PERILAKU KOMUNIKASI ANAK PENCINTA GADGET DENGAN TEMAN SEBAYA (STUDI DI DESA BERBEK KECAMATAN WARU KABUPATEN SIDOARJO).

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom) Dalam Bidang Ilmu Komunikasi

Oleh :

Chuluqil Chasanah NIM. B06212005

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI JURUSAN KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2016


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Chuluqil Chasanah, NIM B06212005, 2016. Perilaku Komunikasi Anak Pencinta Gadget Dengan Teman Sebaya Studi di Desa Berbek Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo. Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi Unversitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci: Perilaku Komunikasi Anak, Gadget, Teman Sebaya

Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana komunikasi anak pecinta gadget dengan teman sebabayanya di Desa Berbek Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kerangka analisis penelitian ini menggunakan teori pertukaran sosial. Dan yang menjadi subjek penelitian ini adalah anak berumur 6-12 tahun.

Hasil penelitian ini adalah intensitas komunikasi anak menjadi berkurang. Selain itu anak menjadi tidak peka dengan rangsangan, menjadi cuek, lambat merespon lawan bicara susah diajak berkomunikasi, dan perilaku sosialnya rendah karena sikap yang tidak peduli terhadap sekitarnya.

Gadget memang sedikit banyak mempengaruhi komunikasi anak khususnya dengan teman sebayanya. Dimana seharusnya anak bermain bersenang-senang dengan teman sebayanya saling berinteraksi, namun sebaliknya pada anak pecinta gadget. Anak menjadi asyik sendiri dengan gadget-nya. Sehingga mereka cuek, dan tidak memperdulikan sekitarnya.

Untuk penelitian selanjutnya, penelitian mengenai perilaku komunikasi anak ini hendaknya berhati-hati dalam menggunakan bahasa terkait dalam wawancara yang dilakukan, gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh nak-anak supaya mengerti maksud dari peneliti dan mendapatkan respon yang sesuai dengan segera, dan tentu saja kesabaran jika anak tidak mood atau tidak ingin di wawancara.


(7)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………i

PERSETUJUAN PEMBIMBING………...ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI………iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN………..iv

KATA PENGANTAR………...v

ABSTRAK………...vii

DAFTAR ISI………..viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………..1

B. Rumusan Masalah……….4

C. Tujuan Penelitian………..4

D. Manfaat Penelitian………4

E. Kajian Terdahulu………..5

F. Definisi Konsep………6

G. Kerangka Pikir Penelitian………...10

H. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan jenis penelitian………11

2. Subjek, objek dan lokasi penelitian………..12

3. Jenis dan sumber data………...13

4. Tahapan penelitian………...15

5. Teknik pengumpulan data………18

6. Teknik analisis data………..19

7. Teknik pemeriksaan keabsahan data………21

8. Sistematika penulisan………..….22

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Perilaku Komunikasi a. Definisi perilaku komunikasi………..24

b. Bentuk Perilaku Komunikasi………..29

c. Faktor yang mempengaruhi perilaku komunikasi…..29

d. Pembentukan perilaku………..………..30

2. Komunikasi Anak a. Definisi komunikasi anak………..….32

b. Komunikasi antarpribadi………..……..36

c. Efektivitas komunikasi antarpribadi………..…39


(8)

3. Pencinta Gadget

a. Definisi pencinta gadget………...………..44

b. Ciri-ciri pencinta gadget………...48

4. Teman Sebaya a. Definisi teman sebaya………..…..49

b. Teman pada masa akhir anak-anak………....51

c. Peran dan Kedudukan Teman………..………..52

d. Status sosiometris…………..………....53

B. Kajian Teori………..………...54

BAB III PENYAJIAN DATA A. Deskripsi Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Profil Tempat Penelitian……..……….57

2. Profil Informan………..………...61

B. Deskripsi Data……….……...66

BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian………..…....76

1. Intensitas Komunikasi Berkurang………....77

2. Tidak Peka Terhadap Rangsangan Lawan Bicara………80

3. Perilaku Sosial Rendah…………..………...85

B. Komfirmasi Temuan dengan Teori………...87

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………...………..93

B. Rekomendasi………..………....94 DAFTAR PUSTAKA


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tidak dapat dipungkiri di era globalisasi ini, kemajuan teknologi sangat pesat. Dimana kebutuhan kebutuhan manusia bisa didapatkan secara praktis, mudah, instan, dan menyenangkan dengan adanya teknologi yang semakin lama semakin mengalami pembaruan.Dalam fenomena dalam penelitian ini menggunakan contoh gadget laptop/notebook, handphone pintar dan tab/tablet.

Pembaruan dari teknologi- teknologi yang ada disebutgadget. Kata

gadget berasal dari bahasa Inggris yang berarti alat atau perkakas. Jelasnya, gadget merupakan alat kecil yang memiliki fungsi khusus yang membuat hidup manusia lebih praktis. Ada perbedaan yang menonjol antara alat elektronik dan gadget, yaitu pembaruannya. Pada intinya,

gadget adalah elektronik yang semakin hari semakain mengalami pembaruan sehingga bisa membuat hidup manusia semakin praktis.

Seperti contoh, elektronik komputer, bentuk gadgaetnya adalah laptop/notebook. Begitu juga teknologi telepon rumah, bentuk gadgetnya adalah handphone, dan kemudian saat ini ada pembaruan menjadi handphone pintar. Kemudian adapula tablet/tab, menurut peneliti, gadget

tablet tersebut pembaruan dari dua elektronik yaitu handphone dan laptop/notebook. Bagaimana?Gadget-gadgettersebut Semakin mudah dan praktis bukan?


(10)

Gadget yang mempunyai bentuk fisik yang simple dan praktis, membuatnya mudah dibawa kemana-mana, sehingga membuat banyak masyarakat memilih untuk menggunakan gadget khususnya masyarakat kota, yang menjadikan prioritas utama untuk menemani hari-harinya. Hal ini membuat banyak perusahaan elektronik yang berlomba memproduksi

gadget-gadgetdengan harga dan kualitas yang bersaing.

Lalu apa yang membuatgadgetdiminati banyak masyarakat? Salah satunya adalah fitur-fitur/aplikasi-aplikasi yang ada didalamnya. Dari aplikasi untuk informasi hingga aplikasi hiburan tersedia didalamnya. Dengan gadget kita juga juga bisa terkoneksi internet dimanapun selama jaringannnya tersedia. Bisa jaringan dari WiFi, atau juga bisa dengan paket data. Tidak tertinggal aplikasi browser yang beragam, untuk kebutuhan akses internet untuk informasi yang lebih luas. Aplikasi game pun juga beragam, darigameonlinedanofflinebisa diaplikasikan digadget.

Begitu serbagunanya gadget yang menjadikan masyarakat tertarik dan berminat untuk menggunakannya sebagai kebutuhan sehari-hari. Tidak hanya dari kalangan atas seperti DPR, dan pengusaha. Pegawai-pegawai kantor, buruh pabrik, siswa, dan mahasiswa bahkan anak-anak merasa nyaman, senang, dan puas karena kebutuhannya dapat terpenuhi dengan cara yang mudah dan praktis kapanpun dan dimanapun.

Anak-anak pun, pada saat ini banyak yang menggunankan gadget

sebagai media bermainnya dengan mudahnya. Pemandangan seperti ini sudah biasa terlihat apalagi dikota-kota besar. Sudah jarang anak-anak kota bermain mainan tradisional dengan wajah ceria bersama teman-teman


(11)

kelomppok bermainnya. Yang ada sekarang malah, teman-teman kelompok bermain gadget. Dalam memainkan gadget-nya, mereka kadang asik sendiri dirumah, atau bahkan bermain berkumpul bersama dengan teman-temannya dengan sibuk memainkan gadget-nya masing-masing.

Berdasarkan fenomena maniaknya anak-anak terhadap gadget-nya sedikit banyak ada hubungannya dengan lingkungan disekitarnya, khususnya pada komunikasi yang terjadi dengan teman sebayanya. Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam lagi mengenai bagaimana komunikasi anak pencintagadgetdengan teman sebayanya.

Manusia adalah makhluk sosial tidak lepas dari kegiatan komunikasi, termasuk anak. Pada hakikatnya, anak bersosialisasi dengan lingkungannya, dengan teman-temannya memainkan permainan yang menyenangkan selain gadget bersama-sama, dan berinteraksi sesamanya. Namun dewasa ini, justru anak keluar dari kodratnya sebagai anak-anak yang ceria, bermain dengan teman-temannya serta berinteraksi sesamanya, bukan asik sendiri dengangadget-nya masing-masing.

Realitasnya, perilaku anak pencinta gadget akan cenderung tidak peduli sekitar, pendiam, dan susah merespon stimulus dari orang lain. Adanya fenomena tersebut, peneliti tertarik dengan untuk menjadikannya objek penelitian yang kemudian membuat judul yang sesuai dengan fenomena yang terjadi, yaitu komunikasi anak pencinta gadget dengan teman sebaya dengan studi di desa Berbek Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo.


(12)

B. Rumusan Masalah

Dalam Penelitian perlu dirumuskan menegenai hal apa yang ingin diungkapkan dalam pembahasannya. Hal ini untuk menentukan arah dari kajian yang akan dibuat serta tujuan akhir yang nantinya ingin dicapai. Pada penelitian ini, peneliti berusaha merumuskan fokus penelitian, yaitu:Bagaimana perilaku komunikasi anak pencintagadgetdengan teman sebayanya?

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan dengan rumusan masalah diatas, maka penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk :Mendeskripsikan bagaimana perilaku komunikasi anak pencinta gadget dengan teman sebayanya.

D. Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat yang diambil dari penelitian ini, sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat memperdalam dan memperluas wawasan tentang bagaimana komunikasi anak pencinta gadget

dengan teman sebayanya. b. Manfaat Praktis

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat digunakan menjadi sumber informasi untuk pembuatan penelitian selanjutnya. Dan juga diharapkan penelitian ini bisa berguna untuk khalayak


(13)

agar dapat tidak hanya menikmati, tapi juga menilai bagaimana

gadget mempengaruhi komunikasi seorang anak pada lingkungannya khususnya dengan teman sebayanya.

E. Kajian Penilitian Terdahulu

Sebagai rujukan dari hasil penelitian yang terkait dengan tema yang diteliti, peneliti berupaya mencari referensi hasil penelitian terdahulu untuk membantu dalam proses pengkajian penelitian ini. Peneliti menemukan hasil penelitian terdahulu dengan dengan penelitian yang disusun oleh:

Nama peneliti: Rr. Sukma Ayu Dwi Anggrahini Jenis karya: Skripsi

Tahun: 2013

Judul karya: Dinamika Komunikasi Keluarga PenggunaGadget

Penelitian ini menggunakan metode kualitataif dengan pendekatan fenomenologi yang bertujuan untuk mengetahui dinamika komunikasi yang terjadi pada keluarga pengguna gadget. Selain itu untuk mengetahui factor yang mendukung komunikasi keluarga serta mengetahui makna komunikasi bagi keluarga penggunagadget.

