massal membudidayakan secara khusus ataupun hanya sekedar menanam dipekarangan rumah sebagai tanaman panganan untuk konsumsi rumahan.
C. Penyebaran jenis umbi-umbian di lokasi penelitian
Dari hasil identifikasi di lapangan ditemukan penyebaran dari umbi- umbian tidak merata terdapat di seluruh desa yang menjadi sampel untuk daerah
identifikasi. Penyebarannya adalah sebagai berikut :
a. Kecamatan Angkola Sangkunur
Tabel 3. Penyebaran jenis umbi-umbian di 3 Desa di Kecamatan Angkola Sangkunur
No Desa Jenis Umbi-umbian
1 2 3 4 5 6 7 1 Batu
Godang √ - - √
√ √ -
2 Bandar Tarutung
√ - √ √
√ √
√ 3 Tangsi
Baru √ - √
√ √
√ -
Ket : 1. Ubi Kelapa, 2. Gembili, 3. Ganyong, 4. Suweg, 5. Keladi, 6. Talas, 7. Garut. √ Ada,
- Tidak Ada
Dari tabel 3 diperoleh gambaran bahwa tanaman talas, keladi, garut dan suweg serta ubi kelapa masih dijumpai di seluruh desa yang diamati, sedangkan
tanaman ganyong dan gembili hanya ditemukan masing-masing di satu desa saja. Dibandingkan dengan kecamatan lain yang menjadi daerah sampel identifikasi,
kecamatan Angkola Sangkunur memiliki jenis-jenis umbian yang lebih lengkap. Dimana ditemukan 7 jenis umbian alternatif yang bisa dimanfaatkan sebagai
sumber pangan alternatif. Dari keterangan petani dan penyuluh setempat bahwa tanaman seperti
suweg pada ketinggian 34mdpl Lintang N.01 ˚25’37,7” Bujur E.099˚00’19,9” ,
garut pada ketinggian 23mdpl Lintang N.01 ˚25’36.0” Bujur 099˚00’23,2” dan
ganyong pada ketinggian 37mdpl Lintang N.01 ˚25”57,4” Bujur E.099˚00’19,9”
Universitas Sumatera Utara
masih banyak tumbuh liar dan dibiarkan begitu saja karena beberapa alasan. Seperti suweg, di desa Bandar Tarutug menurut informasi yang disampaikan
bapak Ir. Sarmak Harahap selaku penyuluh yang bertugas didesa tersebut, suweg masih banyak tumbuh dan sering dijumpai secara tidak sengaja di lahan-lahan
perkebunan kelapa sawit, karet dan bahkan perkebunan masyarakat yang dibiarkan begitu saja karena tidak semua masyarakat tahu akan kegunaan suweg
yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat, sehingga tanaman ini kadang masih di anggap tanaman yang tidak penting. Begitu juga tanaman
ganyong, kemungkinan masih ada tumbuh liar, tetapi ditempat-tempat yang jelas karena tidak dibudidayakan lagi. Hal ini terbukti karena dari beberapa warga yang
dijumpai masih mengenal tanaman ganyong. Sedangkan pada tanaman talas pada ketinggian 46mdpl Lintang N.01
˚24’46,0” Bujur E.099˚03’57,5” dan keladi pada ketinggian 40mdpl Lintang N.01
˚24’54,2” Bujur E.099˚03’28,7” masyarakat masih membudidayakannya untuk di jadikan panganan sehari-hari.
Dengan berbagai macam olahan pangan seperti dibuat menjadi keripik, dikolak, direbus, bahkan dibuat menjadi sayuran yang lezat seperti yang dilakukan oleh ibu
Misna.
b. Kecamatan Marancar