PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA MATAPELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DIKELAS IV SDN 2 HAJIMENA KEC AMATAN NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARA 2014/2015

(1)

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA MATAPELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DIKELAS IV SDN 2 HAJIMENA KECAMATAN NATAR

LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARAN 2014/2015

OLEH

YUKE LISNAWATI

ABSTRAK

Rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Hajimena diduga karena kurangannya aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Salah satu usaha untuk mengatasi permasalahan ini, yaitu dengan model Jigsaw yang diduga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa, Penelitian ini akan diterapkana di kelas IV A SDN 2 Hajimena yang berjumlah 24 siswa.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Classroom Action Research. Penelitian dilaksanakan dalam Bidang Studi Pendidikan Kewrganegaraan di kelas IV SDN 2 Hajimena. Pengumpulan data dilakukan dengan melalui kegiatan observasi dan tes, sedangkan pengelolaan datanya dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah : 1) Aktivitas belajar siswa setiap siklusnya mengalami peningkatan secara nyata, baik pada siklus I maupun siklus II. 2) Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Jigsaw mengalami kenaikan baik pada siklus I maupun siklus II.


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Yuke Lisnawati lahir di Hajimen pada tanggal 7 April 1989, sebagai anak ke tiga dari tiga bersaudara, pasangan Bapak M. Yunus dan Ibu Siti Arelena (Alm).

Pendidikan yang pernah ditempuh

1. Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Al-Kautsar Bandar Lampung pada tahun 2001

2. Sekoalah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di SMP Al-Kautsar Bandar Lampung pada tahun 2004.

3. Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan di SMA Negeri 1 Natar Lampung Selatan pada tahuan 2007.

4. D2 PGSD di Universitas Lampung selesai pada tahun 2009.

Melanjutkan Pendidikan S1 di Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan S1 PGSD Bagi Guru Dalam Jabatan.

Tahun 2010 awal mengajar di SD Negeri 2 Hajimene Kecamatan Natar Lampung Selatan sebagai tenaga honorer hingga sekarang.


(7)

MOTO

Saya percaya bahwa apapun yang saya terima saat ini adalah yang terbaik dari allah dan saya percaya allah akan selalu memberikan yang terbaik untuk

saya pada waktu yang telah ia tetapkan.


(8)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya sederhanaku ini, kepada :

1. Kedua orang tuaku, yang telah mendoakan dan memberi nasehat kepada ananda sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Kakak-kakakku dan adik-adikku tersayang yang telah memberikan motivasi, doa, dan dukungannya sampai aku bisa berhasil

3. Sahabat-sahabat dekatku yang senantiasa mendampingiku baik dikala susah maupun duka.

4. Almamaterku UNILA yang telah membuatku dewasa dalam berfikir dan bertindak.


(9)

KATA PENGANTAR

Allhamdullilah, puji syukur pada Allah SWT, atas segala nikmatnya dan kehendaknya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi S1 PGSD Jurusan S1 PGSD dalam Jabatan, FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “Peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar pada matapelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menggunakan Model Jigsaw di kelas IV SDN 2 Hajimena Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun ajaran 2014/2015”

Penyusunan skripsi ini Penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. H. Bujang Rahman, Selaku Dekan FKIP Unila.

2. Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

3. Dr. Darsono, M.Pd. Selaku Ketua Program Studi S-1 dalam jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

4. Dr. Riswanti Rini, M.Si. Selaku Dosen Pembimbing dalam penelitian ini, telah bersedia meluangkan waktu.

5. Dr. M. Thoha BS Jaya, M.S. Selaku Pembahas yang telah banyak memberikan masukan, arahan serta mencurahkan pikirannya dan meluangkan waktu untuk pembahasan pada tugas akhir ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mengajar di program studi PGSD yang telah memberikan ilmunya.


(10)

7. Bapak Drs. Man Sahid, selaku kepala SDN 2 Hajimena yang telah banyak memberikan motivasi dalam mengikuti program S1 PGSD dan membantu dalam menyelesaikan penelitian tindakan kelas.

8. Bapak dan Ibu Dewan Guru SDN 2 Hajimena Kecamatan Natar Lampung Selatan yang telah memberikan sarana dan prasarana kepada penulis selama melakukan penelitian.

9. Siswa siswi kelas IV SDN 2 Hajimena Kecamatan Natar Lampung Selatan atas kerjasama, keceriaan dan perhatiaannya selama penelitian.

10.Alm. Ibunda tercinta.

11.Ayah, Kakak serta keluarga besarku tercinta dan tersayang yang senantiasa mendoakan dan memberikan dukungan demi keberhasilanku.

12.Kakakku tersayang yang telah memberikan motivasi, doa, dan dukungannya sampai aku bisa berhasil.

13.Teman – teman seperjuangan SI PGSD dalama jabatan angkatan 2013 yang selalu memberikan semangat dan motivasi.

14.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Alloh SWT senantiasa membalas kebaikan mereka dan kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca. Amin.

