7 Seseorang dikatakan dapat menjelaskan sebuah konsep suatu materi,
setidaknya harus mencakup dua komponen tersebut. Berdasarkan pemaparan di atas, maka penelitian ini menganut konsep yang
dijelaskan Hurlock 1999 sebagai hasil pengolahan, kombinasi dan penggabungan atau perpaduan kesan indera yang terpisah-pisah. Penelitian ini
menggunakan pengertian konsepsi sebagai sebuah rancangan yang sudah ada dalam pemikiran, pembentukan dari sistem konsep bercabang dalam otak yang
membawa pemahaman sesuai dengan pendapat Janvier 1987.
B. Perkembangan Konsep pada Individu
Siswa memiliki keunikan masing-masing, dalam mengembangkan cara belajarnya. Semua ini didasari dari konsep yang sudah mereka miliki, hal yang
mempengaruhi proses pembentukannya disebabkan karena setiap siswa lahir dengan kecenderungan dan kemampuan-kemampuan fisik bawaan. Masing-
masing anak memiliki pengalaman yang membentuk otak menjadi suatu mesin pembelajaran, dengan kemampuan istimewanya sendiri untuk menerjemahkan
dan memproses dunia Kaufeldt, 2008. Siswa memiliki kecenderungan yang berbeda-beda dalam perkembangan
konsep mereka dan memahami makna arti dari sebuah benda materi. Lebih la jut Erlauer
e yataka supaya para sis a dapat elakuka usaha maksimal, mereka perlu memahami bahwa pekerjaan yang sedang diselesaikan
da i for asi ya g seda g dipelajari itu pe uh arti . “is a harus diyaki ka terlebih dahulu bahwa apa yang sedang mereka pelajari adalah penting.
Siswa akan tertarik pada suatu materi, jika mereka menganggap hal itu penting. Guru harus memilih cara-cara yang berhubungan dengan pengalaman
siswa, untuk menyampaikan informasi-informasi yang relevan dengan kehidupan mereka sehari-hari. Informasi konsep baru yang diberikan kepada
8 mereka, akan diterima sebagai gagasan baru dan dikaitkan dengan pengalaman-
pengalaman sebelumnya. Wolfe 2001 mengutarakan bahwa informasi yang datang ke dalam otak,
dan menghubungkan dengan jaringan yang sudah ada memiliki kesempatan yang lebih baik untuk disimpan. Informasi-informasi yang masih berhubungan
dengan informasi terdahulu bisa segera diproses dan disimpan dibandingkan dengan informasi yang sebelumnya tidak dikenal, atau dirasa tidak relevan, atau
tidak berguna. Piaget
dalam Suryabrata
1989 mengemukakan
empat periode
perkembangan kognitif, yaitu: [1] Sensori-motor 0-2 tahun, yaitu siswa belum berfikir dan menggambarkan suatu kejadian atau obyek secara konseptual dan
mulai terbentuk skemata. [2] Praoperasional 2-7 tahun, yaitu siswa mulai mengembangkan bahasa, beberapa bentuk pengungkapan, panalaran dan
pralogika. [3] Operasional konkret 7-11 tahun, yaitu siswa mulai mengembangkan
kemampuan menggunakan
pemikiran logis,
dalam menghadapi permasalahan yang konkret. [4] Operasional formal 11-15 tahun,
yaitu siswa sudah mengembangkan pemikiran abstrak dan penalaran logis untuk berbagai persoalan.
Perkembangan kognitif berjalan dalam semua periode, mulai dari seseorang lahir hingga dewasa. Konsep-konsep pun terbentuk semakin banyak, seiring
dengan bertambahnya umur manusia. Para siswa semakin memahami, makna- makna yang ada dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Mereka dapat
menerapkan hal-hal yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
C. Belajar Konsep