Pengelolaan Laboratorium Administrasi Perkantoran dikatakan belum maksimal, karena pada saat perencanaan pengadaan peralatan
tidak diadakan rapat. Pada saat pengadaan peralatan setelah analisis kebutuhan diajukan kepada wakasek Sarpras, Pengadaan peralatan
hanya diketahui Wakasek Sarpras dan Kepala Sekolah, sehingga Ketua Jurusan beserta guru produktif Administrasi Perkantoran tidak
mengetahui peralatan apa saja yang dapat dan tidak direalisasikan. Perencanaan pengadaan peralatan laboratorium Administrasi
Perkantoran belum optimal secara kuantitas maupun kualitas. Ada beberapa perencanaan pengadaan peralatan laboratorium yang belum
terlaksana karena keterbatasan anggaran dana sekolah. Hal tersebut dibuktikan dengan penambahan peralatan seperti scanner, printer, dan 2
shet faximile belum terlaksana. Kemudian perencanaan kelengkapan administrasi laboratorium dikatakan belum maksimal karena belum
adanya jadwal kegiatan pembelajaran dan kartu pengguna di laboratorium, sehingga penggunaan laboratorium tidak teratur.
b. Aspek Pengorganisasian
Pengorganisasian menyangkut pembagian kerja dan penetapan mekanisme untuk mengkoordinasikan kegiatan agar dapat berjalan
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu organisasi termasuk laboratorium, pembagian kerja terlihat pada struktur organisasi.
Struktur organisasi disusun berdasarkan kondisi dan disesuaikan dengan
kebutuhan. Semua tugas dalam struktur organisasi memiliki peran meningkatkan pengelolaan Laboratorium Administrasi Perkantoran.
Pembagian tugas masing-masing pengelola diharapkan dapat memperlancar tercapainya tujuan secara optimal.
Berdasarkan teori yang ada pengorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan atau pembagian pekerjaan yang dialokasikan
kepada sekelompok orang yang dalam pelaksanaannya diberikan tanggung jawab dan wewenang sehingga tujuan dapat tercapai secara
efektif dan efisien. Sesuai dengan teori tersebut pengorganisasian Laboratorium Administrasi Perkantoran di SMK Muhammadiyah 1
Wates belum dapat mengatur personelnya untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan tugasnya masing-masing pengelola, sehingga sebagian
besar tugas dilaksanakan oleh Kepala Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran. Selain itu koordinasi antara pengelola jarang
sekali dilakukan karena kesibukan mengajar masing-masing sehingga beberapa pengelola tidak terlibat dalam pengelolaan Laboratorium
Administrasi Perkantoran. Hal ini menyebabkan apabila ada hal penting, Kepala Kompetensi Keahlian konfirmasi secara langsung face
to face untuk meminta saran, pendapat, dan masukannya mengenai program yang dihadapi.
Kondisi seperti ini dapat dikatakan bahwa pengorganisasian di SMK Muhammadiyah 1 Wates, khususnya mengenai pengelolaan
laboratorium Administrasi Perkantoran belum maksimal, dikatakan
belum maksimal karena belum ada struktur organisasi laboratorium Administrasi secara khusus, sehingga pembagian tugas antar pengelola
tidak jelas. Hal tersebut mengakibatkan sebagian besar tugas pengelolaan Labooratorium Administrasi Perkantoran dilaksanakan
oleh Kepala Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran. Selain itu kurangnya pengelola laboratorium seperti teknisi khusus laboratorium
Administrasi Perkantoran, menjadi salah satu hambatan apabila ada mesin kantor yang rusak, sehingga tidak perlu memanggil teknisi dari
luar sekolah yang membutuhkan banyak dana dan waktu yang sedikit lama.
c. Aspek Pemeliharaan