Bentuk Kesenian Barongan Kesenian Barongan

33 kalah populernya dengan kesenian modern. Sumber : Hasil Wawancara Adi Wibowo

3. Bentuk Kesenian Barongan

Bentuk kesenian Barongan merupakan bentuk dari seni tari. Seni tari menghasilkan bentuk getaran-getaran yang indah, apabila anggota tubuh seperti tangan, kaki, kepala, badan dan anggota tubuh lainnya yang ditata dan dirangkai menjadi satu kesatuan gerak yang utuh dan harmonis. Gerak pada pertunjukan Barongan merupakan gerak yang sederhana, maksud dari sederhana dalam kesenian ini adalah gerakan spontanitas dari pembarong atau penari Barongan sesuai dengan iringan tanpa ada patokan gerakanya namun mengandung kedinamisan. Kussunartini,dkk.2009:113 Dahulu pertunjukan Barongan diikuti oleh penari laki-laki saja, tetapi seiring berjalannya waktu penari barongan diikuti oleh penari laki-laki dan perempuan yang berusia antara lima belas sampai empat puluh lima tahun. Adapun jumlah penari Barongan adalah tiga belas penari yang dibagi menjadi beberapa peran dalam pertunjukan Barongan. Peran dalam pertunjukan Barongan tersebut adalah peran sebagai Barongan yang dimainkan dua penari laki-laki, Bujangganong dimainkan satu penari laki-laki, Jaranan dimainkan enam penari perempuan, Gendruwon dimainkan oleh satu penari laki-laki, Joko Lodro dimainkan oleh satu penari laki-laki, Ngayantoko dan Untub dimainkan oleh dua orang penari laki-laki. Unsur-unsur kesenian dalam pertunjukan Barongan terdiri dari lima unsur yaitu gerak tari, iringan, tata rias, busana, dan tata letak pertunjukan 34 a. Gerak Tari Seni tari menghasilkan bentuk getaran-getaran yang indah, apabila anggota tubuh seperti tangan, kaki, kepala, badan dan lain sebagainya ditata dirangkaikan menjadi satu kesatuan gerak yang utuh dan harmonis. Bertalian dengan uraian di atas, berikut ini dijelaskan secara teoritis dengan unsur-unsur sikap dan gerak, serta pengorganisasian gerak secara hirarkis guna memahami bentuk penyajian tari. Tubuh sebagai instrumen menghasilkan gerak dimana unsur gerak tersebut merupakan elemen dasar dari tari dan berfungsi sebagai penunjang dalam menghasilkan motif yaitu suatu satuan terkecil dari tari. Untuk mempermudah dalam menganalisis maka tubuh sebagai instrumen dari gerak tari, dipilih menjadi tiga bagian. Adapun unsur gerak yang dimaksud adalah 1. Gerak Kepala, 2. Gerak Tangan, 3. Gerak Badan. Seni tari sebagai bagian dari seni apabila dianalisis secara teliti akan tampak di dalamnya elemen-elemen yang sangat penting, yaitu gerakan dan ritme Soedarsono, 1999:18. Namun di dalam penyajian suatu tari, tidak cukup hanya gerak dan ritme saja, melainkan masih banyak unsur-unsur yang harus dipertimbangkan agar suatu tarian dapat menarik. Unsur-unsur tersebut antara lain: gerak, musik iringan, tata pentas, tata rias, tata busana. Gerak pada pertunjukan Barongan merupakan gerak yang sederhana, maksud dari sederhana dalam kesenian ini adalah gerak spontanitas dari pembarongpenari Barongan sesuai dengan iringan tanpa ada patokan gerakannya namun mengandung kedinamisan. Kussunartini,dkk.2009:113 35 Gerak dalam kesenian Barongan tidak menggunakan patokan-patokan yang baku, para penari melakukan gerak yang sederhana yaitu gerakan kepala dengan menoleh ke kanan dan ke kiri yaitu kepala bergerak ke samping kanan dan kiri yang digerakan oleh kedua tangan pemain bagian kepala, mengangguk yaitu kepala bergerak ke atas dan ke bawah yang digerakan oleh kedua tangan pemain bagian kepala ke arah atas dan bawah. Gerak kakinya berjalan yaitu gerakan kedua kaki melangkah secara bergantian, kaki pemain depan berjalan diikuti oleh pemain belakang kemudian gerak kuda-kuda yaitu gerakan kaki merendah dengan posisi mengangkang atau kaki membuka. Gerakan badan, rebahan yaitu gerakan tubuh merendah