55
3. Deskripsi karya Tumbas
Gambar 21 : Karya berjudul “Tumbas”
Ukuran: 120 x 100 cm Bahan dan media : cat minyak pada kanvas
Tahun 2015
Pada lukisan berjudul Tumbas, menggambarkan sosok bapak-bapak, anak kecil, dan wanita yang datang ke angkringan. Mereka sedang
memilih makanan. Dari kejauhan tampak pria yang terlihat sedang menikmati nasi bungkus sambil mengangkat tangannya setinggi dada.
Dalam lukisan tersebut terdapat makanan: nasi kucing nasi dengan lauk sambal teri porsi sedikit yang dibungkus sedemikian rupa yang menjadi
ciri khas angkringan dan tampak pula bungkusan nasi kucing yang terbuka. Aneka makanan yang lain ada gorengan, sate, dan minuman
instan kemasan sachet yang tergantung. Badan angkringan hanya terlihat
56
sebagian pada meja, tiang, dan atap karena penulis ingin menyorotkan perhatian pada aktivitas manusia di dalam suasana angkringan. Dengan
objek pendukung yaitu pemandangan atas jembatan kali code yang terdapat lampu-lampu pada malam hari dengan warna langit biru yang
gelap. Langit gelap yang kebiruan menunjukkan suasana yang masih senjabelum terlalu malam. Untuk warna langit menggunakan warna
phtalo blue yang dicampur dengan warna titanium white dan sedikit scarlet dan burnt umber.
Warna yang saya gunakan adalah dominan kecoklatan menggunakan warna burnt umber yang dicampur dengan warna scarlet. Warna-warna
yang mendominasi tersebut menimbulkan kesan harmonis. Prinsip kontras tampak pada nasi kucing yang berwarna cerah karena di sekelilingnya
berwarna gelap, seperti pada meja angkring. Kontras juga terdapat pada lampu jembatan berwarna sinar putih yang tampak dari kejauhan yang
menjadi pemandangan pendukung suasana angkringan. Titik pusat perhatiancenter of interest juga terdapat pada nasi kucing tersebut karena
terlihat cahaya menyoroti hidangan nasi kucing. Gambar nasi kucing dengan bungkusan kertas itu juga mangandung prinsip repetisi karena
terjadi pengulangan bentuknya secara teratur dan terus-menerus. Prinsip repetisi juga terlihat pada minuman kemasan sachet yang menggantung di
sisi angkringan. Komposisi keseluruhan dari figur-figur manusia, objek utama, dan objek pendukung, menunjukkan prinsip keseimbangan karena
57
tidak berkesan berat sebelah sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh.
Objek angkringan ini adalah angkringan Kali Code yang terleta di dekat sungai Kali Code, jalan Abu Bakar Ali, Kotabaru, Yogyakarta.
Kesan cahaya remang-remang kemerahan dalam angkringan ini sangat estetik bagi penulis.figur manusia dilukiskan secara detail namun dengan
goresan yang kasar. Meja, gorengan, bungkus nasi, minuman sachet yang menggantung, serta pemandangan malam yang nampak dari kejauhan
dilukiskan secara impresif atau kesan-kesannya saja.
4. Deskripsi karya Ngangkring 2