JUDUL INDONESIA: PENGGUNAAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014 JUDUL INGGRIS: THE USE OF DISCUSSION METHOD FOR INCREASE INTEREST IN

(1)

ABSTRAK

PENGGUNAAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN

GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh Tia Kurniawati

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan metode diskusi dalam meningkatkan minat belajar dan hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Natar. Metode yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 3 siklus selama 6 kali pertemuan, satu siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah 34 peserta didik dari kelas XI IPS 3 yang terdiri dari 20 siswa perempuan dan 14 siswa laki- laki. Data yang diambil berupa hasil tes akhir siklus dan hasil observasi minat belajar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I, persentase siswa berminat belajar tinggi pada pertemuan I sebesar 39,39% (13 orang) dan pada pertemuan II sebesar 45,46% (15 orang) sedangkan persentase ketuntasan hasil belajar siswa 48,48% (16 Orang). Pada siklus II persentase minat siswa terus mengalami peningkatan hingga mencapai 66,67% (22 orang) pada pertemuan II. Pada siklus II persentase ketuntasan hasil belajar siswa juga meningkat menjadi 60,61% (20 Orang). Selanjutnya pada siklus III, persentase siswa berminat belajar tinggi pada pertemuan I sebesar 69,70% (23 orang) dan pada pertemuan II meningkat menjadi 78,79% (26 orang). Persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus III juga ikut meningkat menjadi 75,76% (25 orang).

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui penggunaan metode pembelajaran diskusi dapat meningkatkan minat belajar dan hasil belajar geografi siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Natar tahun pelajaran 2013/2014. Oleh karena itu disarankan menggunakan metode pembelajaran diskusi dalam pembelajaran geografi agar siswa ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran.


(2)

ABSTRACT

THE USE OF DISCUSSION METHOD FOR INCREASE INTEREST IN LEARNING AND LEARNING OUTCOMES IN GEOGRAPHY

LESSON STUDENT OF CLASS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR ACADEMIC YEAR 2013/2014

By Tia Kurniawati

This study aims to analyze the use of discussion method in increase learning and learning outcomes geography class XI IPS 3 SMA Negeri 1 Natar. The method used was action research conducted in 3 cycles for 6 sessions, one cycle consisting of 2 meetings. Subjects in this study were 34 students of class XI IPS 3 consisting of 20 female students and 14 male students. Data taken in the form of test results and observations from the final cycle of learning interest.

The results showed that in the first cycle, a high percentage of students interested in studying at a meeting was 39,39% (13 people) and the second meeting was 45,45% (15 people) and the percentage of student learning outcomes completeness 48,48% (16 people). In the second cycle the percentage interest of the students continued to increase up to 66,67% (22 people) at the second meeting and the percentage of mastery learning outcomes of students increased to 60,61% (20 people). Furthermore, in the third cycle, the percentage of students interested in higher learning at the first meeting at 69,70% (23 people) and the second meeting increased to 78,79% (26 people), the percentage of mastery of learning outcomes of students in the third cycle also increased to 75,76% (25 people). Based on these results we can conclude that the discussion through the use of learning methods to improve the learning interest and learning outcomes geography class XI IPS 3 SMA Negeri 1 Natar school year 2013/2014. It is therefore recommended to use discussion methods in teaching geography so that students take an active role in the learning process.

Keywords: Interest in Learning, Learning Outcomes, Learning Method Discussion


(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang Provinsi Lampung, pada tanggal 27 Juni 1992, sebagai anak kedua dari tiga bersaudara. Penulis merupakan putri dari pasangan Bapak Supriyanto dan Ibu Wagiriyani dan Kakak dari Tri Irmawati. Penulis menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Rejosari pada tahun 2003, melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SMP) Negeri 1 Natar diselesaikan pada tahun 2006 dan kemudian Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Natar diselesaikan pada tahun 2009.

Pada tahun 2010, penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Lampung di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (P. IPS) Program Studi Pendidikan Geografi melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Pada tanggal 24 Juni- 30 Juni 2013, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Terpadu ke D.I Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Kemudian pada tanggal 1 Juli - 17 September tahun 2013, penulis melaksanakan KKN-KT (Kuliah Kerja Nyata-Kependidikan Terintegrasi) di MAN 1 Liwa dan Pekon Gunung Sugih, Kabupaten Lampung Barat.


(7)

MOTO

Dan kelak tuhan mu pasti memberikan karunia-Nya kepada mu lalu (hati) kamu menjadi puas.

(Q. S. Ad-Dhuha Ayat 5)

Orang- orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka

menyukainya atau tidak. (Aldus Huxley)

Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang- orang tidak menyadari betapa dekatnya keberhasilan saat mereka menyerah.

(Thomas Alva Edison)

Man jadda wa jadda, La tahzan (jangan bersedih). (Tia Kurniawati)


(8)

PERSEMBAHAN

Teruntuk keluarga ku...

Hanya sebuah karya sederhana dari ku yang aku persembahkan untuk kalian. Inilah hasil kerja kerasku demi sebuah gelar yang aku persembahkan untuk kalian. Kalian yang senantiasa menyebut nama ku dalam setiap doa,

Kalian yang meneteskan peluh demi materi untuk pendidikan ku, Kalian yang memberikan senyum untuk semangatku,

Serta kalian yang tak pernah mengharap budi balasan.

Ibu ku (Wagiriyani), Ayah ku (Supriyanto), Adik ku (Tri Irmawati) serta seluruh keluarga ku, terima kasih...

Terima kasih untuk semua pengorbanan yang tak henti untuk ku.

Ini semua hasil dari doa, materi, semangat, senyum serta perjuangan kalian dalam perjalanan ku.

Ini demi kalian dan untuk kalian, keluargaku. Tanpa kalian aku tak akan seperti ini.

Ya Rabb, jadikan lah ini sebagai awal indah dari langkah ku untuk meraih kesuksesan dunia akhirat. Amin Yarobbal’ Alamin.

Terima kasih keluargaku...


(9)

SANWACANA

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penggunaan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Minat Belajar dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014” dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Penulis menghaturkan ucapan terima kasih terutama kepada Bapak Dr. Hi. Pargito, M. Pd., selaku dosen Pembimbing I, Bapak Drs. Rosana, M.Si., selaku dosen Pembimbing II serta Ibu Dr. Hj. Trisnaningsih, M. Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik (PA) dan dosen Penguji bukan Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan saran dan kritik kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini. Terima kasih juga penulis haturkan kepada Bapak Sugeng Widodo, S. Pd., M. Pd., selaku Pembimbing Akademik (PA) dan Pembimbing II sebelum beliau melanjutkan studi. Semoga amal dan ilmu yang telah


(10)

diberikan mendapat balasan dari Allah SWT dan semoga diberi kebahagian serta kesehatan lahir batin.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah mengijinkan penulis untuk melaksanakan penelitian dan telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam pelayanan administrasi selama menempuh perkuliahan.

2. Bapak Pembantu Dekan FKIP yaitu, Dr. Thoha B. S. Jaya, M.Si., (Pembantu Dekan I), Drs. Arwin Ahmad, M. Si., (Pembantu Dekan II), Drs. Hi. Iskandarsyah, M. H., (Pembantu Dekan III), yang telah memberikan izin penelitian.

3. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M. Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberi kemudahan selama penulis menempuh perkuliahan pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

4. Bapak Drs. Zulkarnain, M. Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberi kemudahan selama penulis menempuh perkuliahan dan selama penyusunan skripsi.


(11)

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung atas ilmu yang diberikan.

6. Bapak Drs. Suwarlan, M. M. Pd., selaku Kepala Sekolah di SMA Negeri 1 Natar yang telah mengizinkan penulis untuk melaksanakan penelitian di SMA Negeri 1 Natar.

7. Ibu Dra. Hj. Indati, selaku guru mitra yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian dan memberikan masukan bagi penulis selama penelitian berlangsung.

8. Siswa- siswi kelas XI IPS 3 Tahun Pelajaran 2013/2014

9. Teman-teman Pendidikan Geografi angkatan 2010, terimakasih untuk kebersamaan dan dukungannya.

10. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan bantuan moril maupun materil dalam penyusunan skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi besar harapan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga banutuan dan dukungan yang telah diberikan akan mendapat balasan pahala dari Allah SWT.Amin Yarobbal’ Alamin.

Bandar Lampung, 2014


(12)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah... ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Kegunaan Penelitian ... 8

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka ... 11

1. Belajar dan Pembelajaran ... 11

2. Pembelajaran Geografi ... 12

3. Metode Pembelajaran... 14

4. Metode Diskusi ... 15

5. Minat Belajar ... 18

6. Hasil Belajar... 20

7. Keterkaitan Antara Minat belajar dan Hasil Belajar dengan Keterampilan Diskusi Kelompok ... 22

8. Teori-teori Pendukung Metode Pembelajaran Diskusi ... 23

B. Kerangka Pikir ... 25

III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 27

B. Setting Penelitian ... 27

C. Pelaksanaan Tindakan ... 28

1. Tahap Perencanaan Penelitian ... 30

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 31


(13)

4. Refleksi ... 33

D. Teknik Pengumpulan Data ... 33

1. Teknik Observasi ... 33

2. Teknik Tes ... 34

3. Teknik Dokumentasi ... 35

E. Analisis Data ... 36

F. Variabel Penelitian ... 36

1. Variabel Minat Belajar ... 36

2. Variabel Hasil Belajar ... 38

3. Kinerja Guru ... 38

G. Indikator Keberhasilan Penelitian ... 38

1. Indikator Variabel Minat Belajar ... 38

2. Indikator Variabel Hasil Belajar ... 39

3. Keberhasilan Kinerja Guru ... 40

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Umum Lokasi Penelitian ... 42