Kemudian kesimpulan dari penelitian ini adalahintensitas komunikasi keluarga menjadi berkurang. Selain itu, sejak menggunkan

gadget, anak menjadi susah diajak berkounikasi, tidak peduli, sering

badmood, tidak mendengarkan nasehat orang tua, tidak terbiasa mengutarakan pendapat dan masalah pada keluarga, lebih sering


(14)

berkomunikasi dan menceritakan masalah dengan teman, serta sangat lambat responnya saat diperintah orang tua untuk mengerjakan sesuatu.

Penggunaan gadget memang menjadi penghambat komunikasi keluarga informan karena anggota keluarga menjadi asyik sendiri dengan

gadget-nya. Selain itu, ego dari masing-masing anggota keluarga juga menjadi penghambat komunikasi keluarga. Walaupun gadget menjadi penghambat komunikasi, keluarga ini juga mengatakan bahwa gadget

mendukung komunikasi keluarga mereka ketika mereka sedang berjauhan atau sedang tidak dirumah. Selain itu, mereka juga memiliki pendukung komunikasi yang lain yaitu kedewasaan pikiran dan pengalaman berkeluarga.

F. Definisi Konsep Penelitian

1. Komunikasi anak

Sebelum membahas apa itu komunikasi anak, peneliti akan membahas terlebih dahulu apa itu komunikasi. Komunikasi menurut para ahli, seperti menurut Carl I. Hovland komunikasi adalah proses dimana seseorang menyampaikan perangsang yang berbentuk lambang-lambang dalam rangka untuk merubah perilaku seseorang atau orang lain.

Berbeda dengan pengertian komunikasi menurut Onong Uchjana Effendi, yaitu komunikasi adalah proses penyampaian suatu pernyataan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain sebagai konsekuensi dari hubungan sosial.

Dengan demikian,komunikasi adalah proses penyampaian rangsangan kepada lawan bicara berupa pernyatan, lambang-lambang,


(15)

gagasan, perasaan dan sebagainya yang bertuujuan untuk merubah perilaku orang lain supaya bertindak sesuai dengan apa yang dikehendaki.

Kemudian bahasan selanjutnya ialah anak. Tidak ada penjelasan definitive tentang anak. Namun kita semua sudah paham bukan apa dan siapa anak. Anak adalah seoranglelakiatauperempuanyang belumdewasaatau belum mengalami masapubertas. Anak juga merupakanketurunankedua, di mana kata "anak" merujuk pada lawan dariorang tua, orangdewasaadalah anak dari orang tua mereka, meskipun mereka telah dewasa.1

Dengan demikian yang dinamakan komunikasi anak ialah proses interaksi atau penyampaian rangsangan berupa simbol-simbol, gagasan, ide, perasan, dan pikiran yang terjadi pada anak. Baik anak pada posisi sebagai komunikator maupun sebagai komunikan.

Proses interaksi merupakan suatu aktivitas hubungan antar dua orang atau lebih. Interaksi pada anak, terutama adalah dengan anak-anak yang lain (teman), selain dengan anggota keluarga sendiri. Proses interaksi dengan sesama teman (dua orang atau lebih), merupakan sarana paling utama dalam memahami hubungan sosial ini. Hubungan sosial ini bisa berjalan dengan baik, bila terjadi kesefahaman antara berbagai pihak tersebut.2

2. Pencintagadget

Sebelum membahas apa itu pencinta gadget, peneliti akan membahas arti dari kata pencinta terlebih dahulu. 1

https://id.wikipedia.org, Diakses Pada Tanggal 9 Desember 2015

2

Arini Hidayati,Televisi dan Perkembangan Sosial Anak(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm.50


(16)

Pencinta/pen·cin·ta/ n orang yang sangat suka akan:.3dalam penelitian ini, membahas pencintagadget, yaitu orang yang sangat suka akangadget.

Kemudian apa yang dimaksud dengan gadget?Gadgetberasal dari bahasa Inggris, yaitu alat atau perkakas. Secara rinci gadget adalah alat elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus yang membuat hidup manusia lebih praktis. Lalu apa yang membedakan gadget dengan elektronik lainnya? Disini yang paling menonjol adalah pembaruannya. Jadi yang dimaksud gadget disini adalah bentuk pembaruan hari ke hari dari alat elektronik.

Misal saja elektronik telepon rumah, bentuk gadgetnya dalah handphone. Begitu juga elektronik komputer bentuk gadgetnya adalah laptop/notebook. Kemudian ada tablet atau biasa disebut masyarakat tab. Alat tersebut juga termasuk darigadget.

Dan tentu saja tidak hanya bentuk fisiknya saja yang mengalami pembaruan yang lebih praktis utntuk dibawa kemana-mana. Fitur-fitur didalamnya juga semakin hari semakin canggih. Seperti tersedianya aplikasi yang beragam. Mulai dari aplikasi untuk menggali informasi, membuat data dokumen, sampai aplikasi untuk menghibur, bisa berupa aplikasigameatau yang lainnya.

Dalam penelitian ini, peneliti membahas pencinta gadget. Yaitu seorang (dalam penelitian ini subjeknya ialah anak) yang sangat menyukai

gadget, dengan membawa dan menggunakannya setiap saat. Bisa saja

3


(17)

sebagian besar waktu pencinta gadget ini dihabiskan untuk menggunakan

gadget. Entah digunakan sebagai fungsinya untuk menghibur, mencari informasi dan sebagainya. Orang yang seperti ini, akan susah hidup sebentar saja tanpa gadget. Karena hidupnya sudah terbiasa tergantung dengangadget. Dalam penelitian ini fokus pada bentukgadget handphone

dan tab.

Dalam hubungan dengan produk teknologi media komunikasi seperti gadget yang melanda masyarakat kita, tidak terkecuali anak-anak, tidak akan menyangkal bahwa kehadirannya memang penting, tetapi yang menjadi permasalahannnya ialah bagaimana mencegah pengaruhnya yang diduga negatif.4

3. Teman sebaya

Teman sebaya, yaitu anak-anak yang tingkat usia dan kematangannya kurang lebih sama. Salah satu fungsi terpenting dari teman sebaya adalah sebagai sumber informasi dan bahan pmebanding di luar lingkungan keluarga. melalui teman sebaya, anak memperoleh umpan balik tentang kemampuannya, mengevaluasi apa yang mereka lakukan (apakah lebih baik atau kurang) dibanding temman sebayanya. Hal ini sulit dilakukan di rumah, karena saudara kandungnya biasanya lebih tua atau lebih muda.

Hubungan dengan teman sebaya sangat penting bagi perkembangan sosial yang baik. Isolasi sosial atau ketidakmampuan anak melibatkan diri ke dalam suatu jaringan sosial, dapat mengakibatkan munculnya masalah

4

Onong Uchjana Effendy,Dinamika Komunikasi(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1986), hlm.202


(18)

dan kelainan yang beragam mulai dari kenakalan dan masalah minum-minuman keras hingga depresi. Dari suatu penelitian, relasi yang buruk di antara teman-teman sebaya pada masa anak-anak dapat berefek pada kecenderungan terjadinya putus sekolah dan perilaku kenakalan remaja. Sebaliknya, relasi yang baik berefek pada kesehatan mental yang baik pada usia tengah baya.5

G. Kerangka Pikir Penelitian

Bagan 1.1: Kerangka Pikir Penelitian

Alur penelitian ini dimulai dari adanya fenomena yang ada pada saat ini, yaitu anak pencintagadget.Artinya, di era modern saat ini banyak

5

Christiana Hari Soetjiningsih,Perkembangan Anak Sejak Pembuahan Sampai dengan Kanak-kanak Akhir(Jakarta: Prenada Media Group, 2012), hlm. 220

Teori Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi anak pencintagadget

Komunikasi anak pencintagadget

dengan teman sebaya Anak pencinta

gadget

Teori Pertukaran


(19)

anak usia 6-12 tahun sudah pandai memainkan gadget, bahkan menjadikannya mainan sehari-hari dimanapun dan kapanpun sebagai pengganti mainan tradisional yang ada sebelumnya.

Selanjutnya menganalisis komunikasi yang terjadi didalamnya, dalam hal ini komunikasi yang diidentifikasi adalah komunikasi antarpribadi. Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih berupa sekelompok kecil orang, dan peluang untuk memberikan umpan balik segere.

Dalam penelitian ini menggunakan teori komunikasi antarpribadi yaitu teori pertukaran sosial. Secara umum menganggap bahwa bentuk dasar dari hubungan interpersonal adalah suatu transaksi dagang, dimana orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya. Peneliti meneliti bagaimana komunikasi anak pencinta gadget dengan teman sebaya yang menjadi fokus dari penelitian ini yang kemudian ditarik menjadi judul komunikasi anak pencintagadget

dengan teman sebaya.

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metode adalah cara atau strategi yang dilakuakn untuk mengumpulkan suatu data penelitian yang diperlukan. Dan penelitian merupakan sebuah proses untuk menemukan kebenaran dari suatu fenomena melalui proses dan metode, proses, prinsip, prosedur yang terencana guna untuk mendapat jawaban atau solusi terhadap fenomena yang terjaadi.


(20)

Metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Dengan ungkapan lain, metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian.6

Ditinjau dari penelitiannya, pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif yaitu suatu proses penelitan dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti menekankan sifat realitas yang terbangun secara sosial, hubungan erat antara peneliti dan subjek yang diteliti.7

Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian pada masalah actual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Melalui penelitian dekriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuam khusus terhadap peristiwa tersebut.8

Jenis penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan pada penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai bagaimana komunikasi keluarga yang terjadi pada anak pencinta gadget secara mendalam.

6

Deddy Mulyana,Metodologi Penelitian Kualitatif(Bandung : Remaja Rosda karya, 2002),hlm.145

7

Juliansyah Noor,Metodologi Penelitian (Jakarta: Kencana Prenamedia Group, 2011), hlm. 33-34

8


(21)

2. Subjek, Objek, dan Tempat Penelitian a. Subjek

Subjek pada penelitian ini adalah anak pencinta gadget.

Menurut para ahli, periode usia anak berbeda-beda. Seperti menurut pendapat Bijou, masa kanak-kanak terdiri dari dua tahap yaitu masa kanak-kanak dini mulai 2-6 tahun, dan masa kanak-kanak akhir mulai dari usia 6-13 tahun. Berbeda dengan Jen Jacques Roussen yang berpendapat usia kanak-kanak mulai dari 2-12 tahun.Sedangkan menurut pendapat Hurlock, usia anak dibagi menjadi dua periode, yaitu masa anak awal yang berlangsung dari usia 2-6 tahun, dan masa anak akhir yang berlangsung dari usia 6-12 tahun.

