g. Pengawasan laboratorium yang kurang maksimal
Tugas Kepala sekolah yang begitu banyaknya dan memiliki tugas sebagai pengawas laboratorium, mengakibatkan dalam
mengawasi laboratorium Administrasi Perkantoran kurang maksimal karena tidak secara berkala dan belum menggunakan standar khusus
pada saat mengawasi, sehingga tidak dapat mengetahui standar maksimal dan minimal laboratorium Administrasi Perkantoran.
4. Upaya Mengatasi Hambatan dalam Pengelolaan Laboratorium
Administrasi Perkantoran
a. Terbatasnya anggaran dana pengadaan peralatan dan perlengkapan
laboratorium Administrasi Perkantoran. Usaha untuk mengatasi hal tersebut
yaitu sekolah menggunakan skala prioritas dalam mempertimbangkan pengadaan peralatan dan perlengkapan artinya
membeli peralatan yang paling mendesak dan paling penting. Untuk peralatan yang tidak dapat direalisasikan, sekolah mengatasinya
dengan memaksimalkan peralatan yang ada terlebih dahulu sampai ada dana lagi untuk pengadaannya.
b. Sedangkan untuk mengatasi prencanaan kelengkapan administrasi
yang kurang maksimal, yaitu Guru Administrasi Perkantoran saling berkoordinasi pada saat akan menggunakan laboratorium. Hal tersebut
dilakukan agar penggunaan laboratorium tidak tmbukan.
c. Terbatasnya Sumber Daya Pengelola Laboratorium Administrasi
Perkantoran. Usaha mengatasi hal tersebut yaitu sekolah menggunakan teknisi sekolah untuk perawatan dan perbaikan peralatan yang rusak,
namun apabila tenisi tidak dapat memperbaikinya, sekolah memanggil teknisi panggilan dari luar sekolah yang sudah menjadi langganan
SMK Muhammadiyah 1 Wates. d.
Pembagian tugas kurang jelas dan tegas. Usaha untuk mengatasi hal tersebut yaitu Kepala Kompetensi Keahlian melaksanakan tugasnya
sebagai pengelola setelah itu meminta persetujuan dan masukan, pendapat dari Guru Produktif Administrasi Lainnya.
e. Kurangnya Koordinasi antar pengelola Laboratorium Administrasi
Perkantoran. Usaha untuk mengatasi kurangnya koordinasi antara pengelola laboratorium Administrasi Perkantoran yaitu Kepala
Kompetensi Keahlian koordinasi langsung secara face to face pada saat bertemu guru Administrasi yang lainnya untuk meminta saran,
pendapat, dan masukannya. f.
Pemeliharaan tidak dilakukan secara rutin. Usaha mengatasi hal tersebut yaitu, Kepala Kompetensi Keahlian maupun Guru
Administrasi Perkantoran membersihkan ruangan dan peralatan pada saat akan menggunakan, dan siswa ikut membersihkan sebelum proses
belajar mengajar di laboratorium dilaksanakan. g.
Pengawasan Laboratorium Yang Kurang Maksimal. Usaha untuk mengatasi pengawasan yang kurang maksimal, yaitu kepala sekolah
mengawasi laboratorium pada saat luang apabila tidak sempat mengawasi secara langsung, beliau konfirmasi langsung kepada
Kepala Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran mengenai kondisi laboratorium, dan peralatannya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dan dideskripsikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
Pengelolaan Laboratorium
Administrasi Perkantoran
di SMK
Muhammadiyah 1 Wates sebagai berikut: 1.
Pengelolaan Laboratorium Administrasi Perkantoran di SMK Muhammadiyah 1 Wates meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pemeliharaan, dan pengawasan. a.
Perencanaan pengelolaan laboratorium Administrasi Perkantoran dilakukan setiap awal semester dengan melakukan analisis kebutuhan
yang dilakukan oleh Kepala Kompetensi Keahlian dan Guru Produktif Administrasi Perkantoran kemudian diusulkan kepada
Wakasek Bidang Sarana dan Prasarana dan dikonsultasikan dengan Kepala sekolah untuk pengadaan peralatan dan perlengkapan
tersebut. b.
Pengorganisasian laboratorium Administrasi Perkantoran belum maksimal, karena belum adanya stuktur organisasi laboratorium
Administrasi Perkantoran, sehingga tidak adanya pembagian tugas jelas dan tegas. Hal tersebut menyebabkan sebagian besar kegiatan
101