PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA KELAS IV SDN 2 PADANG RATU GEDONGTATAAN PESAWARAN TP 2014/2015

(1)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA KELAS IV SDN 2 PADANG RATU

GEDONGTATAAN PESAWARAN TP 2014/2015

Skripsi

Oleh PESAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(2)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA KELAS IV SDN 2 PADANG RATU

GEDONGTATAAN PESAWARAN TP 2014/2015

Oleh PESAH

Rendahnya aktivitas belajar siswa kelas IV SDN 2 Padang Ratu berdampak terhadap rendahnya hasil belajar mereka. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode diskusi di SD Negeri 2 Padang Ratu Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran.

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas, yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data melalui observasi dan tes, menggunakan lembar observasi siswa, kinerja guru pada proses pembelajaran. Untuk mengetahui hasil belajar menggunakan soal-soal tes . Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis data kualitatif dan data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan metode diskusi, dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukan data di mana pada siklus I aktivitas belajar siswa 62,50 dengan kategori latihan lagi. Sedangkan pada siklus II aktivitas belajar siswa 82,33 dengan kategori bagus. Hasil belajar siswa pada siklus I 55% dari 20 orang siswa, dan meningkat 35% menjadi 90% pada siklus II.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Moto

Bersabar memang berat, menahan emosi juga tak

mudah namun

jika kita mampu bersabar Allah akan memberi

balasan terbaik


(8)

PERSEMBAHAN

Bismillaahir rahmaanir rahiim

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan, dengan kerendahan hati, skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku

2. Suamiku tercinta Irwansyah, terima kasih atas doa restunya

3. Keempat buah hatiku: Irfan Hasbi, Iqbal Hadis, Anisya Isti Qomah dan Anita Oktaria.

4. Teman-teman sejawat yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu, terima kasih atas motivasinya.

5. Semua keluarga besar serta teman-temanku 6. Almamaterku tercinta Universitas Lampung

Terima kasih atas segala dukungan serta doa restu yang telah diberikan, sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.


(9)

RIWAYAT HIDUP

Pesah, anak dari pasangan Ayahanda bernama Ismail dan Ibunda bernama Soliha, lahir di Halangan Ratu, 6 Juli 1968. Penulis lulus Sekolah Dasar Negeri Pejambon pada tahun 1984, penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Sukoharjo pada tahun 1987. Pada tahun 1990 penulis menyelesaikan Sekolah Pendidikan Guru PGRI di Natar. Kemudian pada tahun 2011 penulis melanjutkan kuliah S1 Dalam Jabatan FKIP Universitas Lampung.


(10)

SANWACANA

Bismillahir Rahmaanir Rahiim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga skripsi yang berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Menggunakan Metode Diskusi Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Padang Ratu Gedongtataan Pesawaran” telah dapat diselesaikan. Sudah selayaknya penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini terutama kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si, Selaku Dekan beserta jajaran Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan ijin penelitian.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberi kelancaran administrasi dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi S.1 PGSD Universitas Lampung yang telah memberi persetujuan kepada penulis untuk menyusun skripsi ini.

4. Ibu Dra. Asmaul Khair, M.Pd , selaku dosen pembimbing yang telah membimbing sampai skripsi ini terselesaikan.

5. Ibu Dra. Siti Rachmah Sofiani, selaku dosen pembahas, yang telah memberikan masukan dalam skripsi ini.


(11)

6. Bapak dan Ibu dosen beserta Staf Akademik PGSD FKIP Universitas Lampung.

7. Ibu Nurmala Wati selaku Kepala SDN 2 Padang Ratu Kabupaten Pesawaran yang telah memberi ijin penelitian.

8. Ibu Hasnawati, S.Pd selaku teman sejawat yang membantu memberi masukan dalam pelaksanan penelitian

9. Siswa-siswi kelas IV SDN 2 Padang Ratu yang telah berpartisipasi aktif dalam kegiatan melaksanakan penelitian

10.Seluruh Dewan Guru SDN 2 Padang Ratu Kabupaten Pesawaran, terima kasih atas kerjasama dan bantuannya.

Bandar Lampung, Nopember 2014


(12)

DAFTAR ISI

Halaman BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Identifikasi Masalah………. 3

C. Rumusan Masalah ……… 4

D. Tujuan Penelitian……….. 4

E. Manfaat Penelitian……… 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran………. 6

1. Belajar……… 6

2. Pembelajaran……….. 10

B. Metode Pembelajaran ………. ……… 13

1. Metode Pembelajaran di Sekolah Dasar……… 13

2. Metode Pembelajaran Diskusi………. 14

3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi……… 16

C. Hipotesis Tindakan ……… 17

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian……… 18

B. Setting Penelitian ……… ……….. 18

C. Prosedur Tindakan……… 19

D. Pelaksanaan………..… 19

E. Alat Pengumpulan Data……….. 23

F. Teknik Pengumpul Data……… 23

G. Analisis Data………. 24

H. Indikator Keberhasilan………. 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ………. 26

B. Hasil Penelitian Siklus I………... 26

1. Perencanaan ……….……….. 26

2. Pelaksanaan ……… 27

3. Pengamatan ………..………. 28


(13)

