4
tersampaikan dengan mudah. Dengan demikian dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan seni rupa pada umumnya dan sebagai proses
berkesenian pribadi pada khususnya. Penulis menggunakan pendekatan Realisme Impresionistik terutama seperti pada karya Vincent Van Gogh
berjudul Pemakan Kentang yang menggambarkan tema sosial, dengan pewarnaan yang cenderung gelap, dan terlihat brush stroke-nya, lalu pada
karya Edgar Degas berjudul In a Cafe yang memiliki kesamaan tema yaitu berada di suasana tempat makan dengan warna yang cenderung gelap serta
pada karya Rembrant Van Rijn berjudul The Night Watch yang menggunakan teknik chiaroscuro.
Terdapat banyak hal yang menyenangkan dalam setiap suasana angkringan yang telah penulis kunjungi. Mulai dari dalam angkringan dan keadaan
sekitar yang saling sapa, keramah-tamahan penjualnya, serta pemandangan malam sekitar yang indah tersaji di sana. Kesederhanaan angkringan dan
suasana yang menyenangkan di dalamnya telah menyatu dengan jiwa dan pengalaman hidupselama di Yogyakarta dan membawa penulis dalam
menghayati kehidupan. Hal ini dituangkan dalam melukis, di setiap sapuan kuas penulis melukiskannnya dengan perasaan yang senang dan penghayatan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan, maka penulis dapat mengidentifikasi beberapa hal, diantaranya:
5
1. Angkringan banyak terdapat di sudut-sudut kota Yogyakarta dan identik
dengan masyarakat kecil. 2.
Kehidupan dalam angkringan di Yogyakarta pada saat malam hari menarik untuk dijadikan objek penciptaan lukisan.
3. Kegiatan manusia pada malam hari sebagai ide yang mendasari penciptaan
lukisan. 4.
Suasana angkringan pada malam hari di Yogyakarta menarik untuk dijadikan tema penciptaan lukisan
5. Metode, proses visual, medium, dan teknik dalam penciptaan karya
lukisan bertema angkringan Yogyakarta. 6.
Bentuk lukisan bertemakan suasana angkringan di Yogyakarta dilukiskan secara Realisme Impresionistik.
7. Suasana kehidupan angkringan telah menyatu dengan jiwa dan
pengalaman hidup selama di Yogyakarta.
C. Pembatasan Masalah
Dari berbagai identifikasi masalah yang ada tersebut, maka penulis membuat batasan masalah sebagai berikut :
Suasana angkringan di Yogyakarta pada saat malam hari sebagai tema penciptaan lukisan melalui metode observasi, improvisasi, dan visualisasi
kemudian diwujudkan dalam lukisan.
6
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang berkaitan dengan penciptaan lukisan, antara lain :
1. Bagaimana konsep lukisan yang terinspirasi dari suasana angkringan di
Yogyakarta? 2.
Bagaimana tema lukisan yang terinspirasi dari suasana angkringan di Yogyakarta?
3. Bagaimana proses visualisasi lukisan yang terinspirasi dari angkringan di
Yogyakarta? 4.
Bagaimana teknik penciptaan lukisan yang terinspirasi dari angkringan di Yogyakarta?
5. Bagaimana bentuk lukisan yang terinspirasi dari angkringan di Yogyakarta
E. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam tugas akhir karya seni ini adalah :
1. Mendeskripsikan tentang konsep yang terinspirasi dari angkringan di
Yogyakarta. 2.
Mendeskripsikan tentang tema penciptaan lukisan yang terinspirasi dari angkringan di Yogyakarta.
3. Mendeskripsikan tentang proses visualisasi lukisan yang terinspirasi dari
angkringan di Yogyakarta. 4.
Mendeskripsikan tentang teknik penciptaan lukisan yang terinspirasi dari angkringan di Yogyakarta.
7
5. Mendeskripsikan tentang bentuk lukisan yang terinspirasi dari angkringan
di Yogyakarta
F. Manfaat Penulisan