HAM Hak Asasi Manusia

12 mengemukakan prinsip-prinsip HAM yang berlaku bagi kebebasan beragama infra Sub-judul E.

A. Pengertian Kebebasan Beragama Sebagai HAM

1. HAM Hak Asasi Manusia

HAM dapat dimaknai sebagai seperangkat hak yang melekatinheren pada diri manusia semata-mata karena kodrat kemanusiaannya. 2 Dalam Black‘s Law Dictionary, HAM didefinisikan sebagai berikut: “the freedoms, immunities, and benefits that, according to modern values esp. at an international level, all human beings should be able to claim as a matter of right in the society in which they live.” 3 Dalam perangkat hukum nasional Indonesia melalui Pasal 1 angka 1 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM jo. Pasal 1 angka 1 UU No. 26 Tahun 2006 tentang Pengadilan HAM, dirumuskan bahwa: “Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikatnya dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib di hormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.” Naskah Komprehensif Perubahan UUD 1945 dalam Buku Ke-8 nya memberikan pula definisi HAM, yakni: 2 Tore Lindolm, Opcit., hlm. 10. 3 Bryan A., Black’s Law Dictionary Ninth Edition – Garder Editor In Chief, New York: West, 2009. 13 “Hak asasi merupakan hak dasar seluruh umat manusia tanpa ada perbedaan. Mengingat hak dasar merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa, maka pengertian hak asasi manusia adalah hak sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang melekat pada diri manusia, bersifat kodrati, universal dan abadi, berkaitan dengan harkat dan martabat manusia.” 4 Manusia dilahirkan bebas dan memiliki derajat yang sama secara kodrati. Article 1 Universal Declaration of Human Rights UDHR merupakan pernyataan tentang prinsip dasar HAM yang menjelaskan rasio sumber pemilikan HAM bagi manusia. Konsep HAM tidak sama dengan konsep hak-hak pada umumnya. Perbedaan HAM terhadap hak-hak biasa ordinary right dikemukakan oleh Sieghart yang menyatakan: “But ‘human’ rights are distinguished from other rights by two principal features. First, they are not acquired, nor can they be transferred, disposed of or extinguished, by any act or event; they ‘inhere’ universally in all human beings, throughout their lives, in virtue of their humanity alone, and they are inalienable. Secondly, their primary correlative duties fall on States and their public authorities, not on other individuals … human rights are primarily claims against the public authorities of the State itself.” 5 Dikarenakan esensi dari HAM yang kodrati, maka hak ini melekat secara otomatis dalam diri setiap manusia. 6 Atau dengan kata lain HAM dimiliki manusia karena dirinya manusia. 7 HAM hanya dapat musnah ketika seorang individu sudah tidak lagi menjadi manusia karena sifat HAM adalah ‘‘Inalienable 4 Buku VIII tentang Warga Negara dan Penduduk, Hak Asasi Manusia, dan Agama Naskah Komprehensif Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Latar Belakang, Proses, dan Hasil Pembahasan 1999-2002, Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, 2010, hlm. 57. 5 Titon Slamet Kurnia, Hak Atas Derajat Kesehatan Optimal sebagai HAM di Indonesia, Bandung: Alumni, 2007, hlm. 11. 6 Renata Uitz, Freedom of Religion, Belgia: Council Of Europe Publishing, 2007, hlm. 352-358. 7 Rhoda E. Howard, HAM Penjelajahan Dalih Relativisme Budaya, Terjemahan Nugraha Katjasungkana, Jakarta: PustakaUtama Grafiti, 2000, hlm. 1. 14 Rights ’’. 8 Hak yang melekat pada keberadaan manusia ini kemudian memunculkan konsep kebebasan. Berdasarkan urgensi HAM tersebut, penulis menyimpulkan bahwa sejatinya HAM memang wajib mendapatkan penghormatan, perlindungan, pengakuan, serta penjaminan. Hal ini berimplikasi timbulnya kewajiban di sisi lain, yakni negara. Kewajiban yang timbul kepada negara tersebut dikarenakan pada hakikatnya HAM merupakan batasan terhadap pemerintah. HAM dipandang sebagai klaim dari rakyatwarga negara terhadap negaranya supaya dipenuhi apa yang menjadi hak-hak asasinya. 9 Pengertian inilah yang dapat disimpulkan sebagai hakikat HAM sebagai hukum, yaitu dalam rangka identifikasi dan institusionalisasi seperangkat kewajiban korelatif kepada negara.

2. Kebebasan Beragama sebagai HAM

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Eksistensi Asas Yurisdiksi Universal dalam Hukum Pidana Internasional dan Hukum Pidana Nasional T1 312011605 BAB I

0 1 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Eksistensi Asas Yurisdiksi Universal dalam Hukum Pidana Internasional dan Hukum Pidana Nasional T1 312011605 BAB II

0 1 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Eksistensi Asas Yurisdiksi Universal dalam Hukum Pidana Internasional dan Hukum Pidana Nasional T1 312011605 BAB IV

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum terhadap Spesies Langka Flora dan Fauna Liar dalam Ranah Hukum Internasional dan Hukum Nasional T1 312007058 BAB II

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum Terhadap Folklore dalam Hukum Hak Kekayaan Intelektual Indonesia dan Hukum Internasional T1 312006046 BAB I

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum Terhadap Folklore dalam Hukum Hak Kekayaan Intelektual Indonesia dan Hukum Internasional T1 312006046 BAB II

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perspektif Hukum Nasional Indonesia dan Hukum Internasional Mengenai Kebebasan Beragama

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perspektif Hukum Nasional Indonesia dan Hukum Internasional Mengenai Kebebasan Beragama T1 312008032 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perspektif Hukum Nasional Indonesia dan Hukum Internasional Mengenai Kebebasan Beragama T1 312008032 BAB IV

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Standar Perlindungan Hak – Hak Tersangka atau Terdakwa Menurut Hukum Nasional dan Hukum Internasional T1 312008059 BAB II

0 0 37