Pada penelitian ini, peneliti mengambil pendapat Hurlock, pada periode yang kedua, yaitu masa anak akhir yang berlangsung dari usia 6-12 tahun. Jadi, subjek dari penelitian ini adalah anak pencinta gadget yang berusia 6-12 tahun. Pada penelitian ini, peneliti mengambil sampel sebanyak 5 anak pencintagadget.

b. Objek

Sedangkan objek dari penelitian ini adalah komunikasi anak pencinta gadget dengan teman sebayanya. Dengan menggunakan teori komunikasi Antarpribadi yaitu teori pertukaran sosial.


(22)

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil lokasi sebagai tempat penelitian yaitu di desa Berbek, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo.

3. Jenis dan Sumber Data Penelitian a. Jenis data

Dalam sebuah penelitian jenis data yang diperlukan, digolongkan menjadi dua yakni:

i. Jenis Data Primer

Data primer merupakan suatu data yang diperoleh saat melakukan penelitian langsung di lapangan. Dalam hal ini, peneliti memperoleh data tentang bagaimana komunikasi anak pencintagadget.

ii. Jenis Data Sekunder

Data sekunder merupakan data pendukung dari data primer yang diperoleh melalui usaha peneliti sendiri misalnya dokumentasi kegiatan, foto, dan lain sebagainya.

b. Sumber data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: i. Sumber data primer

Sumber data primer berasal dari lapangan, yang didapat dari cara wawancara terbuka yang akan dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berkembang.hal ini dilakukan untuk menghindari dari kesalahpahaman jika ada


(23)

hal yang kurang jelas menurut informan sehingga butuh penjelasan lebih lanjut.

Penentuan sumber data primer menggunakan metode

purposive sampling, yakni dilakukan dengan mengambil orang-orang yang terpilih. Sampling yang purposive adalah sampel yang dipilih dengan cermat hingga relevan dengan desain penelitian. Peneliti akan berusaha agar dalam sampel itu terdapat wakil-wakil dari segala lapisan. Dengan demikian diusahakannya agar sampel itu memiliki ciri-ciri yang esensial dari populasi sehingga dapat dianggap cukup representatif.9 Dalam penelitian ini peneliti menentukan 5 anak pencinta gadget dalampurposive sampling.

Peneliti juga menggunakan teknik snow ball sampling. Hal ini dimungkinkan karena kemungkinan peneliti akan menemukan informan tambahan selama penelitian.

Snow ball sampling adalah dari jumlah subyek yang sedikit, semakin lama berkembang menjadi banyak. Dengan teknik ini, jumlah informan yang akan menjadi subyeknya akan terus bertambah sesuai dengan kebutuhan dan terpenuhinya informasi.10

ii. Sumber data sekunder

Data sekunder diperoleh dari sumber bahan bacaan. Sumber sumber sekunder terdiri atas berbagai macam,

9

S. Nasution,Metode Research(Jakarta : Bumi Aksara, 2003), hlm. 98

10


(24)

dari surat-surat pribadi. kitab harian, notula rapat perkumpulan, sampai dokumen-dokumen resmi dari berbagai instansi pemerintah.11

4. Tahap-tahap Penelitian

Dalam melakukan penelitian kualitatif, perlu mengetahui tahap-tahap yang akan dilalui dalam proses penelitian ini. Secara umum tahap-tahap penelitian tersebut terdiri dari empat tahap yaitu:12

1. Tahap Pra-lapangan

Dalam melakukan tahapan ini peneliti perlu mempertimbangkan etika dalam penelitian lapangan, yang diuraikan sebagai berikut:

a. Memilih lapangan penelitian, dalam pemilihan lapangan penelitian peneliti harus mempertimbangkan hal-hal yang mungkin menyulitkan peneliti dalam melakukan penelitian di desa Berbek misalnya, keterbatasan geografis dan praktis seperti waktu, biaya, dan tenaga. b. Mengurus perizinan, peneliti mengurus perizinan

dibagian Prodi Ilmu Komunikasi dan diajukan kepada kepala desa Berbek kecamatan Waru Sidoarjo.

c. Memilih dan mencari data melalui informan, hal ini dilakukan untuk membantu mempermudah memperoleh informasi dan data yang dibutuhkan dari beberapa

11

S. Nasution,Metode Research(Jakarta: Bumi Kasara, 2003),hlm. 143

12

Lexy J. Moleong,Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,2012), hlm.127-133


(25)

informan yang memiliki kredibilitas dalam pemenuhan data dan yang sesuai dengan kriteria peneliti..

d. Menyiapkan perlengkapan penelitian, semua perlengkapan yang bersifat teknis maupun non teknis peneliti siapkan secara sempurna.

2. Tahap pekerjaan lapangan

Dalam tahap ini, peneliti mulai masuk pada lapangan penelitian guna mencari data yang akurat serta dibatasi tiga bagian yaitu :

a. Memahami latar penelitian

Memahami latar penelitian diperlukan agar peneliti lebih mengetahui seluk beluk desa Berbek yang menjadi tempat penelitian. Hal ini dilakukan dengan cara, mengikuti mengamati dan menganalisis lingkungan desa Berbek terutama mengenai komunikasi anak pencinta gadget

dengan teman sebaya sebelum menulis laporan penelitian. b. Memasuki lapangan

Kegiatan ini dilakukan denga cara mengikuti kegiatan di desa Berbek, sehingga dengan hal itu peneliti dapat mengetahui bagaimana komunikasi anak pencinta gadget

dengan teman sebayanya.


(26)

Kegiatan ini dilakukan dengan cara mendekati narasumber pada saat berlangsungnya kegiatan serta melakukan wawancara dengan berbagai informan yang masuk dalam kriteria sebagai informan.Pengumpulan data juga dilakukan melalui kegiatan dokumentasi.

3. Tahap analisis data

Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan semua data-data berupa hasil wawancara, pengamatan lapangan, serta dokumen-dokumen yang mendukung yang kemudian disusun, dikaji,serta ditarik kesimpulan

4. Tahap penulisan laporan

Penulisan laporan merupakan hasil akhir dari suatu penelitian. Berisi tentang hasil wawancara, pengamatan. Dan apapun yang ditemukan dalam penelitian. Semua kegiatan penelitian diekspresikan didalamnya. Laporan penelitian merupakan suatu sarana atau wahana peneliti dalam berkomunikasi dengan orang lain (pembaca), pembaca tahu apa yang telah dilakukan dan ditemukan oleh peneliti dari laporan penelitian.13

5. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

13

Burhan Bungin,Metode Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), hlm 231


(27)

Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara langsung maupun tidak langsungterhadap objek penelitian.14 Informasi yang bisa diperoleh dalam observasi antara lain: tempat, objek, kegiatan, pelaku, kejadian, waktu, dan perasaan.

b. Wawancara

Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam percakpaan yang bertujuan memperoleh informasi15 yang kemudian dicatat, atau cukup dengan merekamnya dengan alat rekaman suara atau bisa menggunakan handphone. Biasanya wawancara dilakukan langsung dengan saling tatap muka, atau bisa secara tidak langsung, melalui telepon misalnya.

Menurut Deddy Mulyana, wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.16

c. Dokumentasi

Dokumentasi diperlukan untuk memperkuat fakta yang ditemukan dari penelitian yang lakukan. Dokumentasi yang diambil berupa foto, hasil wawancara tertulis, serta dokumentasi atau arsip kegiatan yang dimiliki desa Berbek.

6. Teknik Analisis Data

14

Juliansyah Noor,Metodologi Penelitian (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2011), hlm.140

15

S. Nasution,Metode Research(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), hlm. 113

16


(28)

Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen dalam buku metodologi penelitian kualitatif karya Lexy J. Moleong adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.17

Analisis data dalam penelitian kualitatif selalu bersifat induktif, alur kegiatan analisis terjadi secara bersamaan dengan18:

a. Reduksi data, dengan melakukan pemilihan dan menganalisa data-data yang didapat. Proses ini akan dilakukan selama penelitian. b. Display data, dari sebagian data yang telah didapat akan langsung

diolah sebagai setengah jadi yang nantinya akan dimatangkan melalui data-data selanjutnya.

c. Verifikasi dan penarikan kesimpulan, merupakan suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh, membuat rumusan proposisi yang terkait dan mengangkatnya sebagai temuan penelitian. Dari sini peneliti akan mulai mencari arti dari setiap data yang terkumpul, menyimpulkan serta memverifikasi data tersebut.

Pada tahap reduksi data peneliti berusaha untuk memilah data-data yang dianggap penting dan akurat. Baik data dari sumber primer maupun data dari sumber sekunder, oleh karena itu, pada tahap ini

17

Lexy J. Moleong,Metodologi Penelitian Kualitatif ..hlm. 248

18


(29)

membutuhkan ketelitian dan kecermatan agar tidak salah dalam memilih data yang paling akurat.

Berikutnya dari data yang sudah diperoleh dan dipilah mana yang akurat, akan diolah menjadi setengah jadi. Hal tersebut berlangsung sementara, karena jika ada data baru yang lebih akurat, maka data sebelumnya akan dihapus. Ini terjadi pada tahap display data.

Tahap berikutnya adalah verifikasi dan penarikan kesimpulan setelah data yang diperoleh dari penelitian di desa berbek mengenai komunikasi anak pencinta gadget dengan teman sebaya, maka akan diambil kesimpulan yang akan menjadi hasil temuan dalam penelitian. 7. Teknik pemeriksaan Keabsahan Data

Dalam penelitian ini teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan yaitu19:

a. Perpanjangan keikutsertaan, peneliti dengan perpanjangan keikutsertaannya akan banyak mempelajari komunikasi , dapat menguji ketidakbenaran informasi yang diperkenalkan oleh distorsi, baik yang berasal dari diri sendiri maupun dari informan serta membangun kepercayaan subjek. Perpanjangan keikutsertaan juga menuntut agar peneliti terjun ke lokasi dalam waktu yang cukup panjang guna mendeteksi jika ditemukan data yang tidak valid. Dalam perpanjangan keikutsertaan, peneliti melakukannya dengan cara mengamati dan menganalisis kehidupan di desa berbek dengan mendatangi lokasi langsung.

19


(30)

b. Pemeriksaan sebaya melalui diskusi, teknik ini dilakukan dengan mengekpos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sebaya. Cara yang dilakukan adalah mengumpulkan rekan-rekan yang sebaya serta memiliki pengetahuan umum yang sama tentang model komunikasi pasangan nikah usia dini, sehingga bersama mereka peneliti dapat me-review persepsi, pandangan dan analisis yang sedang dilakukan.

c. Trianggulasi, teknik ini merupakan pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Trianggulasi merupakan cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dalam berbagai pandangan. Peneliti melakukannya dengan cara mengajukan berbagai macam pertanyaan kepada informan, mengecek dengan sumber-sumber data yang didapat, serta memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan.

