BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
3.7 Data Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu sebanyak 38 perusahaan. Pemilihan sampel dilakukan
dengan teknik purposive sampling, yaitu penyeleksian berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Maka, diperoleh 10 perusahaan sampel dari 38 perusahaan
tersebut. Periode penelitian dimulai dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Oleh karena menggunakan tiga tahun periode, penelitian ini memperoleh 30 unit
analisis. Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah statistik deskriptif,
pengujian asumsi klasik, dan analisis regresi berganda. Langkah awal pengolahan data ini dimulai dengan pengumpulan data yang dibutuhkan yang ada di dalam
laporan keuangan perusahaan, kemudian menginput data tersebut ke dalam microsoft excel.
Langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian statistik menggunakan software SPSS versi 18. Kemudian akan dilakukan interpretasi
berdasarkan metode yang ditentukan dari output-output yang dihasilkan.
Universitas Sumatera Utara
3.8 Analisis Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Deskriptif
Analisis statistik deskriptif memberikan informasi mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata mean dan simpangan baku
standard deviation data yang digunakan agar data yang tersaji menjadi mudah dipahami dan informatif bagi pembaca.
Variabel yang digunakan dalam penelitian, yaitu dewan direksi, dewan komisaris, komisaris independen, dan komite audit sebagai variabel
independen dan Return on Asset sebagai variabel dependen. Statistik deskriptif dari variabel tersebut disajikan dalam Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum
Mean Std. Deviation
Return On Assets ROA 30
,20 57,70
12,7233 12,79083
Dewan Direksi 30
3 10
5,20 1,584
Dewan Komisaris 30
2 7
4,53 1,502
Komisaris independen 30
,30 ,70
,4200 ,09965
Komite Audit 30
2 7
3,60 1,354
Valid N listwise 30
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini perincian data deskriptif yang dapat dijelaskan yang telah diolah secara statistik yang menggunakan sampel N sebanyak 30 sampel :
1. Persentase variabel ROA Y perusahaan sampel adalah nilai minimum
0,20 dan nilai maksimum 57,70. Rata-rata keseluruhan ROA adalah 12,7233 dengan simpangan baku sebesar 12,79083.
2. Jumlah Dewan Direksi X
1
perusahaan sampel adalah minimum 3 orang dan maksimum 10 orang. Rata-rata keseluruhan jumlah dewan
direksi adalah 5 orang dengan simpangan baku sebesar 1,584. 3.
Jumlah Dewan Komisaris X
2
perusahaan sampel adalah minimum 2 orang dan maksimum 7 orang. Rata-rata keseluruhan jumlah dewan
komisaris adalah 5 orang dengan simpangan baku sebesar 1,502. 4.
Proporsi Komisaris Independen X
3
perusahaan sampel adalah minimum 30 dan maksimum 70. Rata-rata keseluruhan proporsi
komisaris independen adalah 42 dengan simpangan baku sebesar 0,09965.
5. Jumlah Komite Audit X
4
perusahaan sampel adalah minimum 2 orang dan maksimum 7 orang. Rata-rata keseluruhan jumlah komite audit
adalah 4 orang dengan simpangan baku sebesar 1,354.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Dua cara untuk
mendeteksi hal ini yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik. Analisis grafik dilakukan dengan melihat histrogram atau pola
distribusi data, yaitu grafik histogram dan grafik normal p-plot.
Gambar 4.1. Grafik Histogram
Pada tampilan grafik histogram terlihat bahwa grafik memberikan pola distribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari bentuk
kurva yang memiliki kemiringan yang cenderung seimbang, baik sisi kiri maupun kanan. Dan terlihat grafik membentuk seperti lonceng bell
shaped curve , dimana hal ini mengindikasikan bahwa data
berdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2. Grafik Normal P-P Plot
Dari gambar 4.2, terlihat data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal tersebut. Grafik normal P-P Plot
menunjukkan bahwa titik - titik pada grafik telah mendekati sumbu diagonalnya. Sehingga hasil analisis grafik yang diperoleh
menunjukkan bahwa residual telah terdistribusi secara normal. Kedua hasil analisis grafik telah menunjukkan bahwa data telah
terdistribusi secara normal atau memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan, analisis statistik dilakukan dengan uji Kolmogorov-
Smirnov Test. Dan hasil yang diperoleh penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N
30 Normal Parameters
a,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 12,38488216
Most Extreme Differences
Absolute ,138
Positive ,129
Negative -,138
Kolmogorov-Smirnov Z ,756
Asymp. Sig. 2-tailed ,617
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan hasil pengolahan data one-sample kolmogrov- smirnov
di atas dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel sudah berdistribusi normal. Hal ini terlihat dari nilai Asymp Sig. 2-tailed
Kolmogrov-Smirnov dari penelitian ini lebih besar dari 0,05, yaitu
sebesar 0,617. Dengan demikian, dari hasil analisis grafik dan analisisi statistik
dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolineritas bertujuan untuk meneliti apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen.
Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor
VIF. Dimana apabila nilai VIF ≤ 10 dan nilai tolerance ≥ 0,1, maka
terjadi multikolineritas. Dan apabila VIF 10 dan nilai tolerance 0,1, maka tidak terjadi multikolineritas.
Tabel 4.3. Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficients
a
Model Collinearity
Statistics Tolerance
VIF 1
Constant Dewan Direksi
,940 1,064
Dewan Komisaris ,716
1,396 Komisaris Independen
,977 1,023
Komite Audit ,745
1,343 a. Dependent Variable: ROA
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 4.3 menunjukkan hasil sebagai berikut : 1.
Variabel dewan direksi tidak terjadi multikolieneritas karena nilai tolerance sebesar 0,940 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,064
10. 2.
Variabel dewan komisaris tidak terjadi multikolieneritas karena nilai tolerance sebesar 0,716 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,396
10. 3.
Variabel komisaris independen tidak terjadi multikolieneritas karena nilai tolerance sebesar 0,977 0,1 dan nilai VIF sebesar
1,023 10. 4.
Variabel komite audit tidak terjadi multikolieneritas karena nilai tolerance
sebesar 0,745 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,343 10.
4.2.2.3 Uji Autokorelasi
Uji ini digunakan untuk menguji ada atau tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel
pengganggu pada periode sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Sementara model regresi yang
baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan
menggunakan nilai uji Durbin Watson. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat dalam Tabel 4.4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4. Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin- Watson
1 ,250
a
,062 -,088
13,33893 2,215
a. Predictors: Constant, Komite Audit, Dewan Direksi, Komisaris Independen, Dewan Komisaris
b. Dependent Variable: ROA
Tabel 4.3 menjelaskan bahwa nilai DW diperoleh sebesar 2,215. Dari tabel Durbin Watson k=4, n=30, batas bawah dL adalah 1,1426
dan batas atas dU adalah 1,7386. Penelitian yang dinyatakan bebas dari autokorelasi adalah yang memenuhi kriteria dU DW 4-dU.
Maka, penelitian ini dinyatakan bebas dari autokorelasi karena hasil yang diperoleh adalah :
1,7386 dU 2,215 DW 2,2614 4-dU.
4.2.2.4. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk melihat ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan mengamati grafik scatterplot
antar nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3. Hasil Uji Heterokesdastisitas
Grafik Scatterplot tersebut memperlihatkan bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola yang teratur,
serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Syarat pengambilan keputusan grafik scatterplot yang datanya tidak
terjadi heterokedastisitas adalah bahwa grafik tidak membentuk sebuah pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian
menyempit. Sehingga berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas atau bersifat homoskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
4.2.3 Uji Hipotesis 4.2.3.1 Analisis Regresi
Analisis regresi yang digunakan adalah analisis regresi berganda, karena peneltian menggunakan empat variabel dependen dan
satu variabel independen. Analisis regresi berganda untuk melihat seberapa besar pengaruh dewan direksi, dewan komisaris, komisaris
independen komite audit terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dalam Return On Asset ROA, seperti yang disajikan Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
17,489 14,114
1,239 ,227
Dewan Direksi -1,402
1,613 -,174
-,869 ,393
Dewan Komisaris 2,041
1,948 ,240
1,048 ,305
Komisaris Independen -2,853
25,142 -,022
-,113 ,911
Komite Audit -1,536
2,119 -,163
-,725 ,475
a. Dependent Variable: ROA
Universitas Sumatera Utara
Dari nilai-nilai koefisien di atas, maka didapat persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 17,489 – 1,402X
1
+ 2,041X
2
– 2.853X
3
– 1,536X
4
Dari hasil persamaan regresi berganda di atas, dapat disimpulkan :
1. Konstanta sebesar 17,489 menunjukkan bahwa apabila tidak ada
variabel independen X
1
= 0 dan X
2
= 0 maka ROA sebesar 17,489.