1. Sejarah Umum SMA Negeri 1 Natar ... 42

2. Lokasi Penelitian ... 43

3. Guru, Siswa dan Gedung SMA Negeri 1 Natar ... 46

4. Pelaksanaan Penelitian ... 46

5. Deskripsi Hasil Penelitian ... 48

1. Siklus I ... 48

2. Siklus II ... 70

3. Siklus III ... 89

6. Pembahasan ... 104

1. Perencanaan Pembelajaran ... 104

2. Pelaksanaan pembelajaran ... 106

3. Observasi ... 108

4. Objek Penelitian ... 109

5. Refleksi ... 140

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 144

B. Saran ... 145

DAFTAR PUSTAKA ... 146


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil Belajar Siswa pada Indikator Pencapaian Kompetensi Mengidentifikasi Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Keberadaan Flora dan Fauna Mata Pelajaran Geografi Kelas XI IPS

SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 4 2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 47 3. Kemampuan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Pertemuan I ... 55 4. Hasil Observasi Minat Siswapada Siklus I Kelas XI IPS 3 Tahun

Pelajaran 2013/2014 ... 57 5. Perkembangan Minat Siswa pada Siklus I Pertemuan ke-I ... 59 6. Perkembangan Minat Siswa pada Siklus I Pertemuan ke-II ... 63 7. Hasil Belajar Geografipada Siklus I Siswa Kelas XI IPS 3 Tahun

Pelajaran 2013/2014 ... 67 8. Kategori Minat Siswa dan Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I Siswa

Kelas XI IPS 3 Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 67 9. Kemampuan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 77 10. Hasil Observasi Minat Siswapada Siklus II Kelas XI IPS 3 Tahun

Pelajaran 2013/2014 ... 78 11. Perkembangan Minat Siswa pada Siklus II Pertemuan ke-I ... 79 12. Perkembangan Minat Siswa pada Siklus II Pertemuan ke-II ... 82 13. Hasil Belajar Geografi pada Siklus II Kelas XI IPS 3 Tahun Pelajaran


(15)

14. Kategori Minat Siswa dan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas XI

IPS 3 Tahun Pelajaran 2013/2014 pada Siklus II ... 86 15. Kemampuan Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus III . 95 16. Hasil Observasi Minat Siswapada Siklus III Kelas XI IPS 3 Tahun

Pelajaran 2013/2014 ... 96 17. Perkembangan Minat Siswa pada Siklus III Pertemuan ke- I ... 97 18. Perkembangan Minat Siswa pada Siklus III Pertemuan ke- II ... 100 19. Hasil Belajar Geografi pada Siklus III Siswa Kelas XI IPS 3 Tahun

Pelajaran 2013/2014 ... 102 20. Kategori Minat Siswa dan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas XI

IPS 3 Tahun Pelajaran 2013/2014 pada Siklus III ... 103 21. Pembagian Materi Tiap Kelompok pada Siklus I. ... 113 22. Daftar Pertanyaan dan Jawaban Siswa pada Saat Dilakukan Pembelajaran Geografi Menggunakan Metode Diskusi Siklus I ... 115 23. (Lanjutan) Daftar Pertanyaan dan Jawaban Siswa pada SaatDilakukan Presentasi Diskusipada Siklus I ... 116 24. Pembagian Materi Tiap Kelompok pada Siklus II. ... 117 25. Daftar Pertanyaan dan Jawaban Siswa pada Saat Dilakukan Pembelajaran Geografi Menggunakan Metode Diskusi Siklus II ... 119 26. (Lanjutan) Daftar Pertanyaan dan Jawaban Siswa pada SaatDilakukan Presentasi Diskusi pada Siklus II ... 120 27. Pembagian Materi Tiap Kelompok pada Siklus III. ... 121 28. Daftar Pertanyaan dan Jawaban Siswa pada Saat Dilakukan Pembelajaran Geografi Menggunakan Metode Diskusi Siklus III ... 123 29. (Lanjutan) Daftar Pertanyaan dan Jawaban Siswa pada SaatDilakukan Presentasi Diskusi pada Siklus III ... 124 30. Pengelompokan Siswa XI IPS 3 Menurut Kategori Minat Belajar ... 124 31. Distribusi Siswa XI IPS 3 Menurut Hasil Belajardan Minat Belajar ... 132


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir Penelitian ... 26 2. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Menurut Arikunto, Suharsimi.

(2009: 16)... 29 3. Peta Lokasi SMA Negeri 1 Natar ... 44 4. Denah Ruangan SMA Negeri 1 Natar ... 45 5. Siswa sedang Berdiskusi pada Siklus I Pertemuan Ke- 1 (Senin 20 Januari 2014) ... 54 6. Perwakilan kelompok siswa sedang Bermain Games Tebak Gambar dengan Diberikan Arahan Anggota Kelompok Lainnya pada Siklus I Pertemuan Ke- 1 (Senin 20 Januari 2014). ... 54 7. Siswa sedang Melakukan Presentasi Kelompok Siklus II (Rabu, 29

Januari2014). ... 75 8. Siswa dan Peneliti sedang Bermain Games Toples Bertanya

(Senin, 27 Januari 2014). ... 76 9. Siswa sedang Berdiskusi pada Siklus III (Senin, 3 Februari 2014) ... 93 10. Siswa sedang Mempersiapkan Pertanyaan untuk Kelompok yang Sedang Melakukan Presentasi dengan Memanfaatkan Sarana Wi-Fi dan Gadget Pribadi Mereka (Rabu, 6 Februari 2014) ... 94 11. Persentase Nilai Kinerja Guru Tiap Siklus. ... 109 12. Siswa sedang Berdiskusi Kelompok untuk Menanggapi Kelompok yang sedang Melakukan Presentasi pada Siklus II ... 134 13. Siswa sedang Mempresentasikan Hasil Diskusi pada Siklus III ... 135 14. Contoh I Hasil Diskusi Siswa pada Siklus I ... 136


(17)

15. Contoh II Hasil Diskusi Siswa pada Siklus I ... 137

16. Contoh III Hasil Diskusi Siswa pada Siklus II ... 138

17. Contoh IV Hasil Diskusi Siswa pada Siklus III ... 139

18. Contoh V Hasil Diskusi Siswa pada Siklus III (lanjutan Contoh IV, Hasil Diskusi Siswa pada Siklus III) ... 139

19. Ekosistem Mangrove ... 214

20. Ekosistem Hutan Hujan Tropis ... 214

21. Ekosistem Padang Rumput (Stepa/Savana) ... 215

22. Ekosistem Sungai... 215


(18)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Memperoleh pendidikan merupakan hak azazi seluruh manusia, baik berupa pendidikan formal maupun non-formal. Pendidikan tidak pernah lepas dari kehidupan sehari-hari, karena pendidikan merupakan salah satu modal utama dalam pembangunan. Sebagai negara yang masih berkembang seperti Indonesia sangatlah penting untuk meningkatkan mutu pendidikan, karena pendidikan merupakan salah satu pondasi untuk kemajuan sebuah bangsa. Sejalan dengan hal itu dalam GBHN 1988 (BP 7 pusat, 1990: 105) memberi batasan tentang pendidikan nasional sebagai berikut, “Pendidikan Nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa”.

Berbicara tentang mutu pendidikan tentunya terkait dengan sekolah, karena proses interaksi antara guru dan peserta didik (proses pembelajaran) terjadi di dalam sekolah. Dalam Riyanto (2009: 199) Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa dan tugas guru sebagian besar terjadi di dalam kelas adalah membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi belajar yang optimal yang berhubungan dengan


(19)

2

minat, kehendak, percakapan siswa maupun kegiatan- kegiatan mereka. Untuk itu dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, khususnya pendidikan formal menengah atas, segala macam cara dan strategi mengajar harus dilakukan para guru atau pendidik. Dalam hal ini guru berupaya agar siswa lebih antusias dalam mengikuti semua pelajaran yang diberikan oleh guru. Dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu, kiranya perlu diambil tindakan konkrit salah satunya adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan, mengingat sumber daya manusia adalah komoditi yang harus ditingkatkan prioritasnya.

Pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru dan peserta didik yang di dalamnya terdapat komunikasi guna tercapainya sebuah tujuan intruksional kurikulum. Namun sayangnya sekarang ini masih banyak guru yang mengemas proses pembelajaran dengan cara yang kurang menarik. Sehingga peserta didik kurang antusias dalam penyampaian materi pembelajaran ketika proses pembelajaran berlangsung.

Sumaatmadja (1996: 12) menyatakan “Baik studi geografi maupun pengajaran geografi, hakikatnya berkenaan dengan aspek-aspek keruangan permukaan bumi (geosfer) dan faktor-faktor geografis alam lingkungan dan kehidupan manusia”. Berdasarkan yang telah diungkapkan Nursid Sumaatmadja tersebut dapat dikatakan bahwa materi pembelajaran geografi adalah salah satu mata pelajaran yang sangat berguna dalam kehidupan sehari- hari. Namun yang terjadi sekarang ini penguasaan konsep dalam materi pembelajaran geografi masih kurang menggembirakan. Seperti halnya yang terjadi di SMA Negeri 1 Natar.


(20)

3

SMA N 1 Natar berdiri pada tahun 1986. Hingga tahun ajaran 2013/2014 SMA N 1 Natar telah memiliki tenaga kependidikan sebanyak 84 orang dan jumlah siswa 1054. Jumlah rombongan belajar di SMA N 1 Natar sebanyak 36 kelas, yang terdiri dari 9 rombel untuk kelas X, 5 rombel untuk kelas XI IPA, 4 rombel untuk kelas XI IPS, 5 rombel untuk kelas XII IPA dan 4 rombel untuk kelas XII IPS. SMA N 1 Natar juga memiliki beberapa prestasi dalam bidang akademik dan non akademik. Pada bidang akademik seperti juara II Olimpiade Komputer se- Lampung Selatan tahun 2011/2012 dan juara I Olimpiade Astronomi se- Lampung Selatan tahun 2011/2012. Pada bidang non akademik juara I sepak bola mini SMANDA Olympic pada tahun 2012 dan Runner Up Girls Dance Honda Development Basketball League (DBL) 2013.