Halaman

C. Hasil Penelitian Siklus II……….. 3

1. Perencanaan ………...……….. 32

2. Pelaksanaan ………..………. 32

3. Pengamatan ………..……….……… 34

4. Refleksi……….. 37

D. Pembahasan ………. 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……….. 42

B. Saran……… 43

DAFTAR PUSTAKA ……… 44


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1Alur Siklus Penelitian………. 19

4.1Grafik Aktivitas Siswa Siklus I………. 29

4.2Grafik Hasil Belajar Siklus I………. 31

4.3Grafik Aktivitas Siswa Siklus II………. 35

4.4Grafik Hasil Belajar Siklus II………. 37

4.5Grafik Rekapitulasi Aktivitas Siswa ……….. 39

4.6Grafik Rekapitulasi Hasil Belajar……… 40


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1Rerata Hasil Ulangan Tema Selalu Berhemat Energi Kelas IV…… 2

2.1Langkah-langkah Pembelajaran Saintifik……….……… 13

4.1Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I ……… 28

4.2 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I……… 30

4.3Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus I……… 31

1.4 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II ……… 34

1.5 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II………. 36

4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus II………..… 36

4.7 Rekapitulasi Kinerja Guru……….……… 38

4.8 Rekapitulasi Aktivitas Siswa……….…………. 39


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Ijin Penelitian dari Dekan FKIP……… 47

2. Surat Keterangan Melakukan Penelitian……… 48

3. Surat Keterangan Teman Sejawat……… 49

4. Pemetaan Kompetensi Dasar……….. 50

5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ……….…… 51

6. LKS Siklus I …………..……… 56

7. Lembar Evaluasi Siswa Siklus I ……… 57

8. Lembar Aktivitas Siswa Siklus I …………..………. 58

9. Hasil Belajar Siswa Siklus I………. 60

10. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ……… 61

11. Pemetaan Kompetensi Dasar……….. 63

12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ……….…… 64

13. LKS Siklus II …………..……… 69

14. Lembar Evaluasi Siswa Siklus II ……… 70

15. Lembar Aktivitas Siswa Siklus II …………..………. 71

16. Hasil Belajar Siswa Siklus II………. 73


(17)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran di sekolah, khususnya di Sekolah Dasar (SD) harus dapat memberikan peluang kepada anak untuk mengembangkan kreativitas seperti kemampuan berpikir, bereksplorasi, bereksperimen dan kemampuan untuk bertanya dan berpendapat. Seorang guru selalu berkeinginan bagaimana bahan pengajaran yang disampaikan dapat dikuasai oleh anak didik secara tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit yang dirasakan oleh guru. Hal ini disebabkan karena anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berbeda baik intelektual, psikologis, dan biologis. Untuk meningkatkan pengetahuan yang lebih baik pemerintah memperbaharui kurikulum yaitu kurikulum 2013.

Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi pesera didik. Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrument untuk mengarahkan peserta didik menjadi (1) manusia berkualitas yang mampu proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) Warga negara yang demokratis, bertanggung jawab Unifah (2014: 2).

Salah satu upaya meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan menggunakan pembelajaran aktif dimana peserta didik melakukan sebagian besar pekerjaan yang dilakukannya dengan menggunakan otak untuk mempelajari berbagai masalah dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif merupakan langkah cepat, menyenangkan , mendukung dan menarik hati dalam belajar.


(18)

2

Berdasarkan hasil pengamatan guru di kelas, siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, penggunaan metode yang konvensonal masih mendominasi pembelajaran, proses pembelajaran masih terpusat pada guru. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah. Berdasarkan nilai ulangan harian di kelas IV SDN 2 Padang Ratu Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran, hasil pembelajaran tema selalu berhemat energi belum mencapai nilai baik (≥66). Siswa

yang memperoleh nilai ≥66 hanya 5 orang dari jumlah seluruh siswa 20 orang atau

sekitar 25%. Hal ini disebabkan kurangnya minat siswa dalam pembelajaran. Siswa menganggap tema selalu berhemat energi pelajaran yang kurang menekankan pada aspek penalaran, sehingga menyebabkan kebosanan dan kejenuhan. Apalagi guru belum menggunakan model-model pembelajaran yang bervariasai, guru hanya terkesan menstrasper ilmu dari buku. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1 Rerata Hasil Ulangan Harian Tema Selalu Berhemat Energi Kelas IV No Kreteria Banyaknya Siswa Persentase (%)

1 Tuntas 5 25%

2 Belum Tuntas 15 75%

Jumlah 20 orang 100%

Berdasarkan uraian dan permasalahan di atas, peneliti selaku guru kelas IV mencoba melakukan perbaikan dengan cara Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hal ini dilakukan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Padang Ratu, Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran, Tahun Pelajaran 2014/2015.


(19)

3

Salah satu alternatif untuk memperbaiki aktivitas dan hasil belajar tersebut adalah melalui penerapan metode diskusi, agar pembelajaran lebih komprehensif dan dapat mengkaitkan teori dengan kenyataan yang ada di lingkungan sekitarnya. Dengan demikian siswa diharapkan dapat lebih aktif dalam pembelajaran, sehingga hasil belajar dapat meningkat.

Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematik untuk dibahas dan dipecahkan bersama sehingga terjadi interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah. (Djamarah, 2006: 99).

Ani Kusrini (2013: 34) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa melalui metode diskusi aktivitas dan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.

