Sistematika Pembahasan Metode Penelitian
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
keinginan untuk makan, cahaya terang menyebabkan mata tertutup dan sebagainya.
✢ ✣✤ ✥✦ ✧★ ✣✧✩
respon ini juga mencakup perilaku emosional misalnya mendengar berita
buruk menjadi sedih atau menangis, lulus ujian meluapkan kegembiraannya
dengan mengadakan
pesta dan
sebagainya. 2 Operant respon atau instrumental respon, yakni respon
yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. perangsang ini disebut
reinforcing stimulation atau reinforce, karena memperkuat respon. Misalnya apabila seorang petugas keaehatan
melaksanakan tugasnya
dengan baik
kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya stimulus baru,
maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanaka tugasnya.
Bicara tentang perilaku, maka perilaku seseorang itu di tentukan oleh berbagai kebutuhan untuk memenuhi suatu tujuan
atau tindakan ahir yang paling disukai dari suatu objek. Menurut Moefad salah satu dosen UIN Sunan Ampel Surabaya.
1
Perilaku itu terjadi karena adanya dorongan-dorongan yang kuat dari diri
dalam diri seseorang itu sendiri. Yang difikirkan, dipercayai dan apa yang di rasakan, dorongan-dorongan itu yang di sebut motifasi.
Motifasi adalah factor yang menyebabkan suatu aktifitas tertentu
1
Drs.A.M. Moefad,SH.,M.Si, 2007, Perilaku individu dalam masyarakat kajian komunikasi social, el-DeHA Press Fakultas Dakwah IKAHA, Jombang Hlm. 17
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
menjadi dominan jika di bandingkan dengan aktifitas-aktifitas lainnya. Kalau kita perhatikan tingkah laku manusia dalam
kehidupan pribadi dan kehidupan antar personal, sebenarnya kita bertanya tentang dua hal yakni mengapa seseorang memilih suatu
tindakan dan menolak tindakan yang lain yang kedua mengapa mau mempertahankan tindakannya dalam waktu yang panjang meski
banyak halangan.Tingkahlaku seseorang di pengaruhi oleh dua motivasi, yaitu motivasi positif dan motivasi negatif, motivasi ini
mendorong manusia untuk bergerak untuk mendekati objek atau kondisi yang di inginkan atau hasrat dan kebutuhan. Contoh positif:
seorang laki-laki yang menaksir seorang wanita, laki-laki tersebut tentu
akan mencari
bagaimana cara
mendekati wanita
tersebut.Sedangkan yang negative mendorong manusia untuk menjauhi objek atau kondisi yang dicemaskannya, motifasi negatif
ini berupa rasa takut dan keengganan Contoh negatif: seorang yang merasa terancam dirinya, tentu akan berusaha menghindar dari
sumber ancaman tersebut. Sudah sejak lama para ahli meneliti apakah kemampuan
berkomunikasi dan tingkah laku seseorang juga dipengaruhi oleh aspek biologis. Dengan kata lain apakah sifat itu ditentukan atau
oleh faktor
genetik, menurut
McCroskey sifat
adalah kecenderungan dari tempramen yang berasal dari struktur syaraf
biologis yang ditentukan secara genetik, atau dalam bahasa yang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
lebih sederhana sifat di tentukan oleh aktifitas yang terjadi pada otak manusia.
2
Sedangkan komunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, Watzlawick, Beafin dan Jackson we can not
not communicate , bahkan saat berdoa sekalipun. Komunikasi berasal dari bahasa latin yakni communico yang artinya membagi
dalam arti membagi gagasan, ide atau fikiran; communication dalam bahasa inggris, communicate dari kata Bahasa Belanda.
Komunikasi akan berlangsung dengan baik apa bila ada kesamaan makna antara komunikator dan komunikan. Menurut Beamer dan
Varner 2008
3
dalam bukunya intercultural communication menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian
pendapat, pikiran, perasaan kepada orang lain yang di pengaruhi oleh lingkungan social dan budayanya.
Menurut. Wilbur Scramm dan Harold D. Laswell berpendapat komunikasi akan berhasil apabila pesan yang di
sampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan. Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang
menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa? who? says what? in which
channel? to whom? with what effect?.
4
2
Morissan, M.A,2010, Psikologi Komunikasi,Ghalia Indonesia, Bogor Hlm. 10-11
3
Prof.DR. Nina w. Syam, M.S, Psikologi sebagai akar ilmu komunikasi, 2011, Simbiosa Rekatama Media, Bandung H. 39
4
Ibid., hlm.36
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Jadi pengertian tentang perilaku komunikasi adalah suatu aktifitas atau tindakan manusia dari proses adanya stimulus
terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, yang dipengaruhi lima unsur komunikasi Menurut Harold Lasswell
yakni siapa, apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dengan akibat atau hasil apawho? says what? in which channel? to whom? with
what effect?. dan komunikasi akan berlangsung dengan baik dan berhasil apa bila ada kesamaan makna antara komunikator dan
komunikan yang di tunjukkan kepada komunikan dengan pesan non-verbal atau gerak tubuh.
b. Bentuk Perilaku Komunikasi 1 Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus
dalam bentuk terselubung atau tertutup. respon atau aksi terhadap stimulus
ini masih
terbatas pada
perhatian, persepsi,
pengetahuankesadaran dan sikap yang terjadi belum bisa diamati secara jelas oleh orang lain.