Dari hasil pengamatan peneliti ketika guru mata pelajaran geografi di SMA N 1 Natar, yaitu ibu Dra. Hj. Indati sedang melakukan proses pembelajaran pada 26 september 2013, guru geografi di SMA N 1 Natar masih menggunakan metode konvensional dan monoton. Sehingga dalam proses pembelajaran guru hanya terkesan sekedar mentransfer pengetahuan kapada siswa, tanpa melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Akibatnya dalam pembelajaran geografi di SMA Negeri 1 Natar masih mengalami banyak kendala seperti rendahnya hasil belajar siswa. Kelas XI di SMA Negeri 1 Natar terdiri dari 4 kelas yaitu kelas XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3 dan XI IPS 4. Persentase hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Natar kelas XI IPS semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014 adalah sebagai berikut:


(21)

4

Tabel 1. Hasil Belajar Siswa pada Indikator Pencapaian Kompetensi Mengidentifikasi Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Keberadaan Flora dan Fauna Mata Pelajaran Geografi Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014.

Sumber: Dokumentasi Guru Geografi Hasil Belajar pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014.

Berdasarkan Tabel 1, dari keempat kelas tersebut kelas XI IPS 3 merupakan kelas yang mempunyai persentase hasil belajar terendah. Kelas XI IPS 1 adalah kelas yang memiliki persentase ketuntasan paling tinggi. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diterapkan di SMA Negeri 1 Natar yaitu dengan nilai 73.

Hasil belajar yang rendah tersebut setelah diamati oleh penulis pada saat proses pembelajaran dilaksanakan disebabkan oleh penggunaan metode konvensional atau monoton oleh guru mata pelajaran geografi di SMA negeri 1 Natar dan guru hanya menggunakan media papan tulis dalam setiap proses pembelajaran sehingga dalam siswa banyak yang tidak memperhatikan ketika guru menyampaikan materi pembelajaran. Pada saat proses pembelajaran tersebut juga banyak terjadi siswa yang sibuk dengan berkirim pesan singkat melalui handphone, mendengarkan musik dari handphone dengan headset, mengobrol dengan teman sebangkunya, membaca majalah, melihat katalog busana, membaca komik atau bacaan lainnya, berpindah- pindah tempat duduk, membolos di kantin dan juga siswa seringkali keluar masuk kelas dengan alasan ke toilet.

No Nilai XI IPS 1 XI IPS 2 XI IPS 3 XI IPS 4

∑ % ∑ % ∑ % ∑ %

1 ≥ 73 (tuntas)

10 28,57 14 38,89 8 23,53 11 36,67 2 < 73

(tidak tuntas)

25 71,43 22 61,11 26 76,47 19 63,33


(22)

5

Setelah melakukan pengamatan awal pada proses pembelajaran geografi peneliti berdiskusi dengan guru geografi di SMA Negeri 1 Natar, Dra. Hj. Indati. Kemudian dari hasil diskusi tersebut guru juga merasakan adanya masalah dalam proses pembelajaran karena proses pembelajaran menjadi terganggu dengan adanya kegiatan siswa yang di luar dari proses pembelajaran serta berdampak pada terganggunya proses penyampaian materi. Untuk itu dapat diidentifikasikan bahwa kurangnya minat belajar yang dimiliki oleh peserta didik dalam proses pembelajaran geografi. Dari pengamatan tersebut juga dapat diasumsikan bahwa rendahnya minat belajar yang dimiliki siswa pada mata pelajaran geografi disebabkan karena penggunaan metode yang digunakan oleh guru tidak tepat sehingga kurang dapat menarik minat peserta didik. Akibatnya peserta didik merasa jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran dan tidak adanya variasi dan inovasi dalam proses pembelajaran.

Sesuai dengan Abror (1993: 112) yang berpendapat bahwa:

“Minat berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita cenderung atau merasa tertarik pada orang, benda atau kegiatan utaupun bisa berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain minat dapat menjadi penyebab kegiatan dan penyebab partisipasi dalam kegiatan”.

Rendahnya minat belajar siswa dalam proses pembelajaran geografi pada akhirnya juga mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi. Hal tersebut dikarenakan siswa tidak memfokuskan perhatiannya pada proses penyampaian materi pembelajaran. Untuk itu sebagai salah satu komponen dalam


(23)

6

proses pembelajaran guru harus selalu melakukan variasi-variasi dalam metode belajar, strategi belajar dan media belajar.

Salah satu alternatif metode pembelajaran yang perlu dikembangkan dalam proses pembelajaran adalah dengan metode diskusi. Pengertian metode tercantum di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud, sedangkan diskusi adalah pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah. Metode diskusi ini menekan pada penemuan pemecahan masalah secara kelompok dan saling bekerja sama. Metode ini mendorong siswa berpikir secara ilmiah, kreatif, intuitif bekerja, menumbuhkan sikap objektif, jujur dan terbuka. Dengan metode diskusi siswa dapat mengerti tentang konsep-konsep dasar ide-ide dengan lebih baik. Dengan diskusi juga akan memberi waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi secara kelompok.

Dengan metode diskusi diharapkan dalam proses pembelajaran tidak lagi terjadi komunikasi satu arah, dimana hanya guru saja yang berperan tapi juga siswa dapat melaksanakan kewajibannya sebagai seorang pelajar secara penuh. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk mengajukan penelitian dengan judul

“Penggunaan Metode Diskusi dalam Meningkatkan Minat Belajar dan Hasil

Belajar pada Mata Pelajaran Geografi Siswa Kelas XI IPS di SMA N 1 Natar”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka identifikasi masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:


(24)

7

1. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat karena yang digunakan adalah metode konvesional dan monoton.

2. Kurangnya inovasi guru dalam proses pembelajaran. 3. Guru tidak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.

4. Guru hanya menggunakan media papan tulis dalam proses belajar.

5. Siswa sibuk berkirim pesan singkat melalui handphone, mendengarkan musik dari handphone dengan headset, mengobrol dengan teman sebangkunya, membaca majalah, melihat katalog busana, membaca komik atau bacaan lainnya, berpindah-pindah tempat duduk, membolos di kantin dan juga siswa seringkali keluar masuk kelas dengan alasan ke toilet.

6. Rendahnya minat belajar geografi siswa. 7. Rendahnya hasil belajar geografi siswa.

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Penggunaan metode diskusi

2. Rendahnya minat belajar geografi siswa. 3. Rendahnya hasil belajar geografi siswa.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah, rumusan masalah yang akan dijadikan dalam penelitian ini adalah:


(25)

8

1. Bagaimanakah penggunaan metode pembelajaran diskusi dapat meningkatkan minat belajar geografi pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Natar tahun pelajaran 2013/2014?

2. Bagaimanakah penggunaan metode pembelajaran diskusi dapat meningkatkan hasil belajar geografi pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Natar tahun pelajaran 2013/2014?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui penggunaan metode pembelajaran diskusi dapat meningkatkan minat belajar geografi pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Natar tahun pelajaran 2013/2014?

2. Untuk mengetahui penggunaan metode pembelajaran diskusi dapat meningkatkan hasil belajar geografi pada siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Natar tahun pelajaran 2013/2014?

F. Kegunaan Penelitian

1. Bagi Guru

Guru terampil menggunakan metode diskusi sehingga guru juga terampil mengikut sertakan siswa dalam proses pembelajaran, materi pembelajaran yang dibahas jauh lebih luas dan alokasi waktu belajar jauh lebih efektif.


(26)

9

2. Bagi Siswa

Memberi kesempatan siswa untuk dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran dengan berdiskusi sehingga siswa dapat lebih menguasai materi pembelajaran. Siswa juga dapat mendapatkan alternatif lain untuk mempelajari suatu pelajaran dengan cara melakukan diskusi sehingga dapat memberikan pengalaman langsung dan siswa terdorong untuk belajar geografi.

3. Bagi Sekolah

Sekolah memiliki guru yang terampil menggunakan metode diskusi dalam proses pembelajaran, yang mengikut sertakan siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran agar minat belajar dan hasil belajar siswa meningkat

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

1. Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Natar tahun pelajaran 2013/2014.

2. Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran diskusi, minat belajar dan hasil belajar geografi.

3. Ruang lingkup tempat dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Natar. 4. Ruang lingkup waktu dalam penelitian ini adalah Tahun Pelajaran 2013/2014. 5. Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah pendidikan. Metode mengajar yang dapat diterapkan dalam pembelajaran geografi dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar yaitu metode di dalam ruangan (indoor) dan metode di luar ruangan (outdoor). Metode yang termasuk di dalam ruangan


(27)

10

adalah metode ceramah, diskusi, tanya jawab, sosiodrama, resitasi dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk metode di luar ruangan adalah metode tugas belajar dan karyawisata.


(28)

11

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Belajar dan Pembelajaran

a. Belajar

Menurut Degeng (dalam Riyanto, 2010: 5), “Belajar merupakan pengaitan pengetahuan baru pada struktur kognitif yang sudah dimiliki si belajar”. Menurut Sumaatmadja (1996: 103) menyatakan “Belajar merupakan kegiatan yang terutama dilakukan oleh anak didik untuk memenuhi kebutuhannya menuju kedewasaan dalam arti seluas-luasnya”.

Menurut Witherington (dalam Yudhawati dan Haryanto, 2011: 16) menyatakan bahwa, “ Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”. Selanjutnya menurut Sumanto (2014: 82), “Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya pengalaman”. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan individu mengenai pengetahuan, pemahaman keterampilan dan nilai sikap kearah yang lebih baik melalui interaksi dengan lingkungannya.


