2.3 Kerangka Konseptual
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
H1 H2
H3
H4 H5
Berdasarkan kerangka konseptual tersebut, ditentukan bahwa variabel Good Corporate Governance
diproksikan ke dalam dewan direksi, dewan komisaris, komisaris independen dan komite audit. Dan variabel dependen yang
memproksikan kinerja perusahaan adalah Rasio Return On Asset ROA. Bodroastuti 2009 menyatakan bahwa “dewan direksi dalam suatu
perusahaan akan menentukan kebijakan yang akan diambil baik jangka pendek maupun jangka panjang”. Dewan direksi bertanggung jawab
Variabel Independen
Good Corporate Governance:
V ariabel Dependen
Dewan Direksi X1
Dewan Komisaris X2
Komisaris Independen X3
Komite Audit X4
Kinerja Perusahaan ROA
Universitas Sumatera Utara
penuh atas pengurusan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan sesuai dengan amanah pemegang saham sekaligus merancang kegiatan perusahaan agar
berjalan secara efektif dan efisien. Jumlah dewan direksi secara logis akan sangat berpengaruh terhadap kecepatan pengambilan keputusan yang menyangkut
operasional perusahaan. Oleh sebab itu, jelas bahwa ukuran dewan direksi merupakan salah satu mekanisme Corporate Governance yang sangat penting
dalam menentukan kinerja perusahaan. Menurut Egon Zehnder 2000, dewan komisaris merupakan “inti dari Corporate
Governance yang ditugaskan untuk menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi
manajemen dalam mengelola perusahaan, serta mewajibkan terlaksananya akuntabilitas”. Yermack 1996, Sundgren dan Wells 1998, dan Jensen 1993 menyatakan bahwa
“semakin banyak personil yang menjadi dewan komisaris dapat berakibat pada makin buruk kinerja yang dimiliki perusahaan”. Lipton dan Lorsch 1992 dalam Beiner, Drobetz,
Schmid dan Zimmermann 2003 menyimpulkan bahwa ukuran dewan komisaris merupakan bagian dari mekanisme Corporate Governance. Karena dengan
semakin banyaknya anggota dewan komisaris, pengawasan terhadap dewan direksi jauh lebih baik, masukan atau opsi yang akan didapat direksi akan jauh
lebih banyak. Beragam hasil penelitian membuat peneliti ingin meneliti variabel ini dan pengaruhnya terhadap Good Corporate Governance.
Fama dan Jensen 1983 menyatakan bahwa “komisaris independen bertindak sebagai penengah dalam perselisihan yang terjadi di antara manajer internal dan mengawasi
kebijakan manajemen serta memberikan nasihat kepada manajemen”. Komisaris independen yang merupakan bagian dari dewan komisaris setiap perusahaan
Universitas Sumatera Utara
diharapkan dapat bertindak independen dan kritis, baik antara dewan komisaris, maupun terhadap direksi. Independen bukan hanya sekedar penghapus kesalahan
dewan direksi, namun juga aktif mempertimbangkan, mengkritisi, memberikan arahan kepada strategi direksi sehingga mampu meningkatkan kinerja perusahaan.
Haniffa dan Cooke 2002 menyatakan bahwa “apabila jumlah komisaris independen proporsinya dalam dewan komisaris semakin besar atau dominan
hal ini dapat memberikan power kepada dewan komisaris untuk menekan manajemen untuk meningkatkan kualitas pengungkapan perusahaan”.
Menurut Anderson
et al . 2004, “komite audit yang dimiliki oleh suatu
perusahaan akan memberikan perlindungan dan kontrol yang lebih baik terhadap proses akuntansi dan keuangan dan pada akhirnya akan memberikan pengaruh
positif terhadap kinerja keuangan perusahaan”. Komite audit merupakan organ pendukung dewan komisaris yang bekerja secara kolektif dan berfungsi
membantu dewan komisaris dalam melaksanakan tugasnya. Peranan komite audit
yang berjalan secara baik dapat memberikan pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan dan membuat citra perusahaan baik di mata para investor sehingga
meningkatkan kepercayaan investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka investasikan.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Hipotesis Penelitian