2 perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. respon terhadap
stimulus tersebut jelas dalam bentuk tindakan atau praktek practice.
c. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Komunikasi Menurut Loawrence Green bahwa perilaku itu sendiri
dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor yaitu:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1 terwujud dalam sikap dan perilaku petugas lainnya yang merupakan faktor predisposisi yang terwujud dalam pengetahuan,
sikap, kepercayaan keyakinan, nilai - nilai dan motivasi. 2 faktor enablingpendukung yang terwujud dalam lingkungan
fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas - fasilitas atau sarana - sarana kesehatan. misalnya : pusat pelayanan kesehatan.
3 faktor reenforcingpendorong yang kelompok refrensi dari perilaku masyarakat.
Tim ahli who
1984, menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang itu berprilaku ada empat alasan pokok,
yaitu: 1 pemikiran dan perasaan. bentuk pemikiran dan perasaan ini
adalah pengetahuan, kepercayaan, sikap dan lain-lain. 2 orang penting sebagai refrensi apabila itu penting bagi kita,
maka apapun yang ia katakan dan lakukan cenderung untuk kita. 3 sumber-sumber daya yang termasuk adalah fasilitas-fasilitas
misalnya: waktu, uang, tenaga kerja, ketrampilan dan pelayanan. pengaruh sumber daya terhadap perilaku dapat bersifat positif
maupun negatif. 4 kebudayaan perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan
pengadaan sumber daya di dalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup yang diaebut kebudayaan. perilaku
yang normal adalah satu aspek dari kebudayaan dan selanjutnya kebudayaan mempunyai pengaruh yang dalam terhadap perilaku.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
d. Pembentukan Perilaku Perilaku manusia dalam kehidupannya dipengaruhi oleh
banyak faktor yang melatar belakangi dalam berperilaku, diantaranya perilaku dipengaruhi oleh sikap dan lingkungan
sebagai respon terhadap suatu kondisi. Selanjutnya perilaku dibagi atas dua bentuk yakni perilaku
sebagai upaya kepentingan atau guna mencapai sasaran dan perilaku sebagai respon terhadap lingkungan.
Pertama,perilaku sebagai upaya memenuhi kepentingan atau guna mencapai sasararan adalah perilaku yang terbentuk oleh
gerak dari dalam dan berjalan secara sadar. Yang dimaksud dengan penggerak dari dalam adalah sistem nilai yang ditambahkan
atautertanam, melembaga dan hidup didalam diriorang yang bersangkutan. Nilai tertanam dan berarti nilai menjadi keyakinan,
pendirian atau pegangan. Perilaku merupakan aktualisasi, sosialisasi dan internalisasi keyakinan, pendiri atau sikap.
Kedua, dan perilaku sebagai respon terhadap lingkungan merupakan respon terhadap treatment dari atau kondisi lingkungan.
Dan pembentukan perilaku dari luat itu ada yang berupa stimulus berdasarkan stimulus respon seperti pujian, hadiah atau berupa
teguran dan ada yang berwujud challenge berdasarkan challenge respon yang berupa tanggung jawab, persaingan, perlombaan,
kemenangan, kejuaraan, kehormatan dan sebagainya.
5
5
Taliziduhu Ndraha, Budaya Organisasi Jakarta : Rineka Cipta, 1997 Hlm.39
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2. Komunikasi Anak a. Definisi Komunikasi Anak
Sebelum membahas apa itu komunikasi anak, peneliti akan membahas terlebih dahulu apa yang dimaksud komunikasi. Secara
etimologis atau menurut asal katanya, istilah komuniksi berasal dari bahasa latin communicatio, dan perkataan ini bersumber pada
communis.
6
Communis disini berarti sama, dalam arti kata sama makna. Maksudnya ialah sama makna tentang suatu hal.
Jadi, komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang.
7
Adapula definisi komuniksi secara terminologis. Dan ada banyak pula definisi komunikasi yang berbeda menurut asumsi para
ahli. Seperti definisi komunikasi menurut Carl I. Hovland komunikasi adalah proses dimana seseorang menyampaikan perangsang yang
berbentuk lambang-lambang dalam rangka untuk merubah perilaku seseorang atau orang lain.
8
Berbeda lagi definisi komunikasi menurut Onong Uchjana Effendi. Menurutnya, komunikasi adalah proses penyampaian suatu
6
Onong Uchjana Effendy, DinamikaKomunikasi Bandung: 2008, hlm. 3
7
Ibid., hlm. 4
8
Yoyon Mudjiono, Ilmu Komunikasi Surabaya: Jaudar Press, 2012, hlm. 6
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
pernyataan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain sebagai konsekuensi dari hubungan sosial.
9
Dari sekian banyak definisi itu dapat disimpulkan komunikasi adalah proses penyampaian rangsangan kepada lawan bicara berupa
pernyatan, lambang-lambang, gagasan, perasaan dan sebagainya yang bertuujuan untuk merubah perilaku orang lain supaya bertindak sesuai
dengan apa yang dikehendaki. Bahasan selanjutnya ialah anak. Anak adalah seorang lelaki
atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Anak juga merupakan keturunan kedua, dimana kata anak
merujuk pada lawan dari orang tua, orang dewasa adalah anak dari orang tua mereka, meskipun mereka telah dewasa.
10
Komunikasi pada anak merupakan suatu proses penyampaian dan transfer informasi yang melibatkan anak, baik sebagai pengirim
pesan maupun penerima pesan.
11
Dengan demikian yang dinamakan komunikasi anak ialah proses interaksi atau penyampaian rangsangan berupa symbol-simbol,
gagasan, ide, perasan, dan pikiran yang terjadi pada anak. Entah anak dalam posisi sebagai komunikator atau sebagai komunikan.