Wassalmu’Allaikum Wrh Wbr

Bandar Lampung, Penulis


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN ABSTRAK ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN ... vi

HALAMN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix

HALAMAN MOTTO ... x

HALAMAN RIWAYAT HIDUP ... xi

DAFTAR ISI ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 3

1.3Rumusan Masalah dan Permasalahan Penelitian ... 4

1.4Tujuan Penelitian ... 4

1.5Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Teori Tentang Pendidikan Kewarganegaraan ... 6

2.2Teori Belajar dan Pembelajaran ... 8

2.1.1Pengertian Aktivitas Belajar ... 11

2.1.2Pengertian Hasil Belajar ... 11

2.1.3Model Pembelajaran Jigsaw ... 12

2.3Penelitian Terdahulu ... 15

2.4Kerangka Pikit Peneliti ... 16

2.5Hipotesis ... 18

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian ... 19

3.1.1Waktu Penelitian ... 19

3.1.2Temapat Penelitian ... 19

3.2Subjek Penelitian ... 19

3.3Sumber Data ... 20

3.4Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... 20

3.5Analisis Data ... 26


(12)

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1Hasil Penelitian ... 29 4.2Uji Hipotesis ... 39 4.3Pembahasan ... 39 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan ... 43 5.2Saran ... 43 DAFTAR PUSTAKA ... 45


(13)

DAFTAR TABEL

1.1Tabel Hasil Ulangan Siswa Kelas IV SDN 2 Hajimena ... 2

1.2Tabel Persentase Ketuntasan ... 3

3.1 Tabel Data Hasil Belajar Siswa Siklus... 26

3.2 Tabel Observasi Aktivitas Yang Diamati ... 27

4.1 Tabel Observasi Aktivitas Siklus I pertemuan 1 ... 31

4.2 Tabel Observasi Aktivitas Siklus I pertemuan 2 ... 32

4.3 Tabel Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 33

4.4 Tabel Persentase Ketuntasan Siklus I ... 33

4.5 Tabel Observasi Aktivitas Siswa Siklus II pertemuan 1 ... 36

4.6 Tabel Observasi Aktivitas Siswa Siklus II pertemuan 2 ... 37


(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman 2.1 Kerangka Pikir Peneliti ... 17 3.1 Skema Tahapan PTK... 21


(15)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang mendasar salah satu tujuan pendidikan adalah membentuk manusia yang baik berbudi pekerti luhur menurut cita-cita dan nilai-nilai masyarakat, serta untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sesuai dengan UU No 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional, pasal 3 menyatakan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertawa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” Dengan memperhatikan isi dari UU No. 20 tahun 2003 tersebut, peneliti berpendapat bahwa tugas seorang guru memang berat, sebab kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh keberhasilan pendidikan dari bangsa itu sendiri.

Tugas seorang guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa tidaklah mudah guru harus memiliki berbagai kemampuan yang dapat menunjang tugasnya agar tujuan pendidikan dapat dicapai. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam meningkatkan kompetensi profesi ialah kemampuan mengembangkan model pembelajaran.

Pengembangkan model pembelajaran harus dapat menyesuaikan antara model yang dipilihnya dengan kondisi siswa, materi pelajaran dan sarana yang ada, oleh karena itu guru harus menguasai beberapa jenis model pembelajaran


(16)

2

agar proses belajar mengajar berjalan lancar dan tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud.

Tujuan yang ingin dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran adalah adanya perubahan pada diri siswa, yaitu bertambahnya pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa. Perubahan pengetahuan ini ditandai dengan pemahaman materi yang dikuasai siswa dan hasil belajar siswa yang dilakukannya. Mengukur seberapa jauh hasil belajar siswa, salah satunya dengan menggunakan tes. Hasil tes dapat memberikan laporan tentang proses dan kualitas pembelajaran yang telah dilaksanakan.

Berdasarkan pengalaman penulis dilapangan khususnya dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas IV di SDN 2 Hajimena model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan lebih didominasi dengan menggunakan metode ceramah sehingga aktivitas dan hasil belajar siswanya masih rendah.

Tabel 1.1 : hasil ulangan siswa kelas IV SDN 2 Hajimena

No Kelas Interval

Frekuensi

1 30 – 39 5

2 40 – 49 4 Nilai Tertinggi = 86

3 50 – 59 6 Nilai Rata-rata = 54,9

4 60 – 69 4 Nilai Terendah = 30

5 70 – 79 4

6 80 – 89 1

Jumlah 24

Sumber : Data nilai kelas IV SDN 2 Hajimena

Berdasarkan tabel 1 diatas, data hasil ulangan siswa yang mendapat nilai 30 sebanyak 3 orang, nilai 32 sebayak 1 orang, nilai 36 sebanyak 1 orang, nilai 42 sebayak 2 orang, nilai 46 sebayak 2 orang, nilai 50 sebanyak 3 orang, nilai 52 sebayak 1 orang, nilai 56 sebanyak 2 orang, nilai 60 sebanyak 2 orang, nilai 62 sebanyak 1 orang, nilai 66 sebanyak 1 orang, nilai 70 sebanyak 2 orang niali 72


(17)

3

sebanyak 2 orang nilai 86 sebanyak 1 orang. Dari data tersebut dapat dikatakan siswa yang telah memenuhi nilai KKM 60 hanya 9 oarang sedangkan siswa yang belum tuntas atau belum mencapai nilai KKM sebanayak 15 orang.

Tabel 1.2 Persentase Ketuntasan

No Rentang Nilai Jumlah siswa

Persentase Katagori KKM

1 0 - 59 15 62,5% Belum

Tuntas

60

2 60 - 100 9 37,5% Tuntas 60

24 100%

Sumber : Data nilai kelas IV SDN 2 Hajimena

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa nilai matapelajaran pendidikan Kewarganegaraan sebagian siswa belum tuntas, karena dari jumlah seluruh siswa 24 orang yang termasuk katagori tuntas adalah 9 orang (37,5%) dan yang termasuk katagori belum tuntas adalah 15 orang (62,5%) dengan KKM = 60. Dari uraian tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang aktivitas belajar dan hasil belajar pada matapelajran Pendidikan Kewarga Negaraan menggunakan model jigsaw.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat di identifikasi masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa kelas IV di SDN 2 Hajimena masih rendah.