2. b
1
sebesar –1,402 menunjukkan bahwa setiap kenaikan jumlah
dewan direksi sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan ROA sebesar –1,402 dengan asumsi variabel lain tetap.
3. b
2
sebesar 2,041 menunjukkan bahwa setiap kenaikan jumlah dewan komisaris sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan ROA
sebesar 2,041 dengan asumsi variabel lain tetap. 4.
b
3
sebesar –2.853 menunjukkan bahwa setiap kenaikan proporsi komisaris independen sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan
ROA sebesar –2.853 dengan asumsi variabel lain tetap. 5.
b
4
sebesar –1,536 menunjukkan bahwa setiap kenaikan jumlah komite audit sebesar 1 akan diikuti oleh kenaikan ROA
sebesar –1,536 dengan asumsi variabel lain tetap.
Universitas Sumatera Utara
4.2.3.2 Uji Parsial t – Test
Uji Parsial t – Test menunjukkan bagaimana pengaruh masing- masing variabel independen, yaitu dewan direksi X
1
, dewan komisaris X
2
, komisaris independen X
3
, dan komite audit X
4
terhadap variabel dependen, yaitu Return On Asset Y. Jika nilai t-hitung t-
tabel dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5 maka hipotesis yang diterima dan dinyatakan signifikan. Sementara jika t-hitung t-
tabel dan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5 maka hipotesis ditolak dan dinyatakan tidak signifikan. Hasil uji parsial dapat dilihat
dari Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Hasil Uji Parsial
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
17,489 14,114
1,239 ,227
Dewan Direksi -1,402
1,613 -,174
-,869 ,393
Dewan Komisaris 2,041
1,948 ,240
1,048 ,305
Komisaris Independen -2,853
25,142 -,022
-,113 ,911
Komite Audit -1,536
2,119 -,163
-,725 ,475
a. Dependent Variable: ROA
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel di atas, kesimpulan yang dapat diperoleh adalah :
1. Variabel dewan direksi secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja perusahaan ROA.
Hal ini ditunjukkan dari dari nilai t-hitung yang sebesar –0.869 lebih kecil dari nilai t-tabel n = 30, k = 5, derajat bebasdf =
25 yaitu sebesar 2,05954. Dan nilai signifikansi sebesar 0,393 lebih besar dari nilai
α sebesar 0,05.
2. Variabel dewan komisaris secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja perusahaan ROA.
Hal ini ditunjukkan dari dari nilai t-hitung yang sebesar 1,048 lebih kecil dari nilai t-tabel n = 30, k = 5, derajat bebasdf =
25 yaitu sebesar 2,05954. Dan nilai signifikansi sebesar 0,305 lebih besar dari nilai
α sebesar 0,05.
3.
Variabel komisaris independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan
ROA.
Hal ini ditunjukkan dari dari nilai t-hitung yang sebesar –0,113 lebih kecil dari nilai t-tabel n = 30, k = 5, derajat bebasdf =
25 yaitu sebesar 2,05954. Dan nilai signifikansi sebesar 0,911 lebih besar dari nilai
α sebesar 0,05.
Universitas Sumatera Utara
4. Variabel komite audit secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja perusahaan ROA.
Hal ini ditunjukkan dari dari nilai t-hitung yang sebesar –0,725 lebih kecil dari nilai t-tabel n = 30, k = 5, derajat bebasdf =
25 yaitu sebesar 2,05954. Dan nilai signifikansi sebesar 0,475 lebih besar dari nilai
α sebesar 0,05.
4.3.3.3 Uji Simultan F – Test
Uji simultan menunjukkan bagaimana variabel independen, yaitu dewan direksi X
1
, dewan komisaris X
2
, komisaris independen X
3
, dan komite audit X
4
secara bersama-sama simultan berpengaruh terhadap Return On Assets Y. Jika F-hitung F-tabel
maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima dan dinyatakan signifikan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7. Hasil Uji Simultan
ANOVA
b
Model Sum of
Squares df
Mean Square
F Sig.