I. Sistematika Pembahasan

Agar memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai pembahasan penelitian ini, maka peneliti merinci dalam sistematika penulisan sebagai berikut.

BAB I: PENDAHULUAN. Berisi pendahuluan yanag dipaparkan mengenai latar belakang, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian penelitian terdahulu, definisi operasional, kerangka teori,


(31)

metode penelitian, dijelaskan uraian singkat mengenai sistematika pembahasan penulisan proposal penelitian.

BAB II: KAJIAN TEORITIS. Pada bab ini mendeskripsikan kajian pustaka, kajian pustaka berisi uraian tentang artikel-artikel atau buku-buku yang ditulis oleh para ahli yang memberikan pendapat, teori atau opini atau pun ide-ide dan gagasan yang berkaitan dengan fokus penelitian. Dan mendeskripsikan kajian teori yang berisi tentang penjelasan teori yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB III: PENYAJIAN DATA. Bab ini mendeskripsikan secara umum mengenai objek, subjek dan wilayah penelitian. Serta dipaparkan tentang deskripsi data penelitian terutama yang terkait rumusan masalah.

BAB IV: ANALISIS DATA. Bab ini berisi tentang analisis atau pembahasan data yang dihasilkan temuan penelitian serta konfirmasi temuan dengan teori.

BAB V: PENUTUP. Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian dan berisi saran-saran atau rekomendasi yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti.


(32)

BAB

AJIAN TEORITIS

A. Kajian Pustaka

1. Perilaku Komunikasi

a. Definisi Perilaku Komunikasi

Perilaku atau aktivitas aktivitas tersebut dalam pengertian yang luas, yaitu perilaku yang menampak(✂✄ ☎✆✝✞ ☎✟ ✠✄✡✂ ✆)dan atau perilaku yang tidak menampak (✡☛☎✆✝ ✞ ☎✟ ✠✄✡✂ ✆), demikian pula aktivitas aktivitas dan kognitif.

Sedangkan perilaku komunikasi sendiri yaitu suatu tindakan atau perilaku komunikasi baik itu berupa verbal ataupun non verbal yang ada pada tingkah laku seseorang.

Komunikasi bergerak melibatkan unsur lingkungan sebagai wahana yang "mencipta" proses komunikasi itu berlangsung. Porter dan Samovar, dalam Mulyana alih-alih komunikasi merupakan matrik tindakan - tindakan sosial yang rumit dan saling berinteraksi, serta terjadi dalam suatu lingkungan sosial yang kompleks. lingkungan sosial ini merefleksikan bagaimana orang hidup, dan berinteraksi dengan orang lain, lingkungan sosial ini adalah budaya, dan bila ingin benar-benar memahami komunikasi, maka harus memahami budaya.


(33)

Dalam buku lain diuraikan bahwa perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berprilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing-masing. sehingga yang dimaksud perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktifitas manusia dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, tertawa, bekerja dan sebagainya. dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah serangkaian kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar.

Skiner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori skiner disebut teori "S-O-R" atau stimulus - organisme- respon. skiner membedakan adanya dua proses.

1) ☞✌✍✎ ✏✑ ✒ ✌✑ ✓ ✔ ✌✍✎✏✑ atau ✔ ✌✕✖ ✌✗ ✍✘v✌ , yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut ✌✖ ✌✗ ✓✘✑ ✙

✍✓✘✚✛✖✜✓✘ ✏✑ karena menimbulkan respon-respon yang relatif. Misalnya: makanan yang lezat menimbulkan


(34)

keinginan untuk makan, cahaya terang menyebabkan mata tertutup dan sebagainya. ✢ ✣✤ ✥✦ ✧★ ✣✧✩ respon ini juga mencakup perilaku emosional misalnya mendengar berita buruk menjadi sedih atau menangis, lulus ujian meluapkan kegembiraannya dengan mengadakan pesta dan sebagainya.

2) Operant respon atau instrumental respon, yakni respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. perangsang ini disebut

reinforcing stimulation atau reinforce, karena memperkuat respon. Misalnya apabila seorang petugas keaehatan melaksanakan tugasnya dengan baik kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya (stimulus baru), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanaka tugasnya.

Bicara tentang perilaku, maka perilaku seseorang itu di tentukan oleh berbagai kebutuhan untuk memenuhi suatu tujuan atau tindakan ahir yang paling disukai dari suatu objek. Menurut Moefad salah satu dosen UIN Sunan Ampel Surabaya.1 Perilaku itu terjadi karena adanya dorongan-dorongan yang kuat dari diri dalam diri seseorang itu sendiri. Yang difikirkan, dipercayai dan apa yang di rasakan, dorongan-dorongan itu yang di sebut motifasi. Motifasi adalah factor yang menyebabkan suatu aktifitas tertentu

1

Drs.A.M. Moefad,SH.,M.Si, 2007,Perilaku individu dalam masyarakat kajian komunikasi social,el-DeHA Press Fakultas Dakwah IKAHA, Jombang Hlm. 17


(35)

menjadi dominan jika di bandingkan dengan aktifitas-aktifitas lainnya. Kalau kita perhatikan tingkah laku manusia dalam kehidupan pribadi dan kehidupan antar personal, sebenarnya kita bertanya tentang dua hal yakni mengapa seseorang memilih suatu tindakan dan menolak tindakan yang lain yang kedua mengapa mau mempertahankan tindakannya dalam waktu yang panjang meski banyak halangan.Tingkahlaku seseorang di pengaruhi oleh dua motivasi, yaitu motivasi positif dan motivasi negatif, motivasi ini mendorong manusia untuk bergerak untuk mendekati objek atau kondisi yang di inginkan atau hasrat dan kebutuhan. Contoh positif: seorang laki-laki yang menaksir seorang wanita, laki-laki tersebut tentu akan mencari bagaimana cara mendekati wanita tersebut.Sedangkan yang negative mendorong manusia untuk menjauhi objek atau kondisi yang dicemaskannya, motifasi negatif ini berupa rasa takut dan keengganan Contoh negatif: seorang yang merasa terancam dirinya, tentu akan berusaha menghindar dari sumber ancaman tersebut.

Sudah sejak lama para ahli meneliti apakah kemampuan berkomunikasi dan tingkah laku seseorang juga dipengaruhi oleh aspek biologis. Dengan kata lain apakah sifat itu ditentukan atau oleh faktor genetik, menurut McCroskey sifat adalah kecenderungan dari tempramen yang berasal dari struktur syaraf biologis yang ditentukan secara genetik, atau dalam bahasa yang


(36)

lebih sederhana sifat di tentukan oleh aktifitas yang terjadi pada otak manusia.2

Sedangkan komunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, Watzlawick, Beafin dan Jackson we can not not communicate , bahkan saat berdoa sekalipun. Komunikasi berasal dari bahasa latin yakni communico yang artinya membagi dalam arti membagi gagasan, ide atau fikiran; communication dalam bahasa inggris, communicate dari kata Bahasa Belanda. Komunikasi akan berlangsung dengan baik apa bila ada kesamaan makna antara komunikator dan komunikan. Menurut Beamer dan Varner (2008)3 dalam bukunya intercultural communication menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian pendapat, pikiran, perasaan kepada orang lain yang di pengaruhi oleh lingkungan social dan budayanya.

Menurut. Wilbur Scramm dan Harold D. Laswell berpendapat komunikasi akan berhasil apabila pesan yang di sampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan. Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa? (who? says what? in which channel? to whom? with what effect?).4

2

Morissan, M.A,2010,Psikologi Komunikasi,Ghalia Indonesia, Bogor Hlm. 10-11

3

Prof.DR. Nina w. Syam, M.S,Psikologi sebagai akar ilmu komunikasi, 2011, Simbiosa Rekatama Media, Bandung H. 39

4


(37)

Jadi pengertian tentang perilaku komunikasi adalah suatu aktifitas atau tindakan manusia dari proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, yang dipengaruhi lima unsur komunikasi Menurut Harold Lasswell yakni siapa, apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dengan akibat atau hasil apa(who? says what? in which channel? to whom? with what effect?). dan komunikasi akan berlangsung dengan baik dan berhasil apa bila ada kesamaan makna antara komunikator dan komunikan yang di tunjukkan kepada komunikan dengan pesan non-verbal atau gerak tubuh.

b. Bentuk Perilaku Komunikasi

1) Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup. respon atau aksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran dan sikap yang terjadi belum bisa diamati secara jelas oleh orang lain.

2) perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. respon terhadap stimulus tersebut jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice).

c. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Komunikasi

Menurut Loawrence Green bahwa perilaku itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor yaitu:


(38)

1) terwujud dalam sikap dan perilaku petugas lainnya yang merupakan faktor predisposisi yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan keyakinan, nilai - nilai dan motivasi.

2) faktor enabling/pendukung yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas fasilitas atau sarana -sarana kesehatan. misalnya : pusat pelayanan kesehatan.

3) faktor reenforcing/pendorong yang kelompok refrensi dari perilaku masyarakat.

Tim ahli who (1984), menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang itu berprilaku ada empat alasan pokok, yaitu:

1) pemikiran dan perasaan. bentuk pemikiran dan perasaan ini adalah pengetahuan, kepercayaan, sikap dan lain-lain.

2) orang penting sebagai refrensi apabila itu penting bagi kita, maka apapun yang ia katakan dan lakukan cenderung untuk kita. 3) sumber-sumber daya yang termasuk adalah fasilitas-fasilitas misalnya: waktu, uang, tenaga kerja, ketrampilan dan pelayanan. pengaruh sumber daya terhadap perilaku dapat bersifat positif maupun negatif.

4) kebudayaan perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan pengadaan sumber daya di dalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup yang diaebut kebudayaan. perilaku yang normal adalah satu aspek dari kebudayaan dan selanjutnya kebudayaan mempunyai pengaruh yang dalam terhadap perilaku.


(39)

d. Pembentukan Perilaku

Perilaku manusia dalam kehidupannya dipengaruhi oleh banyak faktor yang melatar belakangi dalam berperilaku, diantaranya perilaku dipengaruhi oleh sikap dan lingkungan sebagai respon terhadap suatu kondisi.

Selanjutnya perilaku dibagi atas dua bentuk yakni perilaku sebagai upaya kepentingan atau guna mencapai sasaran dan perilaku sebagai respon terhadap lingkungan.

Pertama,perilaku sebagai upaya memenuhi kepentingan atau guna mencapai sasararan adalah perilaku yang terbentuk oleh gerak dari dalam dan berjalan secara sadar. Yang dimaksud dengan penggerak dari dalam adalah sistem nilai yang ditambahkan atautertanam, melembaga dan hidup didalam diriorang yang bersangkutan. Nilai tertanam dan berarti nilai menjadi keyakinan, pendirian atau pegangan. Perilaku merupakan aktualisasi, sosialisasi dan internalisasi keyakinan, pendiri atau sikap.