2. Model pembelajannya masih monoton sehingga kurang menarik siswa untuk memahami materi yang diajarkan


(18)

4

1.3. Rumusam Masalah dan Permasalahan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi tersebut di atas maka diajukan

rumusan masalah sebagaiberikut “Rendahnya aktivitas belajar dan hasil belajar

siswa pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas IV SDN 2 Hajimena

kecamatan Natar kabupaten Lampung Selatan”

Permasalahan Penelitian

1. Apakah aktivitas belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan akan meningkat jika menggunakan model pembelajaran jigsaw di kelas IV SDN 2 Hajimena Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan?

2. Apakah hasil belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaran akan meningkat jika menggunakan model pembelajaran jigsaw di kelas IV SDN 2 Hajimena Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan?

Adapun judul penelitian ini adalah “Peningkatan aktivitas belajar dan hasil

belajar pada matapelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menggunakan Model Jigsaw di kelas IV SDN 2 Hajimena Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Selatan Tahun ajaran 2014/2015”

1.4. Tujuan penelitian

1. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menggunakan model pembelajaran jigsaw di kelas IV SDN 2 Hajimena Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan

2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaran menggunakan model pembelajaran jigsaw di kelas IV SDN 2 Hajimena Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan


(19)

5

1.5. Manfaat Penelitian Manfaat bagi guru :

a. Dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengatasi masalah pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunkan model jigsaw.

b. Dapat menambah wawasan guru terutama yang berbuhungan dengan Pendidikan Kewarganegaraan.

Manfaat bagi siswa :

a. Meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan.

b. Meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Manfaat bagi sekolah :

a. Dapat meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di SDN 2 Hajimena. b. Menjadikan sekolah sebagai pusat penelitian dalam perbaikan mutu pelajaran.


(20)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pembelajaran Pendididkan Kewarganegaran

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan matapelajaran yang bersifat multidimensional. Tidak hanya berkenaan dengan pendidikan nilai etis, tetapi juga dengan pendidikan nilai lainnya seperti nilai politik, sosial, dan ekonomi, karena Pancasila dan UUD 1945 yang menjadi materi pokok PKn menyangkut berbagai nilai serta perwujudannya dalam kehidupan sehari-hari. PKn sering dikatakan sebagai pendidikan nilai dan moral.

Pengertian pendidikan kewarganegaraan menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi untuk satuan pendidikan Dasar dan Menengah adalah matapelajaran yang menfokuskan pada pembentukan warga Negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil,dan berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945.

Pelajaran Pendidikan Kewarganeraan terdapat keterpaduan antara konsep moral, sikap moral, dan perilaku moral yang mengintegrasikan unsur-unsur kognitif, afektif dan pisikomoto secara utuh, sehingga peserta didik mampu berpikir secara kritis, rasional, kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan, berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, anti-korupsi, berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dan berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain.

Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, menjelaskan secara runtut bahwa ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut :


(21)

7

a) Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan b) Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan

keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional

c) Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM

d) Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri , Persamaan kedudukan warga negara

e) Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi

f) Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani,Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi g) Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka

h) Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan


(22)

8

internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.

2.2. Teori Belajar dan Pembelajaran

Hakekat belajar menurut Gulo (2002:23) belajar adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap, dan berbuat. Menurut Roziqin (2007:62) menyebutkan bahwa belajar adalah sebuah proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh sebuah perubahan tingkah laku yang menetap, baik yang dapat diamati secara langsung, yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dalam interaksinya dengan lingkungan. Sedangkan menurut Slavin (2000:143) belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon belajar juga memiliki teori-teori antara lain sebagai berikut:

A. Toeri Belajar Behaviorisme

Teoti Behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gagne dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagi hasil dari pengalaman. Teori ini lalu dikembangkan menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilku yang tampak sebagaihasil belajar.

Teori behavioristik dengan hubungan stimulus responnya, mendudukkan orang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan mengunkanan metode penelitian atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.


(23)

9

B. Teori Belajar Kognitivisme

Toeri kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teoriperilaku yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses informasi dan pelajran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses. Penelitian yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada aspek pengelolaan yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar. Bruner bekerja pada pengelompokan atau penyediaan bentuk konsepsebagaiman peserta didik memproleh informasi dari lingkungan.

C. Teori Belajar Konstruktivisme

Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya moderen. Konstruktivisme merupakan landasa berfikir pembelajaran kontekstual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sembarangan. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat, manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengetahuan nyata. Menurut Al-Ghazali (2002:115) kontruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan adalah bentuk (kontruksi) kita sendiri. Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam membina pengetahuan baru, mereka akan lebih paham dan mampu mengaplikasikannya dalam semua


(24)

10

situasi. Selain itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.

Secara garis besar perinsip-prinsip Konstruktivisme yang diterapkan dalam belajar mengajar adalah sebagai berikut:

a. Pengetahuan dibagun oleh siswa sendiri

b. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar

c. Murid aktif mengkonstruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah

d. Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi berjalan lancer

e. Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa

f. Struktur pembelajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan

g. Mencari dan menilai pendapat siswa

h. Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa. Semua itu hanya satu prinsip yang paling penting adalah guru tidak boleh hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun pengetahuan didalam benaknya sendiri. Pembelajaran yang mengacu kepada teori belajar konstruktivisme lebih menfokuskan pada kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka. Bukan kepatuhan siswa dalam refleksi atas apa yang telah diperintahkan dan dilakukan oleh guru. Dengan kata lain siswa lebih diutamakan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan mereka.


(25)

11

2.2.1 Pengertian Aktivitas Belajar

Menurut Alwi (2001:17), Aktivitas diartikan sebagia keaktipan dari suatu kegiatan. Jadi aktivitas diartikan sebagi segala kegiatan yang dilakukan oleh siswa baik diluar maupun di dalam sekolah tentang persoalan terhadap segala sesuatu selam peruses belajar menjagar khususnya menanyakan sesuatu kepada guru.