Setiap orang yang hidup dalam masyarakat secara kodrati terlibat dalam komunikasi di kesehariannya tidak terkecuali seorang
anak. Anak juga butuh berhubungan dengan orang lain apapun tujuannya, serta bersosialisasi dengan lingkungannya. Paling sedikit
9
Onong Uhjana Effendy, Dinamika Komunikasi hlm.5
10
https:id.wikipedia.org , Diakses pada tanggal 9 Desember 2015
11
www.fik.unipdu.ac.id , Diakses pada Tanggal 9 Desember 2015
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
terdiri dari dua orang yang saling berhubungan satu sama lainnya, karena hubungan, menimbulkan interaksi sosial.
Proses interaksi merupakan suatu aktivitas hubungan antar dua orang atau lebih. Interaksi pada anak, terutama adalah dengan anak-
anak yang lain teman, selain dengan anggota keluarga sendiri. Proses interaksi dengan sesama teman dua orang atau lebih,
merupakan sarana paling utama dalam memahami hubungan sosial ini. Hubungan sosial ini bisa berjalan dengan baik, bila terjadi
kesefahaman antara berbagai pihak tersebut.
12
Sebagian besar interaksi teman sebaya melibatkan permainan. Bermain adalah kegiatan yang menyenangkan yang dilaksanakan
untuk kepentingan kegiatan itu sendiri. Catherine Carvey menyatakan bahwa bermain merupakan kegiatan yang menyenagkan, tidak terikat
tujuan, individu terlibat aktif, dan memilih sendiri apa yang akan dilakukan.
13
Anak-anak menghabiskan lebih banyak waktunya di luar rumah bermain dengan teman-temannya dibanding terlibat dalam
aktivitas lain. Jadi, permainan bagi anak-anak adalah suatu bentuk aktivitas ini sendiri, bukan karena memperoleh sesuatu yang
dihasilkan dari aktivitas ini. Hal ini karena bagi anak-nak proses melakukan sesuatu lebih menarik daripada hasil yang akan didapatkan
menurut Schwartzman.
12
Arini Hidayati, Televisi dan Perkembangan Sosial Anak Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998, hlm.50
13
Christiana Hari Soetjiningsih, PerkembanganAnakSejakPembuahanSampai dengan Kanak-kanak Akhir Jakarta: Prenada, 2012, hlm.220-221
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Adapun fungsi permainan yang mempunyai dua fungsi utama yaitu fungsi kognitif dan fungsi emosi.
Fungsi kognitif, permainan membantu perkembangan kognitif
anak. Melalui
permainan, anak-anak
menjelajahi lingkugannya, mempelajari objek-objek disekitarnya, dan belajar
memecahkan masalah yang dihadapinya. Melalui permaian, memungkinkan
anak-anak mengembangkan
kompetensi dan
keterampilan yang diperlukannya dengan cara yang menyenangkan. Fungsi emosi, permainan memungkinkan anak untuk
memecahkan, sebagian dari masalah emosionalnya, belajar mengatasi kegelisahan dan konflik batin. Permianan memungkinkan anak
melepaskan energi fisik yang berlebihan dan membebaskan perasaan- perasaan yang terpendam. Karena tekanan batin terlepaskan dalam
permainan, anak dapat mengatasi masalah-masalah kehidupan.
14
Pada masa akhir anak-anak ini, mereka biasanya berpartisipasi dalam permainan games sosial yang memiliki aturan sederhana
tentang giliran dan sifat timbal balik. Saat ini, games tidak hanya dilakukan dalam kegiatan yag nyata, namun juga bisa di aplikasikan di
gadget, baik video games maupun onlinegames. Hal ini dimungkinkan terjadi karena sekarang ini hampir semua masyarakat di Indonesia,
terutama di kota-kota besar, mempunyai gadget, penggunanya tidak hanya orang dewasa, bahkan saat ini tidak sedikit anak-anak usia
sekolah dasar yang sudah sangat paham mengaplikasikan alat ini.
14
Yudrik Jahja, Psikologi PerkembanganJakarta: Kencana, 2011, hlm. 192
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Kekhawatiran berbagai pihak adalah anak-anak akan lebih asyik bermain sendiri sehingga kurang menjalin interaksi dengan
orang-orang di sekelilingnya, terutama dengan teman-teman sabayanya.
15
Yang perlu diperhatikan adalah permainan games di gadget mebuat sedikit atau bahkan tidak mempunyai interaksi dengan
orang disekelilingnya, dan bisa saja mengganggu aktivitasnya yang lain karena terlalu asyik bermain.
Secara global, pola komunikasi yang terjadi pada anak merupakan suatu hubungan personal dan kelompok. Dalam hubungan
inilah anak akanmengembangkan kepribadiannya, mengadakan interaksi, saling mengisi dan memberi. Semua itu bagi anak
merupakan suatu kesenangan.
16
b. Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi interpersonal communication
merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi meupun pada
kerumunan orang.
17
Istilah lain dari komunikasi antar pribadi adalah komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal dianggap oleh
para ahli sebagai komunikasi yang paling efektif dalam upaya mengubah sikap, peilaku, dan pandangan seseorang. Anggapan ini
didasarkan pada kenyataan sebagai berikut: i. komunikasi berlangsung dua arah secara timbal balik
15
Christiana Hari Soetjiningsih, PerkembanganAnak hlm. 270
16
Arini Hidayati, Televisi dan Perkembangan Sosial Anak hlm.65
17
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT.Grasindo, 2004, hlm.32
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
ii. arus balik berlangsung seketika iii. kerangka acuan Komunikan dapat diketahui seketika.