Sehubungan dengan hal tersebut peneliti akan memperbaiki pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul: “Peningkatan aktivitas dan hasil belajar menggunakan metode diskusi pada siswa kelas IV SDN 2 Padang Ratu Gedongtataan Pesawaran TP 2014/2015”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dapat diidentifikasikan sebagai berikut.

1. Siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. 2. Proses pembelajaran masih terpusat pada guru.

3. Hasil belajar siswa masih rendah belum mencapai ≥66 4. Guru belum menggunakan metode diskusi


(20)

4

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas IV SDN 2 Padang Ratu Gedongtataan Pesawaran. Dengan demikian permasalahan yang diajukan adalah:

1. Bagaimana penerapan metode diskusi untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas IV SDN 2 Padang Ratu Gedongtataan Pesawaran Tahun Pelajaran 2014/2015?

2. Apakah penerapan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IV SDN 2 Padang Ratu Gedongtataan Pesawaran Tahun Pelajaran 2014/2015?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi di kelas IV SDN 2 Padang Ratu Gedongtataan Pesawaran.

2. Meningkatnya hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran menggunakan metode diskusi di kelas IV SDN 2 Padang Ratu Gedongtataan Pesawaran.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa

Memberikan pengalaman kepada siswa dengan belajar menggunakan metode diskusi


(21)

5

2. Bagi Guru

a. Metode diskusi sebagai masukan dalam pembelajaran tematik dan dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran

b. Meningkatkan dan mengembangkan profesionalisme diri meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

3. Bagi Sekolah

a. Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas sekolah, juga dapat menambah kondusifnya hubungan antar guru karena mereka harus bekerja sama satu dengan yang lain.

b. Memberikan masukan yang baik untuk mengadakan pembaharuan dalam rangka memajukan program sekolah.

4. Bagi peneliti

Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam menerapkan metode diskusi dalam rangka meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa


(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran 1. Belajar

1) Pengertian Belajar

Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu Sudjana (dalam Rusman, 2011: 1)

Belajar adalah proses perubahan dalam prilaku sebagai hasil dari pengalaman dalam berinteraksi. Hasil belajar tercermin dalam perubahan perilaku. pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku kecakapan, keterampilan dan kemampuan, serta perubahan aspek-aspek yang lain yang ada pada individu yang belajar. (Winataputra.U.S. dkk 2007: 24). Hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku pada akhir kegiatan pembelajaran. Semua usaha kegiatan pengembangan instruksional dapat dikatakan berhasil atau tidak setelah tingkah laku akhir belajar tersebut dievaluasi. (Rusman. 2011: 161)

Menurut beberapa pendapat di atas disimpulkan belajar adalah proses perubahan dalam prilaku sebagai hasil dari pengalaman dalam berinteraksi yang tercermin dalam perubahan perilaku, pengetahuan, pemahaman, sikap, kecakapan dan keterampilan.


(23)

7

2) Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang dikemukakan oleh Natawijaya (dalam Depdiknas. 2005: 31), belajar aktif adalah “Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor”.

Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti : sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya (Rosalia, 2005: 4). Aktivitas Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan, yang tujuan kegiatannya adalah perubahan tingkah laku, baik menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi (Djamarah, 2007: 11).

Menurut beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti: mempersentasikan, mengumpulkan tugas, menjawab pertanyaan, dan berani mengemukakan pendapat.


(24)

8

3) Hasil Belajar

Suprijono (2011: 5) menyatakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa:

a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.

b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempersentasikan konsep dan lambang.

c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri.

d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut.

Nasution (1995: 25) mengemukakan bahwa hasil adalah suatu perubahan pada diri individu. Perubahan yang dimaksud tidak halnya perubahan pengetahuan, tetapi juga meliputi perubahan kecakapan, sikap, pengertian, dan penghargaan diri pada individu tersebut.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki individu setelah ia menerima pengalaman belajarnya yang meliputi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Untuk menilai hasil belajar digunakan penilaian autentik.

a. Penilaian Autentik

1) Pengertian Penilaian Autentik

Penilaian autentik adalah suatu istilah yang diciptakan untuk menjelaskan berbagai metode penilaian alternatif yang memungkinkan siswa dapat mendemonstrasikan kemampuan dalam menyelesaikan tugas-tugas dan menyelesaikan masalah, mengekspresikan pengetahuan dan keterampilan dengan cara mensimulasikan situasi yang dapat ditemui di dalam dunia nyata diluar lingkungan sekolah (Unifah, 2014: 33).


(25)

9

Penilaian autentik adakalanya disebut penilaian responsif, suatu metode yang sangat popular untuk penilaian proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang memiliki kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat diterapkan dalam bidang ilmu tertentu seperti seni, ilmu pengetahuan, dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran.

2) Jenis Penilaian Autentik

Menurut Unifah (2014: 35) penilaian autentik meliputi penilaian sikap, penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan.

a) Penilaian Sikap

Penilaian sikap dilakukan melalui observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, dan jurnal. Penilaian sikap merupakan penilaian terintegrasi dengan penilaian pengetahuan dan keterampilan.

(1) Observasi

Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku pengamatan.

(2) Penilaian Diri

Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik melakukan refleksi diri/perenungan dan mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi.

(3) Penilaian Antar teman

Penilaian antar teman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan sikap dan perilaku keseharian peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

(4) Jurnal Catatan Guru

Jurnal catatan guru merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang terkait dengan sikap dan perilaku.


