8 mereka, akan diterima sebagai gagasan baru dan dikaitkan dengan pengalaman-
pengalaman sebelumnya. Wolfe 2001 mengutarakan bahwa informasi yang datang ke dalam otak,
dan menghubungkan dengan jaringan yang sudah ada memiliki kesempatan yang lebih baik untuk disimpan. Informasi-informasi yang masih berhubungan
dengan informasi terdahulu bisa segera diproses dan disimpan dibandingkan dengan informasi yang sebelumnya tidak dikenal, atau dirasa tidak relevan, atau
tidak berguna. Piaget
dalam Suryabrata
1989 mengemukakan
empat periode
perkembangan kognitif, yaitu: [1] Sensori-motor 0-2 tahun, yaitu siswa belum berfikir dan menggambarkan suatu kejadian atau obyek secara konseptual dan
mulai terbentuk skemata. [2] Praoperasional 2-7 tahun, yaitu siswa mulai mengembangkan bahasa, beberapa bentuk pengungkapan, panalaran dan
pralogika. [3] Operasional konkret 7-11 tahun, yaitu siswa mulai mengembangkan
kemampuan menggunakan
pemikiran logis,
dalam menghadapi permasalahan yang konkret. [4] Operasional formal 11-15 tahun,
yaitu siswa sudah mengembangkan pemikiran abstrak dan penalaran logis untuk berbagai persoalan.
Perkembangan kognitif berjalan dalam semua periode, mulai dari seseorang lahir hingga dewasa. Konsep-konsep pun terbentuk semakin banyak, seiring
dengan bertambahnya umur manusia. Para siswa semakin memahami, makna- makna yang ada dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Mereka dapat
menerapkan hal-hal yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.
C. Belajar Konsep
Winkel 2004 menjelaskan belajar konseptual sebagai belajar pengetahuan prosedural, sebagai contoh adalah jika seorang anak diberi sejumlah kunci, lalu
diberi dua tugas yang berbeda. Tugas pertama anak diminta untuk
9 membedakan anak kunci yang satu dari yang lain dengan menyebutkan ciri-ciri
fisik apa yang berbeda. Ciri-ciri tersebut bisa meliputi panjang gigi-giginya, tebalnya, warnanya dan bentuknya. Tugas kedua yang diberikan kepada anak
tersebut adalah memintanya untuk mengelompokkan anak kunci berdasarkan warna yang dimiliki. Tugas tersebut menuntut anak untuk menentukan satu ciri
fisik yang sama pada beberapa anak kunci. Kalau anak dapat melakukan tugas ini dengan tepat, dapat disimpulkan bahwa anak ini telah memiliki suatu
konsep, meskipun masih terdapat perbedaan dalam ciri-ciri fisik lainnya diantara semua anak kunci yang ada.
Pen ge ala pola dapat ditua gka dala peru usa Jika…, aka… atau
kalau…, lalu…. “e agai o toh adalah jika ada suatu alat ya g e ggu aka arus listrik, berbentuk persegi, mempunyai suatu kaca yang berisikan huruf
serta angka dan di depannya terdapat alat lain yang penuh dengan tombol yang dapat ditekan. Alat yang mempunyai pola ciri-ciri demikian adalah sebuah
komputer. Belajar konsep yang ada dalam diri seseorang, meliputi proses
pembentukan yang panjang. Semua hal itu berawal dari hal-hal yang sederhana, namun berulang secara terus-menerus. Proses pengulangan secara terus-
menerus inilah yang membuat siswa selalu belajar konsep di dalam pikirannya. Hurlock 1999 menyebutkan ciri-ciri konsep sebagai berikut [1] konsep bersifat
individual, yaitu tidak ada dua anak yang mempunyai kecerdasan yang sama atau pengalaman belajar yang sama, sehingga tidak akan ada anak yang
mempunyai konsep yang identik; [2] perkembangan konsep mengikuti sebuah pola, yaitu konsep senantiasa berubah dari yang sederhana ke kompleks, dari
konkret ke abstrak; [3] konsep bersifat hierarkis, yaitu dengan kompleksnya sebuah konsep, anak mampu menghubungkan dan menggolongkan benda; [4]
konsep berkembang dari yang tidak tertentu menjadi spesifik, yaitu dengan bertambahnya konsep yang dimiliki anak, mereka semakin mampu
10 menggolongkan konsep yang tidak jelas menjadi lebih spesifik; [5] konsep
berkembang dari spesifik menjadi umum, yaitu anak mampu membedakan unsur-unsur obyek dan mengelompokkan obyek berdasarkan persamaan ciri; [6]
konsep sering bertahan terhadap perubahan, yaitu makin besar bobot emosional orang terhadap suatu konsep, makin kuat daya tahannnya terhadap
perubahan. Pe getahua prosedural ela dasi ke a pua u tuk e gelo pokka
obyek, seperti dituntut dalam pembentukan konsep dan penggunaan konsep ila diadaka klasifikasi Wi kel,
. Belajar ko sep e pu yai jala proses yang beruntut dan melalui pola-pola tertentu.
Siswa selalu menjalani belajar konsep mulai dari hal-hal kecil atau sederhana. Hal-hal sederhana yang sering mereka lihat dan alami membawa
mereka ke dalam proses pembelajaran. Hal inilah yang membentuk konsep- konsep yang mereka miliki.
D. Bangun Datar Segitiga dan Unsur-Unsurnya