22
humanisme meskipun harus memakai cara-cara manusia. Motif dasar yang paling hakiki sebagai Theou dalam mengemban akta Tuhan untuk mengasihi ciptaanNya. Respon terhadap
panggilan Tuhan tersebut adalah suatu dedikasi, yaitu pengabdian, penyerahan diri atau pengurbanan tenaga dan waktu untuk melaksanakan perintah Tuhan.
II.2.5. Tujuan Diakonia
Berdasarkan pengertian, hakekat dan motif dasar diakonia, serta praktik Diakonia dalam Alkitab dan zaman Gereja mula-mula, maka tujuan utama pelayanan dapat
disimpulkan sebagai berikut: 1 Memberitakan kepada umat manusia, bahwa Allah mempunyai rencana mengasihi
dan menyelamatkan manusia, dan sebagai kawan sekerja Allah bnd I Kor 3 : 9 dengan segala usaha untuk menunjukkan kemuliaan dan kebesaran Allah.
2 Membantu menyadarkan dan mengembangkan derajat dan potensi diri atau kemampuan manusiawi sebagai makhluk yang diciptakan menurut peta dan gambar
Allah. 3 Menyatakan dan menyajikan kasih Allah kepada sesama orang yang menanggung
beban derita atau menjadi korban dalam medan percaturan kehidupan bersama. 4 Memberikan topangan kepada sesama orang untuk berprestasi atau mengembangkan
perlengkapan hidup cipta, rasa dan karsa yang diberikan oleh Tuhan kepada setiap orang.
5 Meringankan beban orang yang mengalami kesulitan hidup dan membantu orang yang kekurangan dalam mencukupi kebutuhan hidup.
23
II.3. Bentuk-Bentuk Diakonia
Diakonia sebagai pelayanan kasih tidak lagi hanya dimonopoli kegiatan institusi Gereja melainkan telah dilakukan oleh Lembaga Pelayanan Kristen LPK dan juga Lembaga
Sosial Masyarakat LSM di luar Gereja.
40
Bentuk-bentuk dan cara diakonia yang dilakukan oleh organisasi sosial Kristen dan dan LSM ini telah berkembang lebih cepat daripada yang
dilakukan oleh institusi Gereja. Pada umumnya cara berdiakonia dapat dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu diakonia karikatif, diakonia reformatif dan diakonia transformatif
pembebasan.
II.3.1. Diakonia Karitatif
Diakonia Karitatif berasal dari kata Charity Inggris yang berarti belas kasihan. Diakonia ini merupakan bentuk yang paling tua yang dipraktekkan oleh Gereja dan pekerja
sosial.
41
Diakonia Karitatif sering diwujudkan dalam bentuk pemberian makanan dan pakaian kepada orang miskin, menghibur orang sakit, dan perbuatan amal kebajikan. Diakonia ini
didukung dan dipraktekkan oleh institusi Gereja karena: dapat memberikan manfaat langsung yang segera dapat dilihat, memberikan penampilan yang baik terhadap diri si pemberi,
memusatkan perhatian pada hubungan pribadi, bisa digunakan untuk menarik seseorang yang dibantu
menjadi anggota
agama mereka,
menciptakan hubungan
subjek-objek ketergantungan dan status quo.
Diakonia karitatif merupakan produk dan perkembangan dari industrialisasi di Eropa dan Amerika Utara pada abad ke 19. Diakonia Karitatif ini sangat digemari oleh bangsawan
dan wanita kelas menengah di Inggris pada zaman Victoria karena dapat mengembangkan hubungan prbadi yang hangat dengan pihak yang dibantu Philpot 1986:14.
42
Hubungan yng
40
Josep P. Widiat m adja, Yesus Wong Cilik: Praksis Diakonia Transform at if dan Teologi Rakyat Indonesia, 31
41
Ibid, 31-36
42
Ibid, 32