(26)

10

b) Penilaian Pengetahuan

Aspek penilaian pengetahuan dapat dilakukan dengan cara: tes tertulis, tes lisan dan penugasan.

(1) Tes Terulis

Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. (2) Tes Lisan

Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara ucap sehingga peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara ucap juga, sehingga menimbulkan keberanian.

(3) Penugasan

Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.

c). Penilaian Keterampilan

Aspek penilaian keterampilan antara lain: penilaian kerja, penilaian proyek dan penilaian portopolio

(1) Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.

(2) Penilaian Proyek

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu.

(3) Penilaian Portopolio

Penilaian portopolio merupakan penilaian dengan mengumpulkan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dilakukan selama kurun waktu tertentu.

2. Pembelajaran

a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen tersebut harus diperhatikan guru dalam memilih dan menentukan model-model pembelajaran apa yang akan digunakan. (Rusman. 2011: 1)

Warsita (2008: 85) “Pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik”.


(27)

11

Pembelajaran adalah sebagai proses pengondisian kearah prilaku spontan yang dicapai melalui program pelatihan dengan imbalan dan hukuman (Skiner dalam Rusman. 2008: 161).

Sudjana (2004: 28) “Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi

edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan”.

Menurut beberapa pendapat di atas disimpulkan pembelajaran adalah komunikasi antara pembelajar, pengajar yang melibatkan seluruh indera agar memunculkan kreativitas.

b. Pembelajaran Tematik Terpadu

1) Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu

Pembelajaran tematik terpadu diartikan sebagai pembelajaran yang mengutamakan tema untuk beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman kepada siswa.

Menurut Prabowo (2000: 2) pembelajaran tematik terpadu adalah suatu proses pembelajaran dengan melibatkan/mengkaitkan berbagai bidang studi yang diharapkan akan dapat memberi pengalaman kepada peserta didik terhadap konsep-konsep yang mereka pelajari.

Menurut Daryanto (2013: 31) pembelajaran tematik terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengkaitkan atau memadukan beberapa mata pelajaran menjadi satu kesatuan untuk dikemas dalam satu tema.


(28)

12

Menurut Aminuddin (2007: 65) pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengkaitkan dari beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberi pengalaman bermakna bagi siswa. Pembelajaran tematik terpadu lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran secara aktif.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengkaitkan beberapa mata pelajaran yang dikemas menjadi satu tema. 2) Prinsip Pembelajaran Tematik Terpadu

Prinsip pembelajaran tematik terpadu adalah untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat belajar karena materi yang dipelajari merupakan materi nyata (kontekstual) dan bermakna bagi peserta didik.

Menurut Unifa (2014: 16) prinsip dan tujuan pembelajaran tematik terpadu SD antara lain:

1. Mudah memusatkan perhatian pada suatu tema atau topik tertentu 2. Mempelajarai pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi

muatan pembelajaran dalam tema yang sama

3. Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan

4. Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengkaitkan berbagai muatan pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik

5. Lebih semangat belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata 6. Lebih merasakan manfaat dan dan makna belajar

7. Guru dapat menghemat waktu, karena mata pelajaran disajikan secara terpadu

8. Budi pekerti dan moral peserta didik dapat ditumbuh kembangkan dengan mengangkat nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.


(29)

13

3) Ciri-ciri Pembelajaran Tematik Terpadu

Menurut Daryanto (2014: 14) ciri-ciri pembelajaran tematik terpadu SD antara lain:

a) Berpusat pada anak

b) Memberikan pengalaman langsung pada anak

c) Pemisahan antar muatan pembelajaran tidak begitu jelas d) Menyajikan konsep dari berbagai pelajaran

e) bersifat luwes

f) Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat.

B. Metode Pembelajaran

1. Metode Pembelajaran di Sekolah Dasar a. Pengertian Metode

Metode secara harafiah berarti cara, metode dapat diartikan sebagai cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Secara umum metode berarti ilmu tentang jalan yang dilalui untuk mengajar kepada anak didik supaya dapat tercapai tujuan pembelajaran. Surachmad (2000: 15)

Menurut Pasaribu (2001: 24) metode adalah cara, prosedur atau sistematik yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Djamarah (2001: 12) metode berarti ilmu tentang jalan yang dilalui untuk mengajarkan kepada anak didik supaya dapat tercapai tujuan belajar.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan metode adalah prosedur atau cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu.


(30)

14

b. Macam-macam Metode Pembelajaran di Sekolah Dasar

Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar di kelas. Salah satu yang paling penting adalah performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Dengan demikian guru harus menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya. Mukhtar (2005: 46)

Banyak macam-macam metode pembelajaran antara lain: (a) Metode ceramah, (b) Metode demonstrasi, (c) Metode diskusi kelompok, (d) Metode tutorial, (e) Metode stimulus, studi kasus dan permainan, dan (f) metode Brain Storming.

2. Metode Pembelajaran Diskusi a. Pengertian Metode Diskusi

Metode diskusi cocok digunakan untuk kelompok kecil. Hasil penelitian menunjukan bahwa metode diskusi lebih tepat digunakan untuk mempelajari keterampilan kompleks, berpikir kritis, dan untuk memecahkan kasus (Ruminiati. 2008: 24). Menuru Suryosubroto (Taniredja. 2013: 23) metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna


(31)

15

mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternative pemecahan atas sesuatu masalah.

Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematic untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah. Yang mana proses belajar terjadi interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah (Djamarah, 2006: 99). Berdasarkan beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan metode diskusi adalah proses pembelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa/kelompok untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternative pemecahan atas sesuatu masalah.

3. Langkah-langkah Metode Diskusi

Langkah-langkah Metode Diskusi menurut Djamarah (2006: 12) yaitu: a. Persiapan

1) Mengkondisikan siswa.

2) Memberikan informasi atau penjelasan tentang masalah tugas dalam diskusi

3) Mempersiapkan sarana dan prasarana untuk melakukan diskusi atau tempat, peserta dan waktu pelaksanaan diskusi


(32)

16

b. Pelaksanaan

1) Siswa melakukan diskusi

2) Guru merangsang seluruh peserta berpartisipasi dalam diskusi

3) Memberikan kesempatan kepada semua anggota untuk berperan aktif 4) Mencatat tanggapan atau saran dan ide-ide yang penting

c. Evaluasi

1) Memberikan tugas kepada siswa untuk membuat kesimpulan diskusi

2) Menilai hasil diskusi.

Selain itu menurut Aswan (2006:123) langkah-langkah metode diskusi di Sekolah Dasar adalah:

1. Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan mengenai cara pemecahannya,

2. Dengan pimpinan guru para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi, memilih pemimpin diskusi (ketua), sekretaris (pencatat), Pelapor (kalau perlu), mengatur tempat duduk, ruangan, sarana dan sebagainya. 3. Pimpinan diskusi berada di tangan siswa yang memahami atau menguasai

masalah yang akan didiskusikan, berwibawa, dapat bertindak tegas, sedangkan guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok yang lain, menjaga ketertiban serta memberikan dorongan dan bantuan sepenuhnya agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif dan agar diskusi berjalan lancar, setiap anggota kelompok harus tahu persis apa yang akan didiskusikan dan bagaimana cara berdiskusi. Diskusi harus berjalan dalam suasana bebas setiap anggota bahwa hak bicaranya sama.

4. Setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya. Hasil-hasil yang dilaporkan itu ditanggapi oleh semua siswa (terutama kelompok lain). 5. Guru memberi ulasan atau penjelasan terhadap laporan-laporan tersebut 6. Siswa mencatat hasil diskusi.


(33)

17

Peneliti akan menggunakan langkah-langkah metode diskusi menurut pendapat Djamarah.

4. Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi Kelompok

Menurut Taniredja (2011: 45) kelebihan dan kelemahan metode diskusi adalah sebagai berikut.

a) Kelebihan Metode Diskusi Kelompok (1) Memperluas wawasan siswa.

(2) Dapat merangsang kreativitas siswa dalam memunculkan ide dalam memecahkan masalah.

(3) Dapat mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain. (4) Membutuhkan partisipasi siswa menjadi lebih aktif.

b) Kelemahan Metode Diskusi Kelompok

(1) Kemungkinan diskusi dikuasai siswa yang suka berbicara atau yang menonjolkan diri.

(2) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar. (3) Peserta mendapat informasi yang terbatas. (4) Menyerap waktu yang cukup banyak


(34)

18

C. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori di atas, hipotesis dalam penelitian yang penulis ajukan adalah “Jika metode diskusi diterapkan dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat, maka terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Padang Ratu Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2014/2015”.


(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom Action Research terdiri dari tiga kata, yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian sendiri merupakan kegiatan untuk mencermati suatu objek dengan menggunakan metodologi tertentu dan bertujuan untuk memperoleh data yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal. Tindakan adalah suatu tindakan yang sengaja dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Hopkin (dalam Emzir. 2008: 234). Jadi penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilaksanakan guru di kelas untuk memperbaiki pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar.

B. Setting Penelitian 1. Tempat dan Waktu

Tempat penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri 2 Padang Ratu Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu dari bulan September-Nopember Tahun Pelajaran 2014/2015.

2. Subjek Penelitian Tindakan Kelas

Subjek penelitian adalah guru dan seluruh siswa di kelas IV SDN 2 Padang Ratu Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran, yang berjumlah 20 orang siswa, terdiri dari 11 orang laki-laki dan 9 orang perempuan dengan kemampuan dan daya pikir hiterogen.


(36)

20

C. Prosedur Tindakan

Penerapan tindakan sebanyak dua siklus, setiap siklus dilakukan melalui tahapankegiatan yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun silkus tindakan dapat digambarkan sebagai berikut.

Dan seterusnya

Gambar 1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Arikunto (2010: 137) D. Pelaksanaan

Siklus I

1. Perencanaan

a. Menyiapkan Pemetaan Kompetensi Dasar dan RPP

b. Menyiapkan Lembar Aktivitas Siswa, Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG) dan soal-soal tes.

c. Mempersiapkan materi pembelajaran.

