Pengujian Asumsi Klasik .1 Uji Normalitas

3.5 Pengujian Asumsi Klasik 3.5.1 Uji Normalitas Uji ini merupakan pengujian terhadap normalitas kesalahan penggangguerror yang digunakan untuk melihat apakah variabel bebas dan variabel terikat mempunyai distribusi normal. Asumsi kenormalan dapat diperiksa dengan menggunakan plot normal P-P Plot sebagai berikut : Gambar 3.1

3.5.2 Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua pengamatan di dalam model regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas.Kriterianya adalah sebagai berikut : a. Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk suatu pola tetentu yang teratur, maka terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik – titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Dapat dilihat bahwa dari plot gambar 4.2 sebaran datar sekitar nilai nol secara acak dan tidak membentu pola tertentu sehingga mengindikasikan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.2

3.5.3 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah antara variabel independen dalam model memiliki hubungankorelasi sempurna atau mendekati sempurna koefisien korelasinya tinggi, pengujian ini dapat dilihat dari nilai VIP pada table hasil SPSS Tabel 3.7 Coefficients a Model Correlations Collinearity Statistics Zero-order Partial Part Tolerance VIF Constant Pupuk 0,960 0,168 0,034 0,041 24,520 Luas Lahan 0,910 0,503 0,118 0,227 4,398 Curah Hujan 0,969 0,485 0,112 0,044 22,912 Hari Hujan 0,772 0,200 0,041 0,360 2,775 a. Dependent Variable: Produksi Padi Dari tabel diatas terlihat bahwa VIF 10, maka tidak terjadi multikolinearitas dan Tolerance0,1, maka tidak terjadi multikolinearitas.

3.5.4 Uji Autokorelasi

Adanya penyimpangan autokorelasi dalam model regresi berarti ada korelasi antara sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Penyimpangan ansumsi ini karena menggunakan data time series. Universitas Sumatera Utara Konsekuensiadanya autokorelasi dalam suatu model regresi adalah varians sampel tidak dapat menggambarkan varians populasinya.Selain itu model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menaksirkan nilai variabel dependen Y pada nilai variabel independen tertentu X.Untuk mendianogsis adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan pengujian terhadap nilai uji Durbin Waston DW. Tabel 3.8 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 ,979 ,959 a ,943 30850,763 2,784 a. Predictors: Constant, Hari Hujan, Luas Lahan, Curah Hujan, Pupuk b. Dependent Variable: Produksi Padi Pada table 3.8 di atas menunjukkan nilai koefisien korelasi ganda R, koefisien determinasi R Square, standar error penduga, nilai Durbin Waston, Prosedur pengujianya adalah : 1. Menentukan hipotesa H : tidak ada autokorelasi H 1 : ada autokorelasi positifnegatif 2. Menentukan nilai α dan nilai d tabel Signifikan 5 pada n = 15 dan k = 4 diperoleh d L = 0,69dan d u = 1,98 3. Menentukan criteria pengujian a. Untuk autokorelasi positif H diterima jika d d L dan H 1 ditolak jika d d L serta tidak ada kesimpulan jika d L � d u . b. Untuk autokorelasi negatif H diterima jika 4-d d u dan H 1 ditolak jika 4-d d L serta tidak ada kesimpulan jika d L � d u . Universitas Sumatera Utara 4. Menentukan nilai uji statistik Pada table 3.4 di atas nilai uji statistik diperoleh d = 2,78nilai Durbin Watson. 5. Membuat kesimpulan Nilai d = 2,78 d L = 0,69, bararti H 1 diterima dapat di ambil kesimpulan bahwaada terdapat autokorelasi.

3.6 Uji F uji serentak