Kedua, dan perilaku sebagai respon terhadap lingkungan merupakan respon terhadaptreatmentdari atau kondisi lingkungan. Dan pembentukan perilaku dari luat itu ada yang berupa stimulus

berdasarkan stimulus respon (seperti pujian, hadiah atau berupa teguran) dan ada yang berwujud challenge berdasarkan challenge respon yang berupa tanggung jawab, persaingan, perlombaan, kemenangan, kejuaraan, kehormatan dan sebagainya.5

5


(40)

2. Komunikasi Anak

a. Definisi Komunikasi Anak

Sebelum membahas apa itu komunikasi anak, peneliti akan membahas terlebih dahulu apa yang dimaksud komunikasi. Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah komuniksi berasal dari bahasa latin communicatio, dan perkataan ini bersumber pada

communis.6Communis disini berarti sama, dalam arti kata sama makna. Maksudnya ialah sama makna tentang suatu hal.

Jadi, komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang.7

Adapula definisi komuniksi secara terminologis. Dan ada banyak pula definisi komunikasi yang berbeda menurut asumsi para ahli. Seperti definisi komunikasi menurut Carl I. Hovland komunikasi adalah proses dimana seseorang menyampaikan perangsang yang berbentuk lambang-lambang dalam rangka untuk merubah perilaku seseorang atau orang lain.8

Berbeda lagi definisi komunikasi menurut Onong Uchjana Effendi. Menurutnya, komunikasi adalah proses penyampaian suatu

6

Onong Uchjana Effendy,DinamikaKomunikasi( Bandung: 2008), hlm. 3

7

Ibid., hlm. 4

8


(41)

pernyataan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain sebagai konsekuensi dari hubungan sosial.9

Dari sekian banyak definisi itu dapat disimpulkan komunikasi adalah proses penyampaian rangsangan kepada lawan bicara berupa pernyatan, lambang-lambang, gagasan, perasaan dan sebagainya yang bertuujuan untuk merubah perilaku orang lain supaya bertindak sesuai dengan apa yang dikehendaki.

Bahasan selanjutnya ialah anak. Anak adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Anak juga merupakan keturunan kedua, dimana kata anak merujuk pada lawan dari orang tua, orang dewasa adalah anak dari orang tua mereka, meskipun mereka telah dewasa.10

Komunikasi pada anak merupakan suatu proses penyampaian dan transfer informasi yang melibatkan anak, baik sebagai pengirim pesan maupun penerima pesan.11

Dengan demikian yang dinamakan komunikasi anak ialah proses interaksi atau penyampaian rangsangan berupa symbol-simbol, gagasan, ide, perasan, dan pikiran yang terjadi pada anak. Entah anak dalam posisi sebagai komunikator atau sebagai komunikan.

Setiap orang yang hidup dalam masyarakat secara kodrati terlibat dalam komunikasi di kesehariannya tidak terkecuali seorang anak. Anak juga butuh berhubungan dengan orang lain apapun tujuannya, serta bersosialisasi dengan lingkungannya. Paling sedikit 9

Onong Uhjana Effendy,Dinamika Komunikasi hlm.5

10

https://id.wikipedia.org, Diakses pada tanggal 9 Desember 2015

11


(42)

terdiri dari dua orang yang saling berhubungan satu sama lainnya, karena hubungan, menimbulkan interaksi sosial.

Proses interaksi merupakan suatu aktivitas hubungan antar dua orang atau lebih. Interaksi pada anak, terutama adalah dengan anak-anak yang lain (teman), selain dengan anggota keluarga sendiri. Proses interaksi dengan sesama teman (dua orang atau lebih), merupakan sarana paling utama dalam memahami hubungan sosial ini. Hubungan sosial ini bisa berjalan dengan baik, bila terjadi kesefahaman antara berbagai pihak tersebut.12

Sebagian besar interaksi teman sebaya melibatkan permainan. Bermain adalah kegiatan yang menyenangkan yang dilaksanakan untuk kepentingan kegiatan itu sendiri. Catherine Carvey menyatakan bahwa bermain merupakan kegiatan yang menyenagkan, tidak terikat tujuan, individu terlibat aktif, dan memilih sendiri apa yang akan dilakukan.13

Anak-anak menghabiskan lebih banyak waktunya di luar rumah bermain dengan teman-temannya dibanding terlibat dalam aktivitas lain. Jadi, permainan bagi anak-anak adalah suatu bentuk aktivitas ini sendiri, bukan karena memperoleh sesuatu yang dihasilkan dari aktivitas ini. Hal ini karena bagi anak-nak proses melakukan sesuatu lebih menarik daripada hasil yang akan didapatkan menurut Schwartzman.

12

Arini Hidayati,Televisi dan Perkembangan Sosial Anak(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm.50

13

Christiana Hari Soetjiningsih,PerkembanganAnakSejakPembuahanSampai dengan Kanak-kanak Akhir(Jakarta: Prenada, 2012), hlm.220-221


(43)

Adapun fungsi permainan yang mempunyai dua fungsi utama yaitu fungsi kognitif dan fungsi emosi.

Fungsi kognitif, permainan membantu perkembangan kognitif anak. Melalui permainan, anak-anak menjelajahi lingkugannya, mempelajari objek-objek disekitarnya, dan belajar memecahkan masalah yang dihadapinya. Melalui permaian, memungkinkan anak-anak mengembangkan kompetensi dan keterampilan yang diperlukannya dengan cara yang menyenangkan.

Fungsi emosi, permainan memungkinkan anak untuk memecahkan, sebagian dari masalah emosionalnya, belajar mengatasi kegelisahan dan konflik batin. Permianan memungkinkan anak melepaskan energi fisik yang berlebihan dan membebaskan perasaan-perasaan yang terpendam. Karena tekanan batin terlepaskan dalam permainan, anak dapat mengatasi masalah-masalah kehidupan.14

Pada masa akhir anak-anak ini, mereka biasanya berpartisipasi dalam permainan games sosial yang memiliki aturan sederhana tentang giliran dan sifat timbal balik. Saat ini, games tidak hanya dilakukan dalam kegiatan yag nyata, namun juga bisa di aplikasikan di

gadget, baik videogames maupunonlinegames. Hal ini dimungkinkan terjadi karena sekarang ini hampir semua masyarakat di Indonesia, terutama di kota-kota besar, mempunyai gadget, penggunanya tidak hanya orang dewasa, bahkan saat ini tidak sedikit anak-anak usia sekolah dasar yang sudah sangat paham mengaplikasikan alat ini.

14


(44)

Kekhawatiran berbagai pihak adalah anak-anak akan lebih asyik bermain sendiri sehingga kurang menjalin interaksi dengan orang-orang di sekelilingnya, terutama dengan teman-teman sabayanya.15 Yang perlu diperhatikan adalah permainan games di

gadgetmebuat sedikit atau bahkan tidak mempunyai interaksi dengan orang disekelilingnya, dan bisa saja mengganggu aktivitasnya yang lain karena terlalu asyik bermain.

Secara global, pola komunikasi yang terjadi pada anak merupakan suatu hubungan personal dan kelompok. Dalam hubungan inilah anak akanmengembangkan kepribadiannya, mengadakan interaksi, saling mengisi dan memberi. Semua itu bagi anak merupakan suatu kesenangan.16

b. Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication)

merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi meupun pada kerumunan orang.17

Istilah lain dari komunikasi antar pribadi adalah komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal dianggap oleh para ahli sebagai komunikasi yang paling efektif dalam upaya mengubah sikap, peilaku, dan pandangan seseorang. Anggapan ini didasarkan pada kenyataan sebagai berikut:

i. komunikasi berlangsung dua arah secara timbal balik 15

Christiana Hari Soetjiningsih,PerkembanganAnak hlm. 270

16

Arini Hidayati,Televisi dan Perkembangan Sosial Anak hlm.65

17


(45)

ii. arus balik berlangsung seketika

iii. kerangka acuan Komunikan dapat diketahui seketika.18

Komunikasi antarpribadi atau komunikasi interpersonal bisa terjadi jika berkomunikasi dengan sejumlah orang dengan timbal balik langsung seketika itu juga. Dalam komunikasi pribadi ini, komunikator memiliki banyak informasi mengenai keinginan, kebutuhan, dan nilai-nilai pribadi satu sama lain serta dapat mengembangkan gaya komunikasi yang cocok bagi kedua belah pihak.19

Pola hubungan antarpersonal pada anak, yang diawali dengan perkenalan, digambarkan sebagai fondasi yang mendasari hubungan dalam kesempatan-kesempatan selanjutnya. Hubungan yang baik dengan sesame anak akan mempererat ikatan diantara mereka. Ikatan ini akan semakin erat ketika masing-masing pihak bisa menempatkan diri sesuai dengan peran yang dimainkannya. Di samping itu, model-model permainan juga bisa untuk membentuk hubungan antarpersonal yang lebih erat. Keeratan hubungan ini bisa dipertahankan dengan adanya saling kontrol antara anak, seperti menasehati atau saling memberi respons yang tepat. Dalam artian, masing-masing anak harus tahu kebiasaan yang disukai maupun yang tidak disukai oleh temannya tersebut.20

18

Yoyon Mudjiono,Ilmu Komunikasi hlm. 74

19

Muhammad Budyatna dan Leila Mona Ganiem,Teori Komunikasi Antarpribadi( Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 10

20


(46)

Tidak adanya hubungan baik sejak awal perkenalan, atau karena ketidakserasian pada hubungan-hubungan selanjutnya bisa terjadi pemutusan hubungan antara anak. Pemutusan hubungan ini juga bisa disebabkan oleh munculnya pertikaian atau konflik di antara mereka, seperti dominasi, kompetisi, dan sebagainya.

Adanya kemauan untuk mengadakan ikatan kembali merupakan pintu utama untuk membuka hubungan. Namun, bila yang lebih dominan adalah ketidakinginan untuk menjalin komunikasi dengan teman lain, ini merupakan indikasi sikap tidak suka bersahabat.

Dalam komukasi tidak hanya menentukan isi pesan, trapi juga hubungan antar pribadi. Coleman dan hamen menyebutkan empat model. Yang terjadi dalam hubungan interpersonal ini.

Pertama, model pertukaran sosial. Model ini memandang hubungana interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya.

Kedua, model peranan. Hampir sama dengan model pertukaran sosial, model ini memandang hubungan interpersonal sebagai transaksi dagang. Disini setiap orang harus memainkan peranan sesuai dengan yang dikehendaki oleh masyarakat.

Ketiga, model permainan. Dalam model ini, orang-orang berhubungan dalam bermacam-macam permainan. Anak merupakan unsur kepribadian yang diambil dari perasaan


(47)

kanak-kanak dan mengandung potensi intuisi, spontanitas, kreativutas, dan kesenangan.