Adapun pengertian aktivitas belajar menurut Sardiman (2004:96) aktivitas belajar adalah kagiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan belajar. aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Jadi dapat kita simpulkan dari beberapa pendapat diatas bahwa segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan baik secara jasmani atau rohani yang dilakukan dalam proses interaksi antara guru dan siswa sehingga dapat mencapai tujuan belajar.

2.2.2 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran menurut Sudjana (2009:3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif dan pisikomatorik. Dimyati dan Mudjiona (2006:3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindakan belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

Berdasarkan pengertian hasil belajar diatas, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalam belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif dan pisikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui


(26)

12

kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapat data pembuktian yang menunjukan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

2.2.3 Model Pembelajaran Jigsaw

a) Pengertian Pembelajaran jigsaw

Pembelajaran jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan meteri tersebut kepada orang lain dalam kelompok. (Lie, 2007:70) dalam teknik ini siswa dapat bekerja sama dengan siswa lainnya dan mempunyai tanggung jawab lebih dan mempunyai banyak kesempatan pula untuk mengolah informasi dan bersosialisasi.

b) Langkah-langkah pembelajaran model jigsaw

Model pembelajaran jigsaw merupakan strategi yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaianya. Teknik jigsaw terdiri dari beberapa langkah yaitu :

1. Membangi topik dalam beberapa bagian

2. Membentuk kelompok asli, membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok yang terdiri atas 4 samapai 6 orang perkelompok-kelompok dengan cara heterogen. Menugaskan setian siswa dalam kelompok asli untuk mempelajari satu sub topik pelajaran. Memberi siswa waktu untuk mempelajari apa yang menjadi bagiannya.

Ilustrasi pembagian kelompok asli

kelompok 1 kelompok 2 kelompok 3 kelompok 4 A B

C D

E F

A B

C D

E F

A B

C D

E F

A B

C D


(27)

13

3. Membentuk kelompok ahli sementara, yaitu siswa yang memiliki bagian sub topik yang sama mebentuk kelompok ahli. Pada tahap ini diberi waktu kepada kelompok ahli ini untuk mendiskusikan konsep-konsep utam yang ada dalam topik baginnya dan berlatih menyajikan topik yang dipeljari tersebut kepa temannya dalam kelompok asli. Ilustrasi pembagian kelompok asli pada pembagian kelompok ahli setiap siswa yang mendapatkan materi A pada kelompok asli maka ia akan membentuk kelompok ahli bersama siswa yang mendapatkan materi A dari kelompok lain, begitu juga dengan yang mendaptkan materi B, C, D, E dan F cara membetuk kelompoknya pun sama dengan cara membentuk kelompok materi A.

Materi A Materi B Materi C Materi D Materi E Materi F 4. Meminta siswa untuk kembali ke kelopok asli dan meminta setiap

siswa untuk mempersentasikan topik hasil diskusi dari kelompok ahli. Siswa lain diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan sebgai klarifikasi. Guru mengelilingi satu kelompok ke kelompok lain untuk mengamati proses. Guru menyuruh siswa untuk membuat rangkuman dari hasil diskusi kelompoknya dan menyuruh perwakilan kelompok untuk menyampikan kesimpulan diskusi.

5. Pada akhir pelajaran, guru mengadakan kuis secara individual. Hasil nilai yang diperoleh tiap anggota kelompok dikumpulkan, kemudian dirata-rata dalam kelompok untuk menentukan predikat kelompok. c) Kelebihan dan kekurangan model jigsaw

Kelebihannya :

1) Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain.

A A

A A

B B

B B

C C

C C

D D

D D

E E

E E

F F


(28)

14

2) Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengerjakan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain, sehingga pengetahuannya jadi bertambah.

3) Memberikan keragaman dan menjalin hubungan sosial yang baik dalam hubungan dengan belajar

4) Meningkatkan berkerjasama secar kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.

Kekurangannya :

1) Jika guru tidak mengingatkan agar siswa selalu menggunakan keterampilan-keterampilan kooperatif dalam kelompok masing-masing maka dikhawatirkan kelompok akan mecet dalam pelaksanaan diskusinya.

2) Jika anggota kelompoknya kurang akan menimbulkan masalah.

3) Membutuhkan waktu yang lebih lama, apabila penataan ruang belum terkondisikan dengan baik sehingga perlu waktu untuk merubah posisi yang dapat menimbulkan kegaduhan.

2.3. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Kajian teori yang menunjang dalam penelitian, ada beberapa peneliti yang relevan dengan penelitian ini :

1. Meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar IPS menggunakan model pembelajaran jigsaw pada siswa kelas V SDN 2 Panjang Utara Bandar Lampung Tahun ajaran 2013/2014 oleh Yulianti (2013)


(29)

15

Meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar IPS mengunakan model pembelajaran jigsaw pada siswa kelas V SDN 2 Panjang Utara Bandar Lampung. Adapun hasil penelitian

Menunjukan bahwa pembelajaran dengan mengunakan model jigsaw dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, hal ini dapat dilihar dari presentase aktivitaas belajar IPS yaitu pada siklus 1 ( 66,90% ) dan siklus 2 (74,09% ), sedangkan hasil belajar siswa meningkat dari siklus 1 ( 63,91 ), siklus 2 (75,87). Sehingga dengan pembelajaran menggunakan model jigsaw dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

2. Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw dengan media grafis untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Matematika siswa kelas IV SDN 3 Karang endah lampung tengah tahun ajaran 2012/2013 yang ditulis oleh Tika Fransiska ( 2013 )