(29)

12

b. Pembelajaran

UU tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 (Ketentuan Umum) pasal 1 ayat 20 menyebutkan bahwa, “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Menurut Trianto

(2009: 13) “Pembelajaran adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan”. Selanjutnya menurut Yudhawati dan Haryanto (2011: 14), “Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Menurut Djamarah (2007: 61) “Pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik dan belajar yang dilakukan oleh peserta didik atau murid”.

Dengan demikian dapat disimpulkan pembelajaran adalah interaksi dan komunikasi dua arah antara guru dengan peserta didik, untuk mencapai tujuan instruksional.

2. Pembelajaran Geografi

Menurut Ikatan Geografi Indonesia (dalam Samadi, 2007: 3 - 4), “Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer (muka bumi)


(30)

13

dengan sudut pandang kelingkungan (ekologis), kewilayahan (regional) dalam konteks keruangan (space)”. Menurut Sumaatmadja (1996: 105) “Pengajaran geografi yang mengajarkan hubungan keruangan gejala-gejala geografi di permukaan bumi yang antara lain adalah hubungan keruangan antara umat manusia dengan alam lingkungannya, dapat mengembangkan model pengajaran disiplin mental dalam merealisasjkikan tujuan instruksional”.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran geografi adalah pembelajaran mengenai ilmu pengetahuan tentang aspek-aspek keruangan, kelingkungan dan kewilayahan dari fenomena geosfer sesuai dengan perkembangan mental anak dan jenjang pendidikan.

Berikut ini merupakan pengertian model, teknik-strategi dan metode pembelajaran geografi menurut Sumaatmadja (1996: 73 - 121).

a. Model Pembelajaran Geografi

Model pembelajaran merupakan suatu pola yang tersusun bagi kepentingan pelaksanaan pengajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang harus dicapai serta disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku. Pembelajaran geografi mengembangkan materi geografi sesuai dengan hakikatnya, senantiasa menelaah gejala dan masalah geografi dalam konteks keruamgan. Oleh karena itu, pada pembelajaran geografi harus melihat gejala atau masalah yang kita telaah. Meskipun pada bidang geografi kita memiliki pendekatan keruangan dan pendekatan regional yang khas geografi, kita dapat pula menerapkan pendekatan ekologi yang sifatnya tidak berbeda jauh dengan pendekatan keruangan ataupun pendekatan regional.

Oleh karena itu, penerapan ketiga model pembelajaran pada pembelajaran geografi dapat memberikan wawasan yang luas terhadap pemikiran anak didik sehingga dapat merealisasikan tujuan instruksional menuju ke arah Tujuan Pendidikan Nasional.

b. Teknik-Strategi Pembelajaran Geografi

Teknik-strategi pembelajaran geografi adalah cara berusaha dan bertindak yang diarahkan kepada anak didik untuk mencapai tujuan instruksional. Dalam hal ini tekanan tujuan itu dapat diarahkan kepada memupuk keberanian bertanya, kemampuan konseptual, nilai dan sikap, keterampilan, dan kepada pengembangan


(31)

14

inkuiri serta berpikir kritis guna pembinaan konsep dan pengembangan generalisasi pada pembelajaran geografi.

c. Metode Pembelajaran Geografi

Metode mengajar yang dapat ditarapkan dalam pembelajaran geografi dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar yaitu metode di dalam ruangan (indoor) dan metode di luar ruangan (outdoor). Yang termasuk di dalam ruangan adalah metode ceramah, tanya jawab, diskusi, sosiodrama, resitasi, dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk metode di luar ruangan adalah metode tugas belajar dan karyawisata. Pada pelaksanaanya, semua metode tersebut diterapkan secara kombinasi terpadu sesuai dengan pokok bahasan dan tujuan instruksional yang ingin dicapai.

3. Metode Pembelajaran

Menurut Hasibuan dan Moedjiono (1985: 3) “Metode mengajar adalah alat dapat merupakan bagian dari perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan suatu strategi belajar-mengajar”. Menurut Sumaatmadja (1984: 95) “Metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Makin baik metode itu makin efektif pula pencapaian tujuan”.

Menurut Yamin (2006: 153) “Metode pembelajaran merupakan cara melakukan

atau menyajikan, menguraikan, memberi contoh dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu”. Metode-metode pembelajaran memiliki ragam dan jenis yang banyak, dengan masing-masing memiliki keuggulan dan kelemahan yang berbeda-beda. Metode-metode tersebut diantaranya adalah metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode sosiodrama dan bermain peran, metode resitasi, metode demonstrasi.

Menurut Mujiman (2011: 71) menyatakan bahwa “Pemilihan metode banyak ditentukan oleh tujuan mata pelajaran, karakteristik partisipan (misalnya usia,


(32)

15

tingkat pendidikan) ketersediaan alat bantu pembelajaran, preferensi dan kemampuan instruktur, preferensi dan kemampuan partisipan dan sebagainya”. Dari pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dalam pemilihan metode pembelajaran guru harus memperhatikan semua hal yang terkait dalam proses pembelajaran.

4. Metode Diskusi

Dalam Sumaatmadja (1984: 101-102) mengungkapkan bahwa:

“Metode diskusi pada pengajaran IPS, baik ditinjau dari pelaksanaannya maupun

dari hasil yang dicapainya, merupakan metode interaksi yang terpadu. Pada pelaksanaan diskusi, informasi melalui ceramah, komunikasi melalui tanya jawab dan kerja kelompok secara terpadu berlangsung pada kesempatan yang sama. Pada kesempatan diskusi ini, aspek kognitif dalam inquiri reflektif, aspek afektif dalam bentuk minat dan menghargai orang lain dan aspek psikomotor dalam bentuk ketangkasan menanggapi persoalan serta menganalisanya secara serentak dapat dikembangkan”.

Menurut Yamin (2006: 159) mengungkapkan bahwa “Metode diskusi merupakan interaksi antara siswa dan siswa atau siswa dan guru untuk menganalisis, memecahkan masalah, menggali atau memperdebatkan topik, atau permasalahan tertentu”. Sedangkan menurut Usman (2005: 94) menyatakan bahwa “Diskusi kelompok merupakan suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal, pengembangan kesimpulan atau pemecahan masalah”. Menurut Mujiman (2011: 86) menyatakan bahwa “ Tujuan diskusi kelas adalah untuk pendalaman, pengembangan konsep atau pengetahuan, sekaligus melatih keberanian partisipan mengemukakan pendapat”.


(33)

16

Menurut Joni dan Unen (1984: 11 - 14) menyatakan bahwa:

Proses pembelajaran metode diskusi kelompok memiliki tahapan-tahapan pembelajaran sebagai berikut:

1. Pemilihan topik atau tugas kerja diskusi kelompok dapat dilakukan guru dengan jalan

a. Memilih dan menetapkan sendiri.

b. Memilih dan menetapkan bersama siswa.

2. Pembentukan kelompok diupayakan sesuai dengan tujuan, pada tahapan ini guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok kecil.

3. Pembagian topik/tugas yang harus dikerjakan oleh kelompok, pada tahap ini guru memberitahukan topik atau tugas tiap diskusi kelompok.

4. Proses kerja diskusi kelompok, pada tahap ini setiap peserta diskusi kelompok melaksanakan diskusi kelompok.

5. Pelaporan diskusi atau presentase hasil diskusi kelompok, penilaian hasil diskusi kelompok.

Menurut Hasibuan dan Moedjiono (1985: 20), “Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah”. Dari berbagai teori di atas dapat disimpulkan bahwa metode diskusi adalah salah satu metode pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mengungkapkan pemikirannya mengenai suatu masalah atau objek tertentu dengan cara bermusyawarah untuk dapat menentukan kesimpulan.

Menurut Sumaatmadja (1996: 101):

“Sewajarnya pada pelaksanaan dan penerapan metode diskusi harus tetap berpegang kapada murid sebagai sentral proses belajar. Dengan demikian pelaksanaan diskusi tidak hanya terbatas kepada diskusi yang diselenggarakan antara guru dengan para siswa, melainkan harus dikembangkan antara siswa-siswa menjadi beberapa kelompok yang dipimpin oleh salah seorang anggota kelompok yang bersangkutan. Melalui penerapan metode diskusi tidak hanya kemampuan bermusyawarah yang dapat dikembangkan, melainkan daya kepemimpinan juga dapat tergali. Potensi anak didik secara individual sebagai pimpinan dapat dilatih”.


(34)

17

Dalam Roestiyah (2008: 8 - 15) dituliskan bahwa jenis-jenis diskusi, adalah sebagai berikut:

a. Whole group (lecture discussion)

Adalah diskusi kelompok utuh dimana kelas dimodifikasi menjadi satu kelompok utuh dengan posisi guru berada dihadapan suatu kelas dan memberi informasi serta pertanyaan kepada para siswa dan siswa juga mengambil bagian dengan menjawab pertanyaan whole group ideal jika anggota tidak lebih dari 15 orang.

b. Buzz group

Suatu kelompok besar dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Diskusi dilakukan diakhir pelajaran atau ditengah pelajaran dengan maksud untuk menajamkan bahan pelajaran atau menjawab pertanyaan-pertanyaan. c. Panel (round table discussion)

Suatu kelompok kecil, biasanya 3 - 6 siswa mendiskusikan suatu objek tertentu dalam susunan semi melingkar, dipimpin oleh satu moderator. d. Syndicate group

Guru menjelaskan garis besar suatu masalah kemudian tiap- tiap kelompok diberi tugas untuk mempelajari tertentu. Guru menyiagakan referensi dan informasi.

e. Brainstorming group

Merupakan diskusi uraian pendapat, dimana setiap kelompok menyumbang ide-ide baru tanpa dinilai segera.

f. Symposium

Merupakan diskusi dimana siswa membahas tentang berbagai aspek dari sebuah objek tertentu, dan membacakan di depan secara singkat (5 - 20 menit), kemudian diikuti dengan sanggahan dan pertanyaan dari para pendengar.

g. Colloquium

Merupakan diskusi dimana seseorang atau sumber menjawab pertanyaan dari siswa, dan siswa melakukan wawancara terhadap sumber tersebut. h. Informal debate

Yaitu diskusi yang dilakukan dimana siswa berhadapan satu sama lain dan membahas perdebatan yang bersifat problematika bukan yang bersifat aktual.

i. Fish bowl

Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, yang disebut sebagai kelompok dalam untuk mendiskusikan masalah tertentu dan kelompok lainnya (kelompok luar) sebagai pendengar.