Keempat, model interaksional. Model ini memandang hubungan interpersonal sebagiai suatu system. Setiap system memiliki sifat-sifat struktural, integratif dan medan. Dengan kata lain, metode operasional mencoba menggabungkan model pertukaran, peranan dan permainan.

Gambaran dari empat model tersebut di atas akan menjadi dasar bagi seseorang termasuk anak-anak, dalam memainkan perannya. Berkaitan dengan model interaksi yang sering terjadi pada anak-anak, maka model kedua dan ketigalah yang sering digunakan, yaitu model peranan dan model permainan.

Dalam model peranan, anak seharusnya memfungsikan dirinya sesuai dengan posisi dan kedudukannya. Pemahaman tentang posisi dan peran yang baik akan membawa anak pada kesenangan orang lain, juga kesenangan dirinya sendiri. Sedangkan dalam model permainan, interaksi dan hubungan yang terjadi pada anak dengan teman sebayanya, berbentuk dalam pola permainan yang tentunya dari sini ada keinginan saling mengisi dan menerima.21

c. Efektivitas komunikasi antarpribadi

Pada haikatnya komunikasi antapribadi adalah komunikasi antara komunikator dan komunikan. Komunikasi ini paling efektif

21


(48)

mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang. Komunikasi antar pribadi bersifat biologis. Artinya, arus balik terjadi langsung. Komunikator dapat mengetahui tanggpan komunikan saat itu juga. Komunikator mengetahui sevara pasti apakah komunikasinya positif, negative, berhasil atau tidak. jika tidak berhasik maka komunikator dapat memberi kesempatan kepada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya.22

Komunikasi antar pribadi mempunyai peranan cukup besar untuk mengubah sikap. Hal itu karena komunikasi ini merupakan proses penggunaan informasi secara bersama (sharing process). Peserta komunikasi memperoleh kerangka pengalaman (frame of experience) yang sama menuju saling pengertian yang lebih besar mengenai maka informasi tersebut. Kerangka pengalaman yang sama diartikan sebagai akumulasi dari pengetahuan, nilai-nilai, kepercayaan, dan sifat-sifat lain yang terdapat dalam diri seseorang. Komunikasi berlangsung efektif apabila kerangka pengalaman peserta komunikasi tumpang tindih (overlapping), yang terjadi saat individu mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima dari lingkungannya. Derajat hubungan antar pribadi turut mempengaruhi keluasan (breadth) dari informasi yang

22


(49)

dikomunikasikan dan kedalaman (depth) hubungan psikologis seseorang.23

Keefektifan hubungan antarpribadi adalah taraf seberapa jauh akibat-akibat dari tingkah laku kita sesuai dengan yang kita harapkan. Bila kita berinteraksi dengan orang lain, biasanya kita ingin menciptakan dampak tertentu, merangsang munculnya gagasan-gagasan tertentu, menciptakan kesan-kesan tertentu, atau menimbulkan reaksi-reaksi perasaan tertentu dalam diri orang lain tersebut. Kadang-kadang kita berhasil mencapai semuanya itu, namun ada kalanya kita gagal. Artinya, kadang-kadang orang memberikan reaksi terhadap tingkah laku dengan cara yang sangat berbeda dari yang kita harapkan.24

Broome (1997: 173-175 ) menemukan bahwa orang-rang sering berkomunikasi dengan orang lain dengan memiliki karakteristik serupa. Istilah sosiologi yang dipakaiuntuk menunjukkan keserupaan di antara orang-rang itu adalah homofili.

Prinsip yang paling dasar dalam komunikasi manusia (human communication) adalah berupa penerusan gagasan-gagasan. Paling sering terjadi karena antara sumber dan penerima terdapat kesamaan- kesamaan tertentu. Konsep homofili digunakan untuk menerangkan tingkat pasangan individu-individu yang berkomunikasi dengan memiliki kesamaan atribut-atribut

23

Wiryanto,Pengantar Ilmu Komunikasi Hlm.37

24

Dr. A. Supratiknya,Tinjuan Psikologis Komunikasi Antarpribadi,(Kota; Kanisius, Tahun), hlm. 24


(50)

tertentu.hal tersebut ditandai kesamaaan keyakinan, nilai-nilai sosial, pendidikan, dan status sosial.

Individu yang mempunyai kesamaan atribut tadi kemungkinan besar merupakan anggota kelompo tertentu, hidup saling berdekatan, dan terikat kepada kepantingan yang sama. Persamaan secara fisik dan sosial mendorong ke arah homofili. Apabila sumber dan penerima informasi saking berbagi makna yang sama common meanings,makakomunikasi akan berlangsung efektif. Bagian terbesar dari individu-individu yang berinteraksi satu sama lain, mempunyai kesamaan dan persamaan dalam status sosial, pendidikan, dan keyakinan.25

d. Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok biasanya digunakan untuk saling bertukar informasi, menambah pengetahuan, mengubah sikap dan perilaku, dan meningkatkan kesadaran antar pelaku komunikasi kelompok.Para psikolog dan sosiolog mengkalsifikasikan kelompok dalam empat dikotomi, yaitu: primer-sekunder, ingroup-outgroup, rujukan-keanggotaan, dan deskriptif-preskriptif.

Kelompok primer, adalah hubungan yang lebih akrab dengan keluarga, kawan sepermainan, dan tetangga yang dekat.26 Berbeda dengan kelompoksekunder, kelompok ini tidak meiliki hubungan yang dekat, apalagi akrab satu sama lain.Ingroup, adalah kelompok kita, danoutgroupadalah kelompok mereka (orang lain).

25

Wiryanto,Pengantar Ilmu Komunikasi . hlm.38-39

26


(51)

Kelompok rujukan, merupakan kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau membentuk sikap. Sedangkan kelompokkeanggotaan, merupakan kelompok yang menentukan serangkaian perilaku yang baku bagi anggota-anggotanya.Kelompok deskriptif, menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah. Sedangkan kelompok preskriptif mengklasifikasikan kelompok menurut langkah-langkah rasional yang harus dilewati oleh anggota-anggota kelompok untuk mencapai tujuan.27

Dari keempat kategori kelompok diatas, kategorisasi kelompok primer-sekunderdan ingroup-outgroup lebih ditemukan pada anak, meskipun kategori rujukan jugan sedikit ditemui.28Karena memang pada dasarnya, anak-anak akan cenderung membentuk atau berkumpul pada kelompok yang terdiri dari orang-orang yang sudah mereka kenal dan menurutnya dekat dengannya. Mereka juga menganggap orang lain yang sebagai orang luar yang tidak mereka kenal apalagi dekat dengannya tidak ikut pada kelompoknya.

Dalam kelompok, pemahaman anak mengenai kelompok saya dan kelompok orang lain (yang diidentifikasi dengan orang selain kelompoknya) masih sangat kuat sehingga ikatan ini akan semakin memperkuat posisi kelompok seorang anak. Terbentuknya kelompok pada anak biasanya dimulai dengan kelompok

27

Arini Hidayati,Televisi dan Perkembangan Sosial Anak hlm.62

28


(52)

permainan, yang nantinya berlanjut dalam kegiatan-kegiatan lain, seperti belajar bersama, mengerjakan PR bersama, dan lain-lain.

Pemutusan hubungan oleh seorang anak pada kelompoknya bisa disebabkan karena aturan-aturan kelompok yang dianggap terlalu membelenggu, atau kelompok sudah tidak efektif dan tidak sistematis serta sudah tidak bisa memberikan keuntungan, ataupun anak telah menemukan kelompok yang dianggapnya lebih menyenangkan.

Pola-pola hubungan dari komunikasi pada anak ini, baik secara personal maupun kelompok, juga ditentukan oleh kondisi waktu, situasi tempat dan suasana kejiwaan anak.29

3. PencintaGadget

a. Definisi PencintaGadget

Sebelum membahas apa itu pencinta gadget, peneliti akan membahas arti dari kata pencinta terlebih dahulu. Pencinta/pen·cin·ta/ n orang yang sangat suka akan:,30dalam penelitian ini fokus membahas pencinta gadget, yaitu orang yang sangat suka akan gadget. Maksudnya, orang yang sangat menyukai

gadgetdengan sering menggunakannya kapan saja dimana saja.

Kemudian apa yang dimaksud dengangadget? Gadget berasal dari bahasa Inggris, yaitu alat atu perkakas. Secara rinci gadgetadalah alat elektronik kecil yang memiliki fungui khusus yang membuat hidup manusia lebih praktis. Lalu apa yang membedakan 29

Arini Hidayati,Televisi dan Perkembangan Sosial Anak hlm.66

30


(53)

gadgetdengan elektronik lainnya? Disini yang paling menonjol adalah pembaruannya. Jadi yang dimaksud gadget disini adalah bentuk pembaruan hari ke hari dari alat elektronik.

Adapun macam-macamgadgetyang ada saat ini, yaitu sebagai berikut:

i. Handphone

Handphone atau ponsel atau yang sering di dengar telinga kita HP.Gadgetyang ini adalahgadgetyang sangat populer di kalangam kita, lansia saja masih menggunakan HP apa lagi kalangan anak muda. Handphone adalah sebuah barang elektronik yang berfungsi sebagai alat komunikasi atau bisa di sebut perangkat telekomunikasi dasar. Selain sebagai Alat telekomunikasi dasar, handphone juga mempunyai banyak fungsi di dalamnya.

ii. Laptop

Laptop adalah sebuah komputer yang bisa di bawa ke mana saja sesuai keinginan kita. Laptop merupakan hasil modifikasi sebuah komputer PC, bentuk dan berbagai Merck sudah di milik oleh gadget yang satu ini. Bentuk yang ringan dan mempunyai banyak fungsi membuat orang tergiur membelinya, beban yang dimiliki oleh laptop sesuai dengan bahan, spesifikasi dan juga ukurannya, kurang lebih ukurannya sekitar 1 6 kg.


(54)

iii. Pemutar media player atau MP3 / MP4

Pemutar media adalah sebuah barang elektronik yang sudah umum di hidup kita, yang mempunyai fungsi untuk memutar musik atau video. Umumnya media player ini kita sebut dengan MP3 ataupun MP4.

iv. Camera digital

Camera digital adalah alat yang bisa untuk memotret sebuah objek yang kita inginkan. Cara kerja camera digital adalah setelah kita memotret objek maka selanjutnya pembiasan yang di lakukan oleh lensa dan di lanjutkan ke sensor CCD.

v. Tablet PC

Tablet PC sama seperti laptop, yaitu hasil modifikasi sebuah komputer PC. Namun tablet PC ini lebih ringan dan lebih keren di banding dengan laptop. Tablet PC adalah komputer portable dan banyak sekali kegunaan yang di miliki oleh tablet PC.31

Handphone saat ini juga sudah mengalami pembaruan lagi, yaitu ponsel pintar atau istilah dalam bahasa Inggris adalah

smartphone. Smartphone adalah telepon genggamyang mempunyai

31


(55)

kemampuan dengan pengunaan dan fungsi yang menyerupaikomputer. Bagi beberapa orang, ponsel cerdas merupakan telepon yang bekerja menggunakan seluruhperangkat lunaksistem operasi yang menyediakan hubungan standar dan mendasar bagi pengembangaplikasi.32 Terdapat beberapa palikasi dengan fumgsinya masing-masing didalam satu perangkat. Seperti aplikasi yang berfungsi untuk menggali informasi hingga aplikasi game untuk fungsi menghibur.