Penelitian ini bertujuan :

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas IVB menggunakan model cooperative learning tipe jigsaw dan media grafis. Adapun hasil penelitian yang diperoleh sebagai berikut Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw dengan media grafis dalam pembelajaran matematika, dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya persentase aktivitas siswa per siklus. Pada siklus I

memperoleh persentase sebesar 50,41% dengan kualifikasi “cukup” dan meningkat pada siklus II menjadi 62,58% dengan kualifikasi “aktif” dan pada

siklus III meningkat menjadi 81,50% dengan kualifikasi “sangat aktif”, sedangkan hasil belajar meningkat yaitu persentase ketuntasan pada siklus I sebesar 62,50%, siklus II meningkat 8,34% menjadi 70,84%, dan pada siklus III meningkat sebesar 12,49% menjadi 83,33%

2.4. Kerangka Pikir Peneliti

Pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diharapakan adanya suatu model pembelajaran yang mampu menempatkan siswa pada posisi yang lebih


(30)

16

aktif, kreatif, dan mendorong pengembangan potensi dan kemampuan yang dimiliki serta menemukan apa yang dipelajarinya.

Salah satu model pembelajaran yang sesuai adalah dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw. Model ini sangat menarik perhatian siswa sehingga menentukan hubungan interaksi sosial yang sudah dimiliki anak dalam lingkungan sehari-hari. Model pembelajaran ini memerlukan adanya kerja sama dalam kelompok dan dalam menentukan keberhasilan kelompok tergantung keberhasilan individu. Namun demikian, setiap anggota yang lain. Pembelajaran model Jigsaw menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi, saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai hasil belajar yang optimal. Dengan model pembelajaran Jigsaw aktivitas belajar dan hasil belajar siswa meningkat. Secara skematis, kerangka pikir dapat disajikan sebagai berikut:


(31)

17

Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penelitian

Siswa yang diteliti Kemapuan siswa dalam pemahaman dan hasil belajar siswa dalam pelajaran PKn masih rendah

Kondisi Awal Guru belum memanfaatkan model pembelajaran jigsaw Siklus 1 Memanfaatkan model pembelajaran jigsaw yang di terangkan oleh guru

Tindakan Kelas Memanfatkan model pembelajaran jigsaw

Silkus 2

Memanfaatkan model pembelajaran jigsaw, siswa mengikuti, meniru dan mencoba dengan bermain Diharapkan melalui

pemanfaatan model pembelajaran jigsau dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar dalam

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kondisi Akhir


(32)

18

2.5. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir tersebut diatas diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut :

1. Melalui model pembelajaran jigsaw pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaran dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas IV SDN 2 hajimena Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan

2. Melalui model pembelajaran jigsaw pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SDN 2 Hajimena kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan


(33)

19

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Setting Penelitian

3.1.1 Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksankan pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 di SDN 2 Hajimena. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus dan 4 kali pertemuan.

3.1.2 Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksankan di SDN 2 Hajimena kecamatan Natar Lampung Selatan, pada program pelajaran PKn pada kelas IV. Adapun alasan penelitian di SDN 2 Hajimena karena peneliti bertugas mengajar di tempat tersebut dan peneliti juga dapat dengan mudah mengetahu masalah yang ada pada kelas IV khususnya pada pelajaran Pkn.

3.2Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas IV A SDN 2 Hajimena jumlah siswa 24 orang terdiri atas laki-laki 12 orang dan perempuan 12 orang. di SDN 2 Hajimen merupakan salah satu sekolah yang memiliki kelas paralel, dari masing – masing kelas terdiri dari 3 kelas.

3.3Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah

1. Sumber data Primer, dimana peneliti memperoleh data secara langsung, dan menjadi sumber data primer ini adalah Siswa-siswa kelas IVA SDN 2


(34)

20

Hajimena dengan Kepala Sekolah Drs. Man Sahid, Kecamatan Natar Lampung Selatan

2. Sumber data sekunder, dimana peneliti memperoleh data secara tidak langsung, data yang diperoleh dari data yang sudah ada dan mempunyai hubungan dengan masalah yang sudah ada dan mempunyai hubungan dengan masalah yang akan di teliti atau data sumber pelengkap.

3.4Teknik dan Alat pengumpulan Data

Penelitian ini dilaksankan dalam dua siklus, masing-masing siklus dengan tahapan perencanaan-tindakan-observasi-refleksi. Prosedur penelitian yang akan ditempuh adalah suatu bentuk proses pengkajian berdaur siklus yang terdiri dari 4 tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan. Adapun urutan kegiatan secara garis besar dapat dilihat pada skema berikut :


(35)

21

Gambar 3.1. Skema Tahapan PTK (Hopkins, 1993)

Proses penelitian seperti tergambar diatas di terjemahkan sebagai berikut :

1. Planning (perencanaan) yaitu merupakan langkah pertama dalam setiap kegiatan. Rencana akan menjadi acuan dalam melaksanakan tindakan menyusun rencana tindakan yang hendak diselenggarakan di dalam pembelajaran PKn.

Action ( Tindakan )

Siklus 1

Planning ( rencana ) Observation

( pengamatan )

Reflection (refleksi )

Planning ( rencana )

Action ( Tindakan )

Observation ( pengamatan )


(36)

22

2. Action (tindakan), sebagai langkah ke dua merupakan realisasi dari rencana yang kita buat. Praktek pembelajaran derdasarkan rencana tindakan yanag telah disusun bersama-sama sebelumnya.

