
aset lancar berbeda dengan rasio cepat yang justru mengurangkan persediaan dari aset
lancarnya.
Dalam perusahaan barang konsumsi, persediaan juga sangat memegang
peranan penting, karena dapat dijaminkan untuk menjamin hutang perusahaan.
Kesehatan suatu perusahaan yang dicerminkan dengan tingginya rasio
likuiditas yang diukur dengan rasio lancar akan berhubungan dengan kelengkapan
tingkat pengungkapan. Secara finansial perusahaan yang kuat lebih banyak
mengungkapkan informasi daripada perusahaan yang lemah.
c. Leverage
Leverage dapat dikatakan sebagai pinjaman sehingga suatu perusahaan dapat
membeli lebih banyak aktiva dibandingkan yang disediakan pemegang saham melalui
investasi mereka.
Menurut Stice, dkk 2005: 787, “para investor biasanya lebih menginginkan
leverage yang tinggi untuk meningkatkan ukuran perusahaan mereka tanpa harus
meningkatkan investasi mereka, tetapi para kreditor lender lebih memilih leverage
yang rendah untuk meningkatkan keamanan pinjaman mereka”.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rasio hutang terhadap aktiva
DTAR karena rasio ini mengukur berapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh
kreditor. Selain itu, DTAR adalah rasio yang sangat diperhatikan oleh kreditor untuk
mendapatkan perlindungan jika terjadi risiko. Kreditor akan mengamati DTAR untuk
menilai efisiensi dari kewajiban yang dimiliki oleh perusahaan.
Semakin tinggi DTAR, maka
semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan
bagi perusahaan. Horne 2005: 210, menyatakan bahwa “semakin tinggi debt to
asset ratio, maka semakin besar risiko keuangannya”.Penggunaan utang yang tinggi
akan meningkatkan profitabilitas, namun utang yang tinggi juga akan meningkatkan
risiko Hanafi, 2004: 41.
Adanya pinjaman atau hutang menuntut adanya pertanggungjawaban
perusahaan baik dalam pemakaian maupun pengembalian pinjaman. Pihak kreditor
memerlukan informasi mengenai keadaan finansial debitor untuk meyakinkan bahwa
debitor dapat memenuhi kewajibannya saat jatuh tempo. Seiring dengan tuntutan
kreditor terhadap informasi tersebut, perusahaan dengan rasio leverage yang
tinggi akan melakukan pengungkapan yang lebih komperehensif Irawan, 2006: 21.
d. Porsi Saham Publik
Porsi saham publik diukur dengan rasio jumlah saham yang dimiliki masyarakat
publik dengan total saham. Rasio ini menunjukkan seberapa besar saham
perusahaan yang dimiliki oleh publik.
Perusahaan yang sahamnya banyak dimiliki publik menunjukkan perusahaan
tersebut memiliki kredibilitas yang tinggi dimata masyarakat dalam memberikan
imbalan deviden yang layak dan dianggap mampu beroperasi terus menerus going
concern. Alasan inilah yang menyebabkan perusahaan menganggap perlunya
pengungkapan atas informasi mengenai porsi saham publik dalam laporan keuangan
perusahaannya Irawan, 2006: 22.
Berdasarkan tinjauan pustaka, baik teoritis maupun hasil penelitian terdahulu,
peneliti menggambarkan kerangka konseptual pengaruh karakteristik
perusahaan terhadap kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan sebagai berikut:
22 Gambar 1 : Kerangka Konseptual
METODE
Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian asosiatif. Jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pooling yang merupakan
kombinasi antara data runtut waktu time series dengan data silang tempat cross
section. Sumber data adalah data sekunder yaitu data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara diperoleh dan dicatat oleh pihak
lain Indriantoro, 2002: 147. Data diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia
yaitu www.idx.co.id
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan barang konsumsi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2007-2009 yang berjumlah 34 perusahaan.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan teknik purposive sampling.
yang terdiri dari laporan keuangan perusahaan.
Kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini adalah :
1. perusahaan-perusahaan tersebut terdaftar
di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007-2009
2. perusahaan-perusahaan tersebut
memperoleh laba selama tahun 2007- 2009
3. perusahaan-perusahaan tersebut telah
mempublikasikan laporan keuangan lengkap per 31 Desember dan telah telah
diaudit oleh auditor independen Berdasarkan kriteria yang telah
dikemukakan sebelumnya maka perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini
berjumlah 24 perusahaan dengan 72 unit analisis 24 x 3 tahun.
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
statistik dengan menggunakan software SPSS 18. Analisis data dilakukan dengan
melakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Hasil pengujian asumsi
klasik akan mendukung hasil pengujian hipotesis.
Pengujian Asumsi Klasik a.
Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Berdasarkan
hasil uji baik secara grafik melalui histogram dan kurva P-Plot dan statistik
dengan model Kolmogorov-Smirnov dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi
normal. Hal ini dapat dilihat dari grafik histogram yang tidak menceng ke kanan
atau menceng ke kiri dan kurva P-plot yang distribusi data menyebar di sekitar
garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal. Melalui uji statistik dengan
model Kolmogorov-Smirnov yaitu 0,654 dan signifikan pada 0,786.
Karakteristik Perusahaan X
Ukuran Perusahaan
X
1
Profitabilit
as
X
2
Likuiditas X
3
Leverage X
4
Kelengkapan Pengungkapan
Laporan Keuangan Y
Porsi Saham Publik
X
5
23
b. Uji Multikolinearitas