Data Penelitian Pembahasan Hasil Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.7 Data Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu sebanyak 38 perusahaan. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu penyeleksian berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Maka, diperoleh 10 perusahaan sampel dari 38 perusahaan tersebut. Periode penelitian dimulai dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Oleh karena menggunakan tiga tahun periode, penelitian ini memperoleh 30 unit analisis. Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah statistik deskriptif, pengujian asumsi klasik, dan analisis regresi berganda. Langkah awal pengolahan data ini dimulai dengan pengumpulan data yang dibutuhkan yang ada di dalam laporan keuangan perusahaan, kemudian menginput data tersebut ke dalam microsoft excel. Langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian statistik menggunakan software SPSS versi 18. Kemudian akan dilakukan interpretasi berdasarkan metode yang ditentukan dari output-output yang dihasilkan. Universitas Sumatera Utara

3.8 Analisis Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Deskriptif

Analisis statistik deskriptif memberikan informasi mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata mean dan simpangan baku standard deviation data yang digunakan agar data yang tersaji menjadi mudah dipahami dan informatif bagi pembaca. Variabel yang digunakan dalam penelitian, yaitu dewan direksi, dewan komisaris, komisaris independen, dan komite audit sebagai variabel independen dan Return on Asset sebagai variabel dependen. Statistik deskriptif dari variabel tersebut disajikan dalam Tabel 4.1. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Return On Assets ROA 30 ,20 57,70 12,7233 12,79083 Dewan Direksi 30 3 10 5,20 1,584 Dewan Komisaris 30 2 7 4,53 1,502 Komisaris independen 30 ,30 ,70 ,4200 ,09965 Komite Audit 30 2 7 3,60 1,354 Valid N listwise 30 Universitas Sumatera Utara Berikut ini perincian data deskriptif yang dapat dijelaskan yang telah diolah secara statistik yang menggunakan sampel N sebanyak 30 sampel : 1. Persentase variabel ROA Y perusahaan sampel adalah nilai minimum 0,20 dan nilai maksimum 57,70. Rata-rata keseluruhan ROA adalah 12,7233 dengan simpangan baku sebesar 12,79083. 2. Jumlah Dewan Direksi X 1 perusahaan sampel adalah minimum 3 orang dan maksimum 10 orang. Rata-rata keseluruhan jumlah dewan direksi adalah 5 orang dengan simpangan baku sebesar 1,584. 3. Jumlah Dewan Komisaris X 2 perusahaan sampel adalah minimum 2 orang dan maksimum 7 orang. Rata-rata keseluruhan jumlah dewan komisaris adalah 5 orang dengan simpangan baku sebesar 1,502. 4. Proporsi Komisaris Independen X 3 perusahaan sampel adalah minimum 30 dan maksimum 70. Rata-rata keseluruhan proporsi komisaris independen adalah 42 dengan simpangan baku sebesar 0,09965. 5. Jumlah Komite Audit X 4 perusahaan sampel adalah minimum 2 orang dan maksimum 7 orang. Rata-rata keseluruhan jumlah komite audit adalah 4 orang dengan simpangan baku sebesar 1,354. Universitas Sumatera Utara 4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Dua cara untuk mendeteksi hal ini yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik. Analisis grafik dilakukan dengan melihat histrogram atau pola distribusi data, yaitu grafik histogram dan grafik normal p-plot. Gambar 4.1. Grafik Histogram Pada tampilan grafik histogram terlihat bahwa grafik memberikan pola distribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari bentuk kurva yang memiliki kemiringan yang cenderung seimbang, baik sisi kiri maupun kanan. Dan terlihat grafik membentuk seperti lonceng bell shaped curve , dimana hal ini mengindikasikan bahwa data berdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2. Grafik Normal P-P Plot Dari gambar 4.2, terlihat data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal tersebut. Grafik normal P-P Plot menunjukkan bahwa titik - titik pada grafik telah mendekati sumbu diagonalnya. Sehingga hasil analisis grafik yang diperoleh menunjukkan bahwa residual telah terdistribusi secara normal. Kedua hasil analisis grafik telah menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal atau memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan, analisis statistik dilakukan dengan uji Kolmogorov- Smirnov Test. Dan hasil yang diperoleh penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.2. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 30 Normal Parameters a,b Mean ,0000000 Std. Deviation 12,38488216 Most Extreme Differences Absolute ,138 Positive ,129 Negative -,138 Kolmogorov-Smirnov Z ,756 Asymp. Sig. 2-tailed ,617 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Berdasarkan hasil pengolahan data one-sample kolmogrov- smirnov di atas dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel sudah berdistribusi normal. Hal ini terlihat dari nilai Asymp Sig. 2-tailed Kolmogrov-Smirnov dari penelitian ini lebih besar dari 0,05, yaitu sebesar 0,617. Dengan demikian, dari hasil analisis grafik dan analisisi statistik dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Universitas Sumatera Utara