3. Observation (observasi) dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Berdasarkan pengamatan ini kita akan dapat menetukan apakah ada hal-hal yang perlu segera diperbaiki agar dapat mencapai tujuan yang kita inginkan 4. Reflection (refleksi) merupakan tahapan untuk memperoses data yang

didapat pada saat melakkan pengamatan. Pada kegiatan ini kita akan melihat atau merenungkan kembali apa yang telah kita lakukan dan apa dampaknya bagi proses belajar siswa.

Siklus 1

1. Planning ( perencanaan )

Kegiatan dalan tahapan perencanaan ini, penelitian menyiapkan hal-hal sebagai berikut :

 Menetukan kelas yang dijadikan subjek penelitian, yaitu kelas IV SDN 2 Hajimena

 Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dicapai.

 RPP  Buku ajar

 Menyiapkan alat peraga atau median yang akan digunakan  Menyiapkan format pengamatan proses pembelajaran

 Menyususn alat evaluasi untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang disajikan

2. Action ( tindakan )

Kegiatan ini merupakan penerapan kegiatan pembelajaran yang sudah disiapkan dalan perecnanaan. Prosesnya mengikuti ukuran kegiatan yang terdapat dalan rencana pembelajaran. Adapun urutan kegiatan secara garis besar sebagai berikut:


(37)

23

 Mengawali pembelajaran yang difokuskan pada pelajaran PKn dengan pendahuluan yaitu memberikan motivasi dan apersepsi serta menyampaikan materi yang akan dipelajari

 Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok asal

 Guru menjelaskan tugas masing masing-masing kelompok dan guru membagi kelompok ahli

 Siswa yang ada di kelompok asal akan mebentuk kelompok ahli

 Pada masing-masing kelompok ahli akan membahas materi yang berbeda pengan kelompok ahli yang lain

 Siswa melakukan pembahasan materi pada kelompok ahli

 Setelah materi yang dibahasa di pahami, maka masing-masing orang yang ada pada kelompok ahli akan kembali lagi ke kelompok asal  Masing-masing siswa yang ada pada kelompok ahli akan menjelaskan

materi yang ia bahas pada kelompok ahli tadi dan menjelaskan nya kepanda kelompok asli.

 Setelah siswa selesai mebahasn materinya dalam kelompok

 Guru akan menguji kemampuan siswa untuk menyelesaikan soa-soal tes secara individu.

3. Observation ( observasi )

Pengamatan terhadap siswa oleh guru. Pengamatn dilakukan selama proses pembelajaran. Kegiatan siswa diamati yaitu kegiatan belajar mengajar berdasarkan lembar observasi, bertanya pada guru, menjawab pertanyaan, kegitan siswa dalam kelompok, memberikan pendapat, kemampuan siswa menyelesaikan soal evaluasi.

4. Reflection (refleksi)

Setelah melalui proses perencanaan, tindakan dan observasi maka selajutnya guru melakukan refleksi terhadap pemahaman belajar dan hasil belajar siswa yang dilaksanaan pada siklus satu. Hasil dari refleksi pada siklus 1 ini digunakan untuk menyimpulkan tindakan-tindakan yang dilaksanakn pada siklus berikutnya.


(38)

24

Siklus 2

1. Planning ( perencanaan )

Kegiatan dalan tahapan perencanaan ini, penelitian menyiapkan hal-hal sebagai berikut :

 Menetukan kelas yang dijadikan subjek penelitian, yaitu kelas IV SDN 2 Hajimena

 Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dilaksanak.

 RPP  Buku ajar

 Menyiapkan alat peraga atau median yang akan digunakan  Menyiapkan format pengamatan proses pembelajaran

 Menyususn alat evaluasi untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang disajikan

2. Action ( tindakan )

Kegiatan ini merupakan penerapan kegiatan pembelajaran yang sudah disiapkan dalam perecnanaan. Prosesnya mengikuti urutan kegiatan yang terdapat dalan rencana pembelajaran. Adapun urutan kegiatan secara garis besar sebagai berikut:

 Mengawali pembelajaran yang difokuskan pada pelajaran PKn dengan pendahuluan yaitu memberikan motivasi dan apersepsi serta menyampaikan materi yang akan dipelajari

 Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok asal

 Guru menjelaskan tugas masing masing-masing kelompok dan guru membagi kelompok ahli

 Siswa yang ada di kelompok asal akan mebentuk kelompok ahli

 Pada masing-masing kelompok ahli akan membahas materi yang berbeda pengan kelompok ahli yang lain


(39)

25

 Setelah materi yang dibahasa di pahami, maka masing-masing orang yang ada pada kelompok ahli akan kembali lagi ke kelompok asal  Masing-masing siswa yang ada pada kelompok ahli akan menjelaskan

materi yang ia bahas pada kelompok ahli tadi dan menjelaskan nya kepanda kelompok asli.

 Setelah siswa selesai mebahasn materinya dalam kelompok

 Guru akan menguji kemampuan siswa untuk menyelesaikan soa-soal tes secara individu.

3. Observation ( observasi )

Pengamatan terhadap siswa oleh guru. Pengamatn dilakukan selama proses pembelajaran. Kegiatan siswa diamati yaitu kegiatan belajar mengajar berdasarkan lembar observasi, bertanya pada guru, menjawab pertanyaan, kegitan siswa dalam kelompok, memberikan pendapat, kemampuan siswa menyelesaikan soal evaluasi.