atau merebahkan diri hinga menyentuh tanah yang dilakukan oleh kedua pemain dari jongkok hingga duduk secara bersama-sama, kemudian gerakan belok yaitu tubuh meliuk ke kanan atau ke kiri yang dilakukan oleh pemain bagian kepala yang bergerak dengan kedua kakinya ke kanan dan kiri kemudian diikuti oleh pemain bagian ekor secara bergantian. sedangkan Joko Lodro Gendruwon dan penthul hanya bergerak seperti orang ngibing yaitu mengangkat kedua tngan sebahu dan digerakkan secara improvisasi oleh penari sedangkan kaki hanya diangkat kemudian menapak secara bergantian seperti orang berjalan. Kussunartini,dkk.2009:125 b. Iringan Iringan dalam pertunjukan kesenian Barongan sangat berperan penting, hal tersebut disebabkan karena gerakan Barongan lebih bersifat spontanitas mengikuti iringan musiknya. Iringan musik tari Barongan nampak lebih 36 hidup, karena iringan musik barongan mudah sekali dikenal oleh masyarakat, hal ini karena notasinya berpola ritme yang diulang-ulang secara teratur.Kussunartini,dkk.2009:127 Pada umumnya kesenian tradisional kerakyatan mempunyai iringan yang sederhana. Demikian pula pada seni pertunjukan Barongan, di dalam pertunjukannya menggunakan beberapa instrumen gamelan walaupun hanya sedikit, seperti kendang, gedhuk, bonang, saron, demung dan kempul dan penambahan instrumen modern yaitu berupa drum, terompet, kendang besar dan keyboard serta gendhing-gendhing Jawa. Mengenai alat pengiring tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Kendang alat musik yang terbuat dari kayu bulat diberi lubang dan dtutupi dengan kulit binatang pada ujungnya, berfungsi sebagai variasi nuansa irama serta pengatur irama lagu. 2. Kempul laras slendro bernada lima yaitu jenis instrument musik yang terbuat dari besi berbentuk bulat menonjol pada bagian tengahnya, membunyikan dengan cara memukul bagian tengahnya yang menonjol, berfungsi sebagai variasi gendhing atau lagu. 3. Bonang baring laras slendro 5 dan 6 adalah alat musik tetabuhan keras terbuat dari besi perunggu, teknik memukulnya dengan memukul bagian tengahnya yang menonjol dengan alat pemukul khusus. 4. Demung alat yang terbuat dari besiperunggu dan rancaknya terbuat dari kayu. 37 5. Terompet alat yang terbuat dari kayubambu dan tempurung. 6. Saron alat yang terbuat dari besiperunggu dan rancaknya dari kayu. 7. Gedhuk alat ini terbuat dari kayu dan kulit. Adakalanya dalam beberapa pementasan dipadukan dengan alat musik modern yaitu keyboard dan Drum. c. Tata Rias Unsur ketiga dari pertunjukan adalah tata rias. Tata rias dilakukan terhadap penari untuk mengubah, melengkapi, atau membentuk suatu penampilan dengan segala sesuatu yang dipakai mulai rambut sampai ujung kaki. Tata rias meliputi rias wajah, rias rambut, dan rias pakaian atau busana. Tata rias baik wajah, rambut, pakaian atau busana dengan membentuk wajah, rambut dan penampilan dengan menggunakan pakaian sebagaimana karakter tari. Kostum kesenian tradisional memang harus dipertahankan. Namun demikian, apabila terdapat bagian yang kurang menguntungkan dari segi pertunjukan, dapat dihilangkan sehingga enak dipakai dan sedap dilihat penonton. Pada kostum tarian tradisional yang harus dipertahankan adalah keluhuran dan warna simbolik Soedarsono, 1999 : 56. d. Busana Tata busana dalam seni pertunjukan kesenian Barongan yang di gunakan pemain adalah busana yang sangat sederhana, yaitu hanya menggunakan baju hitam lengan panjang tanpa krah dan celana panjang hitam komprang. Beberapa kostum yang seringkali digunakan oleh setiap pemeran antara lain : 38 1. Pawang Busana pawang dalam kesenian Barongan terdiri dari ikat kepala, celana panjang berwarna hitam, kaos lengan panjang, rompi berwarna hitam dengan dilengkapi kain yang diikatkan pada pinggang serta membawa pecut. 