Refleksi

Refleksi

Pengamatan Siklus II Perencanaan Pengamatan Siklus I

Pelaksanaan Pelaksanaan Perencanaan


(37)

21

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan berupa kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan. Prosesnya mengikuti urutan kegiatan yang terdapat dalam skenario pembelajaran yang meliputi: kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. a. Kegiatan awal

1. Mengkondisikan siswa

2. Memberikan informasi atau penjelasan tentang tugas dalam diskusi

3. Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan mengenai cara pemecahannya

b. Kegiatan inti

1. Guru membimbing siswa membentuk kelompok, memilih ketua kelompok, sekretaris dan mengatur tempat duduk.

2. Siswa melakukan diskusi dalam kelompok

3. Guru merangsang seluruh siswa berpartisipasi dalam diskusi 4. Memberikan kesempatan semua anggota berperan aktif 5. Setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya

6. Guru memberi ulasan atau penjelasan terhadap laporan-laporan tersebut 7. Meminta siswa mencatat tanggapan atau saran dan ide-ide yang penting 8. Guru mengumpulkan laporan hasil diskusi dari tiap-tiap kelompok c. Kegiatan akhir

1. Guru dan siswa bertanya jawab

2. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas dan memberikan tugas rumah (PR).


(38)

22

3. Pengamatan

Pengamatan terhadap aktivitas siswa dilakukan oleh observer (teman sejawat), saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar aktivitas siswa dan lembar IPKG untuk mengamati kinerja guru.

4. Refleksi

Pada langkah refleksi, peneliti membahas tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan, merumuskan kelebihan dan kekurangannya. Kelebihannya dipertahankan, kekurangannya diperbaiki untuk siklus berikutnya.

Siklus II

1. Perencanaan

a) Menyiapkan Pemetaan Kompetensi Dasar dan RPP

b) Menyiapkan lembar aktivitas siswa, Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG) dan soal-soal tes

c) Mempersiapkan materi pembelajaran. 2. Pelaksanaan

Pelaksanaan berupa kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan. Prosesnya mengikuti urutan kegiatan yang terdapat dalam skenario pembelajaran yang meliputi: kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. a. Kegiatan awal

1. Mengkondisikan siswa

2. Memberikan informasi atau penjelasan tentang tugas dalam diskusi 3. Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan


(39)

23

b. Kegiatan inti

1. Guru membimbing siswa membentuk kelompok, memilih ketua kelompok, sekretaris dan mengatur tempat duduk.

2. Siswa melakukan diskusi dalam kelompok

3. Guru merangsang seluruh siswa berpartisipasi dalam diskusi 4. Memberikan kesempatan semua anggota berperan aktif 5. Setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya

6. Guru memberi ulasan atau penjelasan terhadap laporan-laporan tersebut

7. Meminta siswa mencatat tanggapan atau saran dan ide-ide yang penting 8. Guru mengumpulkan laporan hasil diskusi dari tiap-tiap kelompok c. Kegiatan akhir

1. Guru dan siswa bertanya jawab menyimpulkan materi

2. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas dan memberikan tugas rumah (PR).

3. Siswa dan guru mengahkiri pelajaran dengan doa. 3. Pengamatan

Pengamatan terhadap aktivitas siswa dilakukan oleh observer (teman sejawat), saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar aktivitas siswa dan lembar IPKG untuk penilaian kinerja guru.

4. Refleksi

Pada langkah refleksi, peneliti membahas semua hasil temuan yang ada pada siklus II, baik kekurangan maupun kelebihanya. Jika pada siklus dua pelaksanaan


(40)

24

pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi ada peningkatan, maka peneliti menganggap cukup. Namun jika masih terdapat kekurangan, penelitian akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya.

E. Alat Pengumpulan Data a) Teknik Non-tes

Teknik non-tes adalah cara yang dilakukan guru atau peneliti untuk mendapatkan data aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan kinerja guru yang diamati oleh guru mitra (observer).

b) Teknik Tes

Teknik tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Tes diberikan pada akhir pertemuan setiap siklus menggunakan soal tes formatif. F. Teknik Pengumpul Data

Teknik pengumpul data dalam penelitian ini adalah observasi dan tes. 1. Observasi Aktivitas Siswa

Observasi dilakukan untuk mengetahui apakah dengan menggunakan metode diskusi kelompok aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas akan lebih baik, apa pengaruhnya serta bagaimana perkembangan pembelajarannya. Adapun tabel aktivitas belajar terlampir.


(41)

25

2. Lembar Kinerja Guru

Pengamatan terhadap kinerja guru dilakukan untuk mengetahui apakah dalam menerapkan metode diskusi aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas akan lebih baik. Adapun lembar kinerja guru terlampir.

3. Data Hasil Belajar

Untuk mengetahui keberhasilan siswa mengikuti pembelajaran digunakan tes tertulis. Tes yang diberikan adalah tes awal dan tes akhir. Tes awal dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap konsep dan materi yang dikuasai oleh siswa yang hasilnya akan digunakan untuk pembentukan kelompok. Tes akhir digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.

G. Analisis Data

1. Penilaian Aktivitas Siswa dan guru dinyatakan dengan rumus Jumlah Skor

AS = x 100 Skor Maksimal

Jumlah Skor

KG = x 100 Skor Maksimal

AS = Aktivitas Siswa KG = Kinerja Guru

2. Tes yang diberikan berbentuk isian yang dinyatakan dengan rumus Jumlah Jawaban Benar

NS = x 100


(42)

26

H. Indikator Keberhasilan

Pembelajaran dalam penelitian ini berhasil jika:

1. Siswa dikatakan aktif jika 75% dari seluruh jumlah siswa dapat mengikuti semua kegiatan.

2. Ada peningkatan aktivitas dan hasil belajar dari siklus ke siklus berikutnya. 3. Siswa dikatakan tuntas jika minimal 75% siswa mencapai nilai rata-rata di


(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian dapat disimpulkan dengan menggunakan metode diskusi adalah sebagai berikut.

1. Aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran dengan menggunakan metode diskusi pada setiap siklusnya mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari penilaian aktivitas siswa pada siklus I ketekunan belajar 64%, kerajinan 64%, disiplin 65%, kerjasama 62%, kejujuran 65% dan tanggung jawab 56%. Pada siklus II ketekunan belajar 86%, kerajinan 84%, disiplin 85%, kerjasama 84%, kejujuran 75% dan tanggung jawab 80%.

2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan metode diskusi menunjukan peningkatan yang signifikan baik individu maupun kelompok. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada siklus I siswa yang tuntas 11 orang atau 55% dengan rata-rata 67,5 dan pada siklus II siswa yang tuntas 18 orang atau 90% dengan rata-rata 79,47 atau naik 11,97 poin.

3. Kinerja guru dengan menggunakan metode diskusi menunjukan peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata kinerja guru pada siklus I mendapat nilai 71,50 dan pada siklus II mendapat nilai 88 atau naik 16,5 poin.


(44)

45

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan, peneliti mengemukakan saran sebagai berikut. 1. Bagi Siswa

Siswa diharapkan lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran di kelas, sebab dengan aktivitas yang tinggi akan meningkatkan hasil belajar.

2. Bagi Guru

Dalam setiap kegiatan pembelajaran hendaknya para guru dapat menggunakan metode diskusi untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajaran siswa.

3. Bagi Sekolah

Bagi sekolah memberi motivasi guru untuk mengembangkan model pembelajaran supaya lebih kreatif dan tidak terpaku pada satu metode saja.

4. Bagi Peneliti

Bagi para peneliti berikutnya, disarankan untuk mengembangkan penggunaan metode diskusi pada SK atau KD yang lain maupun mata pelajaran lainnya.


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 2007. Pembelajaran Terpadu Kurikulum 2013. Makala Seminar JPBSI. Malang

Ani, Kusrini. 2013. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar PPKn Dengan Penerapan Model Pembelajaran Diskusi Kelompok 2012/2013. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Reneka Cipta. Yogyakarta. Aswan. 2006. Metode Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta

Daryanto. Pembelajaran Tematik Terpadu Kurikulum 2013. Gava Media. Malang. Djamarah, S, B. 2006. Strategi Belajar dan Pembelajaran. Reneka Cipta. Jakarta _____________.2007. Strategi Belajar dan Pembelajaran. Reneka Cipta. Jakarta Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Bandung.

Mulyasa. 2007. Pengertian Pembelajaran PKn. http:hasilbelajarpsikologi.com di download tanggal 10 Juli 2014.

Nasution Noehi. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Universitas Terbuka. Jakarta _____________. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Universitas Terbuka. Jakarta Permendikbud, 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta

Prabowo. 2000. Pembelajaran Tematik Terpadu. Gaya Media. Malang

Rosalia. 2005. Aktivitas Belajar. http:hasilbelajarpsikologi.com di download tanggal 10 Januari 2014.

Ruminiati. 2008. Pendidikan PKn. Universitas Lampung

Rusman. 2011. Pengertian Pembelajaran. Rineka Cipta. Yogyakarta.

Soemantri. 1967. Pengertian PKn SD. http:hasilbelajarpsikologi.com di download tanggal 10 Januari 2014.

Sudjana. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta

Suprijono. 2011. Aktivitas Belajar dan hasil belajar. http://translate.google.co.id Taniredja, Tukiran. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Alfabeta


(46)

47

Unifah, Rosyidi, 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta

Warsita. 2008. Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Yrama Widya. Bandung Zamroni, 2010. Model-model Pembelajaran. Dit. Pendidikan Lanjutan Pertama.


(1)

2. Lembar Kinerja Guru

Pengamatan terhadap kinerja guru dilakukan untuk mengetahui apakah dalam menerapkan metode diskusi aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas akan lebih baik. Adapun lembar kinerja guru terlampir.

3. Data Hasil Belajar

Untuk mengetahui keberhasilan siswa mengikuti pembelajaran digunakan tes tertulis. Tes yang diberikan adalah tes awal dan tes akhir. Tes awal dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap konsep dan materi yang dikuasai oleh siswa yang hasilnya akan digunakan untuk pembentukan kelompok. Tes akhir digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.

G. Analisis Data

1. Penilaian Aktivitas Siswa dan guru dinyatakan dengan rumus Jumlah Skor

AS = x 100

Skor Maksimal Jumlah Skor

KG = x 100

Skor Maksimal

AS = Aktivitas Siswa

KG = Kinerja Guru

2. Tes yang diberikan berbentuk isian yang dinyatakan dengan rumus Jumlah Jawaban Benar

NS = x 100


(2)

26

H. Indikator Keberhasilan

Pembelajaran dalam penelitian ini berhasil jika:

1. Siswa dikatakan aktif jika 75% dari seluruh jumlah siswa dapat mengikuti semua kegiatan.

2. Ada peningkatan aktivitas dan hasil belajar dari siklus ke siklus berikutnya. 3. Siswa dikatakan tuntas jika minimal 75% siswa mencapai nilai rata-rata di


(3)

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian dapat disimpulkan dengan menggunakan metode diskusi adalah sebagai berikut.

1. Aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran dengan menggunakan metode diskusi pada setiap siklusnya mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari penilaian aktivitas siswa pada siklus I ketekunan belajar 64%, kerajinan 64%, disiplin 65%, kerjasama 62%, kejujuran 65% dan tanggung jawab 56%. Pada siklus II ketekunan belajar 86%, kerajinan 84%, disiplin 85%, kerjasama 84%, kejujuran 75% dan tanggung jawab 80%.

2. Hasil belajar siswa dengan menggunakan metode diskusi menunjukan peningkatan yang signifikan baik individu maupun kelompok. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada siklus I siswa yang tuntas 11 orang atau 55% dengan rata-rata 67,5 dan pada siklus II siswa yang tuntas 18 orang atau 90% dengan rata-rata 79,47 atau naik 11,97 poin.

3. Kinerja guru dengan menggunakan metode diskusi menunjukan peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata kinerja guru pada siklus I mendapat nilai 71,50 dan pada siklus II mendapat nilai 88 atau naik 16,5 poin.


(4)

45

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan, peneliti mengemukakan saran sebagai berikut.

1. Bagi Siswa

Siswa diharapkan lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran di kelas, sebab dengan aktivitas yang tinggi akan meningkatkan hasil belajar.

2. Bagi Guru

Dalam setiap kegiatan pembelajaran hendaknya para guru dapat menggunakan metode diskusi untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajaran siswa.

3. Bagi Sekolah

Bagi sekolah memberi motivasi guru untuk mengembangkan model pembelajaran supaya lebih kreatif dan tidak terpaku pada satu metode saja.

4. Bagi Peneliti

Bagi para peneliti berikutnya, disarankan untuk mengembangkan penggunaan metode diskusi pada SK atau KD yang lain maupun mata pelajaran lainnya.


(5)

Aminuddin. 2007. Pembelajaran Terpadu Kurikulum 2013. Makala Seminar JPBSI. Malang

Ani, Kusrini. 2013. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar PPKn Dengan

Penerapan Model Pembelajaran Diskusi Kelompok 2012/2013. Universitas

Lampung. Bandar Lampung

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Reneka Cipta. Yogyakarta. Aswan. 2006. Metode Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta

Daryanto. Pembelajaran Tematik Terpadu Kurikulum 2013. Gava Media. Malang. Djamarah, S, B. 2006. Strategi Belajar dan Pembelajaran. Reneka Cipta. Jakarta _____________.2007. Strategi Belajar dan Pembelajaran. Reneka Cipta. Jakarta Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Bandung.

Mulyasa. 2007. Pengertian Pembelajaran PKn. http:hasilbelajarpsikologi.com di download tanggal 10 Juli 2014.

Nasution Noehi. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Universitas Terbuka. Jakarta _____________. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Universitas Terbuka. Jakarta Permendikbud, 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta

Prabowo. 2000. Pembelajaran Tematik Terpadu. Gaya Media. Malang

Rosalia. 2005. Aktivitas Belajar. http:hasilbelajarpsikologi.com di download tanggal 10 Januari 2014.

Ruminiati. 2008. Pendidikan PKn. Universitas Lampung

Rusman. 2011. Pengertian Pembelajaran. Rineka Cipta. Yogyakarta.

Soemantri. 1967. Pengertian PKn SD. http:hasilbelajarpsikologi.com di download tanggal 10 Januari 2014.

Sudjana. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta

Suprijono. 2011. Aktivitas Belajar dan hasil belajar. http://translate.google.co.id Taniredja, Tukiran. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Alfabeta


(6)

47

Unifah, Rosyidi, 2014. Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta

Warsita. 2008. Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Yrama Widya. Bandung Zamroni, 2010. Model-model Pembelajaran. Dit. Pendidikan Lanjutan Pertama.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENGGUNAAN METODE KERJA KELOMPOK PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU KECAMATAN KEDATON BANDAR LAMPUNG

0 7 47

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS SISWA KELAS IV SDN 5 SUNGAILANGKA GEDONGTATAAN PESAWARAN TP 2012-2013

0 6 45

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE EKSPERIMEN BAGI SISWA KELAS V SDN 2 PADANG RATU KECAMATAN GEDUNG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN

0 5 53

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEMA SEHAT ITU PENTING MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS V SDN 3 NEGERI SAKTI KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2014/2015

0 9 60

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEMATIK TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 5 42

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 3 TAMANSARI KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TP 2014/2015

2 13 52

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA KELAS IV SDN 2 PADANG RATU GEDONGTATAAN PESAWARAN TP 2014/2015

1 14 46

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V DENGAN METODE DISKUSI PADA SEKOLAH DASAR NEGERI 2 WAY KEPAYANG KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN TP 2013/2014

1 12 73

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BAGI SISWA KELAS IV SDN 2 BOGOREJO GEDONGTATAAN PESAWARAN TAHUN AJARAN 2013/2014

0 5 50

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PPKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW KELAS IV SDN 1 KUTOARJO KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TP 2013/2014

0 6 87