Menurut Yamin (2006: 159) metode diskusi dapat digunakan dan tidak dapat digunakan, jika sebagai berikut:

 Metode diskusi digunakan, jika sebagai berikut:


(35)

18

b. Menyebutkan pokok- pokok masalah yang akan dibahas atau memberikan studi kasus kepada siswa sebelum menyelenggarakan diskusi

c. Menugaskan siswa untuk menjelaskan, menganalisis dan meringkas

d. Membimbing diskusi, tidak memberi ceramah e. Sabar dalam kelompok yang lamban dalam diskusi

f. Waspada terhadap kelompok yang tampak kebingungan atau berjalan dengan tidak menentu

g. Melatih siswa menghargai pendapat orang lain

 Metode diskusi tidak digunakan, jika sebagai berikut:

a. Siswa berada ditahap menengah atau akhir proses belajar b. Pelajaran formal atau magang

c. Perluasan pengetahuan yang telah dikuasai siswa

d. Belajar mengidentifikasi dan memecahkan masalah serta mengambil keputusan

e. Membiasakan siswa berhadapan dengan berbagai pendekatan, interpretasi dan kepribadian

f. Menghadapi masalah secara kelompok

g. Membiasakan siswa untuk berargumentasi dan berpikir rasional.

5. Minat Belajar

Minat adalah kecenderungan yang memperhatikan dan melakukan beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang. Menurut Witherington (1999: 135) menyatakan bahwa, “Minat adalah kesadaran seseorang, bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal atau situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya”.

Selanjutnya menurut Djaali (2006: 121), “Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri”. Surya (2009: 2) menyatakan bahwa “Minat dapat diartikan sebagai keinginan yang kuat untuk memenuhi kepuasan anda, baik berupa keinginan memiliki atau melakukan sesuatu”.


(36)

19

Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya terhadap sesuatu yang terkait dengan diri seseorang dalam hal ini adalah belajar. Proses pembelajaran yang dapat menarik minat siswa akan lebih memudahkan untuk siswa tersebut menguasai materi-materi belajar, karena siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah, semua hal yang terkait dalam proses belajar juga ikut bertanggung jawab tidak terkecuali guru. Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya.

Minat mempengaruhi proses hasil belajar, karena dengan adanya minat akan menumbuhkan keinginan seseorang untuk melakukan semua hal yang terkait dengan sesuatu yang diminati seseorang. Jika seseorang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu, maka dia tidak dapat diharapkan akan berhasil dengan baik dalam mempelajari hal tersebut. Sebaliknya kalau seseorang mempelajari sesuatu sesuai dengan minatnya, maka dia akan berhasil lebih baik. Minat seseorang terhadap sesuatu hal dapat dilihat dari keinginannya untuk mengetahui atau belajar lebih banyak. Oleh karena itu, guru harus mengetahui minat siswa terhadap suatu mata pelajaran dan mengetahui cara menarik perhatian siswa terhadap pelajaran.

Menurut Abror (1993: 112) menjabarkan unsur- unsur minat, sebagai berikut: 1. unsur kognisi


(37)

20

3. unsur konasi

Wahid (1998: 109 - 110) mengungkapkan fungsi dan pentingnya minat pembelajaran menurut, sebagai berikut :

a. Minat mempengaruhi intensitas cita-cita b. Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat

c. Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan identitas

d. Minat yang terbentuk sejak kecil/masa kanak-kanak sering terbawa seumur hidup karena membawa kepuasan.

Menurut Ajzen dalam Asmiri (Peningkatan Minat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Pendekatan Keterampilan Proses Pada Siswa, http://jurnal.untan.ac.id, Diakses pada Minggu 1 Desember 2013 pukul 08.00 WIB), kategori hasil pengukuran minat dapat diklasifikasikan menjadi minat tinggi (67 – 100%), minat sedang (34 – 66%) dan minat rendah (0 –33%).

6. Hasil belajar

Menurut Sudjana (1989: 39) “Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari

luar diri siswa atau faktor lingkungan”. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan

bahwa salah satu faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) yang turut menentukan keberhasilan belajar siswa adalah minat.

Menurut Yudhawati dan Haryanto (2011: 16) menyatakan bahwa “ Hasil dari proses pembelajaran ialah perubahan perilaku individu. Individu akan memperoleh perilaku yang baru, menetap, fungsional, positif, disadari dan

sebagainya”. Menurut Warsito (dalam Depdiknas, 2006: 125) mengemukakan


(38)

21

arah positif yang relatif permanen pada diri orang yang belajar”. Selanjutnya, menurut Hamalik (2006: 155) memberikan gambaran bahwa “Hasil belajar yang diperoleh dapat diukur melalui kemajuan yang diperoleh siswa setelah belajar dengan sungguh-sungguh”. Dari pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu hasil yang menggambarkan kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar yang nampak pada diri individu berupa perubahan tingkah laku secara kuantitatif. Hasil inilah yang akan menjadi ukuran tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Benyamin Bloom (dalam Sudjana, 2000: 22) membagi hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu:

1. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual. 2. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap.

3. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan ketrampilan dan kemampuan bertindak.

Dalam Rosita (2013: 34) “Hasil penilaian ini pada dasarnya adalah hasil belajar yang diukur. Hasil penilaian dan evaluasi ini merupakan umpan balik untuk mengetahui sampai dimana proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan”.


(39)

22

7. Keterkaitan Antara Minat Belajar dan Hasil Belajar dengan Keterampilan Diskusi Kelompok

Dalam proses pembelajaran pada prinsipnya siswa telah memiliki minat belajar yang merupakan minat pembawaan. Sehingga baik siswa itu sendiri maupun guru di sekolah bertugas mengembangkan atau meningkatkan minat-minat yang telah dimiliki. Adapun cara membangkitkan minat tersebut menurut Sardiman AM (1986: 93) adalah:

1. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan

2. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau 3. Memberikan kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik 4. Menggunakan berbagai bentuk mengajar

Sejalan dengan pendapat di atas disini penulis berupaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran geografi melalui keterampilan guru dalam menguasai kelas dan membangkitkan antusias siswa dalam proses belajar. Keterampilan menguasai kelas dengan menggunakan diskusi kelompok yang dimiliki oleh seorang guru berpengaruh terhadap keantusiasan siswa dalam proses belajar, karena siswa dapat menumbuhkan minat belajarnya dengan suasana belajar yang berbeda. Melalui metode diskusi kelompok diharapkan siswa mengalami suasana belajar yang berbeda ketika proses belajar dilakukan, karena siswa dapat mengungkap pendapat dan pandangannya terhadap suatu masalah sekaligus pemecahannya sesuai dengan minat yang ada pada dirinya.

Dengan keterampilan diskusi kelompok diharapkan akan membuat siswa lebih tertarik atau berminat dalam belajar, karena siswa dapat secara langsung


(40)

23

berinteraksi satu sama lainnya dalam pemecahan masalah. Metode diskusi juga dapat memberikan pengalaman dan keterampilan dalam mengemukakan keinginan yang ada dalam diri siswa. Keterampilan diskusi kelompok dalam pembelajaran geografi juga merupakan salah satu variasi agar siswa tidak menjadi bosan, maksudnya dengan pembelajaran tersebut siswa akan tertarik dan termotivasi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Metode diskusi juga akan menuntut siswa untuk dapat berpikir kritis dalam proses belajar agar dapat mengemukakan gagasan dan idenya, sehingga siswa akan dapat lebih menguasai suatu konsep dan pada akhirnya akan berdampak positif pada hasil belajarnya.

8. Teori-Teori Pendukung Metode Pembelajaran Diskusi

a. Teori Belajar Konstruktivisme Menurut Budiningsih (2005: 58):

“Proses belajar konstruktif, secara konseptual proses belajar jika dipandang dari pendekatan kognitif, bukan sebagai perolehan informasi yang berlangsung satu arah dari luar ke dalam diri siswa, melainkan sebagai pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi yang bemuara pada pemutakhiran struktur kognitifnya”.

Menurut Trianto (2009: 28) menyatakan “Teori konstruktivisme ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan ini tidak lagi sesuai”. Menurut Baharuddin dan Wahyuni (2010: 124) menyatakan bahwa “Salah satu konsep dasar pendekatan konstruktivisme dalam belajar adalah adanya interaksi sosial individu dengan lingkungannya”.


(41)

24

Menurut teori konstruktivisme ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus mengembangkan sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Siswa sebagai pribadi yang sudah memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu. Kemampuan awal tersebut akan menjadi dasar dalam mengkonstruksi pengetahuan yang baru. Oleh sebab itu meskipun kemampuan awal tersebut masih sangat sederhana atau tidak sesuai dengan pendapat guru, sebaiknya diterima dan dijadikan dasar pembelajaran dan pembimbingan.

Guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa harus membangun sendiri pengetahuan dalam pikirannya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide meraka sendiri dan mengajarkan siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar.

b. Teori Belajar Kognitif

Menurut Riyanto (2009: 9), menyatakan bahwa “Teori belajar kognitif merupakan suatu teori belajar yang lebih mementingkan proses belajar itu sendiri. Belajar tidak hanya sekedar melibatkan hubungan antara stimulas dan respon, lebih dari itu belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks”. Menurut Mujiman (2011: 153) menyatakan bahwa “Kemampuan kognitif yang dimilikinya, yang berkembang sesuai dengan tahap-tahap perkembangan diri, memungkinkan manusia melakukan kegiatan belajar aktif”.


(42)

25

Menurut Syah (2010: 103) menyatakan bahwa “Teori psikologi kognitif adalah bagian terpenting dari sains yang telah memberi kontribusi yang sangat berarti dalam perkembangan psikologi belajar. Sains kognitif merupakan himpunan disiplin yang terdiri atas: psikologi kognitif, ilmu-ilmu komputer, linguistik, intelegensi buatan, matematika, epistemologi dan neuropsychology (psikologi

syaraf) ”. Sedangkan Menurut Ausubel (dalam Riyanto, 2009: 15) menyatakan

“Belajar menerima dan menemukan masing-masing dapat merupakan hafalan atau

bermakna, tergantung pada situasi terjadinya belajar”. Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa teori belajar kognitif lebih menekan terhadap daya ingat dan kemampuan berpikir kritis seseorang.

B. Kerangka Pikir

Belajar adalah suatu proses perubahan dari individu ke arah yang lebih baik melalui interaksi dengan lingkungannya. Belajar harus memiliki minat yang tinggi agar dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Tanpa minat proses belajar tidak akan berlangsung dengan baik. Belajar geografi memerlukan suatu metode yang tepat supaya hasil yang dicapai maksimal dan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Guru harus dapat memilih metode atau strategi yang sesuai dengan pokok bahasan yang disampaikan dan juga mempunyai cara-cara yang menarik sehingga peserta didik mempunyai minat yang tinggi terhadap pembelajaran geografi.

Salah satu alternatif untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan metode pembelajaran diskusi. Metode diskusi adalah salah satu metode dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bermusyawarah


(43)

26

secara terpadu. Sehingga siswa dalam proses belajar akan lebih terlibat dan mudah dalam menerima materi pokok bahasan yang dipelajari. Melalui metode diskusi bertujuan untuk membuat materi pelajaran lebih mudah dipahami siswa karena memberikan pengalaman proses belajar yang berbeda. Dengan adanya proses belajar yang berbeda dan pengalaman baru akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Adanya informasi yang diterima dalam suasana belajar yang berbeda sehingga pola pikir siswa akan lebih berkembang dengan memunculkan ide-ide dalam proses pembelajaran geografi sehingga hasil belajar siswa mengalami peningkatan.

Guru akan menyampaikan materi dengan lebih bervariasi, siswa juga dapat memperoleh informasi lain secara langsung dari hasil diskusi dengan guru maupun antar temannya. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi dapat meningkatkan minat dan hasil belajar geografi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Natar Kabupaten Lampung Selatan tahun pelajaran 2012/2013. Berdasarkan kerangka pikir tersebut secara sederhana dapat disajikan dalam paradigma kerangka pikir sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian Metode Pembelajaran Diskusi

1. Meningkatkan minat belajar geografi


(44)

27

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Pargito (2011: 20) menyatakan bahwa “Penelitian tindakan kelas adalah kajian perbaikan pembelajaran dengan tindakan tertentu yang dilakukan secara berulang-ulang (siklus) hingga menemukan tindakan yang tepat (ideal) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan”.

B. Setting Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di SMA Negeri 1 Natar khususnya di dalam ruang kelas XI IPS 3. Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah semester genap Tahun Pelajaran 2013/2014. Siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014 berjumlah 34 siswa, dengan jumlah siswa 20 orang dan jumlah siswi 14 orang. Subjek penelitian di sekolah ini adalah siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014 yang selalu mengikuti proses pembelajaran tiap siklus (berjumlah 33 siswa). SMA Negeri 1 Natar adalah satu-satunya sekolah berstatus negeri di kecamatan Natar. Setiap tahun pelajaran baru SMA Negeri 1 Natar selalu diminati tiap calon siswanya yang terbukti


(45)

28

dengan banyaknya calon siswa yang mengikuti seleksi masuk SMA Negeri 1 Natar.

Penelitian ini akan diskenariokan oleh peneliti pemula dari program studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung angkatan 2010 yang sedang menyelesaikan tugas akhir, bekerja sama dengan guru mata pelajaran geografi SMA Negeri 1 Natar bernama Dra. Hj. Indati.

C. Pelaksanaan Tindakan

Ciri dari penelitian tindakan adalah adanya suatu tindakan yang dipraktekkan di kelas dan tindakan tersebut mengikuti sebuah alur desain penelitian. Rencana penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam tiga siklus. Pelaksanaan siklus I menjadi landasan untuk pelaksanaan siklus II, siklus II menjadi landasan untuk pelaksanaan siklus III dan hasil dari siklus III merupakan hasil dari penelitian tindakan kelas ini. Skema prosedur penelitian ini dapat dilihat dalam Gambar 2.


(46)

29

Gambar 2. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Menurut Arikunto, Suharsimi. (2009: 16)

Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat membuat kesimpulan atau menyusun berbgai alternatif pemecahan masalah.

Adanya suasana yang berbeda dalam pembelajaran memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima sehingga pola pikir siswa akan lebih berkembang dengan memunculkan ide-ide dalam proses pembelajaran geografi sehingga hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Dalam penelitian ini direncanakan menggunakan metode belajar diskusi pada siklus I, pada siklus II akan direncanakan setelah siklus I dilaksanakan yang disesuaikan dengan hasil observasi dan rekfleksi, begitu pula pada siklus III juga akan disesuaikan setelah siklus II terlaksana dan mendapatkan refleksi.

SIKLUS I Pengamatan

Tindakan

Perencanaan Refleksi

Pengamatan SIKLUS II

Tindakan Refleksi

Perencanaan

Perencanaan SIKLUS III Pengamatan Hasil Penelitian


(47)

30

Tahapan dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan Pembelajaran

Penelitian ini direncanakan dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi dengan perincian sebagai berikut:

a) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), tentang materi yang akan diajarkan sesuai dengan metode yang akan digunakan. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun secara kolaboratif antara peneliti dan guru. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun berdasarkan silabus yang telah dikembangkan oleh peneliti dan guru.

b) Menyiapkan petunjuk pelaksanaan diskusi untuk guru dan siswa.

c) Menyiapkan media dan alat kelengkapan serta sumber belajar siswa yang berkaitan dengan materi dan metode pembelajaran yang akan digunakan. d) Mempersiapkan materi pembelajaran yang akan disajikan.

Merencanakan pembelajaran dengan membentuk kelompok diskusi siswa, kelompok siswa dibentuk dalam bentuk buzz group (kelompok kecil dengan anggota 6 - 7 orang siswa). Menurut Roestiyah (2008: 8 – 15) buzz group

adalah, “Suatu kelompok besar dibagi menjadi beberapa kelompok kecil.

Diskusi dilakukan diakhir pelajaran atau ditengah pelajaran dengan maksud untuk menajamkan bahan pelajaran atau menjawab pertanyaan-pertanyaan”. Pada siklus I kelompok kecil dibentuk berdasarkan absen, sedangkan pada siklus II dan siklus III akan mengikuti sesuai refleksi dari siklus I.

e) Guru menyiapkan suatu masalah tentang ekosistem yang akan dipaparkan sebelum diskusi berlangsung untuk digunakan sebagai bahan diskusi siswa.


(48)

31

f) Guru menyiapkan gambar untuk digunakan sebagai games tebak gambar agar terbentuk diskusi dengan topik bervariasi.

g) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran, menyusun lembar kerja siswa, menyusun tes hasil belajar tentang materi pembelajaran yang diberikan, serta mempersiapkan media dan buku referensi yang akan digunakan dalam proses tindakan.

2. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran

Pada kegiatan tahap pelaksanaan diterapkan semua kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi. Adapun rincian kegiatannya adalah sebagai berikut:

a. Siswa memahami panduan diskusi.

b. Siswa bergabung sesuai kelompok diskusinya dalam bentuk buzz group (kelompok kecil) sebanyak 5 kelompok yang masing-masing kelompok berjumlah 6 - 7 orang. Menurut Roestiyah (2008: 8 – 15) buzz group adalah, “Suatu kelompok besar dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Diskusi dilakukan diakhir pelajaran atau ditengah pelajaran dengan maksud untuk menajamkan bahan pelajaran atau menjawab pertanyaan-pertanyaan”. c. Bermain games tebak gambar (ekosistem sungai, mangrove, hutan hujan

tropis, terumbu karang dan padang rumput) untuk memilih bahan diskusi. Masing-masing perwakilan kelompok siswa (Andi Syahputra dari kelompok 1, Fijar Satriatama dari kelompok 2, M. Gigih Pratama dari kelompok 3, Wulansari dari kelompok 4 dan Nanda Mutiara dari kelompok 5) maju ke


(49)

32

depan kelas sesuai urutan kelompok, kemudian memilih gambar yang akan ditebak.

d. Selanjutnya anggota kelompok lainnya memberi pengarahan hingga perwakilan kelompok dapat menebak (arahan yang diberikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan gambar yang dipilih, tidak boleh menyebutkan awal huruf atau akhiran).

e. Setelah masing-masing perwakilan kelompok dapat menebak gambar kemudian siswa berdiskusi sesuai petunjuk diskusi selama 20 - 30 menit, topik yang didiskusikan komponen-komponen ekosistem, fungsi ekosistem, masalah yang terjadi pada ekosistem tersebut dan konservasi pada ekosistem tersebut (sesuai ekosistem masing-masing kelompok).

f. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi yaitu berupa ringkasan materi dari hasil diskusi kelompok ke depan kelas selama 10 – 15 menit tiap kelompok,kemudian diadakan diskusi kelas.

g. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling menanggapi hasil presentasi dari setiap kelompok.

h. Mengevaluasi hasil belajar.