1 Regression
296,380 4
74,095 ,416
,795
a
Residual 4448,174
25 177,927
Total 4744,554
29 a. Predictors: Constant, Komite Audit, Dewan Direksi, Komisaris Independen,
Dewan Komisaris
b. Dependent Variable: ROA
Berdasarkan tabel di atas, kesimpulan yang dapat diperoleh adalah bahwa Dewan Direksi, Dewan Komisaris, Komisaris
Independen dan Komite Audit Good Corporate Governance secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset
ROA. Karena dari tabel tersebut diperoleh F-hitung sebesar 0,416 dengan nilai signifikan sebesar 0,795. Dimana nilai F-tabel berdasarkan
data penelitian ini k=5, n=30, df1=4, df2=25 maka diperoleh F-tabel sebesar 2,76. Hal ini berarti bahwa F-hitung lebih kecil dari F-tabel F-
hitung F-tabel sehingga keempat variabel ini secara bersama-sama tidak memenuhi kriteria berpengaruh signifikan terhadap ROA. Maka,
H5 ditolak.
Universitas Sumatera Utara
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Good Corporate Governance
yang diproksikan dalam variabel dewan direksi, dewan komisaris, komisaris independen dan komite audit secara parsial dan simultan berpengaruh
signifikan terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dalam variabel Return On Assets
ROA. Penelitian dilakukan terhadap perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010-2012, yaitu sebanyak 38
perusahaan. Teknik pengambilan sampel adalah teknik purposive sampling atau pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu, sehingga didapatkan 10 sampel
dan 30 unit analisis. Pengujian yang dilakukan adalah analisis deskriptif, uji asumsi klasik uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji
heterokedastisitas, dan uji hipotesis t-Test dan F-Test. Dari hasil pengujian t-Test yang dilakukan memperlihatkan bahwa variabel
independen X
1
yaitu dewan direksi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Y yaitu kinerja perusahaan. Hal ini dibuktikan dari
t-hitung t-tabel –0.869 2,05954, dengan nilai signifikansi sebesar 0,393 lebih besar dari
α sebesar 0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Ridha 2012 yang menyatakan bahwa dewan direksi secara parsial
tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Variabel independen X
2
yaitu dewan komisaris secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Y yaitu kinerja perusahaan.
Hal ini dibuktikan dari t-hitung t-tabel 1,048 2,05954, dengan nilai signifikansi sebesar 0,305 lebih besar dari
α sebesar 0,05. Hasil penelitian ini
Universitas Sumatera Utara
sesuai dengan hasil penelitian Mauliza 2013 yang menyatakan bahwa dewan komisaris secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Variabel independen X
3
yaitu komisaris independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Y yaitu kinerja perusahaan.
Hal ini dibuktikan dari t-hitung t-tabel –0,113 2,05954, dengan nilai signifikansi sebesar 0,911 lebih besar dari
α sebesar 0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Yolanda 2012 yang menyatakan bahwa komisaris
independen secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Variabel independen X
3
yaitu komisaris independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Y yaitu kinerja perusahaan.
Hal ini dibuktikan dari t-hitung t-tabel –0,725 2,05954, dengan nilai signifikansi sebesar 0,475 lebih besar dari
α sebesar 0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Ridha 2012 yang menyatakan bahwa dewan
komisaris secara parsial tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Sementara, hasil pengujian F-test yang dilakukan memperlihatkan bahwa
seluruh variabel independen secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini dibuktikan dari F-hitung F-tabel 0,416
2,76, dengan nilai signifikansi sebesar 0,795 lebih besar dari α sebesar 0,05.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Mauliza 2013 yang menyatakan bahwa dewan komisaris, komisaris independen, dewan direksi dan
komite audit secara parsial dan simultan tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Sehingga dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa Good Corporate Governance yang diproksikan dalam Dewan Direksi, Dewan Komisaris,
Komisaris Independen dan Komite Audit baik secara parsial dan simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan ke dalam
Return On Asset ROA.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya, maka penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Variabel dewan direksi secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya dewan direksi selaku pengelola perusahaan tidak menjamin terwujudnya
peningkatan kinerja perusahaan tersebut. 2.
Variabel dewan komisaris secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya
dewan komisaris selaku pihak pengawas dewan direksi tidak menjamin terwujudnya peningkatan kinerja perusahaan tersebut.
3. Variabel komisaris independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa proporsi jumlah komisaris independen terhadap keseluruhan dewan komisaris tidak
menjamin terwujudnya peningkatan kinerja perusahaan tersebut. 4.
Variabel komite audit secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya komite audit
selaku badan independen pengawas perusahaan tidak menjamin terwujudnya peningkatan kinerja perusahaan tersebut.
Universitas Sumatera Utara