17
Hupéretein: menunjukkan suatu hubungan kerja terutama relasi dengan orang untuk siapa pekerjaan itu dilakukan. Hupéretés berarti sipelaksana memperhatikan instruksi si pemberi
kerja.
II.2.2. Diakonia dalam Alkitab dan Gereja Mula-Mula
29
Praktik diakonia pelayanan terhadap orang miskin dapat ditemukan dalam Alkitab yaitu dalam perjanjian lama, perjanjian baru, dan dalam zaman para rasul serta pada Gereja
mula-mula.
II.2.2.1. Diakonia dalam Perjanjian Lama
Dalam perjanjian lama, misalnya perhatian pada orang miskin, perlindungan pada janda, yatim piatu dan orang asing terdapat dalam hukum taurat. Berdasarkan hukum Musa,
ada beberapa undang-undang yang memberikan perhatian pada orang miskin dan keadilan sosial, diantaranya sebagai berikut:
- Tahun Yobel
Tahun Yobel tidaklah sekedar ide penataan sosial dalam bentuk pembebasan utang dan budak serta pengembalian tanah yang digadaikan kepada pemiliknya, tetapi juga
memberikan perhatian pada pelestarian lingkungan hidup.
30
Tahun Yobel tidak bisa dilihat hanya sebagai aktivitas penghapusan utang dan pengembalian tanah pada
pemiliknya, tetapi Tahun Yobel sarana untuk mewujudkan masyarakat lestari dan sustainable society, yaitu adanya economic and ecological justice atau caring and sharing
economic.
29
Gereja m ula-m ula yang dim aksud oleh penulis dalam hal ini adalah Gereja pada zam an bapa-bapa Gereja.
30
Josep P. Widiat m adja, Yesus Wong Cilik: Praksis...., 20-21
18
- Tahun Sabat
Tahun sabat merupakan tahun pembebasan yang dirayakan setiap tujuh tahun sekali.
31
Tujuannnya adalah untuk menolong orang miskin, tanah, dan binatang dari perlakuan tidak adil oleh kebijakan ekonomi saat itu. Kata sabat bisa berarti kelegaan, kebebasan,
dan pemulihan.
- Perpuluhan
Hukum perpuluhan dalam perjanjian lama dimaksudkan untuk menyatakan bahwa tanah Kanaan berserta isinya adalah milik Allah, sehingga tanah tidak boleh dijadikan
barang komuditas sebab tanah itu memiliki nilai spritual yang memberi sumber hidup dan menajdi barang pusaka.
32
Hasil dari tanah Kanaan bukanlah untuk kepentingan penggarap dan pemilik tanah saja, tetapi untuk menghidupi orang lain seperti orang Lewi yang tidak
memiliki warisan tanah Kanaan karena mereka dikhususkan bekerja di Bait Allah. Selain untuk orang Lewi hasil tanah Kanaan juga menghidupi orang-orang miskin, yatim-piatu,
janda miskin, dan orang asing. Orang Israel membantu kesejahteraan orang miskin dari persepuluhan yang dipersembahkan untuk bait Allah yang selanjutnya dikelola oleh orang
Lewi sebagai imam di bait Allah.
- Larangan mengambil bunga dari yang miskin
Banyak orang miskin semakin menjadi miskin karena terjerat oleh bunga dalam sistem perdagangan. Pada masa itu Israel merupakan bangsa pengembara dan petani,
sehingga kemiskinan mengancam hidup mereka jika praktik bunga dalam pinjam- meminjam dijalankan.
33
31
Ibid, 22
32
Ibid, 22-23
33
Ibid, 24
19
Dari penjelasan-penjelasan diatas, jelas bahwa pada zaman perjanjian lama sudah ada kepedulian terhadap orang-orang miskin. Kepada orang-orang miskin dikembalikan hak-
haknya, baik hak atas tanah yang sudah sempat dimiliki oleh orang kaya maupun hak untuk hidup bebas dari perbudakan.
II.2.2.2. Diakonia dalam Perjanjian Baru