4. Reflection (refleksi)

Setelah melalui proses perencanaan, tindakan dan observasi maka selajutnya guru melakukan refleksi terhadap pemahaman belajar dan hasil belajar siswa yang dilaksanaan pada siklus satu. Hasil dari refleksi pada siklus 1 ini digunakan untuk menyimpulkan tindakan-tindakan yang dilaksanakn pada siklus berikutnya.

alat pengumpulan data

selama mengadakan pengamatan dan wawancara dugunakan beberapa perlengkapan pengumpulan data :

1. Lembar pengamatan aktivitas siswa untuk mengumpulkan data tentang pembelajaran.

2. Lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran berupa daftar ceklis

3. Tes akhir yang berfungsi sebagain indikator penguasaan konsep untuk melihat pencapaian tujuan pembelajran.


(40)

26

3.5. Analisis Data

Analisis data digunakan untuk memperoleh data kualitatif dari hasil wawancara maupun data kuantitatif dari tes hasil belajar dan dilakukan terus menerus selama penelitaan berlangsung dari awal sampai akhir.

a. Data kuantitatif

Analisi kuantitatif digunakan untuk menganalisi perolehan siswa dengan mengunakan ulangan pada setiap siklus dalam pembelajaran PKn. Diambil dari presentase ketuntasa belajar siswa setelah diadakan tes pada setiapa siklus. Siswa dikatakan tuntas jika mendapatkan nilai lebih besar dari 60, selanjutnya akan diolah dengan persentase ketuntasa seluruh siswa dengan teknik rumus

%At = Keterangan:

%At : Presentase siswa tuntas belajar

∑At : Banyak siswa yang tuntas

r : jumlah siswa

Tabel 3.1. Hasil belajar siswa

No Nama siswa Nilai tes Peningkatan

1 2 3 4 5

Keterangan :

Nilai : Jumlah jawaban yang benar


(41)

27

b. Data kualitatif

Analisis kualitatif dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi diantaranya aktivitas siswa dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas siswa.

Indikator siswa dikatakan aktif jika ≥ 60 % frekuensi yang ditetapkan

perindikator. Setelah selesai diobservasi maka jumlah aktivitas yang dilakukan siswa dihitung, lalu dipresentasikan.

Menentukan persentase aktivitas yang dilakukan dengan menggunakan rumus :

Keterangan:

A = presentasi aktivitas siswa

Na = jumlah indikator aktivitas yang diperoleh siswa N = jumlah indikator aktivitas keseluruhan

Tabel 3.2. Observasi aktivitas yang di amati

No Nama siswa

Aspek yang dinilai Skor kriteria

Bertanya pada guru Menjawab pertanyaan Memberikan pendapat Kerja sama dalam kelompok 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1

2 3 4 5

Table di isi dengan nilai 1 sampai 5 1 : Tidak Baik

2 : Kurang Baik 3 : Cukup Baik 4 : Baik


(42)

28

3.6. Indikator keberhasilan

Penelitian ini dikatakan berhasil jika :

1. Aktivitas siswa meningkat dari siklus 1 ke siklus 2 sehingga mencapai 60% 2. Hasil belajar siswa meningkat dari siklus 1 ke siklus 2 sehingga mencapai


(43)

43

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan tindakan penerapan menggunakan model jigsaw untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas IV SDN 2 Hajimena dapat disimpulkan sebagi berikut :

1. Aktivitas belajar siswa setiap siklusnya mengalami peningkatan secara nyata, baik pada siklus I maupun siklus II.

2. Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran jigsaw mengalami kenaikan baik pada siklus I maupun siklus II.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan oleh peneliti maka keberhasilan yang dicapai dalam PTK ini adalah dapat dikemukan beberapa saran sebagai berikut:

Saran utuk guru :

a. Agar pembelajaran dengan mengunakn model jigsaw dapat dijadikan sebagi variasi atau model pembelajaran

b. Kegiatan belajar mengajar guru menerapkan berbagai model yang bervariasi agar kegiatan belajar mengajar tidak monoton atau membosankan sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan dan tujuan dapat tercapai.


(44)

44

Saran untuk siswa :

a. siswa dapat dikenalkan dengan model Jigsaw diharapkan memberikan bimbingan yang optimal pada siswa agar tahap pembelajaran dapat dilakukan oleh siswa dengan baik sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan tercapai dengan baik.

b. Siswa harus lebih sering melakukan proses pembelajaran dengan model Jigsaw karena selain siswa melaksanakan pembelajaran siswa juga melakukan interaksi sosila dan siswa juga dapat belajar bertanggung jawab dengan tugasnya.

Saran untuk sekolah :

a. Agar sekolah dapat melengkapi fasilitas pembelajaran yang diperlukan supaya proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.

b. Sekolah dapat memberikan kebebasan pada guru untuk melakukan proses pembelajaran dengaan model pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan keadaan siswa.


(45)

45

DAFTAR PUSTAKA

Alwi. 2001. Pengertian – Aktivitas – Siswa. http://rikiantobaeng.blogspot.com (diunduh 14 September 2014.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Fransiska, Tika. 2013. Penerapan Model Cooperativ Learning tipe Jigsaw dengan Media Grafis untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 3 Karang Endah Lampung Utara Tahun ajaran 2012/2013 (jurnal). FKIP UNILA. Bandar Lampung.

Ghazali al.2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Gulo. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.

Hopkins, David. 1993. A Teacher’s Guide to Clissroom Research. Philadelpia: Open University

Lie, Anita. 2007. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.

Maharani, Ervina. 2014. Panduan Sukses Menulis Penelitian Tindak Kelas. Yogyakarta: Parasmu.

Roziqin, Muhamad Zainur. 2007. Moral Pendidikan Di Era Global Pergeseran Pola Interaksi Guru Murid Di Era Global. Malang: Averroes Press.

Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru. PT. Raja Gravindo Persada : Jakarta

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(46)

46

Sahiman, N. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grapindo.

Slavin. 2000. Pembelajaran Aktif Kreatif dan Menyenangkan dan Penyajiannya. Bandung: Bina Pustaka.

Tirtonegoro, suratinah. 2001. Anak Super Normal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Bina Aksara.