Dari kesekian banyaknya macam gadget, konteks gadgetyang digunakan anak dalam penelitian ini memfokuskan pada gadget smartphonedan tablet PC atautab.

Dan tentu saja tidak hanya bentuk fisiknya saja yang mengalami pembaruan yang lebih praktis utntuk dibawa kemana-mana. Fitur-fitur didalamnya juga semakin hari semakin canggih. Seperti tersedianya aplikasi yang beragam. Mulai dari aplikasi untuk menggali informasi, membuat data dokumen, sampai aplikasi untuk menghibur, bisa berupa aplikasigameatau yang lainnya.

Dalam penelitian ini, peneliti membahas pencinta gadget. Yaitu seorang (dalam penelitian ini subjeknya ialah anak) yang sangat menyukaigadget, dengan membawa dan menggunakannya setiap saat. Bisa saja sebagian besar waktu pencinta gadget ini dihabiskan untuk menggunakan gadget. Entah digunakan sebagai fungsinya untuk menghibur, mencari informasi dan sebagainya. Orang yang seperti ini, 32


(56)

akan susah hidup sebentar saja tanpa gadget. Karena hidupnya sudah terbiasa tergantung dengan gadget. Dalam penelitian ini fokus pada bentukgadget handphonedantab.

Dalam hubungan dengan produk teknologi media komunikasi seperti gadget yang melanda masyarakat kita, tidak terkecuali anak-anak, tidak akan menyangkal bahwa kehadirannya memang penting, tetapi yang menjadi permasalahannnya ialah bagaimana mencegah pengaruhnya yang diduga negatif.33

b. Ciri-ciri PencintaGadget

i. Waktu bermain cukup lama, di atas 6 jam.

ii. Terobsesi. Anak akan marah, sedih, atau frustrasi kalau tidak bermain. Saat orangtua menolak meminjamkangadget, anak bisa naik pitam. Demikian juga, bila orangtua hendak mengambilgadgetyang sedang dimainkan anak.

iii. Enggan bersosialisasi, anak lebih sibuk dengangadget-nya. iv. Rutinitas terganggu (malas makan/mandi).

v. Bolos sekolah, lalai mengerjakan tugas sekolah. Berbagai pekerjaan rumah dibiarkan menumpuk tanpa tersentuh. vi. Pola tidur terganggu. Ini karena anak senang bermain

sampai larut malam.34

vii. Sering tidak konsentrasi. Anak akan sereing susah berkonsentrasi dalam hal apapaun, tidak terkecuali pada

33

Onong Uchjana Effendy,Dinamika Komunikasi hlm.202

34


(57)

saat berkomunikasi. Anak pencinta gadget akan susah menghiraukan apalagi merespon apa yang disampaikan oleh lawan bicaranya, karena anak terlalu fokus dan asyik memainkangadget-nya.

Kira-kira seperti itulah ciri-ciri anak pencinta gadget. Mereka akan sangat ketergantungan dengan gadget dengan ingin memainkannya setiap saat. Tidak selalu negatif dampak dari penggunaangadget, selama digunakan seperlunya sesuai kebutuhan.

4. Teman Sebaya

a. Definisi Teman Sebaya

Teman sebaya, yaitu anak-anak yang tingkat usia dan kematangannya kurang lebih sama. Salah satu fungsi terpenting dari teman sebaya adalah sebagai sumber informasi dan bahan pembanding di luar lingkungan keluarga. Melalui teman sebaya, anak memperoleh umpan balik tentang kemampuannya, mengevaluasi apa yang mereka lakukan (apakah lebih baik atau kurang) dibanding temman sebayanya. Hal ini sulit dilakukan di rumah, karena saudara kandungnya biasanya lebih tua atau lebih muda.35

Teman sebaya (peer) sebagai sebuah kelompok sosial sering didefinisikan sebagai semua orang yang memiliki kesamaan tingkat usia, menurut Hetherington & Parke. Akan tetapi, belakangan definisi

35

Christiana Hari Soetjiningsih,PerkembanganAnakSejakPembuahanSampai dengan Kanak-kanak Akhir hlm.220


(58)

teman sebaya lebih ditekankan pada kesamaan tingkah laku atau psikologi menurut Lewis & Rosenblum.

Teman sebaya yaitu teman dimana mereka (anak-anak) bisa bermain dan melakukan aktivitas bersama-sama sehingga menibulkan rasa senang bhersaa. Biasnya usia mereka sebaya dan juga dari jenis kelamin yang berbeda.36

Sejumlah penelitian telah merekomendasikan betapa hubungan sosial dengan teman sebaya memiliki arti yang sangat penting bagi perkembangan pribadi anak. Salah satu fungsi kelompok teman sebayaa yang paling penting ialah menyediakan suatu sumber dan perbandingan tentang dunia luar keluarga. anak-anak menerima umpan balik tentang kemampuan mereka dari kelompok teman sebaya . Anak-anak engevaluasi apakah yang mereka lakukan lebih baik, sama, atau lebih jelek dari yang dilakukan oleh anak-anak lain. Mereka menggunakan orang lain sebagai tolak ukur untuk membandingkan dirinya. Proses pembandingan sosial ini merupakan dasar bagi pembentukan rasaharga diri dan gambaran diri anak menurut Hetherington & Parke.37

Seperti halnya dengan masa awal anak-anak, berinteraksi dengan teman sebaya merupakan aktivitas yang banyak menyita waktu anak selama masa pertengahan dan kahir anak-anak. Barker dan Wright mencatat bahwa anak-anak usia 2 tahun menghabiskan 10%dari waktu siangnya untuk berinteraksi dengan teman sebaya. 36

Singgih D. Gunarsa & Ny. Y. Singgih D. Gunarsa,Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja

(Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 2003), hlm. 97

37


(59)

Pada usia 4 tahun, waktu yang dihabiskan untuk berinteraksi dengan teman sebaya meningkat menjadi 20%. Sedangkan anak usia 7 hingga 11 meluangkan lebih dari 40% waktunya untuk berinteraksi dengan teman sebaya.38

Hubungan yang baik dengan teman sebaya sangat penting bagi perkembangan sosial yang baik. Isolasi sosial atau ketidakmampuan anak melibatkan diri ke dalam suatu jaringan sosial, dapat mengakibatkan munculnya masalah dan kelainan yang beragam mulai dari kenakalan dan masalah minum-minuman keras hingga depresi. Dari suatu penelitian, relasi yang buruk di antara teman-teman sebaya pada masa anak-anak dapat berefek pada kecenderungan terjadinya putus sekolah dan perilaku kenakalan remaja. Sebaliknya, relasi yang baik berefek pada kesehatan mental yang baik pada usia tengah baya.39

Interaksi teman sebaya dapat didorong dengan mengguanakan kelompok kecil permainan dan materi bahan pelajaran yang melibatkan banyaka anak dan kegiatan, seperti sosiodrama.40 Interaksi yang sukse dengan teman sebaya memerlukan komunikasi dan keterampilan yang khusus, seperti meprakarsai interaksi, memelihara hubungan, dan menyelesaikan konflik.41

b. Teman Pada Masa Akhir Anak-Anak

38

Desmita,Psikologi Perkembangan( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 184-185

39

Christiana Hari Soetjiningsih,Perkembangan Anak Sejak Pembuahan Sampai dengan Kanak-kanak Akhir hlm. 220

40

Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan, (Kota: Grasindo, Tahun), hlm. 79

41


(60)

Pada masa kanak-kanak akhir, anak-anak makin memperluas pergaulannya yang semula dengan anggota keluarganya sendiri kemudian beralih ke teman-teman tetangga dan teman sekolahnya. Pada periode ini, memiliki teman sangat penting karena memberi manfaat yang besar bagi bagi perkembangan anak. Anak yang tidak atau sedikit memiliki tean dapat mengalami hambatan emosional, mental dan perilaku. Melalui interaksi dengan teman, anak-anak belajar banyak keterampilan sosial seperti komunikasi, kerjasama, pemecahan masalah, dan belajar bernegosiasi dalam situasi yang berbeda-beda.42

Teman pada masa akhir kanak-kanak terdiri dari rekan, teman bermain, atau teman baik. Biasanya yang dipilih ialah yang dianggap serupa dengan dirinya sendiri dan memenuhi kebutuhan.43

Psikolog menyebut masa akhir anak-anak ini usia berkelompok. Karena anak ingin diterimaoleh teman-teman sebayanya sebagai anggota kelompok dan saat anak ingin menyesuaikan diri dengan standar kelompok dalam penampilan, berbicara, dan perilaku. Disebut juga usia kreatif karena saat penentuan apakah anak akan menjadi pencipta karya yang konformis. atau baru dan orisinal. Pada masa ini anak mempunyai minat dan kegiatan bermain yang beragam/luas sehingga disebut usia bermain.44

42

Christiana Hari Soetjiningsih,Perkembangan Anak Sejak Pembuahan Sampai dengan Kanak-kanak Akhir hlm. 271

43

Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan hlm. 209

44

Christiana Hari Soetjiningsih,Perkembangan Anak Sejak Pembuahan Sampai dengan Kanak-kanak Akhir hlm. 248


(61)

Ciri yang terpenting adalah bahwa geng aak-anak merupakan kelompok sosial ynag dibentuk oleh anak-anak sendiri, bukan oleh orang-orang dewasa. Persesuaian diri dengan teman-temannya sebaya menetap sepanjang tahiun-tahun akhir masa kanak-kanak, dan biasanya mencapai puncaknya antara usia sepuluh dan sebelas tahun.45 c. Peran dan Kedudukan Teman

Kecenderungan untuk mendapatkan teman ini akan semakin besar, seiring dengan bertambahnya usia anak. Setiap anak pasti ingin mempunyai teman lebih banyak dan sudah bisa memilih mana teman yang biak untuk dirinya. Pemilihan anak ini, menurut Dion dan Berscheid, biasanya didasarkan atas persamaan minat, usia, kematangan sosial, serta jenis kelamin.

Beberapa hal yang biasa dilakukan oleh anak, dari pertemanan yang sejati, ia terus mengadakan kontak untuk saling memuaskan. Untuk itu Hurlock dalam bukunya ChildDevelopment, menyarankan adanya beberapa hal dalam pertemanan seperti, anak harus memiliki minat dan afeksi terhadap teman, mempunyai kesamaan minat, kesamaan nilai, serta kedekatan geografis.