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolineritas bertujuan untuk meneliti apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor VIF. Dimana apabila nilai VIF ≤ 10 dan nilai tolerance ≥ 0,1, maka terjadi multikolineritas. Dan apabila VIF 10 dan nilai tolerance 0,1, maka tidak terjadi multikolineritas. Tabel 4.3. Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant Dewan Direksi ,940 1,064 Dewan Komisaris ,716 1,396 Komisaris Independen ,977 1,023 Komite Audit ,745 1,343 a. Dependent Variable: ROA Universitas Sumatera Utara Dari tabel 4.3 menunjukkan hasil sebagai berikut : 1. Variabel dewan direksi tidak terjadi multikolieneritas karena nilai tolerance sebesar 0,940 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,064 10. 2. Variabel dewan komisaris tidak terjadi multikolieneritas karena nilai tolerance sebesar 0,716 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,396 10. 3. Variabel komisaris independen tidak terjadi multikolieneritas karena nilai tolerance sebesar 0,977 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,023 10. 4. Variabel komite audit tidak terjadi multikolieneritas karena nilai tolerance sebesar 0,745 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,343 10.

4.2.2.3 Uji Autokorelasi

Uji ini digunakan untuk menguji ada atau tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu pada periode sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Sementara model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat dalam Tabel 4.4. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4. Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 ,250 a ,062 -,088 13,33893 2,215 a. Predictors: Constant, Komite Audit, Dewan Direksi, Komisaris Independen, Dewan Komisaris b. Dependent Variable: ROA Tabel 4.3 menjelaskan bahwa nilai DW diperoleh sebesar 2,215. Dari tabel Durbin Watson k=4, n=30, batas bawah dL adalah 1,1426 dan batas atas dU adalah 1,7386. Penelitian yang dinyatakan bebas dari autokorelasi adalah yang memenuhi kriteria dU DW 4-dU. Maka, penelitian ini dinyatakan bebas dari autokorelasi karena hasil yang diperoleh adalah : 1,7386 dU 2,215 DW 2,2614 4-dU.

4.2.2.4. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk melihat ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan mengamati grafik scatterplot antar nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3. Hasil Uji Heterokesdastisitas Grafik Scatterplot tersebut memperlihatkan bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola yang teratur, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Syarat pengambilan keputusan grafik scatterplot yang datanya tidak terjadi heterokedastisitas adalah bahwa grafik tidak membentuk sebuah pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit. Sehingga berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas atau bersifat homoskedastisitas. Universitas Sumatera Utara 4.2.3 Uji Hipotesis 4.2.3.1 Analisis Regresi Analisis regresi yang digunakan adalah analisis regresi berganda, karena peneltian menggunakan empat variabel dependen dan satu variabel independen. Analisis regresi berganda untuk melihat seberapa besar pengaruh dewan direksi, dewan komisaris, komisaris independen komite audit terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dalam Return On Asset ROA, seperti yang disajikan Tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 17,489 14,114 1,239 ,227 Dewan Direksi -1,402 1,613 -,174 -,869 ,393 Dewan Komisaris 2,041 1,948 ,240 1,048 ,305 Komisaris Independen -2,853 25,142 -,022 -,113 ,911 Komite Audit -1,536 2,119 -,163 -,725 ,475 a. Dependent Variable: ROA Universitas Sumatera Utara Dari nilai-nilai koefisien di atas, maka didapat persamaan regresi sebagai berikut : Y = 17,489 – 1,402X 1 + 2,041X 2 – 2.853X 3 – 1,536X 4 Dari hasil persamaan regresi berganda di atas, dapat disimpulkan : 1. Konstanta sebesar 17,489 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen X 1 = 0 dan X 2 = 0 maka ROA sebesar 17,489. 2. b 1 sebesar –1,402 menunjukkan bahwa setiap kenaikan jumlah dewan direksi sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan ROA sebesar –1,402 dengan asumsi variabel lain tetap. 3. b 2 sebesar 2,041 menunjukkan bahwa setiap kenaikan jumlah dewan komisaris sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan ROA sebesar 2,041 dengan asumsi variabel lain tetap. 4. b 3 sebesar –2.853 menunjukkan bahwa setiap kenaikan proporsi komisaris independen sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan ROA sebesar –2.853 dengan asumsi variabel lain tetap. 5. b 4 sebesar –1,536 menunjukkan bahwa setiap kenaikan jumlah komite audit sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan ROA sebesar –1,536 dengan asumsi variabel lain tetap. Universitas Sumatera Utara