2. Barongan Singa Barong Memakai properti topeng kepala yang terbuat dari kayu pada bagian luarnya dilapisi dengan kulit harimau dan pada bagian kepalanya diberi rambut dari ijuk yang ditata dengan maksud supaya lebih menyeramkan sebagai badan atau tubuh terbuat dari kain kadut yang kuat dan tebal, pada bagian ujung kain dikaitkan erat-erat dengan topeng kepala Barongan, sedangkan ekornya terbuat dari ekor sapi yang sudah dikeringkan dan digulung dengan kain dan diikat pada badan tubuh Barongan bagian belakang. 3. Joko Lodro Gendruwon Topeng Joko Lodro berwarna hitam dan bagian kepala berambut yang terbuat dari ijuk menjuntai ke belakang menutupi kepala penari yang memerankan. Topeng yang berwarna hitam dengan bagian mata topeng berwarna putih dan rambut terbuat dari ijuk membuat Joko Lodro terlihat menyeramkan. 4. Bujangganong Pujangga Anom Mengenakan topeng Bujangganong yang berwarna merah, hidungnya panjang, serta rambutnya terbuat dari ijuk yang menjuntai. 39 Topeng dengan warna merah menggambarkan muka yang menyeramkan. 5. Nayantaka dan Untub Penthul Nayantaka memakai topeng warna hitam mata sipit, bergigi dua dan sebatas pada bibir atas, sedangkan Untub memakai topeng berwarna separo merah separo putih, bergigi dua juga sebatas pada bibir atas. Nayantaka dengan topeng warna hitam mata sipit, bergigi dua menggambarkan seorang perampok yang kejam dan menyeramkan tetapi juga lucu dan agak bodoh, sedangkan Untub dengan topeng berwarna separo merah separo putih bergigi dua menggambarkan seorang perampok yang mempunyai muka dua yaitu terkadang terlihat kejam menyeramkan dan terkadang terlihat bodoh dan lucu. 6. Jaranan Penari Jaranan memakai pakaian penari yang terdiri dari kaos berwarna putih,celana pendek selutut dengan dihiasi kain jarit, iket, stagen untuk mengencangkan perut, slemar slendang, roket hiasan yang melekat di leher, dan kepala di ikat dengan kain berwarna hitam. e. Tata Letak Pertunjukan Tata letak atau tata pentas merupakan bagian dari arena pertunjukan yang ditata sedemikian rupa sebagai tempat pertunjukan berlangsung. Tata letak berkaitan dengan bagaimana penataan suatu pentas, sehingga menimbulkan kesan yang sesuai dengan tari yang sedang dipentaskan. Pertunjukan Barongan tidak hanya berada di atas panggung saja, melainkan pertunjukan 40 Barongan juga bisa berada di tempat yang luas supaya penari bisa bergerak leluasa.

4. Prosesi Seni Pertunjukan Barongan

Dokumen yang terkait

(ABSTRAK) Upaya Pelestarian Kesenian Tradisional Barongan di Tengah Perkembangan Kesenian Modern di Kelurahan Kunden, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora.

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Lamporan Bagi Masyarakat Desa Kunden di Kabupaten Blora T1 152009023 BAB I

0 1 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Lamporan Bagi Masyarakat Desa Kunden di Kabupaten Blora T1 152009023 BAB II

0 3 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Lamporan Bagi Masyarakat Desa Kunden di Kabupaten Blora T1 152009023 BAB IV

0 1 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Lamporan Bagi Masyarakat Desa Kunden di Kabupaten Blora T1 152009023 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Makna Tradisi Lamporan Bagi Masyarakat Desa Kunden di Kabupaten Blora

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sejarah Kesenian Barongan di Desa Kunden Kecamatan Blora

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sejarah Kesenian Barongan di Desa Kunden Kecamatan Blora T1 152010012 BAB I

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sejarah Kesenian Barongan di Desa Kunden Kecamatan Blora T1 152010012 BAB II

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sejarah Kesenian Barongan di Desa Kunden Kecamatan Blora T1 152010012 BAB V

0 0 2