3. Observasi

Observasi yang dilakukan adalah dengan observasi langsung yang dilakukan oleh guru. Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung dengan panduan observasi yang telah dibuat. Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap semua proses tindakan, hasil tindakan dan hambatan tindakan. Observasi pada penelitian ini mengamati minat belajar siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran


(50)

33

Lembar observasi kinerja guru menyesuaikan dari indikator kinerja guru dalam Gultom (2012: 20 – 21).

4. Refleksi

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data dan menganalisis data yang diperoleh selama observasi, yaitu data yang diperoleh dari lembar observasi dan mengenai hasil pengamatan yang dilakukan baik kekurangan maupun ketercapaian dalam pembelajaran. Refleksi bertujuan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan maupun kelebihan-kelebihan yang terjadi selama pembelajaran. Pelaksanaan refleksi berupa diskusi antara peneliti dan guru mitra dengan melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan. Evaluasi yang dilakukan yaitu mengenai tindakan yang dilakukan, pada proses pembelajaran, permasalahan yang muncul selama proses pembelajaran dan segala hal berkaitan dengan tindakan yang dilakukan. Dari hasil evaluasi tersebut akan dicari jalan keluar untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang akan muncul sehingga dapat disusun rencana pada siklus selanjutnya.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Menurut Kunandar (2010: 143), “Pengamatan atau observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran”. Dalam penelitian ini ada dua observasi yang digunakan, yaitu:


(51)

34

1. Observasi Minat Belajar Siswa Dalam Proses Pembelajaran Diskusi

Alat penelitian berupa lembar observasi minat siswa. Observasi ini digunakan untuk mengamati kegiatan siswa yang mengacu pada indikator minat belajar siswa ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan setiap pertemuan. Observasi minat siswa dilakukan oleh guru yang dilakukan secara terbuka, dimana guru mengamati kegiatan responden ditengah-tengah kegiatan responden dan diketahui oleh responden. Lembar observasi minat siswa dapat dilihat pada Lampiran 7.

2. Observasi Kinerja Guru Menggunakan Metode Diskusi

Observasi kinerja guru dalam pembelajaran diskusi menggunakan lembar pengamatan kinerja guru (Lampiran 13) yang dikutip dari indikator kinerja guru dalam Gultom (2012: 20 - 21). IPKG tersebut kemudian dimodifikasi sesuai dengan metode pembelajaran diskusi karena pada indikator kinerja guru dalam Gultom (2012: 20 - 21) tersebut hanya pengamatan kinerja guru secara umum. Observasi kinerja guru diamati oleh mitra mulai dari guru melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran hingga penilaian pembelajaran.

2. Tes

Tes menurut Arikunto (2003: 53) adalah “Alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan


(52)

35

Alat tes yang digunakan berupa lembar soal dalam bentuk pilihan jamak dan isian singkat. Soal pilihan jamak berjumlah 10 soal, dengan 5 alternatif jawaban (a, b, c, d dan e) dan soal isian singkat berjumlah 2 soal. Proporsi penilaian dua jenis soal tersebut adalah 80:20, yaitu 80 dari soal pilihan jamak dan 20 dari soal isian singkat. Setiap satu jawaban benar pada pilihan jamak memiliki bobot 8

sedangkan pada isian singkat setiap soal memiliki bobot 0 ≥ 10, sehingga didapat

nilai maksimal 100 dan nilai minimal 0.

Alat tes ini dibuat oleh peneliti bersama guru. Tes diberikan kepada siswa pada setiap akhir siklus, tes ini dilakukan untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran setelah diterapkannya pembelajaran diskusi. Apabila hasil tes pada siklus I, siklus II dan siklus III mengalami peningkatan maka dapat diasumsikan bahwa metode pembelajaran diskusi dalam pembelajaran dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dalam bentuk gambar, tulisan, ataupun foto-foto hasil kegiatan pembelajaran. Menurut Sukardi (2003: 81) menyatakan “Pada Teknik ini, peneliti dimungkinkan memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat, dimana responden bertempat tinggal atau melakukan kegiatan

sehari-harinya”. Dalam penelitian ini dokumentasi yang digunakan adalah foto-foto

kegiatan belajar siswa dan lembar hasil diskusi siswa. Dokumentasi pada penelitian ini digunakan agar mendapatkan bukti otentik dari pelaksanaan


(53)

36

penelitian ini. Alat penelitian dalam teknik dokumentasi ini adalah kamera digital untuk memperoleh foto-foto hasil kegiatan dan scaner untuk mendokumentasikan contoh hasil diskusi siswa.

E. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Sukardi (2003: 86), “Yang dimaksud dengan mendeskripsikan data adalah menggambarkan data yang ada guna memperoleh bentuk nyata dari responden, sehingga lebih mudah dimengerti peneliti atau orang lain yang tertari dengan hasil penelitian yang dilakukan”.

F. Variabel Penelitian

1. Variabel Minat Belajar

Menurut Abror (1993: 112) indikator kinerja untuk mengukur minat, sebagai berikut:

1. Unsur kognisi (mengenal), dalam arti minat itu didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai objek yang dituju oleh minat tersebut. Unsur kognisi meliputi:

1. Perhatian

2. Tertarik untuk bertanya

3. Tertarik untuk menjawab pertanyaan

2. Unsur emosi (perasaan), karena dalam partisipasi atau pengalaman itu disertai dengan perasaan tertentu (biasanya perasaan senang). Unsur emosi meliputi:

1. Berani tampil ke depan kelas 2. Bersungguh-sungguh dalam belajar 3. Bersemangat dalam pembelajaran 4. Bergembira dalam pembelajaran


(54)

37

3. Unsur konasi (kehendak), merupakan kelanjutan dari kedua unsur tersebut yaitu diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk melakukan suatu kegiatan. Unsur konasi meliputi:

1. Kehendak untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran 2. Kehendak untuk menghargai pendapat teman

3. Kehendak untuk bekerja sama dalam kelompok

Dari 3 unsur tersebut maka diambil 10 pernyataan untuk lembar observasi minat siswa, yaitu:

1. Siswa memperhatikan seluruh proses pembelajaran.

2. Siswa tertarik untuk bertanya kepada guru atau sesama teman . 3. Siswa tertarik untuk menjawab pertanyaan dari guru atau sesama

teman .

4. Siswa berani tampil ke depan kelas untuk mengungkapkan ide dan gagasannya.

5. Siswa bersungguh-sungguh dalam seluruh proses belajar. 6. Siswa bersemangat dalam proses pembelajaran.

7. Siswa bergembira dalam proses pembelajaran.

8. Siswa memiliki kehendak untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran.

9. Siswa menghargai pendapat teman.

10. Siswa memiliki kehendak untuk bekerja sama dalam kelompok.

Untuk mengukur minat dalam lembar observasi dengan indikator kinerja tersebut digunakan 4 interval skor dalam setiap indikator minat, yaitu:

1. Sudah Membudaya (SM) = 4 (empat) 2. Mulai Berkembang (MB) = 3 (tiga) 3. Mulai Terlihat (MT) = 2 (dua) 4. Belum Terlihat (BT) = 1 (satu)

Sesuai indikator minat (lembar observasi minat dapat dilihat pada Lampiran 6), kategori minat siswa dibagi menjadi tiga, yaitu: skor total 30 – 40 (kategori minat tinggi), skor total 20 - 29 (kategori minat sedang) dan 10 – 19 (kategori minat rendah). Skor maksimal 40 dan skor minimal 10.


(55)

38

2. Variabel Hasil Belajar

Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah penggunaan metode diskusi diadakan tes pada setiap akhir siklus. Nilai hasil belajar maksimal yang dapat diperoleh siswa adalah 100 dan nilai minimal adalah 0. Ketuntasan belajar siswa Menurut Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang diterapkan di SMA Negeri 1 Natar adalah siswa dikatakan tuntas belajar jika mendapatkan nilai 73 atau lebih.

3. Kinerja Guru

Kinerja guru dalam penelitian ini adalah kemampuan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan metode diskusi, yang terdiri dari tahap perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian pembelajaran. Nilai kinerja maksimal yang dapat diperoleh guru 100 dengan kategori baik dan nilai kinerja minimalnya 0 dengan kategori sangat kurang.

G. Indikator Keberhasilan Penelitian

1. Indikator Variabel Minat Belajar

Minat belajar siswa (tiap individu) dikategorikan dalam klasifikasi minat tinggi, minat sedang dan minat rendah. Untuk mendapatkan klasifikasi minat belajar siswa digunakan rumus:

Rentang Minat = Skor Maksimal – Skor Minimal K

Keterangan:

Skor Maksimal = 40

Skor Minimal = 10


(56)

39

Jadi rentang minat ,

Sehingga didapat rentang minat dari 3 kategori minat tersebut, yaitu: minat tinggi (30 - 40), minat sedang (20 - 29) dan minat rendah (10 - 19). Kemudian untuk mengukur tingkat keberhasilan dari indikator minat digunakan rumus:

Keterangan:

%Am = Persentase siswa berminat tinggi ∑As = Banyak siswa yang berminat tinggi N = Banyak siswa yang hadir

Indikator keberhasilan minat belajar dalam penelitian ini akan ditinjau dari persentase minat belajar siswa sesuai pada hasil lembar observasi minat siswa. Jika persentase siswa yang berminat tinggi (skor minat 30 - 40), pada setiap siklus meningkat dan pada akhir siklus 3 sebesar 70% atau lebih (≥ 24 siswa).

