2.1.2 Good Corporate Governance GCG
2.1.2.1 Definisi Good Corporate Governance GCG
Munculnya isu Good Corporate Governance adalah jawaban atas ketidakpuasan ilmuwan finance atas kinerja teori agensi dalam
tatanan empiris karena saat ini bukan hanya pemegang saham dan pemberi pinjaman saja yang harus diperhatikan, melainkan berbagai
pihak yang terkait dengan pengoperasian suatu perusahaan modern yang dinamakan stakeholders.
Kata governance berasal dari bahasa Perancis gubernance yang berarti pengendalian. Selanjutnya kata tersebut dipergunakan dalam
konteks kegiatan perusahaan atau jenis organisasi yang lain, menjadi coporate governance
. Menurut Sutojo dan Aldridge 2008 corporate governance
diterjemahkan sebagai “tata kelola atau tata pemerintahan perusahaan”.
Istilah Good Corporate Governance pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee di tahun 1992 yang menggunakan istilah
tersebut dalam laporan mereka yang kemudian dikenal sebagai Cadbury Report
. Laporan ini dipandang sebagai titik balik turning point yang sangat menentukan bagi praktik Good Corporate Governance di
seluruh dunia.
Universitas Sumatera Utara
Komite Cadbury mendefinisikan Good Corporate Governance GCG sebagai prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan
perusahaan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam memberikan pertanggungjawabannya
kepada para shareholder khususnya, dan stakeholder pada umumnya. Sementara Bank Dunia World Bank mendefinisikan Good
Corporate Governance GCG sebagai kumpulan hukum, peraturan,
dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi, yang dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan untuk berfungsi secara efisien guna
menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara
keseluruhan. Centre for European Policy Studies CEPS
, mempunyai formula lain, bahwa Good Corporate Governance merupakan seluruh
sistem yang dibentuk mulai dari hak right, proses, serta pengendalian, baik yang ada di dalam maupun di luar manajemen perusahaan. Sebagai
catatan, hak di sini adalah hak seluruh stakeholder, bukan terbatas kepada shareholder saja. Hak adalah berbagai kekuatan yang dimiliki
stakeholder secara individual untuk mempengaruhi manajemen. Proses,
maksudnya adalah mekanisme dari hak-hak tersebut. Adapun pengendalian merupakan mekanisme yang memungkinkan stakeholder
menerima informasi yang diperlukan seputar kegiatan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Dari Indonesia, Soekrisno Agoes 2006 mendefinisikan Good Corporate Governance sebagai suatu sistem yang mengatur hubungan
peran Dewan Komisaris, Dewan Direksi, pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Good Corporate Governance juga
disebut sebagai suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan, pencapaian, dan penilaian kinerjanya.
Sebenarnya, konsep GCG pada intinya adalah : Pertama, internal balance
antara organ perusahaan pemegang saham, komisaris dan direksi dalam hal yang berkaitan dengan struktur kelembagaan dan
mekanisme operasional ketiga organ perusahaan tersebut. Kedua, external balance
, yaitu pemenuhan tanggung jawab perusahaan sebagai entitas bisnis dalam masyarakat dan stakeholders lainnya.
Internal balance lebih fokus kepada bagaimana pimpinan suatu organisasi mengatur jalannya organisasi sesuai dengan prinsip-prinsip
GCG sedangkan external balance lebih menekankan kepada bagaimana interaksi organisasi dengan pihak eksternal berjalan secara harmoni
tanpa mengabaikan pencapaian tujuan organisasi. Perusahaan, dalam hal ini yang berbentuk perseroan terbatas
secara fungsional dituntut memberikan nilai tambah value added, baik berbentuk financial return bagi para pemegang saham shareholders
maupun social-welfare, yang sekurang-kurangnya value added bagi stakeholders.
Universitas Sumatera Utara
Sistem Good Corporate Governance GC memberikan perlindungan efektif kepada para pemegang saham dan pihak kreditor,
sehingga mereka bisa meyakinkan dirinya akan perolehan kembali investasinya dengan wajar dan bernilai tinggi. Bahkan suatu penelitian
oleh McKinsey Company memberikan indikasi bahwa manaajer dana di Asia akan membayar 26-30 lebih untuk saham-saham perusahaan
dengan corporate governance yang baik ketimbang untuk saham-saham perusahaan dengan corporate governance-nya yang meragukan. Oleh
karena itu, sistem tersebut harus juga membantu menciptakan lingkungan yang kondusif terhadap pertumbuhan sektor usaha yang
efisien dan berkesinambungan. Gede Raka, salah seorang panel ahli dari Indonesian Institute for
Corporate Governance IICG, menyatakan bahwa “dalam GCG
tersirat secara implisit bahwa sebuah perusahaan bukanlah mesin pencetak keuntungan bagi pemiliknya, melainkan sebuah entitas untuk
menciptakan nilai bagi semua pihak yang berkepentingan stakeholders”. Selain itu, perusahaan bukanlah sekedar mesin yang
mengubah input menjadi output, melainkan sebuah lembaga insani human institution, sebuah masyarakat yang mempunyai nilai, cita-cita,
jati diri, dan tanggung jawab sosial. Konsep GCG mencerminkan pentingnya sikap berbagi sharing, peduli caring dan melestarikan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2.2 Prinsip – prinsip Good Corporate Governance