18
Komunikasi antarpribadi atau komunikasi interpersonal bisa terjadi jika berkomunikasi dengan sejumlah orang dengan
timbal balik langsung seketika itu juga. Dalam komunikasi pribadi ini, komunikator memiliki banyak informasi mengenai keinginan,
kebutuhan, dan nilai-nilai pribadi satu sama lain serta dapat mengembangkan gaya komunikasi yang cocok bagi kedua belah
pihak.
19
Pola hubungan antarpersonal pada anak, yang diawali dengan perkenalan, digambarkan sebagai fondasi yang mendasari
hubungan dalam kesempatan-kesempatan selanjutnya. Hubungan yang baik dengan sesame anak akan mempererat ikatan diantara
mereka. Ikatan ini akan semakin erat ketika masing-masing pihak bisa menempatkan diri sesuai dengan peran yang dimainkannya. Di
samping itu, model-model permainan juga bisa untuk membentuk hubungan antarpersonal yang lebih erat. Keeratan hubungan ini
bisa dipertahankan dengan adanya saling kontrol antara anak, seperti menasehati atau saling memberi respons yang tepat. Dalam
artian, masing-masing anak harus tahu kebiasaan yang disukai maupun yang tidak disukai oleh temannya tersebut.
20
18
Yoyon Mudjiono, Ilmu Komunikasi hlm. 74
19
Muhammad Budyatna dan Leila Mona Ganiem, Teori Komunikasi Antarpribadi Jakarta: Kencana, 2011, hlm. 10
20
Arini Hidayati, Televisi dan Perkembangan Sosial Anak hlm.65
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Tidak adanya hubungan baik sejak awal perkenalan, atau karena ketidakserasian pada hubungan-hubungan selanjutnya bisa
terjadi pemutusan hubungan antara anak. Pemutusan hubungan ini juga bisa disebabkan oleh munculnya pertikaian atau konflik di
antara mereka, seperti dominasi, kompetisi, dan sebagainya. Adanya kemauan untuk mengadakan ikatan kembali
merupakan pintu utama untuk membuka hubungan. Namun, bila yang lebih dominan adalah ketidakinginan untuk menjalin
komunikasi dengan teman lain, ini merupakan indikasi sikap tidak suka bersahabat.
Dalam komukasi tidak hanya menentukan isi pesan, trapi juga hubungan antar pribadi. Coleman dan hamen menyebutkan
empat model. Yang terjadi dalam hubungan interpersonal ini. Pertama, model pertukaran sosial. Model ini memandang
hubungana interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu yang
memenuhi kebutuhannya. Kedua, model peranan. Hampir sama dengan model
pertukaran sosial, model ini memandang hubungan interpersonal sebagai transaksi dagang. Disini setiap orang harus memainkan
peranan sesuai dengan yang dikehendaki oleh masyarakat. Ketiga, model permainan. Dalam model ini, orang-orang
berhubungan dalam
bermacam-macam permainan.
Anak merupakan unsur kepribadian yang diambil dari perasaan kanak-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
kanak dan mengandung potensi intuisi, spontanitas, kreativutas, dan kesenangan.
Keempat, model interaksional. Model ini memandang hubungan interpersonal sebagiai suatu system. Setiap system
memiliki sifat-sifat struktural, integratif dan medan. Dengan kata lain, metode operasional mencoba menggabungkan model
pertukaran, peranan dan permainan. Gambaran dari empat model tersebut di atas akan menjadi
dasar bagi seseorang termasuk anak-anak, dalam memainkan perannya. Berkaitan dengan model interaksi yang sering terjadi
pada anak-anak, maka model kedua dan ketigalah yang sering digunakan, yaitu model peranan dan model permainan.
Dalam model peranan, anak seharusnya memfungsikan dirinya sesuai dengan posisi dan kedudukannya. Pemahaman
tentang posisi dan peran yang baik akan membawa anak pada kesenangan orang lain, juga kesenangan dirinya sendiri. Sedangkan
dalam model permainan, interaksi dan hubungan yang terjadi pada anak dengan teman sebayanya, berbentuk dalam pola permainan
yang tentunya dari sini ada keinginan saling mengisi dan menerima.
21
c. Efektivitas komunikasi antarpribadi Pada haikatnya komunikasi antapribadi adalah komunikasi
antara komunikator dan komunikan. Komunikasi ini paling efektif
21
Arini Hidayati, Televisi dan Perkembangan Sosial Anak hlm. 55-57
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang. Komunikasi antar pribadi bersifat biologis. Artinya, arus balik terjadi langsung.
Komunikator dapat mengetahui tanggpan komunikan saat itu juga. Komunikator mengetahui sevara pasti apakah komunikasinya
positif, negative, berhasil atau tidak. jika tidak berhasik maka komunikator dapat memberi kesempatan kepada komunikan untuk
bertanya seluas-luasnya.