4.2.3.2 Uji Parsial t – Test

Uji Parsial t – Test menunjukkan bagaimana pengaruh masing- masing variabel independen, yaitu dewan direksi X 1 , dewan komisaris X 2 , komisaris independen X 3 , dan komite audit X 4 terhadap variabel dependen, yaitu Return On Asset Y. Jika nilai t-hitung t- tabel dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5 maka hipotesis yang diterima dan dinyatakan signifikan. Sementara jika t-hitung t- tabel dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5 maka hipotesis ditolak dan dinyatakan tidak signifikan. Hasil uji parsial dapat dilihat dari Tabel 4.6. Tabel 4.6. Hasil Uji Parsial Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 17,489 14,114 1,239 ,227 Dewan Direksi -1,402 1,613 -,174 -,869 ,393 Dewan Komisaris 2,041 1,948 ,240 1,048 ,305 Komisaris Independen -2,853 25,142 -,022 -,113 ,911 Komite Audit -1,536 2,119 -,163 -,725 ,475 a. Dependent Variable: ROA Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel di atas, kesimpulan yang dapat diperoleh adalah :

1. Variabel dewan direksi secara parsial tidak berpengaruh

signifikan terhadap kinerja perusahaan ROA. Hal ini ditunjukkan dari dari nilai t-hitung yang sebesar –0.869 lebih kecil dari nilai t-tabel n = 30, k = 5, derajat bebasdf = 25 yaitu sebesar 2,05954. Dan nilai signifikansi sebesar 0,393 lebih besar dari nilai α sebesar 0,05.

2. Variabel dewan komisaris secara parsial tidak berpengaruh

signifikan terhadap kinerja perusahaan ROA. Hal ini ditunjukkan dari dari nilai t-hitung yang sebesar 1,048 lebih kecil dari nilai t-tabel n = 30, k = 5, derajat bebasdf = 25 yaitu sebesar 2,05954. Dan nilai signifikansi sebesar 0,305 lebih besar dari nilai α sebesar 0,05. 3. Variabel komisaris independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan ROA. Hal ini ditunjukkan dari dari nilai t-hitung yang sebesar –0,113 lebih kecil dari nilai t-tabel n = 30, k = 5, derajat bebasdf = 25 yaitu sebesar 2,05954. Dan nilai signifikansi sebesar 0,911 lebih besar dari nilai α sebesar 0,05. Universitas Sumatera Utara

4. Variabel komite audit secara parsial tidak berpengaruh

signifikan terhadap kinerja perusahaan ROA. Hal ini ditunjukkan dari dari nilai t-hitung yang sebesar –0,725 lebih kecil dari nilai t-tabel n = 30, k = 5, derajat bebasdf = 25 yaitu sebesar 2,05954. Dan nilai signifikansi sebesar 0,475 lebih besar dari nilai α sebesar 0,05.

4.3.3.3 Uji Simultan F – Test

Uji simultan menunjukkan bagaimana variabel independen, yaitu dewan direksi X 1 , dewan komisaris X 2 , komisaris independen X 3 , dan komite audit X 4 secara bersama-sama simultan berpengaruh terhadap Return On Assets Y. Jika F-hitung F-tabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima dan dinyatakan signifikan. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.7. Hasil Uji Simultan ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 296,380 4 74,095 ,416 ,795 a Residual 4448,174 25 177,927 Total 4744,554 29 a. Predictors: Constant, Komite Audit, Dewan Direksi, Komisaris Independen, Dewan Komisaris b. Dependent Variable: ROA Berdasarkan tabel di atas, kesimpulan yang dapat diperoleh adalah bahwa Dewan Direksi, Dewan Komisaris, Komisaris Independen dan Komite Audit Good Corporate Governance secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset ROA. Karena dari tabel tersebut diperoleh F-hitung sebesar 0,416 dengan nilai signifikan sebesar 0,795. Dimana nilai F-tabel berdasarkan data penelitian ini k=5, n=30, df1=4, df2=25 maka diperoleh F-tabel sebesar 2,76. Hal ini berarti bahwa F-hitung lebih kecil dari F-tabel F- hitung F-tabel sehingga keempat variabel ini secara bersama-sama tidak memenuhi kriteria berpengaruh signifikan terhadap ROA. Maka, H5 ditolak. Universitas Sumatera Utara

