19
Dari penjelasan-penjelasan diatas, jelas bahwa pada zaman perjanjian lama sudah ada kepedulian terhadap orang-orang miskin. Kepada orang-orang miskin dikembalikan hak-
haknya, baik hak atas tanah yang sudah sempat dimiliki oleh orang kaya maupun hak untuk hidup bebas dari perbudakan.
II.2.2.2. Diakonia dalam Perjanjian Baru
Dalam Perjanjian Baru Yesus dengan jelas dan tegas mengajarkan kepada murid- murid-Nya untuk memberi perhatian kepada orang miskin, bahkan pelayanan Yesus sendiri
memberikan perhatian khusus kepada orang-orang yang miskin, orang-orang yang terasing, yang lapar, dan sakit dengan cara menyembuhkan dan memberdayakan mereka. Injil yang
disampaikan Yesus merupakan kabar baik untuk orang miskin. Injil memang merupakan kabar baik dan sukacita untuk semua orang, tetapi fokus Allah melalui sejarah dan Yesus
Kristus adalah memberitakan kabar baik kepada orang miskin yang disebut anawim yaitu mereka yang tidak berdaya baik secara sosial ekonomi maupun politik.
34
Perhatian pada orang miskin dan tersisih dilanjutkan oleh murid-murid Yesus sesudah Pentakosta.
35
Mengurangi kemiskinan dan bersikap solider pada orang-orang miskin dan tersisih merupakan praktik hidup dari jemaat pertama dengan cara menjual tanah dan harta
milik yang hasilnya diserahkan kepada para Rasul untuk mencukupi kebutuhan orang miskin diantara mereka.
Dari uraian diatas jelas bahwa ada tradisi dan cara berdiakonia serta memberi perhatian pada orang miskin baik secara pribadi maupun secara terorganisasi di dalam
Alkitab. Bahkan bisa dikatakan Bait Allah dalam Perjanjian Lama dan Gereja dalam Perjanjian Baru tidak sekedar tempat untuk upacara keagamaan, tetapi juga sebagai pusat
34
Ibid, 26
35
Ibid, 28
20
pelayanan kesejahteraan sosial yaitu tempat pemberi perhatian kepada orang-orang miskin dan yang tersisih.
II.2.2.3. Diakonia pada masa Gereja Mula-Mula
Perhatian pada orang miskin atau masalah sosial tidak hanya dilakukan dalam perjanjian lama, perjanjian baru atau zaman para Rasul bahkan pada zaman Paulus sebagai
arsitek perkembangan Gereja saja, tetapi praktik diakonia juga diteruskan oleh para bapa Gereja.
Dalam sejarah Gereja terdapat banyak bapa Gereja yang memberikan ajaran sosial. Diantaranya yang terkenal adalah bapak Gereja dari Kapadokia yaitu dua bersaudara: Basil
dari Kaesarea dan Gregorius dari Nyssa.
36
Basil dari Kaesarea terkenal karena dialah yang membangun pusat pelayanan sosial.
Dalam sejarah Gereja tercatat bahwa pada tahun 368 telah terjadi bencana kelaparan yang diakibatkan oleh musim kering di Kapadokia.
37
Situasi sulit seperti ini bayak digunakan oleh penguasa Romawi dan orang-orang kaya untuk memeras petani miskin dengan cara
mereka harus menjual tanahnya atau terpaksa meminjam uang dari orang kaya dengan bunga tinggi.
Menanggapi situasi seperti ini, Gereja yang dipimpin oleh Basilius tidak sekedar mengorganisasikan bantuan pangan kepada mereka yang lapar tetapi juga mengecam
kekejaman dan kejahatan struktural para penguasa dan orang kaya. Kecaman Gregorius terutama ditujukan pada praktik lintah darat yang mencapai 12 persen. Praktik diakonia yang
dilakukan Basilius tidak terbatas pemberian bantuan pangan kepada orang miskin, tetapi juga
36
Josef. P. Widyatm adja, Diakonia Sebagai M isi Gereja Yogyakart a: Kanisius, 2009, 92
37
Josep P. Widiat m adja, Yesus Wong Cilik: Praksis...., 61-63
21
mendirikan pusat pelayanan sosial yang melayani orang yang berada dalam perjalanan dan pelayanan kesehatan.
II.2.3. Hakekat Diakonia