22
Komunikasi antar pribadi mempunyai peranan cukup besar untuk mengubah sikap. Hal itu karena komunikasi ini merupakan
proses penggunaan informasi secara bersama sharing process. Peserta komunikasi memperoleh kerangka pengalaman frame of
experience yang sama menuju saling pengertian yang lebih besar mengenai maka informasi tersebut. Kerangka pengalaman yang
sama diartikan sebagai akumulasi dari pengetahuan, nilai-nilai, kepercayaan, dan sifat-sifat lain yang terdapat dalam diri
seseorang. Komunikasi berlangsung efektif apabila kerangka pengalaman peserta komunikasi tumpang tindih overlapping,
yang terjadi saat individu mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima dari
lingkungannya. Derajat
hubungan antar
pribadi turut
mempengaruhi keluasan
breadth dari
informasi yang
22
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi .. Hlm. 36
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
dikomunikasikan dan kedalaman depth hubungan psikologis seseorang.
23
Keefektifan hubungan antarpribadi adalah taraf seberapa jauh akibat-akibat dari tingkah laku kita sesuai dengan yang kita
harapkan. Bila kita berinteraksi dengan orang lain, biasanya kita ingin menciptakan dampak tertentu, merangsang munculnya
gagasan-gagasan tertentu, menciptakan kesan-kesan tertentu, atau menimbulkan reaksi-reaksi perasaan tertentu dalam diri orang lain
tersebut. Kadang-kadang kita berhasil mencapai semuanya itu, namun ada kalanya kita gagal. Artinya, kadang-kadang orang
memberikan reaksi terhadap tingkah laku dengan cara yang sangat berbeda dari yang kita harapkan.
24
Broome 1997: 173-175 menemukan bahwa orang-rang sering berkomunikasi dengan orang lain dengan memiliki
karakteristik serupa.
Istilah sosiologi
yang dipakaiuntuk
menunjukkan keserupaan di antara orang-rang itu adalah homofili. Prinsip yang paling dasar dalam komunikasi manusia human
communication adalah berupa penerusan gagasan-gagasan. Paling sering terjadi karena antara sumber dan penerima terdapat
kesamaan- kesamaan tertentu. Konsep homofili digunakan untuk menerangkan
tingkat pasangan
individu-individu yang
berkomunikasi dengan
memiliki kesamaan
atribut-atribut
23
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi Hlm.37
24
Dr. A. Supratiknya, Tinjuan Psikologis Komunikasi Antarpribadi, Kota; Kanisius, Tahun, hlm. 24
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
tertentu.hal tersebut ditandai kesamaaan keyakinan, nilai-nilai sosial, pendidikan, dan status sosial.
Individu yang
mempunyai kesamaan
atribut tadi
kemungkinan besar merupakan anggota kelompo tertentu, hidup saling berdekatan, dan terikat kepada kepantingan yang sama.
Persamaan secara fisik dan sosial mendorong ke arah homofili. Apabila sumber dan penerima informasi saking berbagi makna
yang sama common meanings, makakomunikasi akan berlangsung efektif. Bagian terbesar dari individu-individu yang berinteraksi
satu sama lain, mempunyai kesamaan dan persamaan dalam status sosial, pendidikan, dan keyakinan.
25
d. Komunikasi Kelompok Komunikasi kelompok biasanya digunakan untuk saling
bertukar informasi, menambah pengetahuan, mengubah sikap dan perilaku, dan meningkatkan kesadaran antar pelaku komunikasi
kelompok.Para psikolog
dan sosiolog
mengkalsifikasikan kelompok dalam empat dikotomi, yaitu: primer-sekunder, ingroup-
outgroup, rujukan-keanggotaan, dan deskriptif-preskriptif. Kelompok primer, adalah hubungan yang lebih akrab
dengan keluarga, kawan sepermainan, dan tetangga yang dekat.
26
Berbeda dengan kelompoksekunder, kelompok ini tidak meiliki hubungan yang dekat, apalagi akrab satu sama lain. Ingroup, adalah
kelompok kita, dan outgroup adalah kelompok mereka orang lain.
25
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi . hlm.38-39
26
Ibid., hlm. 61
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Kelompok rujukan, merupakan kelompok yang digunakan sebagai alat ukur standard untuk menilai diri sendiri atau membentuk
sikap. Sedangkan kelompokkeanggotaan, merupakan kelompok yang menentukan serangkaian perilaku yang baku bagi anggota-
anggotanya.Kelompok deskriptif,
menunjukkan klasifikasi
kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah. Sedangkan kelompok preskriptif mengklasifikasikan kelompok
menurut langkah-langkah rasional yang harus dilewati oleh anggota-anggota kelompok untuk mencapai tujuan.
27
Dari keempat kategori kelompok diatas, kategorisasi kelompok primer-sekunderdan ingroup-outgroup lebih ditemukan
pada anak,
meskipun kategori
rujukan jugan
sedikit ditemui.
28
Karena memang pada dasarnya, anak-anak akan cenderung membentuk atau berkumpul pada kelompok yang terdiri
dari orang-orang yang sudah mereka kenal dan menurutnya dekat dengannya. Mereka juga menganggap orang lain yang sebagai
orang luar yang tidak mereka kenal apalagi dekat dengannya tidak ikut pada kelompoknya.
Dalam kelompok, pemahaman anak mengenai kelompok saya dan kelompok orang lain yang diidentifikasi dengan orang
selain kelompoknya masih sangat kuat sehingga ikatan ini akan semakin memperkuat posisi kelompok seorang anak. Terbentuknya
kelompok pada anak biasanya dimulai dengan kelompok
27
Arini Hidayati, Televisi dan Perkembangan Sosial Anak hlm.62
28
Ibid., hlm. 63
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
permainan, yang nantinya berlanjut dalam kegiatan-kegiatan lain, seperti belajar bersama, mengerjakan PR bersama, dan lain-lain.