Bagaimanapun juga, dalam pertumbuhannya, anak memerlukan teman. Kendati ia akan mengalami pergantian teman,baik karena perpindahan tempat tinggal, perpindahan sekolah, atau karena faktor usia, semua anak akan mengakui, sebagaimna kita juga pernah mengalami hal itu, betapa pentingnya teman. Teman telah mengajari

45

Elizabeth B. Hurlock,Psikologi Perkembengan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan(Kota: Erlangga, tahun), hlm. 156


(1)

mereka termotivasi untuk menguranginya, dan proses pelaksanaannya merupakan hal yang menyenangjan.jika George merasa haus, ia terdorong untuk mengurangi perasaan tersebut dengan mencari minuman. Seluruh proses ini memberikan penghargaan dan karenanya, diberi penghargaan berarti bahwa seseorang telah mengalami pengurangan dorongan atau dengan kata lain pemenuhan kebutuhan (atau dorongan).6

Dalam fenomena yang ada, komunikasi anak pencinta ✏✑ ✒ ✏✓✔ dengan teman sebayanya kurang intens. saat anak pencinta ✏✑ ✒ ✏✓✔ sudah asyik dengan ✏✑ ✒ ✏✓✔nya, mereka jarang berinteraksi dengan siapapun khususnya dengan teman sebayanya. Jika memang terjadi komunikasi, hal itu disebabkan karena adanya dorongan (Atau kebutuhan) sang anak pencinta ✏✑✒✏ ✓✔, yaitu apabila mereka ingin tahu bagaimana cara memainkan suatu ✏✑ ✕ ✓ atau aoplikasi yang lain, atu hanya sekedar ingin tahu aplikasi apa yang dimainkan temannya, mereka terdorong untuk mengurangi (Atau memenuhi) perasaan tersebut dengan bertanya. Proses ini memberikan pengahargaan karenanya. Sebab mereka, anak pencinta

✏✑ ✒ ✏✓✔ mengalami pengurangan dorongan dalam kata lain kebutuhannya telah terpenuhi. Disinilah letak kesinambungan antara temuan penelitian dengan teori.

6


(2)

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perilaku komunikasi anak pencinta gadget cenderung cuek, dan tidak

peduli dengan lingkungan maupun orang-orang sekitarnya. Prilaku komunikasi ini dipengaruhi oleh factor pemikiran dan perasaan yang

berbentuk sikap dari anak pencinta gadget tersebut. Mereka lebih

memfokuskan diri kepada gadgetnya saja daripada orang-orang dan

lingkungan sekitarnya. Tidak pedulinya anak pencinta gadget dengan

lingkungan dan orang-orang sekitarnya, tentunya membuat mereka susah diajak berkomunikasi langsung. Hal ini dapat dilihat dengan respon yang ia berikan untuk komunikatornya terbilang lambat, tidak langsung merespon. Bahkan tidak jarang komunikator mengulang ngulang pesan agar segera direspon dengan komunikannya yakni anak pencinta gadget.

Intensitas komunikasinya juga berkurang, mereka berkomunikasi hanya saat ada kebutuhan pribadi dari salah satu pihak yang mengharuskan mereka berkomunikasi dengan temannya agar dapat memenuhi kebutuhannya tersebut. Hal ini disebabkan anak lebih mementingkan gadgetnya daripada harus berkomunikasi dengan temannya, apalagi untuk hal yang tidak ada kaitannya dengan apa yang tidak mereka sukai, atau diluar dari kebutuhan mereka.

Pada intinya, pada semua perilaku komunikasi anak pencinta gadget


(3)

B. REKOMENDASI

Berdasarkan dari hasil penelitian yang sudah diperoleh maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Untuk orang tua. Orangtua wajib memberikan batasan jam bermain

gadget pada anaknya agar tercipta komunikasi yang intens antara anak dengan lingkungannya khususnya dengan teman sebayanya.

Jangan sampai anak kecanduan dengan gadget-nya sehingga

membuat ia cuek dan tidak peka dengan lingkungannya. Karena masa kanak-kanak pada hakikatnya adalah masa mereka banyak bermain dengan teman-temannya, berinteraksi, bersosialisasi, dan bisa belajar sesuatu dari lingkungannya. Bukan berada di warung kopi untuk bermain gadget-nya dengan fokusnya hingga puas tanpa bersosialisasi dengan orang disekitarnya. Sebenarnya orangtua

tidak salah memfasilitasi anak dengan gadget, selama pada

pemakaian sesuai kebutuhan dan sewajarnya bagi anak-anak saja.

2. Untuk anak pencinta gadget. Anak harus sadar bahwa

kewajibannya belajar. Seharusnya anak juga lebih mengerti waktu

untuk memainkan gadget. Karena bagaimanapun juga, tempat

anak-anak bukanlah di warung kopi ber-wifi berlama-lama untuk

bermain gadget, apalagi hingga larut malam. Sering-seringlah

bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan bermain permainan yang menyenangkakn bersama-sama dengan teman-teman sebaya, dan saling berinteraksi daripada hanya berdiam diri di warung kopi


(4)

sibuk memainkan game online maupun offline pada gadget tanpa menegur teman-temannya meskipun berada di satu tempat. Karena

kecanggihan gadget bisa membius setiap penggunanya termasuk

anak-anak. Sehingga anak cuek dengan lingkungan, tidak peka, tidak peduli hingga lupa waktu. Karena pada hakikatnya pada usia perkembangannya, anak harus saling bersosialisasi dengan lingkungannya agar tidak menjadi pribadi yang pendiam dan masa perkembangannya terhambat. Jika difasilitasi gadget oleh orangtua, gunakan sewajarnya saja sesuai kebutuhan, untuk menelpon orangtua atau teman misal untuk menanyakan tentang pekerjaan rumah yang diperoleh dari sekolah. Karena kewajiban anak adalah

belajar, mencari ilmu, bukan maniak dengan gadget,

memainkannya dengan waktu yang lama, sehingga lupa waktu, tidak tanggap saat diajak berkomunikasi hingga menjadi pribadi yang cuek.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Budyatna, Muhammad dan Leila Mona Ganiem, 2011, Teori Komunikasi

Antarpribadi, Jakarta: Kencana.

Bungin, Burhan, 2001, Metode Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis ke

Arah Ragam

Varian Kontemporer, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Desmita, 2013, Psikologi Perkembangan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Effendy, Onong Uchjana, 1986, Dinamika Komunikasi, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Gunarsa, Singgih D. & Ny. Y. Singgih D. Gunarsa, 2003, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.

Hidayat, Dasrun, Komunikasi Antarpribadi dan Medianya, Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Hidayati, Arini, 1998, Televisi dan Perkembangan Sosial Anak, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Hurlock, Elizabeth B., Psikologi Perkembengan Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan, Kota: Erlangga.

Idrus, Muhammad, 2009, Metode Penelitian Ilmu Sosial, Jakarta : Erlangga. Jahja, Yudrik, 2011, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Kencana.

Moleong, Lexy J., 2012, Metodologi Penelitian Kualitatif , Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Mudjiono, Yoyon, 2012, Ilmu Komunikasi, Surabaya: Jaudar Press.

Mulyana, Deddy, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif , Bandung : Remaja

Rosda karya.

Nasution, S., 2003, Metode Research, Jakarta : Bumi Aksara.

Noor, Juliansyah, 2011, Metodologi Penelitian, Jakarta: Kencana Prenamedia

Group.

Profil daerah kabupaten dan kota, 2003, kompas jakarta, tim litbang kompas, penerbit buku kompas,


(6)

Soetjiningsih, Christiana Hari, 2012, Perkembangan Anak Sejak Pembuahan Sampai dengan Kanak-kanak Akhir, Jakarta: Prenada Media Group. West, Richard dan Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi, Edisi 3, Jakarta:

Salemba Humanika.

Wiryanto, 2004, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT.Grasindo.

Dr. Supratiknya, A., Tinjuan Psikologis Komunikasi Antarpribadi, Kota: Kanisius. Djiwandono, Sri Esti Wuryani, Psikologi Pendidikan, Kota: Grasindo.

http://health.kompas.com Diakses pada Tanggal 5 Januari 2016 http://kbbi.web.id/ , Diakses Pada Tanggal 16 Desember

http://komputerlamongan.com , Diakses pada Tanggal 11 Januari 2016 http://www.slideshare.net/maulinaainiyah/teori-komunikasi-social-exchange-theory

http://www.slideshare.net/maulinaainiyah/teori-komunikasi-social-exchange-theory

https://id.wikipedia.org , Diakses Pada Tanggal 9 Desember 2015 https://id.wikipedia.org , Diakses pada tanggal 9 Desember 2015 https://id.wikipedia.org , Diakses pada Tanggal 12 Januari 2016 www.fik.unipdu.ac.id , Diakses pada Tanggal 9 Desember 2015


Dokumen yang terkait

Pengaruh Antara Komunikasi Orangtua-Remaja dan Teman Sebaya terhadap Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja Putri di SMPN dan MTSN Kecamatan Tambang Riau Tahun 2013

1 53 173

Pengaruh Dukungan Guru dan Teman Sebaya terhadap Akseptabilitas dan Pemanfaatan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Kota Tanjung Balai

3 72 174

Hubungan Iklan Rokok, Uang Saku Dan Teman Sebaya Terhadap Perilaku Merokok Pada Siswa Sma Negeri 2 Medan Tahun 2014

1 49 218

Hubungan Peran Teman Sebaya Dengan Kecemasan Remaja Putri Pada Masa Pubertas Dalam Menghadapi Perubahan Fisik Di Smp Swasta Betania Medan

10 93 92

Pengaruh Dukungan Orang Tua dan Teman Sebaya terhadap Perkembangan Pemulihan Penyalahgunaan Narkotika pada Remaja di Panti Sosial Pamardi Putra Insyaf Sumatera Utara

1 69 138

Pengaruh Paparan Media Internet dan Teman Sebaya terhadap Perilaku Seks Bebas Pada Remaja SMA XYZ Tahun 2012

6 96 167

PERILAKU KOMUNIKASI MUSLIMAH HIJAB SYAR'I DI DESA KEMIRI KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO.

1 8 141

TRADISI SLAMETAN KEMATIAN DI DESA PEPELEGI KECAMATAN WARU KABUPATEN SIDOARJO.

1 5 85

PROBLEMATIKA PEKERJA ANAK PADA HOME INDUSTRY SANDAL DI DESA WEDORO KECAMATAN WARU KABUPATEN SIDOARJO.

0 3 103

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU TEMAN SEBAYA DAN POLA MAKAN PADA ANAK DI TK ABA BLEBER DESA SUMBERHARJO KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN NASKAH PUBLIKASI - Hubungan antara Perilaku Teman Sebaya dan Pola Makan pada Anak di TK ABA Bleber Desa Sumberharjo Kecam

0 0 19