Kewajiban-kewajiban Korelatif Negara Kewajiban-Kewajiban Korelatif Negara Terhadap Hak Atas

47 terhadap penyitaan aset, dan menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi dan sosial yang harus dicapai sesuai dengan rencana yang adil dan ilmiah. Selain itu, pengadilan Saudi menerapkan syariat dalam segala hal status perdata, pidana atau pribadi, Pasal 232 dari Royal SK 1965 menyediakan untuk pembentukan sebuah komisi untuk penyelesaian semua sengketa komersial. Meskipun hakim di pengadilan biasa biasanya ditunjuk oleh Menteri Kehakiman dari kalangan lulusan perguruan tinggi syariat diakui oleh hukum, anggota komisi untuk penyelesaian sengketa diangkat oleh Departemen Perdagangan. Dengan kata lain, Arab Saudi telah secara efektif mengecualikan keuangan, perbankan dan modal perusahaan dari penerapan aturan syariat. Contoh lebih lembut dari model ini yang umum di dunia Islam, dari Qatar atau Uni Emirat Arab ke tujuan eksotis seperti Maladewa atau Comoros di Samudera Hindia. Singkatnya, agama telah membuat timbal balik yang besar selama beberapa dekade terakhir, dan sekarang menjadi de facto dan de jure pilar identitas kolektif, nasional dan hukum konstitusional di negara-negara mayoritas Muslim di Asia, Afrika dan Timur Tengah.

2. Kewajiban-kewajiban Korelatif Negara

Melihat berbagai konsepsi negara menyangkut kebebasan beragama, maka dapat disimpulkan bahwa sebenarnya kewajiban-kewajiban negara berkenaan dengan hak atas kebebasan beragama sebagai HAM tidak terlepas dari bagaimana model konsepsi negara terkait hak tersebut. Implementasi kewajiban negara 48 berkenaan dengan hak atas kebebasan beragama seringkali dipengaruhi oleh konsepsi yang dianut tentang hubungan antara negara dan agama. Hal ini menjadikan implementasi hak atas kebebasan beragama sebagai HAM oleh negara sangat krusial. Dalam perspektif hukum HAM, negara memiliki posisi yang khas sebagai pihak penanggungjawab hak, yaitu pihak yang dibebani oleh kewajiban hukum. Ada 2 kewajiban hukum negara, yaitu primary rules dan secondary rules. 81 Kewajiban pertama berkenaan dengan kewajiban negara untuk tidak melakukan pelanggaran HAM baik melalui tindakan maupun pendiaman termasuk menjamin pemenuhan secara aktif hak-hak tersebut. Sedangkan kewajiban kedua berkenaan dengan kewajiban negara untuk mencegah pelanggaran, menyelidikinya ketika terjadi, melakukan proses hukum kepada pelaku serta melakukan pemulihan reparation atas kerugian yang timbul. 82 Primary rules masih dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis kewajiban spesifik, yaitu: obligation to respect kewajiban untuk menghormati yang mengharuskan negara untuk menahan diri atas setiap tindakan yang melanggar integritas individu atau pelanggaran atas kebebasannya; obligation to protect kewajiban untuk melindungi yang mengharuskan negara mengambil langkah untuk mencegah individu maupun kelompok lain pihak ke-3 melakukan 81 The International Commission of Jurist, Legal Brief Amicus Curiae presented by The International Commission of Jurist before The Inter-American Court of Human Rights in the case of Efrain Bamaca Velasquez v. Guatemala, dalam The Review, No. 62-632001. Hlm. 151. 82 Ibid. 49 pelanggaran atas integritas, kebebasan bertindak, maupun pelanggaran hak-hak asasi lain atas setiap individu; serta obligation to fulfil kewajiban untuk melaksanakan yang mengharuskan negara mengambil langkah untuk memastikan setiap orang yang berada di dalam yurisdiksinya mendapat kesempatan kepuasan atas setiap kebutuhannya, diakui di dalam instrumen hak asasi, yang tidak dapat dipenuhi oleh seseorang. 83 Kewajiban spesifik negara Indonesia terhadap diatur pada level konstitusi dalam Pasal 28I ayat 4 UUD 1945 yang menetapkan bahwa perlindungan, pemajuan, penegakan dan pemenuhan HAM adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah.

E. Prinsip-Prinsip Hukum Hak Atas Kebebasan Beragama Sebagai

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Eksistensi Asas Yurisdiksi Universal dalam Hukum Pidana Internasional dan Hukum Pidana Nasional T1 312011605 BAB I

0 1 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Eksistensi Asas Yurisdiksi Universal dalam Hukum Pidana Internasional dan Hukum Pidana Nasional T1 312011605 BAB II

0 1 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Eksistensi Asas Yurisdiksi Universal dalam Hukum Pidana Internasional dan Hukum Pidana Nasional T1 312011605 BAB IV

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum terhadap Spesies Langka Flora dan Fauna Liar dalam Ranah Hukum Internasional dan Hukum Nasional T1 312007058 BAB II

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum Terhadap Folklore dalam Hukum Hak Kekayaan Intelektual Indonesia dan Hukum Internasional T1 312006046 BAB I

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perlindungan Hukum Terhadap Folklore dalam Hukum Hak Kekayaan Intelektual Indonesia dan Hukum Internasional T1 312006046 BAB II

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perspektif Hukum Nasional Indonesia dan Hukum Internasional Mengenai Kebebasan Beragama

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perspektif Hukum Nasional Indonesia dan Hukum Internasional Mengenai Kebebasan Beragama T1 312008032 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perspektif Hukum Nasional Indonesia dan Hukum Internasional Mengenai Kebebasan Beragama T1 312008032 BAB IV

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Standar Perlindungan Hak – Hak Tersangka atau Terdakwa Menurut Hukum Nasional dan Hukum Internasional T1 312008059 BAB II

0 0 37