Pemutusan hubungan oleh seorang anak pada kelompoknya bisa disebabkan karena aturan-aturan kelompok yang dianggap
terlalu membelenggu, atau kelompok sudah tidak efektif dan tidak sistematis serta sudah tidak bisa memberikan keuntungan, ataupun
anak telah menemukan kelompok yang dianggapnya lebih menyenangkan.
Pola-pola hubungan dari komunikasi pada anak ini, baik secara personal maupun kelompok, juga ditentukan oleh kondisi
waktu, situasi tempat dan suasana kejiwaan anak.
29
3. Pencinta Gadget a. Definisi Pencinta Gadget
Sebelum membahas apa itu pencinta gadget, peneliti akan membahas
arti dari
kata pencinta
terlebih dahulu.
Pencintapen·cin·ta n orang yang
sangat suka
akan:,
30
dalam penelitian ini fokus membahas pencinta gadget, yaitu orang yang
sangat suka akan gadget. Maksudnya, orang yang sangat menyukai gadget dengan sering menggunakannya kapan saja dimana saja.
Kemudian apa yang dimaksud dengangadget? Gadget berasal dari bahasa Inggris, yaitu alat atu perkakas. Secara rinci gadget adalah
alat elektronik kecil yang memiliki fungui khusus yang membuat hidup manusia lebih praktis. Lalu apa yang membedakan
29
Arini Hidayati, Televisi dan Perkembangan Sosial Anak hlm.66
30
http:kbbi.web.id , Diakses pada tanggal 16 Desember 2015
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
gadgetdengan elektronik lainnya? Disini yang paling menonjol adalah pembaruannya. Jadi yang dimaksud gadget disini adalah bentuk
pembaruan hari ke hari dari alat elektronik. Adapun macam-macam gadget yang ada saat ini, yaitu sebagai
berikut: i. Handphone
Handphone atau ponsel atau yang sering di dengar telinga kita HP. Gadget yang ini adalah gadget yang sangat populer
di kalangam kita, lansia saja masih menggunakan HP apa lagi kalangan anak muda. Handphone adalah sebuah barang
elektronik yang berfungsi sebagai alat komunikasi atau bisa di sebut perangkat telekomunikasi dasar. Selain sebagai
Alat telekomunikasi dasar, handphone juga mempunyai banyak fungsi di dalamnya.
ii. Laptop Laptop adalah sebuah komputer yang bisa di bawa ke mana
saja sesuai keinginan kita. Laptop merupakan hasil modifikasi sebuah komputer PC, bentuk dan berbagai
Merck sudah di milik oleh gadget yang satu ini. Bentuk yang ringan dan mempunyai banyak fungsi membuat orang
tergiur membelinya, beban yang dimiliki oleh laptop sesuai dengan bahan, spesifikasi dan juga ukurannya, kurang lebih
ukurannya sekitar 1 6 kg.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
iii. Pemutar media player atau MP3 MP4 Pemutar media adalah sebuah barang elektronik yang sudah
umum di hidup kita, yang mempunyai fungsi untuk memutar musik atau video. Umumnya media player ini kita
sebut dengan MP3 ataupun MP4.
iv. Camera digital Camera digital adalah alat yang bisa untuk memotret sebuah
objek yang kita inginkan. Cara kerja camera digital adalah setelah kita memotret objek maka selanjutnya pembiasan
yang di lakukan oleh lensa dan di lanjutkan ke sensor CCD. v. Tablet PC
Tablet PC sama seperti laptop, yaitu hasil modifikasi sebuah komputer PC. Namun tablet PC ini lebih ringan dan lebih
keren di banding dengan laptop. Tablet PC adalah komputer portable dan banyak sekali kegunaan yang di miliki oleh
tablet PC.
31
Handphone saat ini juga sudah mengalami pembaruan lagi, yaitu ponsel pintar atau istilah dalam bahasa Inggris adalah
smartphone. Smartphone adalah telepon genggam
yang mempunyai
31
http:komputerlamongan.com , Diakses pada Tanggal 11 Januari 2016
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
kemampuan dengan
pengunaan dan
fungsi yang
menyerupai komputer
. Bagi beberapa orang, ponsel cerdas merupakan telepon yang bekerja menggunakan seluruh
perangkat lunak sistem
operasi yang menyediakan hubungan standar dan mendasar bagi pengembang
aplikasi .
32
Terdapat beberapa palikasi dengan fumgsinya masing-masing didalam satu perangkat. Seperti aplikasi yang
berfungsi untuk menggali informasi hingga aplikasi game untuk fungsi menghibur.
Dari kesekian banyaknya macam gadget, konteks gadgetyang digunakan anak dalam penelitian ini memfokuskan pada gadget
smartphone dan tablet PC atau tab. Dan tentu saja tidak hanya bentuk fisiknya saja yang
mengalami pembaruan yang lebih praktis utntuk dibawa kemana- mana. Fitur-fitur didalamnya juga semakin hari semakin canggih.
Seperti tersedianya aplikasi yang beragam. Mulai dari aplikasi untuk menggali informasi, membuat data dokumen, sampai aplikasi untuk
menghibur, bisa berupa aplikasi game atau yang lainnya. Dalam penelitian ini, peneliti membahas pencinta gadget.
Yaitu seorang dalam penelitian ini subjeknya ialah anak yang sangat menyukai gadget, dengan membawa dan menggunakannya setiap saat.