2. Indikator Variabel Hasil Belajar

Hasil belajar siswa dikategorikan dalam klasifikasi tuntas (≥73) dan tidak tuntas (<73). Untuk menentukan persentase siswa tuntas setiap siklusnya digunakan rumus seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (2001: 69), yaitu sebagai berikut:

Keterangan : %Ai = Persentase siswa tuntas belajar

At

= Banyaknya siswa yang tuntas belajar N = Banyaknya siswa yang hadir

% 100

% x

N At

Ai

%

100

%

x

N

As

Am

40-10 = 10 3


(57)

40

Sedangkan untuk menentukan nilai rata-rata kelas menggunakan rumus:

Keterangan: x = Nilai rata-rata kelas ∑ns = Jumlah nilai siswa n = Jumlah siswa yang hadir

Selanjutnya indikator keberhasilan hasil belajar dalam penelitian ini akan ditinjau dari persentase ketuntasan hasil belajar siswa. Jika persentase siswa tuntas

(dengan nilai ≥73) setiap siklus meningkat dan pada akhir siklus 3 siswa yang

mendapat nilai ≥73 sebesar 70% atau lebih maka dapat dikatakan bahwa penelitian tindakan ini berhasil.

3. Keberhasilan Kinerja Guru

Dalam PTK ini yang akan dilihat indikator kinerjanya selain siswa adalah guru, karena guru merupakan fasilitator yang sangat berpengaruh terhadap kinerja siswa. Instrumen pengamatan kinerja guru dalam penelitian ini dikutip dari indikator kinerja guru dalam Gultom (2012: 20 - 21) yang disesuaikan dengan metode belajar diskusi, untuk menghitung hasil pengamatan kinerja guru digunakan rumus sebagai berikut:

NK =

Keterangan: NK = Nilai kinerja guru

NPKG = Jumlah pelaksanaan kinerja guru K = Jumlah pelaksanaan maksimal (46) N

Ns x

NPKG


(58)

41

Kategori nilai kinerja guru dalam penelitian ini dibagi menjadi 4, yaitu:

1. 0<X≤25 = Sangat kurang

2. 26<x≤50 = Kurang baik

3. 51<x≤75 = Cukup baik

4. 76<X≤100 = Baik

Kinerja guru dikatakan berhasil jika nilai kinerja guru meningkat tiap siklusnya dan pada akhir siklus 3 kinerja guru telah berada pada kategori baik.


(59)

144

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang disajikan dalam bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penggunan metode diskusi buzz group (kelompok kecil yang terdiri dari 6 - 7 orang siswa) dengan menambahkan variasi games yaitu games tebak gambar pada siklus I, games toples bertanya pada siklus II dan games pecah balon pada siklus III dapat meningkatkan minat belajar siswa. Variasi games yang disisipkan dalam metode diskusi membuat siswa lebih antusias mengikuti pembelajaran sehingga siswa lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran. Adanya variasi games dalam metode diskusi buzz group berdampak pada adanya perkembangan minat siswa dan selalu terjadi peningkatan jumlah siswa dengan minat belajar dan hasil belajar tinggi dari siklus I ke siklus II dan siklus II ke siklus III. Perkembangan tersebut terutama terlihat pada siklus III dengan games pecah balon dan kelompok heterogen buzz group. 2. Dengan adanya peningkatan minat siswa berdampak pada peningkatan hasil

belajar siswa. Hal tersebut karena dengan adanya peningkatan minat siswa menyebabkan peningkatan kemampuan siswa dalam menguasai konsep pembelajaran, meningkatkan keinginan siswa untuk berlomba dalam


(1)

41

Kategori nilai kinerja guru dalam penelitian ini dibagi menjadi 4, yaitu: 1. 0<X≤25 = Sangat kurang

2. 26<x≤50 = Kurang baik 3. 51<x≤75 = Cukup baik 4. 76<X≤100 = Baik

Kinerja guru dikatakan berhasil jika nilai kinerja guru meningkat tiap siklusnya dan pada akhir siklus 3 kinerja guru telah berada pada kategori baik.


(2)

144

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang disajikan dalam bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penggunan metode diskusi buzz group (kelompok kecil yang terdiri dari 6 - 7 orang siswa) dengan menambahkan variasi games yaitu games tebak gambar pada siklus I, games toples bertanya pada siklus II dan games pecah balon pada siklus III dapat meningkatkan minat belajar siswa. Variasi games yang disisipkan dalam metode diskusi membuat siswa lebih antusias mengikuti pembelajaran sehingga siswa lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran. Adanya variasi games dalam metode diskusi buzz group berdampak pada adanya perkembangan minat siswa dan selalu terjadi peningkatan jumlah siswa dengan minat belajar dan hasil belajar tinggi dari siklus I ke siklus II dan siklus II ke siklus III. Perkembangan tersebut terutama terlihat pada siklus III dengan games pecah balon dan kelompok heterogen buzz group. 2. Dengan adanya peningkatan minat siswa berdampak pada peningkatan hasil

belajar siswa. Hal tersebut karena dengan adanya peningkatan minat siswa menyebabkan peningkatan kemampuan siswa dalam menguasai konsep pembelajaran, meningkatkan keinginan siswa untuk berlomba dalam


(3)

145

mengajukan gagasan pemikirannya dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan : 1. Bagi Guru

Guru dapat menggunakan metode diskusi dengan menambahkan games tebak gambar, games toples bertanya dan games pecah balon sebagai alternatif metode pembelajaran untuk dapat meningkatkan minat siswa untuk lebih antusias dalam proses pembelajaran dan dapat lebih menguasai materi pembelajaran sehingga meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi Siswa

Siswa dapat mengikuti semua proses pembelajaran dan berperan dalam setiap penyampaian materi dari guru maupun dari siswa lain. Keikutsertaan siswa dalam setiap diskusi belajar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran sehingga hasil belajar siswa juga akan meningkat.

3. Bagi Kepala Sekolah

Kepala sekolah diharapkan dapat memberikan fasilitas guna mendukung kelancaran dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi maupun dalam melaksanakan metode pembelajaran lainnya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abror, Abd. Rachman. 1993. Psikologi Pendidikan. PT. Tiara Wacana. Yogyakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta. Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).

Bumi Aksara. Jakarta.

Asmiri. Peningkatan Minat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Dengan

Pendekatan Keterampilan Proses Pada Siswa Kelas V SDN.

http://Jurnal.Untan.ac.id. (diakses pada Minggu 1 Desember 2014 pukul 08. 00 WIB).

Baharuddin dan Wahyuni, Esa Nur. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Ar- Ruzz Media. Yogyakarta.

Budi ningsih, Asri. 2005. Belajar Dan Pembelajaran. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Djamarah, Syaiful Bahri. 2007. Strategi Belajar Mengajar Rineka Cipta.

Bandung.

Depdiknas. 2006. Bunga Rampai Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran (SMA, SMK, dan SLB). Depdiknas. Jakarta.

Djaali. 2006. Psikologi Pendidikan.PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Gultom, Syawal. 2012. Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru Buku 2 Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Pusat Pengembangan Profesi Pendidik. Jakarta.

Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Hasibuan dan Moedjiono. 1985. Proses Belajar Mengajar. PT. Remaja Rosda

Karya. Bandung.


(5)

Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Mujiman, Haris. 2011. Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Pargito, 2011. Penelitian Tindakan Bagi Guru Dan Dosen. AURA Printing And Publishing. Bandar Lampung.

Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Kencana. Jakarta. Roestiyah. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. Rosita, Laili. 2013. Penggunaan Metode Mind Mapping Untuk

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas X.3 SMA Negeri 1 Pekalongan Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012 (Skripsi) . Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Samadi. 2007. Geografi SMA Kelas X. Yudistira. Jakarta.

Sudjana, Nana 2000. Dasar – dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar baru Algesindo. Bandung.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Bumi Aksara. Yogyakarta.

Sumaatmadja, Nursid. 1984. Metodologi pengajaran IPS. Alumni. Bandung. Sumaatmadja, Nursid. 1996. Metodologi Pembelajaran Geografi. Bumi Aksara.

Bandung.

Sumanto. 2014. Psikologi Umum. CAPS. Yogyakarta.

Surya, Hendra. 2009. Menjadi Manusia Pembelajar. Alex Media Komputindo. Jakarta.

Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar. PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif. Kencana

Prenada Media Group. Jakarta.

Usman, Moh. User, 2005. Menjadi Guru Profesional. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Wahid, Abdul 1998. Menumbuhkan Minat dan Bakat Anak. Pustaka Belajar. Yogyakarta.


(6)

Witherington. 1999. Psikologi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Yamin, Martinis. 2006. Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia. Gaung Persada Press. Jakarta.

Yudhawati, Ratna dan Haryanto, Dany. 2011. Teori-Teori Dasar Psikologi Pendidikan. Prestasi Pustaka. Jakarta.


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH I PALEMBANG

1 5 115

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IVA SD NEGERI 8 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 8 53

PENGGUNAAN METODE DISKUSI KELOMPOK DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VII B SMP WIYATA BHAKTI NATAR LAMPUNG SELATAN SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 79

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 9 202

JUDUL INDONESIA: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI TEMA CITA-CITAKU SISWA KELAS IVB SD NEGERI 05 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 7 87

JUDUL INDONESIA: PENGGUNAAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014 JUDUL INGGRIS: THE USE OF DISCUSSION METHOD FOR INCREASE INTEREST IN

1 18 63

PENGGUNAAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

20 71 72

PENGARUH MEDIA KOMIK TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS 1 DI SMA SWADHIPA NATAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

5 33 68

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KALIREJO

0 5 53

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 NATAR TAHUN AJARAN 2013/2014

3 16 92