tersebut dikarenakan kesibukan masing-masing pengelola laboratorium yang waktunya tersita untuk mengajar. Pada pelaksanaannya masih ada
siswa yang melanggar tata tertib tersebut seperti siswa pada saat praktik menggunakan peralatan kantor perforator ada siswa yang menggunakan
kertas melebihi prosedur yaitu dengan 5 kertas. Penggunaan tersebut dapat merusak perforator. Sikap guru pada pelanggaran tersebut dengan
memberinya peringatan secara langsung supaya tidak melakukan kembali.
3. Hambatan dalam Pengelolaan Laboratorium Administrasi
Perkantoran
Hambatan yang muncul dalam pengelolaan Laboratorium Administrasi
Perkantoran, sebagai berikut:
a. Terbatasnya anggaran dana pengadaan peralatan dan perlengkapan
laboratorium Administrasi Perkantoran Pengadaan
peralatan dan
perlengkapan laboratorium
Administrasi Perkantoran SMK Muhammadiyah 1 Wates menggunakan dana BOS dan dana dari siswa. Karena jumlah siswa
yang menurun menyebabkan anggaran dana sekolah pun sedikit, dan anggaran dana BOS yang belum turun menghambat pada proses
pengadaan peralatan dan perlengkapan laboratorium. b.
Perencanaan Kelengkapan Administrasi Kurang Maksimal
Hal ini dikarenakan tidak adanya
jadwal penggunaan
laboratorium, menyebabkan penggunaan laboratorium tidak teratur dan mengharuskan konfirmasi
kepada sesama guru Administrasi Perkantoran, apabila konfirmasinya telah didahului oleh guru
administrasi perkantoran yang lain, maka guru yang satunya menggunakannnya di hari berikutnya.
c. Terbatasnya Sumber Daya Manusia Pengelola Laborataorium
Di SMK Muhammadiyah 1 Wates untuk laboratorium Administrasi Perkanotran mengandalkan pada teknisi umum sekolah
yang latar belakang pendidikannya sarjana ekonomi bukan dari teknik. Namun teknisi tersebut memiliki sertifikat diklat komputer sehingga
menguasai mengenai teknik jaringan komputer. Hal tersebut menyebabkan apabila mesin kantor seperti mesin fotocopy, printer,
faximile mengalami kerusakan harus memanggil teknisi panggilan dari luar sekolah.
d. Pembagian tugas kurang jelas dan kurang tegas
Tidak adanya struktur organisasi laboratorium Administrasi Perkantoran secara khusus, dan masih menggunakan struktur
organisasi jurusan, sehingga pembagian tugas kurang tegas dan kurang jelas. Hal tersebut menyebabkan sebagian besar kegiatan
pengelolaan Laboratorium Administrasi Perkantoran dilakukan oleh Ketua Jurusan Administrasi Perkantoran. Kegiatan yang dilakukannya
meliputi pembuatan tata tertib, serta inventarisasi peralatan dan perlengkapan laboratorium Administrasi Perkantoran.
e. Kurangnya Koordinasi antar pengelola Laboratorium Administrasi
Perkantoran Pengelola Laboratorium Administrasi Perkantoran merangkap
sebagai guru, sehingga mereka harus membagi waktunya untuk keduanya terlaksana dengan baik. Namun pada kenyataannya
koordinasi antar pengelola untuk membahas mengenai pengelolaan Laboratorium Administrasi Perkantoran jarang sekali dilakukan. Hal
tersebut menyebabkan Ketua jurusan harus mengkoordinasikan secara langsung pada saat bertemu dengan pengelola lainnya untuk meminta
pendapat, saran, dan masukan untuk perbaikan Laboratorium Administrasi Perkantoran.
f. Pemeliharaan laboratorium tidak dilakukan secara rutin
Pemeliharaan laboratorium
Administrasi Perkantoran
dilakukan tidak secara rutin, sedangkan untuk perawatan peralatan laboratorium belum dilakukan secara periodik atau terjadwal,
perawatan dan pengecekan dilaksanakan pada saat peralatan diketahui rusak. Hal tersebut dikarenakan pemeliharaan dilaksanakan pada saat
peralatan dan ruangan akan digunakan. Pada saat akan digunakan ruangan dibersihakan, namun jika tidak akan digunakan didiamkan.
Hal tersebut karena kesibukan mengajar dari pengelola laboratorium.
g. Pengawasan laboratorium yang kurang maksimal
Tugas Kepala sekolah yang begitu banyaknya dan memiliki tugas sebagai pengawas laboratorium, mengakibatkan dalam
mengawasi laboratorium Administrasi Perkantoran kurang maksimal karena tidak secara berkala dan belum menggunakan standar khusus
pada saat mengawasi, sehingga tidak dapat mengetahui standar maksimal dan minimal laboratorium Administrasi Perkantoran.
4. Upaya Mengatasi Hambatan dalam Pengelolaan Laboratorium