Bisa saja sebagian besar waktu pencinta gadget ini dihabiskan untuk menggunakan gadget. Entah digunakan sebagai fungsinya untuk
menghibur, mencari informasi dan sebagainya. Orang yang seperti ini,
32
https:id.wikipedia.org , Diakses pda Tanggal 12 Januari 2016
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
akan susah hidup sebentar saja tanpa gadget. Karena hidupnya sudah terbiasa tergantung dengan gadget. Dalam penelitian ini fokus pada
bentuk gadget handphone dan tab. Dalam hubungan dengan produk teknologi media komunikasi
seperti gadget yang melanda masyarakat kita, tidak terkecuali anak- anak, tidak akan menyangkal bahwa kehadirannya memang penting,
tetapi yang menjadi permasalahannnya ialah bagaimana mencegah pengaruhnya yang diduga negatif.
33
b. Ciri-ciri Pencinta Gadget i.
Waktu bermain cukup lama, di atas 6 jam. ii.
Terobsesi. Anak akan marah, sedih, atau frustrasi kalau tidak
bermain. Saat
orangtua menolak
meminjamkan gadget, anak bisa naik pitam. Demikian juga, bila orangtua hendak mengambil gadget yang sedang
dimainkan anak. iii.
Enggan bersosialisasi, anak lebih sibuk dengan gadget-nya. iv.
Rutinitas terganggu malas makanmandi. v.
Bolos sekolah, lalai mengerjakan tugas sekolah. Berbagai pekerjaan rumah dibiarkan menumpuk tanpa tersentuh.
vi. Pola tidur terganggu. Ini karena anak senang bermain
sampai larut malam.
34
vii. Sering tidak konsentrasi. Anak akan sereing susah
berkonsentrasi dalam hal apapaun, tidak terkecuali pada
33
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi hlm.202
34
http:health.kompas.com Diakses pada Tanggal 5 Januari 2016
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
saat berkomunikasi. Anak pencinta gadget akan susah menghiraukan apalagi merespon apa yang disampaikan oleh
lawan bicaranya, karena anak terlalu fokus dan asyik memainkan gadget-nya.
Kira-kira seperti itulah ciri-ciri anak pencinta gadget. Mereka akan
sangat ketergantungan
dengan gadget
dengan ingin
memainkannya setiap saat. Tidak selalu negatif dampak dari penggunaan gadget, selama digunakan seperlunya sesuai kebutuhan.
4. Teman Sebaya a. Definisi Teman Sebaya
Teman sebaya, yaitu anak-anak yang tingkat usia dan kematangannya kurang lebih sama. Salah satu fungsi terpenting dari
teman sebaya adalah sebagai sumber informasi dan bahan pembanding di luar lingkungan keluarga. Melalui teman sebaya, anak memperoleh
umpan balik tentang kemampuannya, mengevaluasi apa yang mereka lakukan apakah lebih baik atau kurang dibanding temman
sebayanya. Hal ini sulit dilakukan di rumah, karena saudara kandungnya biasanya lebih tua atau lebih muda.
35
Teman sebaya peer sebagai sebuah kelompok sosial sering didefinisikan sebagai semua orang yang memiliki kesamaan tingkat
usia, menurut Hetherington Parke. Akan tetapi, belakangan definisi
35
Christiana Hari Soetjiningsih, PerkembanganAnakSejakPembuahanSampai dengan Kanak-kanak Akhir
hlm.220
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
teman sebaya lebih ditekankan pada kesamaan tingkah laku atau psikologi menurut Lewis Rosenblum.
Teman sebaya yaitu teman dimana mereka anak-anak bisa bermain dan melakukan aktivitas bersama-sama sehingga menibulkan
rasa senang bhersaa. Biasnya usia mereka sebaya dan juga dari jenis kelamin yang berbeda.
36
Sejumlah penelitian telah merekomendasikan betapa hubungan sosial dengan teman sebaya memiliki arti yang sangat penting bagi
perkembangan pribadi anak. Salah satu fungsi kelompok teman sebayaa yang paling penting ialah menyediakan suatu sumber dan
perbandingan tentang dunia luar keluarga. anak-anak menerima umpan balik tentang kemampuan mereka dari kelompok teman sebaya
. Anak-anak engevaluasi apakah yang mereka lakukan lebih baik, sama, atau lebih jelek dari yang dilakukan oleh anak-anak lain.
Mereka menggunakan orang lain sebagai tolak ukur untuk
membandingkan dirinya. Proses pembandingan sosial ini merupakan dasar bagi pembentukan rasaharga diri dan gambaran diri anak
menurut Hetherington Parke.
37
Seperti halnya dengan masa awal anak-anak, berinteraksi dengan teman sebaya merupakan aktivitas yang banyak menyita
waktu anak selama masa pertengahan dan kahir anak-anak. Barker dan Wright mencatat bahwa anak-anak usia 2 tahun menghabiskan
10dari waktu siangnya untuk berinteraksi dengan teman sebaya.
36
Singgih D. Gunarsa Ny. Y. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 2003, hlm. 97
37
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan hlm. 194
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Pada usia 4 tahun, waktu yang dihabiskan untuk berinteraksi dengan teman sebaya meningkat menjadi 20. Sedangkan anak usia 7 hingga
11 meluangkan lebih dari 40 waktunya untuk berinteraksi dengan teman sebaya.