Yulianti. 2013. Meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar IPS mengunakan Model pembelajaran jigsaw pada siswa kelas V SDN 2 Panjang Utara Bandar Lampung tahun ajaran 2013/2014 (Skripsi). FKIP UNILA. Bandar Lampung.


(1)

b. Data kualitatif

Analisis kualitatif dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi diantaranya aktivitas siswa dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas siswa. Indikator siswa dikatakan aktif jika ≥ 60 % frekuensi yang ditetapkan perindikator. Setelah selesai diobservasi maka jumlah aktivitas yang dilakukan siswa dihitung, lalu dipresentasikan.

Menentukan persentase aktivitas yang dilakukan dengan menggunakan rumus :

Keterangan:

A = presentasi aktivitas siswa

Na = jumlah indikator aktivitas yang diperoleh siswa N = jumlah indikator aktivitas keseluruhan

Tabel 3.2. Observasi aktivitas yang di amati

No Nama siswa

Aspek yang dinilai Skor kriteria

Bertanya pada guru Menjawab pertanyaan Memberikan pendapat Kerja sama dalam kelompok

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1

2 3 4 5

Table di isi dengan nilai 1 sampai 5 1 : Tidak Baik

2 : Kurang Baik 3 : Cukup Baik 4 : Baik


(2)

3.6. Indikator keberhasilan

Penelitian ini dikatakan berhasil jika :

1. Aktivitas siswa meningkat dari siklus 1 ke siklus 2 sehingga mencapai 60% 2. Hasil belajar siswa meningkat dari siklus 1 ke siklus 2 sehingga mencapai


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan tindakan penerapan menggunakan model jigsaw untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas IV SDN 2 Hajimena dapat disimpulkan sebagi berikut :

1. Aktivitas belajar siswa setiap siklusnya mengalami peningkatan secara nyata, baik pada siklus I maupun siklus II.

2. Hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran jigsaw mengalami kenaikan baik pada siklus I maupun siklus II.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan oleh peneliti maka keberhasilan yang dicapai dalam PTK ini adalah dapat dikemukan beberapa saran sebagai berikut:

Saran utuk guru :

a. Agar pembelajaran dengan mengunakn model jigsaw dapat dijadikan sebagi variasi atau model pembelajaran

b. Kegiatan belajar mengajar guru menerapkan berbagai model yang bervariasi agar kegiatan belajar mengajar tidak monoton atau membosankan sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan dan tujuan dapat tercapai.


(4)

Saran untuk siswa :

a. siswa dapat dikenalkan dengan model Jigsaw diharapkan memberikan bimbingan yang optimal pada siswa agar tahap pembelajaran dapat dilakukan oleh siswa dengan baik sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan tercapai dengan baik.

b. Siswa harus lebih sering melakukan proses pembelajaran dengan model Jigsaw karena selain siswa melaksanakan pembelajaran siswa juga melakukan interaksi sosila dan siswa juga dapat belajar bertanggung jawab dengan tugasnya.

Saran untuk sekolah :

a. Agar sekolah dapat melengkapi fasilitas pembelajaran yang diperlukan supaya proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.

b. Sekolah dapat memberikan kebebasan pada guru untuk melakukan proses pembelajaran dengaan model pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan keadaan siswa.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi. 2001. Pengertian – Aktivitas – Siswa. http://rikiantobaeng.blogspot.com (diunduh 14 September 2014.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Fransiska, Tika. 2013. Penerapan Model Cooperativ Learning tipe Jigsaw dengan Media Grafis untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 3 Karang Endah Lampung Utara Tahun ajaran 2012/2013 (jurnal). FKIP UNILA. Bandar Lampung.

Ghazali al.2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Gulo. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.

Hopkins, David. 1993. A Teacher’s Guide to Clissroom Research. Philadelpia: Open University

Lie, Anita. 2007. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.

Maharani, Ervina. 2014. Panduan Sukses Menulis Penelitian Tindak Kelas. Yogyakarta: Parasmu.

Roziqin, Muhamad Zainur. 2007. Moral Pendidikan Di Era Global Pergeseran Pola Interaksi Guru Murid Di Era Global. Malang: Averroes Press. Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru.

PT. Raja Gravindo Persada : Jakarta

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(6)

Sahiman, N. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grapindo.

Slavin. 2000. Pembelajaran Aktif Kreatif dan Menyenangkan dan Penyajiannya. Bandung: Bina Pustaka.

Tirtonegoro, suratinah. 2001. Anak Super Normal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Bina Aksara.

Yulianti. 2013. Meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar IPS mengunakan Model pembelajaran jigsaw pada siswa kelas V SDN 2 Panjang Utara Bandar Lampung tahun ajaran 2013/2014 (Skripsi). FKIP UNILA. Bandar Lampung.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE KERJA KELOMPOK SISWA KELAS IV SDN 2 CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 67

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 2 SUMUR PUTRI BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 4 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA LKS PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDN MANDAH KEC. NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 4 31

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA KELAS IV SDN 2 PADANG RATU GEDONGTATAAN PESAWARAN TP 2014/2015

1 14 46

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DI KELAS IV SDN 1 NATAR KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2014

0 7 54

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA MATAPELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DIKELAS IV SDN 2 HAJIMENA KEC AMATAN NATAR LAMPUNG SELATAN TAHUN AJARA 2014/2015

0 5 46

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE JIGSAW BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KRAWANGSARI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

0 9 49

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING KELAS IV SD NEGERI 2 NEGARARATU KEC. NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN T.P 2014/2015

0 3 57

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE KELAS IV SDN MUARA PUTIH KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2014/2015

0 6 42

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS IV SD

0 0 14