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Good Corporate Governance yang diproksikan dalam variabel dewan direksi, dewan komisaris, komisaris independen dan komite audit secara parsial dan simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dalam variabel Return On Assets ROA. Penelitian dilakukan terhadap perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010-2012, yaitu sebanyak 38 perusahaan. Teknik pengambilan sampel adalah teknik purposive sampling atau pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu, sehingga didapatkan 10 sampel dan 30 unit analisis. Pengujian yang dilakukan adalah analisis deskriptif, uji asumsi klasik uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heterokedastisitas, dan uji hipotesis t-Test dan F-Test. Dari hasil pengujian t-Test yang dilakukan memperlihatkan bahwa variabel independen X 1 yaitu dewan direksi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Y yaitu kinerja perusahaan. Hal ini dibuktikan dari t-hitung t-tabel –0.869 2,05954, dengan nilai signifikansi sebesar 0,393 lebih besar dari α sebesar 0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Ridha 2012 yang menyatakan bahwa dewan direksi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Variabel independen X 2 yaitu dewan komisaris secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Y yaitu kinerja perusahaan. Hal ini dibuktikan dari t-hitung t-tabel 1,048 2,05954, dengan nilai signifikansi sebesar 0,305 lebih besar dari α sebesar 0,05. Hasil penelitian ini Universitas Sumatera Utara sesuai dengan hasil penelitian Mauliza 2013 yang menyatakan bahwa dewan komisaris secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Variabel independen X 3 yaitu komisaris independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Y yaitu kinerja perusahaan. Hal ini dibuktikan dari t-hitung t-tabel –0,113 2,05954, dengan nilai signifikansi sebesar 0,911 lebih besar dari α sebesar 0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Yolanda 2012 yang menyatakan bahwa komisaris independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Variabel independen X 3 yaitu komisaris independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Y yaitu kinerja perusahaan. Hal ini dibuktikan dari t-hitung t-tabel –0,725 2,05954, dengan nilai signifikansi sebesar 0,475 lebih besar dari α sebesar 0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Ridha 2012 yang menyatakan bahwa dewan komisaris secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Sementara, hasil pengujian F-test yang dilakukan memperlihatkan bahwa seluruh variabel independen secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini dibuktikan dari F-hitung F-tabel 0,416 2,76, dengan nilai signifikansi sebesar 0,795 lebih besar dari α sebesar 0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Mauliza 2013 yang menyatakan bahwa dewan komisaris, komisaris independen, dewan direksi dan komite audit secara parsial dan simultan tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Universitas Sumatera Utara Sehingga dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa Good Corporate Governance yang diproksikan dalam Dewan Direksi, Dewan Komisaris, Komisaris Independen dan Komite Audit baik secara parsial dan simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan ke dalam Return On Asset ROA. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya, maka penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Variabel dewan direksi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya dewan direksi selaku pengelola perusahaan tidak menjamin terwujudnya peningkatan kinerja perusahaan tersebut. 2. Variabel dewan komisaris secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya dewan komisaris selaku pihak pengawas dewan direksi tidak menjamin terwujudnya peningkatan kinerja perusahaan tersebut. 3. Variabel komisaris independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa proporsi jumlah komisaris independen terhadap keseluruhan dewan komisaris tidak menjamin terwujudnya peningkatan kinerja perusahaan tersebut. 4. Variabel komite audit secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya komite audit selaku badan independen pengawas perusahaan tidak menjamin terwujudnya peningkatan kinerja perusahaan tersebut. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERBANKAN (Studi pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Periode 2009 2010

1 10 165

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2012).

0 2 17

Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

3 47 93

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur (Studi Empiris Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI, periode 2010-2012).

0 2 19

PENDAHULUAN Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur (Studi Empiris Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI, periode 2010-2012).

0 4 7

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2013.

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode 2010 – 2012

0 0 10

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode 2010 – 2012

1 1 11

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN TRANSPORTASI YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2014 - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DALAM CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX DI BEI PERIODE 2007-2012 - repository perpustakaan

0 0 13