38
Hubungan yang baik dengan teman sebaya sangat penting bagi perkembangan sosial yang baik. Isolasi sosial atau ketidakmampuan
anak melibatkan diri ke dalam suatu jaringan sosial, dapat mengakibatkan munculnya masalah dan kelainan yang beragam mulai
dari kenakalan dan masalah minum-minuman keras hingga depresi. Dari suatu penelitian, relasi yang buruk di antara teman-teman sebaya
pada masa anak-anak dapat berefek pada kecenderungan terjadinya putus sekolah dan perilaku kenakalan remaja. Sebaliknya, relasi yang
baik berefek pada kesehatan mental yang baik pada usia tengah baya.
39
Interaksi teman sebaya dapat didorong dengan mengguanakan kelompok kecil permainan dan materi bahan pelajaran yang
melibatkan banyaka anak dan kegiatan, seperti sosiodrama.
40
Interaksi yang sukse dengan teman sebaya memerlukan komunikasi dan
keterampilan yang khusus, seperti meprakarsai interaksi, memelihara hubungan, dan menyelesaikan konflik.
41
b. Teman Pada Masa Akhir Anak-Anak
38
Desmita, Psikologi Perkembangan Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013, hlm. 184-185
39
Christiana Hari Soetjiningsih, Perkembangan Anak Sejak Pembuahan Sampai dengan Kanak- kanak Akhir
hlm. 220
40
Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan, Kota: Grasindo, Tahun, hlm. 79
41
Ibid., 79
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Pada masa kanak-kanak akhir, anak-anak makin memperluas pergaulannya yang semula dengan anggota keluarganya sendiri
kemudian beralih ke teman-teman tetangga dan teman sekolahnya. Pada periode ini, memiliki teman sangat penting karena memberi
manfaat yang besar bagi bagi perkembangan anak. Anak yang tidak atau sedikit memiliki tean dapat mengalami hambatan emosional,
mental dan perilaku. Melalui interaksi dengan teman, anak-anak belajar banyak keterampilan sosial seperti komunikasi, kerjasama,
pemecahan masalah, dan belajar bernegosiasi dalam situasi yang berbeda-beda.
42
Teman pada masa akhir kanak-kanak terdiri dari rekan, teman bermain, atau teman baik. Biasanya yang dipilih ialah yang dianggap
serupa dengan dirinya sendiri dan memenuhi kebutuhan.
43
Psikolog menyebut masa akhir anak-anak ini usia berkelompok. Karena anak ingin diterimaoleh teman-teman sebayanya sebagai
anggota kelompok dan saat anak ingin menyesuaikan diri dengan standar kelompok dalam penampilan, berbicara, dan perilaku. Disebut
juga usia kreatif karena saat penentuan apakah anak akan menjadi pencipta karya yang konformis. atau baru dan orisinal. Pada masa ini
anak mempunyai minat dan kegiatan bermain yang beragamluas sehingga disebut usia bermain.
44
42
Christiana Hari Soetjiningsih, Perkembangan Anak Sejak Pembuahan Sampai dengan Kanak- kanak Akhir
hlm. 271
43
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan hlm. 209
44
Christiana Hari Soetjiningsih, Perkembangan Anak Sejak Pembuahan Sampai dengan Kanak- kanak Akhir
hlm. 248
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Ciri yang terpenting adalah bahwa geng aak-anak merupakan kelompok sosial ynag dibentuk oleh anak-anak sendiri, bukan oleh
orang-orang dewasa. Persesuaian diri dengan teman-temannya sebaya menetap sepanjang tahiun-tahun akhir masa kanak-kanak, dan
biasanya mencapai puncaknya antara usia sepuluh dan sebelas tahun.
45
c. Peran dan Kedudukan Teman Kecenderungan untuk mendapatkan teman ini akan semakin
besar, seiring dengan bertambahnya usia anak. Setiap anak pasti ingin mempunyai teman lebih banyak dan sudah bisa memilih mana teman
yang biak untuk dirinya. Pemilihan anak ini, menurut Dion dan Berscheid, biasanya didasarkan atas persamaan minat, usia,
kematangan sosial, serta jenis kelamin. Beberapa hal yang biasa dilakukan oleh anak, dari pertemanan
yang sejati, ia terus mengadakan kontak untuk saling memuaskan. Untuk itu Hurlock dalam bukunya ChildDevelopment, menyarankan
adanya beberapa hal dalam pertemanan seperti, anak harus memiliki minat dan afeksi terhadap teman, mempunyai kesamaan minat,
kesamaan nilai, serta kedekatan geografis. Bagaimanapun
juga, dalam
pertumbuhannya, anak
memerlukan teman. Kendati ia akan mengalami pergantian teman,baik karena perpindahan tempat tinggal, perpindahan sekolah, atau karena
faktor usia, semua anak akan mengakui, sebagaimna kita juga pernah mengalami hal itu, betapa pentingnya teman. Teman telah mengajari
45
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembengan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Kota: Erlangga, tahun, hlm. 156
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
berbagai hal, baik itu belajar keterampilan, berbicara, bermain, dan sebagainya.
46
d. Status Sosiometris Sebelum akhir masa kanak-kanak berakhir,sebagian besar
anak-anak tidak hanya menyadari status sosiometris mereka, yaitu status yang mereka senangi dari kelompok sosial, tetapi juga status
sosiometris dari teman-teman sebayanya.mereka mengerti bahwa bahwa beberapa teman diterima dan disukai teman-teman yang lain,
sedangkan beberapa orang lagi hanya ditolak atau dengan sendirinya mengundurkan diri dari kelompok teman-temannya. Anak-anak juga
mengerti bagaimana penilaian teman-teman terhadap dirinya, meskipun ada kecenderungan untuk membesar-besarkan penerima
sosial dan memperkecil penolakan sosial.
47